“Kamu adalah adikku, dan insiden ini melibatkan seluruh keluarga kita. Kau mengerti kan? Kalau begitu katakan padaku, Damuel—mengapa kamu melamar Lady Brigitte, lalu tanpa malu menolaknya ketika dia setuju untuk menikahimu?”
Segera setelah aku menolak Brigitte pada malam Starbinding, kakakku—kepala rumah tangga kami—menyeretku ke estate. Sekarang aku duduk menghadap dia dan istrinya, Juliane, di kantornya yang lengang, dengan semua pelayan telah dibersihkan dari ruangan. Juliane menatapku tajam dengan mata hijaunya yang menyipit.
“Kau memiliki waktu satu tahun untuk mempersiapkan diri,” katanya. “Bukankah seharusnya Kau sebelumnya membuat pengaturan agar Lady Brigitte menolakmu? Dia pasti sangat terluka melihatmu akan menolaknya di depan umum ketika Kau sendiri yang melamar. Apakah Kau bahkan tidak ingat alasan mengapa Kau membelanya melawan Lord Hassheit? Bukankah itu untuk melindungi kehormatan yang sekarang kau coreng?”
Aku menggertakkan gigiku. Aku tidak pernah berniat menyakiti Brigitte. Aku pikir dia akan menerima lamaranku, dan itu saja. Aku tidak pernah berpikir dia akan tiba-tiba memaksakan prasyarat seberani itu, terlebih dengan semua orang mengawasi kami.
“Aku pikir kami telah sepakat bahwa aku hanya perlu meningkatkan kapasitas manaku. Aku tidak pernah berpikir dia akan tiba-tiba memaksakan syarat baru padaku saat itu juga.”
Mataku terbelalak kaget ketika Brigitte memintaku untuk ikut pindah ke Illgner bersamanya, dan saat itulah aku melihat Lady Elvira memperhatikanku dengan sedikit senyum. Saat aku melihat sorot mata coklat gelapnya, aku mendengar suaranya di kepalaku: “Kau tentu tahu banyak tentang Rozemyne, bukan, Damuel?” Itu adalah pertanyaan yang dia tanyakan padaku sebelum pembaptisan Lady Rozemyne, ketika dia dan komandan ksatria memanggilku untuk menanyakan apakah aku akan terus bertugas sebagai ksatria pengawalnya.
Lord Ferdinand dan komandan ksatria kemudian memperingatkanku untuk, dalam kata-kata mereka, "Pikirkan baik-baik dan pahami pentingnya seseorang yang tahu banyak tentang Rozemyne yang mengundurkan diri dari tugas sebagai pengawalnya." Aku tidak bisa berhenti melayaninya ketika dia mengizinkanku menjadi ksatria pengawalnya karena kemurahan hatinya, dan justru karena aku tahu rahasianya dan tetap setia padanya, laynoble sepertiku telah diberikan tugas sepenting itu. Tragisnya, ini adalah alasan yang sama mengapa walinya tidak akan pernah melepaskanku.
“Aku lebih terkejut daripada siapa pun ketika dia meminta aku untuk datang ke Ilgner…”
"Apa...? Tunggu, apakah Kau mengatakan bahwa Kau berharap untuk tidak menikah dengan Illgner, tetapi agar Lady Brigitte menikah dengan keluarga kita ?” tanya kakakku tidak percaya. Aku mengangguk, sedikit bingung.
“Brigitte dan aku adalah ksatria pengawal Lady Rozemyne. Bukankah mustahil kami berdua meninggalkan Area Bangsawan pada saat yang bersamaan?”
Bukan pilihan bagiku untuk berhenti menjadi seorang ksatria pengawal, dan Brigitte tinggal di asrama ksatria justru karena dia tidak bisa tetap tinggal di Illgner. Bagiku, masuk akal jika kami akan tinggal di Area Bangsawan setelah menikah.
“Tidak, yang tidak terpikirkan adalah kamu memikirkan sesuatu seperti itu. Lady Rozemyne tentu saja menyukaimu, tetapi Kau adalah laynoble yang menurut semua orang harus berhenti dari posisinya sesegera mungkin, dan Lady Brigitte adalah adik Giebe Illgner. Apa-apaan sampai kau tidak akan menikah dengan keluarganya? Siapa yang akan menyia-nyiakan sebuah kesempatan untuk naik status dari seorang laynoble menjadi mednoble?”
Saat itulah aku menyadari bahwa aku memahami hal-hal yang berbeda dari laynoble lainnya. Mereka mengubah faksi terus-menerus berdasarkan tren dan realitas, tetapi aku adalah orang yang aneh, terkunci pada posisiku karena rahasia yang tidak dapat aku ceritakan kepada siapa pun.
“Jadi maksudmu bahwa semua orang mengira lamaranku didasarkan pada gagasan bahwa aku akan menikah dengan Illgner....?”
"Tentu saja. Mustahil kita membawa Lady Brigitte ke estate kita sendiri,” kata kakakku datar, tanpa meninggalkan ruang untuk berdebat.
Juliane menatapku dengan ekspresi yang benar-benar bingung. “Mungkinkah kamu bermaksud mednoble seperti Lady Brigitte menurunkan statusnya menjadi laynoble untuk menikahimu? Bagaimana Kau bisa berharap untuk tinggal di Area Bangsawan setelahnya?”
Aku terdiam sejenak. Pertunanganku sebelumnya berakhir dengan pembatalan, tetapi aku setidaknya telah melewati setengah tahap persiapan sebelum itu.
“Dia tidak akan bisa tinggal di asrama ksatria, jadi aku berencana untuk menyewa rumah di Area Bangsawan setelah pernikahan kami,” aku menjelaskan. “Itu tidak akan menghalangi kami pergi ke gereja dan kastil untuk bekerja, dan kami masing-masing akan memiliki satu pelayan, yang tidak akan terlalu berbeda dari situasi Brigitte saat ini.”
Baik kakakku dan Juliane meletakkan tangan di dahi mereka dengan tidak percaya.
“Tunanganmu sebelumnya adalah laynoble, ingat? Apakah Kau benar-benar memaksa adik seorang giebe yang terhormat untuk hidup seperti itu? ” kakakku bertanya.
Julian mengangguk setuju. “Itu akan menyulitkan Lady Brigitte untuk meminta bantuan keluarganya terkait hal-hal yang berkaitan dengan pernikahannya dan akhirnya melahirkan, bukan? Dan tentu itu tidak akan akan mirip dengan kehidupannya di asrama.”
Aku berkedip karena terkejut. Mereka berdua telah membantu pernikahanku sebelumnya, jadi aku sama sekali tidak mengharapkan mereka untuk bereaksi senegatif ini.
"Damuel, menurutku bersikap begitu ramah dengan para mednoble dan archnoble yang bertugas sebagai pengawal Lady Rozemyne telah membutakanmu tentang betapa signifikan seorang mednoble yang menikah dengan keluarga laynoble sebenarnya," kata Juliane sambil menghela nafas.
Dia memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kehidupan pasca menikah bagi seorang wanita. Bersosialisasi tetap menjadi ikhtiar utama mereka, sama seperti sebelum menikah, tetapi mereka harus bersosialisasi berdasarkan status keluarga mereka.
“Status seseorang berubah tergantung pada pernikahan mereka, jadi Lady Brigitte akan dipaksa untuk hidup sebagai laynoble,” Juliane menyimpulkan. “Dia tidak lagi akan bisa berteman dengan orang-orang yang setara dengannya sebelumnya, dan ketika mengunjungi provinsi asalnya, dia diharapkan untuk tunduk pada keluarga dan kerabatnya.”
“Damuel, seorang mednoble tuan tanah yang menikahi seorang laynoble yang bahkan bukan kepala rumah tangganya sama signifkannya dengan kamu menikah dengan keluarga jelata kaya raya,” kakakku menambahkan.
Aku mencoba menempatkan diriku pada posisi itu. Sebagai orang biasa, aku tidak akan lagi bisa bebas bertemu dengan keluargaku, malah harus mengirim kabar terlebih dahulu, dan aku tidak akan diizinkan untuk bersikap setara dengan mereka. Seberapa jauh jarak seseorang dari teman dan keluarga mereka dengan status lain menjadi semakin jelas ketika aku mengingat cara Lady Rozemyne dipaksa untuk berinteraksi dengan mereka yang berasal dari kota bawah. Tetapi sementara dia naik ke status yang lebih tinggi, status Brigitte akan turun.
Karena aku hanya seorang bujangan dan putra kedua, kakakku selalu berurusan dengan kerabat kami, yang berarti aku tidak berpikir terlalu keras tentang seperti apa kehidupan Brigitte setelah menikah.
“Memang aku tidak cukup memikirkan semuanya, tapi Brigitte menjadi seorang ksatria pengawal untuk menghidupi keluarganya, karena membatalkan pertunangannya dengan Lord Hassheit membuatnya sulit untuk tinggal di Illgner. Dia sendiri mengatakan bahwa memperkuat ikatannya dengan Lady Rozemyne di Area Bangsawan merupakan hal penting untuk provinsi asalnya, jadi aku tidak pernah berpikir bahwa setelah menikah dia ingin kembali ke sana.”
Aku pikir Brigitte akan lebih bahagia tinggal di Area Bangsawan, terus mendapatkan dukungan Lady Rozemyne melalui pengabdianku sebagai ksatria pengawalnya. Tanganku, yang masih terkepal di pangkuan, mulai gemetar.
“Apakah dia belum menyelesaikan masalah itu dengan mengamankan keterlibatan Illgner dalam industri percetakan yang tengah berkembang? Wajar jika pikirannya beralih untuk mencari suami dan mengembangkan keluarga giebe sebaik mungkin untuk bantu mendukung masa depan Illgner.”
Menurut kakakku, Brigitte membatalkan pertunangan dengan Lord Hassheit telah menyebabkan semua laynoble yang mendukung Giebe Illgner meninggalkan provinsi, yang artinya saat ini hampir tidak ada bangsawan di Illgner. Keluarga giebe dan beberapa bangsawan yang tersisa bersatu untuk bertahan, dan karena prioritas tertinggi mereka adalah mendapatkan dukungan bangsawan, mereka ingin Brigitte dan suaminya menambah jumlah mereka.
“Pernikahanmu diterima oleh Giebe Illgner meskipun statusmu laynoble justru karena Kau adalah ksatria pengawal Lady Rozemyne, bukan dari faksi lawan, dan bukan kepala keluargamu. Dia awalnya merencanakan Lord Hassheit untuk menikah dengan keluarga, jadi kita bisa menebak mereka selalu bermaksud agar Kau melakukan hal yang sama.”
“Kau benar-benar tahu banyak tentang Illgner, kakak.”
“Keluarga kita akan terikat dengan mereka jika Kau menikah dengan keluarga itu; wajar jika aku mempelajari mereka sebisaku. Pertanyaan sebenarnya adalah mengapa Kau ternyata tidak pernah memikirkan semua ini padahal Kau yang melamar. Tentunya Kau menghabiskan waktu setahun yang lalu untuk mempelajari sesuatu tentang Illgner, bukan?”
Pada kenyataannya, aku tidak belajar apa-apa. Aku sama sekali tidak menyadari bahwa Lord Hassheit bermaksud untuk menikah dengan keluarga mereka, Illgner berantakan setelah pernikahan Brigitte dibatalkan, mereka menderita kekurangan bangsawan sangat serius.
“Saat aku mengunjungi Illgner bersama Lady Rozemyne, aku menyadari bahwa ada sangat sedikit bangsawan... tapi aku tidak menyadari alasannya, juga tidak terpikir olehku bahwa Brigitte ingin kembali ke rumah,” kataku, dan ketika kata-kata itu keluar dari mulutku, aku teringat sesuatu—saat Brigitte menanyakan pendapatku tentang Illgner.
Mungkinkah dia menanyakan hal itu dengan mempertimbangkan aku menikahi keluarganya...?
Setelah mendengarku merespon secara positif, dia berseri-seri dengan gembira dan dengan tulus menerima lamaranku. Kami berdua gemetar dengan sukacita karena hati kami telah terhubung, tetapi sepertinya bahkan sejak awal kami salah paham satu sama lain. Aku tidak ingin mempercayai hal itu. Aku menggelengkan kepalaku, mencoba mengusir pikiran mengerikan itu.
“Aku laynoble yang naik ke posisi seorang ksatria pengawal karena kemurahan hati Lady Rozemyne. Aku tidak bisa berhenti dari tugasku tanpa izinnya, aku juga tidak bisa meninggalkan Area Bangsawan. Brigitte mestinya tahu itu karena bekerja denganku,” kataku, mencoba meyakinkan diri sendiri pada saat yang sama.
Mata kakakku melebar karena terkejut. “Ah, begitu... Kau berada dalam posisi yang tidak akan pernah dirasakan kebanyakan laynoble. Gagasan bahwa seseorang seharusnya mengetahui perasaanmu, bagaimanapun, tidak lain adalah kesombongan. Bahkan sebagai keluarga dan orang yang mengetahui keadaan di belakang pekerjaanmu, aku tidak mempertimbangkan ini. Setiap orang menilai sesuatu berdasarkan perspektif mereka sendiri.”
Brigitte menafsirkan sesuatu berdasarkan pikirannya sendiri, sedangkan aku menafsirkan sesuatu berdasarkan pikiranku. Akibatnya, kami berdua tidak pernah benar-benar memahami satu sama lain.
Kakakku, yang menatapku dengan seksama, tersenyum bingung. “Damuel, kamu pasti telah bekerja lebih keras dari yang diperkirakan siapa pun. Kau meningkatkan kapasitas mana ke titik di mana Kau bisa melamar mednoble, dan meski Kau bersikukuh bahwa ini berkat Lady Rozemyne yang telah mengajarimu metode kompresinya, meningkatkan kapasitas mana bukanlah pekerjaan enteng. Sebagai kakak, aku bangga dengan apa yang telah Kau capai... tapi itu tidak cukup baik. Menikah membutuhkan lebih banyak.”
Hatiku teriris mendengar ucapannya. Aku mengertakkan gigi dan menurunkan mataku. Memikirkan bahwa aku sudah sangat dekat... Aku tidak mau menerima bahwa kegagalan ini adalah kesalahanku sendiri—aku tidak cukup baik.
“Kapasitas mana yang setara adalah jumlah minimum yang kamu butuhkan—bahkan sesama laynoble pun tidak bisa menikah hanya dengan mana dan perasaan saja. Kalian berdua menghabiskan satu tahun penuh dengan lamaran dalam pikiran, namun tak satu pun dari kalian berhasil menyimpulkan ada garis di antara kalian yang tidak akan pernah bisa dilewati.”
Kata-katanya menusuk ke dalam hatiku satu demi satu. Aku berusaha mati-matian selama setahun terakhir untuk meningkatkan kapasitas manaku sebanyak mungkin, percaya bahwa hanya itu yang perlu aku lakukan agar Brigitte menerima lamaranku. Tetapi ketidaktahuan ini berarti bahwa aku tidak mempertimbangkan pernikahan dengan cukup hati-hati.
“Pernikahan dan cinta tidaklah sama. Agar pasangan berhasil dalam pernikahan, yang penting bukanlah cinta yang tumbuh di antara mereka, melainkan kemampuan mereka untuk hidup bersama. Visi Lady Brigitte dan visimu tentang masa depan sama sekali tidak cocok. Akan cukup sulit bagi kalian untuk hidup bersama mengingat perbedaan status kalian, tetapi mengingat kalian berdua bahkan tidak saling memahami, pernikahan akan terbukti tidak mungkin.”
Keheningan yang tegang menyelimuti udara. Di mana kami akan tinggal setelah menikah? Situasi apa yang kami berdua perjuangkan? Brigitte dan aku belum pernah membahas hal-hal mendasar ini.
Apa yang harus ku lakukan? Bisakah kami menyelesaikan masalah jika kami baru saja membicarakannya sebelumnya? Jika demikian, apa yang harus ku katakan padanya?
Aku memeras otakku, mencoba menyatukan potongan-potongan itu.
Andai saja Lady Rozemyne ada di sini...
Mungkin saat itu segalanya akan berjalan berbeda. Dia telah banyak membantuku lebih dari yang bisa aku hitung, jadi tidak ada keraguan dalam pikiranku bahwa dia akan membantuku memikirkan hal ini. Mungkin dia bisa melibatkan Lord Ferdinand dan komandan.
Tapi apakah kembali meminta bantuan bisa dibenarkan, setelah dia mengajariku metode kompresi...?
Baik Brigitte maupun kakakku tidak mengetahui hal ini, tetapi Lady Rozemyne adalah orang biasa yang membiarkan dirinya diadopsi oleh archduke demi melindungi keluarga kota bawahnya. Dia pada akhirnya tidak dalam posisi di mana dia bisa menentang kehendak walinya, dan aku memberinya permintaan yang tidak bisa dia berikan yang hanya akan menyakiti hati mudanya.
Ksatria pengawal macam apa yang akan melakukan itu pada orang yang mereka layani?
Aku bertanya pada diriku sendiri berulang kali, menggali sedalam mungkin, sampai akhirnya aku mencapai kesimpulan bahwa Brigitte dan aku tidak mungkin bersama. Desahan berat keluar dariku saat aku melihat ke belakang, hanya untuk mendapati bahwa Juliane telah pergi. Hanya kakakku yang tersisa, menyeruput segelas anggur sambil memperhatikanku.
"Apa Kau sudah menemukan jawaban yang membuatmu puas?" dia bertanya, dengan tatapan hangat di matanya saat dia menuangkan segelas untukku. Aku terima darinya dan menyesapnya. Anggur itu menggelitik dan membakar tenggorokanku.
“Sepertinya Dewi Pernikahan tidak memberkatiku sama sekali. Tidak peduli seberapa keras aku memikirkannya, aku tidak akan pernah bisa melihat kami bersama—tidak ketika aku tidak bisa berhenti dari tugasku sebagai ksatria pengawal dan Brigitte begitu berdedikasi pada Illgner.”
“Begitu.... Kalau begitu, pastikan untuk meminta maaf sedalam-dalamnya kepada Lady Brigitte. Terlepas dari keadaanmu, Kau melamar seorang mednoble di depan umum dan kemudian menolaknya meski Kau sendiri adalah laynoble. Sebagai kakak, aku juga akan meminta maaf kepada Giebe Illgner,” kakakku menjelaskan, sebelum menghela nafas seolah beban telah terangkat dari pundaknya. “Sejujurnya, aku senang Lady Brigitte mempertanyakan apakah Kau bersedia bergabung dengan keluarganya sebelum menerima lamaranmu. Jika dia menerima tanpa salah satu dari kalian menyadari kesalahpahaman kalian, lukanya akan jauh lebih dalam ketika kenyataan terungkap.”
Seandainya pertunangan kami dikonfirmasi, itu akan berhenti menjadi masalah di antara kami berdua dan berubah menjadi masalah yang melibatkan seluruh keluarga kami. Kakakku adalah kepala rumah tangga kami, dan dia ingin menghindari konflik dengan Giebe Illgner lebih dari apa pun.
Aku hanya kurang perhatian terhadap orang lain...
Pernikahan bukanlah sesuatu yang hanya mempengaruhi dua orang yang terlibat langsung, dan dengan membiarkan emosiku meliar, aku bahkan tidak memberikan pertimbangan yang paling mendasar kepada orang-orang di sekitarku.
__________
Aku bertemu dengan Brigitte di gereja keesokan harinya. Itu sangat memalukan, tetapi lebih baik daripada harus berbicara dengannya di tempat pelatihan ksatria dengan sekelompok bangsawan yang menonton.
“Maafkan aku, Brigitte. Ketika Kau mengatakan Kau tidak bisa kembali ke Illgner, aku menerimanya tanpa pertanyaan. Aku bahkan tidak pernah mencoba mencari tahu keadaan Illgner atau apakah suatu hari Kau berharap untuk kembali.”
“Tidak, semua salahku karena tidak menyadari bahwa posisimu menahanmu meninggalkan Area Bangsawan. Butuh kakakku untuk menekankannya secara langsung agar aku mengerti. Andai saja aku menyadarinya lebih awal...” jawabnya dengan senyum sedih.
Aku hanya bisa tertawa getir. Tak satu pun dari kami yang memahami situasi itu sampai orang terdekat kami menjelaskannya. Kakakku benar—kami beruntung mengetahui hal ini sebelum pernikahan dan bukan setelahnya.
"Damuel... bisakah kau benar-benar tidak meninggalkan Lady Rozemyne?" Brigitte bertanya, mata amethystnya berkilau dengan tekad familiar. Dia belum mau menyerah, dia juga tidak ingin aku menyerah. Hatiku memohon untuk memindahkan gunung untuknya, tapi otakku mengingatkanku bahwa apa pun yang terjadi, cinta kami tidak akan mungkin terwujud.
“Brigitte, apakah meninggalkan Illgner benar-benar bukan pilihan bagimu?” Aku bertanya. Mungkin memang sikap pengecutku menanggapi pertanyaannya dengan pertanyaan, tetapi hatiku berteriak agar aku menanyakannya. Aku belum bisa menyerah. Kalau saja dia bisa tinggal di Area Bangsawan, maka semuanya akan berhasil...
Mata kami bertemu, dan jelas kami berdua masih memiliki perasaan yang kuat satu sama lain.
Setelah lama terdiam, Brigitte menghela nafas pelan dan menurunkan pandangan. Ketika dia kembali mendongak, aku bisa tahu dari sorot matanya bahwa penolakan akan datang.
“Aku adalah keluarga Giebe Illgner. Aku menjadi ksatria pengawal semata-mata untuk membantu keluargaku, jadi aku tidak bisa tinggal di Area Bangsawan sebagai laynoble. Aku hanya mencari pernikahan yang akan menguntungkan Illgner.”
Aku hampir bisa mendengar Dewi Pernikahan selamanya memutuskan benang yang menghubungkan kami. Energi terkuras dari tubuhku, tapi aku tetap tersenyum lemah. "Agak lancang bagiku untuk menanyakannya, tapi... apa kau punya orang lain?"
“Lady Elvira berbicara dengan kakakku dan akan memperkenalkanku kepada seseorang dari faksinya. Kami harus bergegas jika aku ingin menikah sebelum aku berumur dua puluh, jadi dia menyuruhku untuk mengundurkan diri dari tugasku sebagai ksatria pengawal lebih cepat daripada nanti. Hah... Paling tidak, kau tidak perlu merasa canggung melihatku di gereja atau di tempat latihan…” dia berkata dengan senyum sedih lagi sebelum berbalik menghadapku. “Semoga kita berdua bertemu dengan seseorang yang dihubungkan kepada kita oleh Liebeskhilfe, sang Dewi Pernikahan.”
Sehari setelah aku mengucapkan perpisahan terakhirku kepada Brigitte, itu adalah hari pelatihan ksatria pengawal keluarga archduke. Memikirkan bagaimana semua kolegaku akan memusuhiku karena menolak menikah dengan seorang mednoble meski posisiku adalah laynoble membuat perutku mual.
Aku bisa merasakan tekanan menumpuk di dalam diriku saat aku tiba di tempat latihan, di mana aku menemukan komandan ksatria Lord Karstedt dan Lord Bonifatius menungguku. Yang pertama tersenyum simpatik, sementara yang terakhir meninju udara dengan antusias.
"Kau pria yang baik, Damuel!" Lord Bonifatius berteriak. “Membutuhkan hati yang kuat untuk memiliki kesetiaan semacam itu!”
“Sa-saya merasa terhormat...”
Aku sangat ketakutan tentang bagaimana aku akan diperlakukan, tetapi tampaknya bosku sangat menghormati keputusanku untuk memprioritaskan kesetiaan daripada pernikahan. Lord Karstedt mengangguk bersama dengan Lord Bonifatius yang sangat senang, tampaknya sepenuhnya memahami situasiku. Sangat melegakan mengetahui bahwa medan latihan tidak dipenuhi orang-orang yang menghina. “Aku tersentuh. Sebagai bentuk penghormatan atas kesetiaanmu, aku akan melatihmu lebih keras lagi!” Lord Bonifatius menyatakan. “Ayo, Damuel!” Kumohon jangan keras padaku...
Tapi tentu saja, Lord Bonifatius tidak pernah bersikap lunak pada siapa pun dalam hidupnya. Hari-hariku menderita patah hati dan patah tubuh berlanjut sampai hari Lady Rozemyne bangun.
Post a Comment