Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 14; 15; Perintah untuk Kembali ke Ehrenfest





Aku akhirnya merasa membaik. Aku tidak tahu apakah itu karena Akademi Kerajaan secara tak terduga melelahkan atau karena aku belum membangun kembali staminaku, tetapi aku akhirnya menjadi sakit parah sehingga butuh tiga hari penuh bagiku untuk pulih.
 

“Aku benar-benar lega melihat demammu sudah turun, Lady. Tiga hari terakhir adalah masa sulit,” kata Rihyarda. Dia kemudian melanjutkan untuk menjelaskan semua yang telah terjadi.

Pertama-tama, Anastasius dan para pengikutnya sangat panik karena aku pingsan di tengah pertemuan. Terkhusus Oswin sangat menyesal, mengingat mereka telah memaksaku untuk melapor meski mengetahui tentang lemahnya tubuhku dan aku sedang tidak enak badan. Pengikut baruku juga belum pernah melihatku pingsan, dan pemandangan tubuhku yang tidak sadarkan diri sangat mengganggu mereka hingga mereka sama sekali tidak dapat membantu. Pada akhirnya, Rihyarda harus mengurusnya seorang diri, menjemputku dan meninggalkan vila Anastasius.

Bahkan setelah kembali ke asrama, bagaimanapun juga, aku tidak kunjung sadar. Cornelius dan Wilfried menjadi sangat pucat; aku pingsan dan tidak merespon panggilan apa pun pasti membawa kembali kenangan kuat tentang koma dua tahunku.

“Sepertinya aku perlu meminta maaf kepada mereka semua...” aku mengamati.

“Pemulihan anda mesti diutamakan,” kata Rihyarda, menekankan bahwa aku juga tidak diizinkan meninggalkan tempat tidurku hari ini. “Kami tidak ingin anda sakit lagi saat tengah meminta maaf.”

"Benar..."

Sebagai imbalan untuk setuju beristirahat, aku diberi izin untuk membaca buku-buku yang aku pinjam dari perpustakaan. Aku akhirnya menghabiskan waktu seharian dengan bersantai di tempat tidur.

_________



“Aku hari ini bisa pergi ke perpustakaan kan, Rihyarda?” Aku bertanya. Dia memperhatikan bahwa wajahku tidak lagi pucat dan mengangguk, jadi aku melompat dari tempat tidurku dengan gembira.

“Kami memang telah diberitahu panjang lebar tentang lemahnya kesehatan anda,” kata Leonore, yang berjaga-jaga di kamarku saat aku sakit, “tetapi ketika melihat anda pingsan, pikiran saya benar-benar kosong. Saya tidak tahu harus berbuat apa.”

Dengan itu, dia membuka pintu sehingga kami bisa pergi ke ruang makan untuk sarapan, tampak lega melihatku membaik. Sudah cukup umum untuk melihat ksatria magang jatuh pingsan selama pelatihan, tetapi ini pertama kalinya dia melihat seseorang pingsan tanpa alasan. Tidak mengerti mengapa aku tiba-tiba jatuh pingsan, tidak tahu bagaimana harus bereaksi, jadi dia akhirnya terpukul di tempat.

"Selamat pagi, Lady Rozemyne."

Hartmut dan Cornelius sedang menunggu di lantai dua. Mereka juga tampak lega melihatku bangun dan berjalan lagi.

"Maafkan aku karena telah mengejutkanmu, Hartmut," kataku.

"Jantung saya benar-benar copot," jawabnya. “Semua orang yang menghadiri ruang bermain selama tahun debut anda memang telah melihat anda jatuh pingsan karena sebiji bola salju, Lady Rozemyne, tapi ini pertama kalinya saya melihat pemandangan yang semengejutkan itu.” Dia telah mendengar tentang pingsanku dari ibunya, Ottilie, tapi tetap saja terkejut.

Begitu kami tiba di meja sarapan, Wilfried menatap Rihyarda dengan curiga.

“Karena dia menghabiskan sepanjang hari kemarin di tempat tidur tanpa tanda-tanda demam, aman untuk mengatakan dia telah pulih,” kata Rihyarda menanggapi pertanyaan bisu itu.

"Maka itu sudah baik-baik saja. Rozemyne, kembalilah ke Ehrenfest.” “Eh, apa...?” tanyaku sambil memiringkan kepalaku.

Wilfried menghela nafas dan berkata bahwa dia akan menjelaskannya setelah sarapan, yang artinya aku tetap dalam kebingungan selama kami makan. Hanya setelah kami selesai, Wilfried dan aku berkumpul di ruang pertemuan bersama para pengikut kami.

“Ini balasan dari rumah. Ini perintah agar kau kembali,” kata Wilfried sambil mengulurkan surat dari Sylvester dan Ferdinand. Isinya tiga pesan yang jelas:

“Cepat dan kembali sekarang setelah kelasmu selesai. Kau terus saja menyebabkan masalah tak terduga satu demi satu.”

“Tinggalkan Akademi Kerajaan segera. Ada banyak hal yang harus Kau jelaskan sekembalinya dirimu.”

“Laporan yang kami terima tidak menjelaskan apa-apa.”

Singkatnya, waliku bermaksud untuk menginterogasiku saat aku kembali ke Ehrenfest, mempercayakan sosialisasi masa depan di Akademi Kerajaan kepada Wilfried.

“S-Sama sekali tidak! Aku diberitahu bahwa aku bisa tinggal di sini sampai Ritual Persembahan, yang berarti aku masih punya sepuluh hari lagi! Aku akan terus pergi ke perpustakaan selama mungkin!” seruku. Aku sudah kehilangan empat hari penuh karena kesehatanku memburuk, jadi aku mati-matian tidak kehilangan lebih banyak.

“Rozemyne, ini perintah dari Aub Ehrenfest sendiri,” tegas Wilfried.

“Sa-sayangnya aku terlalu sakit untuk kembali ke Ehrenfest sebelum Ritual Persembahan. Sangat penting bagiku untuk mengunci diri di perpustakaan, demi stabilitas psikologis dan pengayaan fisik.”

"Aku mengerti kamu panik, tetapi bisakah kamu setidaknya mengatakan sesuatu yang masuk akal?" Wilfried menghela nafas, melipat tangannya dan menatapku dengan putus asa.

“Tapi ini terlalu kejam. Terlalu tiba-tiba!”

"Itu benar! Ini terlalu, terlalu tiba-tiba!” Angelica tiba-tiba berseru, memberikan dukungan penuhnya di belakang protesku. “Dia belum bisa pulang! Ujian kelas terakhirku adalah tiga hari dari sekarang! Aku akan lulus dan mendapatkan langkah keempat metode kompresi mana! Jangan pulang dulu, Lady Rozemyne! Tolong, hanya tiga hari lagi! Tinggal selama tiga hari lagi!”

Angelica mencengkeramku dalam pelukan erat seolah-olah menghentikanku untuk pergi. Aku balas memeluknya; Aku membutuhkan dukungan berharganya.








"Itu benar," tambahku. “Ada ujian Angelica, tentu saja, tetapi aku juga telah berjanji untuk memberikan musik kepada Pangeran Anastasius, dan aku perlu berterima kasih kepada Lady Eglantine atas kata-kata perhatiannya. Aku juga perlu mengisi Schwartz dan Weiss dengan banyak mana, karena aku akan pergi untuk waktu yang lama. Singkatnya, banyak yang harus aku persiapkan sebelum aku bisa pergi. Aku tidak bisa pergi begitu tiba-tiba.”

Rihyarda mengangguk setuju. “Menyusun persiapan yang tepat sangat penting. Wilfried, Nak, kami ingin memberi tahu Pangeran Anastasius dan Lady Eglantine tentang kepergian Lady, demi dirimu.”

"Cukup fair. Kami tidak ingin meninggalkan masalah dengan keluarga kerajaan sebelum dia pergi,” jawab Wilfried. Karena tidak ada pengikut yang hadir dalam diskusiku dengan Anastasius, dia tidak akan tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan jika aku tidak ada.

Merasakan Wilfried membuka diri untuk berdiskusi, para ksatria magang yang terjebak dalam studi Angelica dan para pengikutku yang membutuhkan Angelica untuk lulus sebelum mereka dapat mengamankan metode kompresi mana yang ditingkatkan mengangguk setuju.

"Kami akan menghargai penundaan ini sampai Angelica menyelesaikan tes terakhirnya," kata salah satu dari mereka.

"Entah dia lulus kelas dan lulus sekolah, atau dia mempermalukan Ehrenfest dengan putus sekolah," imbuh yang lain. "Nasib kadipaten kita tergantung pada keseimbangan."

"Tiga hari. Tolong, hanya tiga hari lagi. Beri dia waktu untuk bersiap,” pinta yang ketiga.

Motivasi Angelica tidak diragukan lagi akan jatuh ke kehampaan tanpa metode kompresi mana sebagai umpan — dia bahkan mungkin terlalu hancur untuk menyelesaikan kelas terakhirnya. Karena alasan itulah semua ksatria magang yang sudah akrab dengan kegagalannya tahun lalu bersatu dalam upaya untuk menjaga Angelica di jalur sempit menuju kesuksesan yang telah aku ciptakan untuknya.

"Angelica, apakah nilaimu sangat buruk sehingga kamu bahkan berpeluang tidak lulus?" tanya Wilfried.

"Ya!" Angelica berkata dengan bangga. "Semua nilai kelas tertulisku hampir tidak lulus!"

Itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan, Angelica...

Dia membusungkan dada dengan bangga atas seberapa gigih dia telah berusaha tahun ini demi metode kompresi mana, tetapi itu hanya semakin menonjolkan bahwa kepalanya memang kosong.

“Lord Wilfried,” Cornelius menyela, “kami akan memaksa Lady Rozemyne untuk kembali ke Ehrenfest saat Angelica menyelesaikan ujian. Kita akan berkumpul sebagai pengikutnya, merobek buku itu dari tangan Lady Rozemyne, dan membawanya ke lingkaran teleportasi sendiri. Jadi kumohon... Tolong, beri kami tiga hari.” “Cornelius, bukankah itu kejam?!” seruku.

Apapun itu, tampaknya keputusasaan semua orang telah tersampaikan ke Wilfried. Dia berpikir sejenak sebelum mendongak.

"Baiklah. Aku akan memberi tahu Ayah untuk memberi kalian waktu tiga hari untuk bersiap, jadi selesaikan semua yang perlu kalian selesaikan. Kau akan pergi pada Hari Bumi berikutnya. Mengerti, Rozemyne?” Wilfried bertanya, menatap kami semua.

Semuanya mengangguk keras, dengan tekad jelas di wajah mereka. Aku masih kesal karena harus pergi sepekan penuh lebih awal dari yang direncanakan, tetapi memprotes seorang diri tanpa bantuan seorang pun tidak akan banyak membantuku. Aku menundukkan kepalaku dan mengangguk setuju juga.

"Fine."

Karena lingkaran sihir yang digunakan untuk mengangkut manusia membutuhkan mana lebih banyak daripada yang digunakan untuk mengangkut barang, laporan ke Ehrenfest disampaikan melalui papan dan surat daripada manusia.

Ada ksatria yang bertugas sebagai penjaga di aula teleportasi yang akan menerima ordonnanze dari Hirschur dan kemudian menuliskan pesan. Ternyata eh ternyata Wilfried menulis laporan harian tentang segala sesuatu, "kekacauan yang telah aku buat," karena memang ada banyak sekali. Dengan kata lain, perintah pulang ini adalah salahnya.

Terkutuk kamu, Wilfried!

Aku memiliki surat yang dikirim ke Ehrenfest meminta koki pengganti untuk bekerja di dapur asrama, karena aku berencana untuk membawa Ella kembali bersamaku. Terlalu berlebihan untuk meminta Nicola menangani semua masakan seorang diri ketika aku kembali ke gereja untuk Ritual Persembahan, dan memutuskan salah satu koki pribadiku yang akan menemaniku itu mudah—tidak mungkin aku akan meninggalkan Ella sendirian di Akademi Kerajaan tanpa seseorang untuk melindunginya.

“Wilfried, apa aku juga mesti membawa pulang Rosina?”

“Aku lebih suka kamu meninggalkannya. Rosina adalah musisi paling terampil di sini, bahkan profesor musik pun terkesan padanya, ingat? Dia akan memainkan peran penting saat kita bersosialisasi.”

Rosina jelas seseorang yang mereka butuhkan selama jamuan teh mendatang. Dia tahu seluruh lagu baru populer di Ehrenfest, dan dia sendiri mulai membuat lebih banyak lagu sejak tiba di Akademi Kerajaan. Mempertimbangkan bahwa dia cukup baik untuk mendapat pujian tidak hanya dari profesor musik tetapi juga Eglantine, keahliannya sangat penting bagi kadipaten kami untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin.

“Kalau begitu, aku akan mempercayakannya padamu, Wilfried. Harap berhati-hati untuk memastikan dia tidak dianiaya, dan tidak ada yang mencoba mengambilnya untuk diri mereka sendiri.”

"Aku tahu. Dia musisi pribadimu. Kami akan memastikan dia diperlakukan dengan baik,” jawab Wilfried, terdengar percaya diri. Aku memutuskan untuk menempatkannya dalam perawatannya. Jika dia tidak kembali ke Ehrenfest bersamaku, ada banyak hal yang harus dia lakukan di sini.

“Yah, Rosina, kamu sudah dengar. Kau harus tinggal di sini untuk membantu bersosialisasi. Apakah Kau punya waktu untuk menulis lembaran musik dengan cepat untukku? Satu untuk lagu yang didedikasikan untuk Dewi Cahaya, satu untuk lagu yang didedikasikan untuk Dewi Kebijaksanaan, dan satu untuk lagu yang didedikasikan untuk Dewi Bumi. Aku juga ingin menunjukkan lagu Dewi Cahaya kepada Ferdinand.”

“Saya mohon tanyakan kepada Lord Ferdinand apakah dia mau mengaransemen lagu itu sendiri,” jawab Rosina.

Aku berpegang teguh pada harapan samar bahwa mempersembahkan lagu-lagu baru yang didedikasikan untuk Dewi Cahaya dan Kebijaksanaan kepada Ferdinand akan membuatnya lebih menahan diri saat menginterogasiku. Lagu yang didedikasikan untuk Dewi Bumi, sementara itu, adalah lagu cinta yang disebutkan sebelumnya yang menyebabkan beberapa wanita pingsan. Kami sudah memutuskan untuk tidak menunjukkan produk cetakan di Akademi Kerajaan, jadi Rosina harus menulis lembaran musik dengan tangan. Kemudian akan dikirimkan ke Anastasius bersama dengan surat ucapan terima kasih dan laporan yang menyebutkan kepergianku.

Liriknya pasti akan sesuai dengan situasinya , pikirku dalam hati. Lagi pula, itu tentang "ingin mengetahui kebahagiaan mu" dan "tidak membiarkan segalanya berakhir tanpa mengetahui dengan pasti", keduanya sangat cocok untuk Anastasius. Dia hanya perlu berlatih dan belajar menyanyikannya dengan baik—maka dia pasti akan membuat Eglantine sedikit lebih jatuh hati padanya, bahkan jika dia tidak langsung pingsan.

Aku telah cukup kasar kepada Anastasius, jadi aku ingin mendapatkan beberapa poin sebisaku. Setelah berpikir sejenak, aku menambahkan catatan tambahan dalam surat tentang kepergianku yang akan datang dari Akademi. Di dalamnya, aku menyarankan agar dia memberi tahuku bunga dan warna favorit Lady Eglantine sehingga aku bisa memesan jepit rambut untuknya. Dia pasti ingin memberinya hadiah semacam itu untuk upacara kelulusannya.

Mumpung aku berada di sana, aku juga menulis surat terima kasih kepada Eglantine, di mana aku menyebutkan bahwa aku akan membeli beberapa rinsham ketika aku kembali ke Ehrenfest.

_________



Sehari setelah Brunhilde mengirim surat untukku, ordonnanz yang bersemangat dari Anastasius terbang ke kamarku.

“Bagus sekali, Rozemyne! Lagu mahadewa! Bunga favorit Eglantine adalah koralies, dan aku diberitahu bahwa dia akan mengenakan pakaian merah. Buat jepit rambutnya dengan mengingat hal itu, dan...”

Pesan itu berlanjut, tapi yang terpenting adalah Lady Eglantine menyukai koralies—yang sangat mirip dengan bunga lili—dan dia berencana memakai warna merah. Sisanya hanyalah pujian tanpa akhir untuknya, yang membuatku muak saat pesan itu terulang untuk ketiga kalinya.

Aku mengirimkan balasan kepada Anastasius sebelum berangkat ke perpustakaan. Aku tidak hanya pergi ke sana untuk membaca. Membaca memang penting, tentu saja, tapi tujuan utamaku adalah mengisi ulang Schwartz dan Weiss dengan mana. Aku punya firasat aku tidak akan segera kembali ke Akademi Kerajaan bahkan setelah Ritual Persembahan, jadi yang terbaik bagiku adalah mengalirkan mana sebanyak mungkin ke dalamnya.

“Ya ampun, Lady Rozemyne. Sudah sangat lama saya mulai khawatir,” kata Solange ketika aku tiba. “Senang melihat anda baik-baik saja.”

Aku bisa memahami kekhawatirannya; Aku telah datang ke perpustakaan di pagi hari dan kemudian pergi di malam hari seperti jarum jam selama berhari-hari, dan kemudian secara tiba-tiba menghilang setelah Anastasius datang dan menyeretku pergi.

“Aku tidak sehat selama beberapa hari, tetapi tidak ada yang serius. Maafkan aku karena membuatmu khawatir. Aku berkunjung hari ini untuk memberi tahumu bahwa aku akan segera kembali ke Ehrenfest, dan membekali Schwartz dan Weiss dengan mana sebagai persiapan ketidakhadiranku.”

"Saya sangat berterima kasih atas perhatian anda," kata Solange. Dia kemudian memanggil Schwartz dan Weiss, yang menatapku dengan mata emas mereka.

"Lady pergi?"

"Lady akan pergi?"

“Aku harus kembali ke rumah untuk urusan penting, tapi aku akan kembali ke Akademi Kerajaan sebelum Turnamen Antar Kadipaten,” jawabku, menyentuh feystones di dahi mereka. Aku mengalirkan bantuan mana yang ekstra besar sebelum menghela nafas. “Itu pasti akan mencukupi untuk beberapa waktu.”

“Terima kasih banyak telah membekali Schwartz dan Weiss dengan mana terlepas dari tugas kandidat archduke yang penting, Lady Rozemyne.”

Rencanaku adalah menghabiskan lebih banyak waktu di perpustakaan dan menikmati sesi membaca terakhirku, tetapi ordonnanz dari Hirschur menghentikan langkahku. “Lady Rozemyne, aku ingin Kau memberi tahuku bahwa Kau akan kembali ke Ehrenfest. Kembali ke asrama sekarang juga,” katanya tiga kali dengan suaranya.

Sebagai panggilan dari pengawas asrama, itu bukan sesuatu yang bisa aku abaikan begitu saja—Hirschur bisa saja menerobos masuk ke perpustakaan untuk menjemputku. Aku menutup buku dengan menangis, tidak ingin mengganggu sesama pengunjung perpustakaan.

“Aku akan pergi sebelum menyebabkan masalah di sini. Schwartz dan Weiss... Kumohon terus bantu Profesor Solange.”

“Oke, Lady.”

“Kami akan membantu.”

Setelah mengucapkan perpisahan dan kembali ke asrama, aku menemukan Hirschur menungguku dengan kotak dan bundel kertas besar. “Bawa ini kepada Ferdinand saat Kau di sana,” katanya. “Itu adalah transkripsi dari lingkaran sihir yang dijahit ke pakaian dan tubuh Schwartz dan Weiss, selain analisisku sejauh ini. Minta Ferdinand menguraikannya sebelum Kau kembali. Selain itu, ini adalah alat sihir yang aku suruh Ferdinand buat untukku di masa lalu. Itu agak lamban akhir-akhir ini, jadi aku akan berterimakasih jika dia yang memperbaikinya.”

Ternyata, kotak-kotak yang ditumpuk itu semuanya untuk Ferdinand. Dia putus kontak dengannya sejak dia memasuki gereja, jadi mereka secara bertahap membangun selama bertahun-tahun.

Semua pengikutku sibuk memeriksa paket Hirschur dan mempersiapkan keberangkatanku, jadi tidak ada yang menemaniku ke perpustakaan. Oleh karena itu, hari terakhirku sebelum pergi adalah hari yang menyedihkan, di mana aku malah merencanakan interogasi mendatang, memilah-milah informasi yang telah dikumpulkan semua orang untukku dan menyiapkan upah untuk informasi itu.

Para ksatria bersatu dalam tujuan mereka untuk mengajari Angelica kelas tertulisnya, para pengikutku membutuhkannya untuk lulus demi mengamankan langkah keempat kompresi manaku, dan murid lainnya tidak ingin semua jerih payah mereka sejauh ini terbuang sia-sia. Angelica juga bertekad: dia mencurahkan energinya pada ujian terakhirnya dengan intensitas mematikan meskipun hampir tidak bisa membuka matanya, melakukan yang terbaik untuk memenuhi harapan semua orang dan mewujudkan mimpinya.

Upaya Angelica akhirnya membuahkan hasil ketika dia nyaris berhasil mengamankan kelulusan. Dia sangat bangga, dan meskipun profesornya merekomendasikan dia untuk mengikuti kembali ujian untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi, dia meyakinkan mereka dengan mata berkaca-kaca untuk membiarkan masalah itu berlalu.

“Dan sekarang, aku sudah menyelesaikan semua kelas!” Angelica menyatakan, wajahnya secerah matahari. Dia bisa lulus pelajaran praktik dalam sekejap, tapi dia selalu hampir tidak lulus di kelas tertulisnya.

Syukurlah dia sekarang sudah menuntaskannya.

"Aku mendapatkan langkah keempat metode kompresi mana dan aku akhirnya bisa kembali bertugas sebagai pengawal!" dia melanjutkan dengan senyum puas. Aku akan kembali ke Ehrenfest bersama Rihyarda, kepala pelayanku, serta Cornelius, Angelica, dan Leonore, yang telah menyelesaikan semua kelas mereka. Judithe, Brunhilde, dan Lieseleta tetap tinggal untuk mengerjakan kelas praktik yang tersisa, begitu juga para cendekiawanku, karena aku ingin mereka terus mengumpulkan informasi.

“Philine, Hartmut, tidak lama lagi sosialisasi di Akademi Kerajaan akan dimulai secara nyata. Informasi baru akan tersebar ke segala tempat, jadi tolong lakukan yang terbaik untuk mengumpulkan informasi sebaik mungkin,” pintaku.

"Sesuai kehendak anda."

“Aku tidak percaya aku satu-satunya ksatria magang yang belum menyelesaikan seluruh kelas!” Judithe meratap, karena ingin kembali menemaniku, tetapi mau tak mau fakta menunjukkan dia masih perlu belajar. Tidak seperti Angelica dengan kekurangannya yang tak terbayangkan, Judithe tidak terlalu baik atau buruk dalam kelas tertulis dan praktiknya. Dia membutuhkan waktu ekstra, tetapi dengan musim sosialisasi yang belum dimulai, kemajuannya normal.

“Lieseleta, Brunhilde, jika kalian mesti menemani Wilfried ke jamuan teh, pastikan untuk memberi tahu pelayannya,” kataku.

"Dimengerti."

Setelah mengucapkan perpisahan pada pengikutku, aku pergi ke ruangan lingkaran teleportasi, menyerahkan sisanya kepada Wilfried.

“Semua orang sangat menantikan kepulangan anda ke Ehrenfest, Lady Rozemyne. Saya hari ini saja menerima tiga pesan dari Aub Ehrenfest,” penjaga yang berdiri di dekat pintu berkata dengan senyum geli, mengangkat tiga papan yang dimaksud. Masing-masing memiliki pesan sederhana yang sama: “Kenapa lama sekali?” Entah bagaimana, aku bisa merasakan kekesalan Sylvester melalui coretan kemarahannya.

Hanya tiga manusia yang bisa menggunakan lingkaran teleportasi pada satu waktu, jadi Rihyarda, Cornelius, dan aku melangkah lebih dulu. Lingkaran itu diisi dengan mana untuk mengaktifkannya, dan kemudian bersinar dengan cahaya hitam dan emas. Feystone di brosku mulai bersinar pada saat yang sama, dunia terdistorsi, dan untuk sesaat, aku dilanda gelombang mual.

Ketika penglihatanku kembali terfokus, ada wajah-wajah yang familiar berbaris di depanku. Charlotte adalah orang pertama yang bergegas, alisnya berkerut karena khawatir saat dia menatapku dengan mata basah. “Selamat datang di rumah, kakak. Aku diberitahu Kau menghabiskan tiga hari penuh dengan demam. Apakah sekarang sudah baikan?”

“Halo, Charlotte. Ya, aku jelas merasa baikan.”

Kami keluar dari lingkaran untuk memberi ruang bagi Angelica dan Leonore sebelum berjalan ke ruang tunggu.

“Rozemyne. Senang melihatmu baik-baik saja,” kata Bonifatius.

"Halo, Kakek."

“Aku melatih Damuel saat kamu pergi. Lihatlah."

Damuel dipenuhi luka dan memar, tapi dia jelas terlihat lebih berotot dari sebelumnya. Ekspresinya yang dulu lemah yang membuatnya menjadi sasaran empuk bullying sekarang lebih tegas dan, sederhananya, lebih jantan.

“Aku hanya bisa membayangkan apa yang telah kamu lalui, tapi kau tampaknya bertambah kuat....” aku mengamati.

“Saya sangat senang melihat anda kembali. Sangat, sangat senang...” jawabnya, emosi yang begitu kental dalam kata-katanya sehingga aku tidak bisa menahan senyum.

Karstedt mengambil kesempatan ini untuk masuk ke dalam percakapan. "Rozemyne, aku merasa jantungku copot ketika mendengar kamu berpartisipasi dalam permainan treasure-stealing ditter," katanya.

"Ayah..."

Dia mengatakan bahwa dia sangat mencemaskanku, tetapi matanya mendesakku untuk menceritakan detailnya. Namun, sebelum aku bisa menurutinya, Elvira melangkah maju untuk menahan rasa penasarannya.

"Aku mendengar hal yang sama dan hampir pingsan karena shock," katanya. “Bagaimana kamu bisa berpartisipasi dalam permainan ditter meskipun bukan ksatria magang? Bukankah seharusnya Cornelius menghentikanmu?” Dengan komentar terakhir itu, dia menatap Cornelius dengan tatapan tajam.

“Ibu, Cornelius tidak bisa disalahkan,” kataku, mencoba meredakan kekesalannya. "Aku bersikeras bahwa aku akan berpartisipasi."

“Aku mencoba menghentikannya tetapi tidak bisa,” tambah Cornelius. “Dan ketika Profesor Rauffen dengan penuh semangat menerima partisipasinya, aku tidak bisa berbuat apa-apa.”

“Aku pasti bisa melihat Rauffen menganggap ide itu lucu...” kata Florencia sambil menghela nafas. Ternyata dia yang bertanggung jawab atas Dunkelfelger yang menjadi sangat ahli dalam permainan ditter. Florencia telah melihat transformasi kadipaten secara langsung selama masa siswa Rauffen, dan semua orang secara bersamaan mendesah pasrah. “Kamu mengalahkan Dunkelfelger, bukan? Rauffen pasti akan meminta pertandingan ulang setiap harinya.”

“Itu akan kupercayakan kepada para ksatria magang. Aku tidak akan berpartisipasi lagi.”

"Aku tentu berharap tidak..." kata Florencia, dengan kekhawatiran yang tulus. Tampaknya begitu Dunkelfelger menemukan lawan yang layak, mereka menancapkan cakar mereka dan tidak pernah melepaskannya.

Itu bukan sesuatu yang ingin aku tahu ...

Aku merosot putus asa, dan saat itulah Sylvester meraih bahu kananku. Di bibirnya ada senyum cerah, tapi matanya yang hijau tua sangat kontras. Aku menjadi sedikit kaku.

“Kau terlambat, Rozemyne. Aku sudah menantikan-nantikan kepulanganmu,” katanya.

"Apakah ada alasan khusus mengapa kamu begitu ingin aku pulang, Sylvester...?"

"Ya. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hirschur mengirimkan laporan yang mungkin juga kosong sepekan sekali karena aku tidak tahu sudah berapa tahun. Kemudian, entah dari mana, dia mulai mengirimkan pembaruan aktual dan pertanyaan nonstop. Ketika Kau mempertimbangkan bahwa aku juga mendapatkan laporan yang membingungkan dari Wilfried hampir setiap hari, tidak mengherankan jika aku ingin berbicara dengan orang yang menjadi pusat dari semua ini.”

Wilfried mengirimi Sylvester laporan rutin, tapi aku tidak benar-benar mengerti maksudnya jika laporan itu begitu membingungkan.

“Mungkin kamu seharusnya memanggil Wilfried untuk mendiskusikan peningkatan ketrampilan tulisnya, daripada memanggilku.”

“Bukan tulisannya yang membingungkan! Namun segala sesuatu yang telah kau lakukan! 'Rozemyne menjadi tuan alat sihir keluarga kerajaan saat dia mendaftar perpustakaan.' Tidak masuk akal sama sekali. Pergi ke kantorku. Jelaskan semuanya sekarang juga.”

Mm... Tidak, itu benar-benar tampak seperti masalah Wilfried bagiku.

Seandainya dia meluangkan waktu untuk menulis setiap detail, peristiwa itu tidak akan tampak membingungkan. Saat aku memikirkan bagaimana memperbaikinya, sebuah tangan mencengkeram bahuku satunya. Ketika aku melihat ke atas, Ferdinand sedang menatapku dengan senyum dingin. Tidak ada kegembiraan sama sekali di mata emasnya.

“Selamat datang kembali, Rozemyne. Kau pasti sudah meluangkan waktu.”

“Aku tidak begitu yakin tentang itu, Ferdinand. Masih ada banyak waktu sebelum Ritual Persembahan, jadi kepulangan ini cukup cepat menurut ukuranku,” kataku, menatap Ferdinand saat aku mengungkapkan kemarahanku secara tidak langsung pada perpustakaan yang diambil secara tiba-tiba dariku.

Alisnya berkerut sebagai tanggapan. "Aku yakin aku sudah menyuruhmu untuk menyelesaikan ujianmu secepat mungkin sehingga kamu dapat kembali sebelum berulah."

“Apa-apaan kamu sekarang? Aku ingat dilarang dari perpustakaan sebelum menyelesaikan semua kelasku, tetapi aku tidak dapat mengingat perintah untuk segera pulang.”

Kami saling tatap dengan senyum palsu sampai, akhirnya, Ferdinand menyipitkan mata. Senyum tipis tetap tersungging di bibirnya. “Banyak yang harus kita diskusikan. Dalam kondisi apa Kau berakhir di jamuan teh pribadi dengan Klassenberg dan pangeran kedua? Ehrenfest pada akhirnya akan diseret ke dalam faksi pangeran kedua tergantung pada detail dari apa yang terjadi dan bagaimana Kau berbicara kepada mereka, tetapi aku yakin Kau sepenuhnya menyadari hal itu dan bertindak sesuai dengan itu.

Eep! Maafkan aku! Aku hanya berpikiran pangeran itu sangat menyebalkan! Fokusku sepenuhnya pada kembali ke perpustakaan untuk membaca!

“Sekarang, akankah kita berangkat? Kita punya banyak waktu sebelum Ritual Persembahan.”

“O-Oke.”

Jadi, aku segera diculik dan dibawa ke kantor archduke oleh tiga waliku.

Post a Comment