Suatu waktu sepekan sebelum Doa Musim Semi, aku dijadwalkan untuk kembali ke gereja. Fran dan yang lainnya sedang menangani persiapan yang diperlukan, jadi aku di sana hanya untuk melakukan pemeriksaan akhir. Memilih orang-orang yang akan menemaniku, menyiapkan makanan, mengatur kereta, menyiapkan penjaga, mengelola panti asuhan selama ketidakhadiran kami... Mereka sekarang sudah terbiasa dengan semua itu, jadi hampir semuanya sudah beres.
Meski Perusahaan Plantin akan mempersiapkan kereta kami, mereka kali
ini tidak akan menemani kami. Mereka sibuk mempersiapkan Gutenberg ke Haldenzel dan membuat
pengaturan untuk entwickeln mendatang. Tampaknya para cendekiawan telah mengirim pesan mereka, dan dari apa
yang Gil katakan padaku, kota bawah sedang gempar.
Aku menulis surat kepada Perusahaan Gilberta,
Perusahaan Plantin, dan Guild
Dagang, menjelaskan rincian entwickeln dan sistem yang
direncanakan untuk membedakan pedagang dan menekankan bahwa Elvira akan turut berpartisipasi dalam
kompetisi pewarnaan. Itu informasi yang mungkin sudah mereka terima dari cendekiawan,
tetapi aku tetap mengirim korespondensi; Benno telah memberi tahuku bahwa
semakin banyak sumber yang dimiliki seseorang untuk informasi, semakin baik.
“Lady Rozemyne, kain dan benang dari
Perusahaan Gilberta telah tiba,” Zahm memberitahuku. “Apa yang harus kita
lakukan dengan itu?”
Aku perlu mewarnai kain dan benang dengan manaku,
jadi aku memintanya untuk dikirim ke ruang Uskup Agung di gereja. Aku membutuhkan Ferdinand untuk datang ke workshopku
sebelum dapat memulai, karena aku sendiri tidak memiliki bahan untuk digunakan.
“Zahm, tolong beri tahu Pendeta Agung bahwa ada
bahan yang ingin aku warnai dan jadwalkan pertemuan. Aku ingin semua ini dilakukan sebelum Doa Musim Semi.”
Ferdinand setuju bahwa baiknya adalah
menyisakan waktu sebanyak mungkin untuk menyulam, dan pewarnaan selesai dalam
waktu singkat. Omong-omong, aku mencoba menggunakan waschen untuk pembersihan lagi, kali
ini mengendalikan manaku agar tidak menenggelamkan siapa pun.
“Angelica, tolong kirim ini ke Lieseleta dan
yang lain,” kataku, mengirimkan bahan pewarna ke kastil bersama lembaran kertas
dengan lingkaran sihir yang digambar di atasnya. “Setelah itu selesai, aku akan
memberimu waktu istirahat sampai Doa Musim Semi, karena Kamu tidak akan punya
waktu untuk beristirahat saat mengawalku sepanjang perjalanan.”
“Saya sangat berterima kasih. Saya akan menggambar desain saya sendiri dan menyiapkan benang sehingga saya bisa menyulam jubah selama perjalanan.”
Memang
terdengar girly baginya untuk menghabiskan waktu dengan menyulam, tapi jangan terpedaya—dia melakukannya
untuk meningkatkan kekuatan pertahanan armornya.
Setelah aku melihat Angelica dengan gembira
terbang menjauh dari gereja, Damuel menatapku dengan cemberut tidak puas. “Kau
selalu lembut pada perempuan, Lady Rozemyne.”
“Hm? Tapi kaulah yang bilang kau baik-baik
saja istirahat setelah Doa Musim Semi. Aku mempertimbangkan semua pendapatmu
sebelum mengambil keputusan,” kataku, alisku berkerut, akan
tetapi Damuel hanya menggelengkan kepala.
“Saya tidak membicarakan waktu istirahat. Anda
langsung mengabulkan
keinginan Angelica untuk menyulam jubahnya, tetapi anda masih belum mencarikan pasangan nikah untuk saya. Bukankah anda berjanji untuk
bertanya kepada Lady Elvira tentang hal itu? Akankah tunangan masa
depan saya
diperkenalkan kepada saya di Upacara Starbind atau semacamnya?
"Jujur saja? Aku lupa menanyakannya.”
"Jadi begitu!" seru Damiel. Dia jatuh berlutut,
keputusasaan tertulis di wajahnya. Aku tidak menyadari betapa bersemangatnya
dia untuk menikah.
“Maaf soal itu. Aku akan menanyakannya pada Ibu
nanti.”
"Apakah anda akan melupakannya lagi?" tanya Damiel.
Kehidupan tampaknya sulit bagi bujangan menjelang Upacara Starbind.
Benar.
Aku benar-benar perlu mengingatnya kali ini!
Aku mengirim permohonan Damuel ke Elvira
melalui ordonnanz sebelum aku lupa, dan beberapa hari kemudian, tiba waktunya
untuk Doa Musim Semi.
“Lady Rozemyne, saya lega melihat anda sehat,” kata Ayah, yang datang pagi-pagi
sekali bersama peleton penjaga yang akan berangkat
menuju Hasse. Kerutan di bawah matanya menunjukkan bahwa
dia semakin tua, tetapi kasih dalam tatapannya tetap kuat dan melihat itu menghangatkan hatiku. Aku juga bisa melihat
prajurit berbaris di belakang Ayah yang terlihat sangat senang karena aku
baik-baik saja.
“Maaf membuat kalian semua khawatir. Aku cukup baik sekarang. Aku sekali lagi akan
mempercayakan pengawalan kepada Gunther. Terima kasih atas kerja kerasmu.”
"Anda bisa mengandalkan saya!"
Pendeta abu-abu dan magang naik ke gerbong kereta untuk bertukar
tempat dengan tiga pendeta abu-abu yang kami bawa pulang. Hugo dan Gil sudah
ada di dalam, seperti yang aku mengerti. Aku melihat mereka pergi, mendoakan keselamatan mereka, dan kemudian pergi mempersiapkan Doa Musim Semi
sore ini.
Setelah makan siang, aku berganti ke jubah
upacara, kemudian terbang dengan highbeast bersama Fran dan Monika seperti biasa. Setelah Damuel dan Angelica siap,
saatnya untuk pergi.
"Kali ini lokasi kunjungan berkurang,
yang seharusnya mengurangi beban di tubuhmu," kata Ferdinand sambil
mengantarku pergi.
Dan dengan itu, aku melayang ke udara didalam Lessy. Angelica kali
ini sedang duduk di kursi penumpang, senyum menyentuh bibirnya saat kami
terbang di atas Ehrenfest. “Ini pertama kalinya saya melakukan tugas mengawal di luar Ehrenfest,” katanya. "Apakah
kita akan melawan feybeast kuat?"
“Kita akan mengunjungi mansion-mansion besar di mana rakyat jelata tinggal selama musim dingin. Aku tidak
punya rencana untuk mengunjungi tempat feybeasts kuat mungkin muncul.”
"Apa...? Tapi bagaimana kita akan
mengumpulkan bahan-bahannya, kalau begitu?”
Sangat disesalkan
untuk Angelica, yang jelas-jelas ingin mengumpulkan bahan,
menyimpang dari rencana untuk melakukan sesuatu berbahaya akan memiliki
konsekuensi yang sangat parah bagiku. Itu tidak akan terjadi.
“Mengapa kau berpikir kita akan mengumpulkan bahan-bahan?” Aku
bertanya.
“Batu feystone yang akan diberikan Damuel
kepada Brigitte bukan dari hutan kastil, jadi kupikir dia telah mengumpulkannya
saat bertugas jaga untuk sebuah ritual. Saya pikir pasti ritual itu adalah petualangan mengumpulkan
bahan-bahan yang diisi dengan perburuan feybeast...”
Separuh awal secara mengejutkan akurat, tapi setengah sisanya benar-benar salah. Ritual itu jelas bukan "petualangan mengumpulkan bahan," seperti
yang ia katakan.
“Ritual ini tentang mengisi kembali tanah dengan mana,” aku menjelaskan.
"Oh..."
Fran dan Monika tertawa kecil dari kursi
belakang saat Angelica terlihat mengempis. Mereka
jelas terkejut mendengar seseorang mengira ritual dan pengumpulan bahan adalah hal yang sama. Aku bisa mengerti mengapa
kebingungan mereka berubah menjadi tawa gugup.
“Angelica, itu adalah kota Hasse. Bangunan
gading di sana adalah biara, tempat kita akan menginap malam ini.”
Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk
mencapai Hasse. Bahkan dari ketinggian di udara, kami bisa melihat kerumunan besar berkumpul di plaza didekat mansion musim dingin. Orang-orang mulai
membuat celah agar kami bisa mendarat.
"Itu Lady Rozemyne!"
"Uskup Agung!"
Hasse menyambut kami dengan antusias. Aku
turun dari Lessy dan segera didekati oleh Richt, walikota, dan kepala kota
setempat. Mereka semua tampak sedikit berbeda dari yang aku ingat; sebenarnya,
salah satu kepala kota adalah orang yang sepenuhnya baru.
“Kami sangat menantikan kunjungan anda sejak
orang-orang di biara memberi tahu kami bahwa anda telah bangun, Uskup Agung,” kata Richt. Aku
mengangguk pada sapaannya dan kemudian menyuruh Fran membawaku ke atas
panggung; jubahku akan kotor jika tidak, karena tanahnya berlumpur. Itu juga
akan sangat memalukan bagiku untuk menginjak ujung pakaian dan terjatuh.
Fran menurunkanku ke atas panggung dan
menyiapkan cawan. Sementara itu, aku mengucapkan terima kasih kepada warga Hasse yang
sudah berkumpul di depan panggung.
“Aku diberitahu bahwa kalian semua telah merawat
mereka dengan baik di biara selama dua tahun aku tidur. Terima kasih. Aku akan
mengucapkan terima kasih kepada Hasse.”
Sorakan antusias mengalir di antara kerumunan.
Aku melambai kepada mereka, setelah itu Fran mengangkatku dan menurunkanku di
atas meja. Aku mengkonfirmasi bahwa lima kepala kota telah naik ke atas
panggung dengan ember tertutup berukuran sekitar sepuluh liter, lalu
mengulurkan tangan ke cawan.
“Wahai Flutrane Dewi Air, pembawa kesembuhan dan perubahan. Wahai dua belas dewi yang
melayaninnya.
Dewi Bumi Geduldh telah dibebaskan dari Dewa Kehidupan Ewigeliebe. Aku berdoa
agar kalian memberi adik perempuan kalian kekuatan untuk melahirkan kehidupan
baru. Aku menawarkan kepada kalian kegembiraan dan lagu-lagu gembira kami. Aku persembahkan kepada kalian doa dan ucapan syukur kami, agar kami
diberkati dengan perlindungan pemurnian kalian. Aku meminta kalian mengisi seribu kehidupan di alam fana yang
luas dengan warna suci.
Aku menuangkan mana ke dalam cawan saat aku berdoa,
menyebabkan cairan hijau bercahaya mengalir keluar dari dalam. Fran memiringkan
cawan itu,
menuangkannya
ke dalam ember para kepala kota yang sudah berbaris.
Setelah ritual selesai, aku berbicara dengan
Richt tentang apa yang telah terjadi selama dua tahun terakhir, dan ketika adikku Charlotte muncul, aku
memastikan untuk membual tentangnya. Banyak yang tampaknya menumpuk, dan aku berdiri setelah mendengar
inti dari semuanya.
"Aku lega mengetahui Hasse telah bangkit
kembali," kataku. “Sekarang, aku juga harus mengunjungi biara, mengingat sudah dua
tahun terakhir aku ke sana. Jika Kamu berkenan.”
"Para penghuni biara tidak diragukan lagi sangat
ingin bertemu dengan anda," jawab Richt. “Mohon, bawa kedamaian ke hati mereka.”
Dengan warga Hasse mengantarku pergi, aku terbang ke biara
dengan highbeast. Setibanya kami disana, Fran dan Monika membuka pintu biara, membiarkan para pendeta abu-abu
dan gadis suci keluar untuk menyambutku.
“Lady Rozemyne!”
“Salam, semuanya.”
Nora dan bekas anak yatim Hasse lainnya telah berkembang pesat
sejak terakhir kali aku melihat mereka. Mereka sekarang sepenuhnya terbiasa
dengan panti asuhan dan tidak tampak diselimuti penyesalan apapun.
"Nora, kamu berinisiatif membantu anak
Lily, kan?" tanyaku. "Tidak seorang pun di panti asuhan yang tahu banyak tentang persalinan, dan aku
diberitahu bahwa bimbinganmu sangat penting."
“Saya sendiri tidak memiliki banyak pengalaman,” jawabnya. “Sebaliknya, para wanita Hasse yang
benar-benar membantu. Saya merasa lega ketika anak itu lahir dengan selamat.”
“Apakah anak itu baik-baik saja…? Apakah dia
tumbuh besar?" Marthe bertanya dengan takut-takut. Aku mengangguk sambil
tersenyum; dia cukup energik di ruang makan ketika aku mengunjungi panti
asuhan.
“Kami sekarang perlu mengawasinya setiap saat
karena dia sudah mulai merangkak. Dia mencoba merangkak ke arahku, jadi Lily
harus buru-buru menghentikannya. Apakah ada sesuatu yang terjadi di biara?” Aku
bertanya.
"Ya. Kami telah memulai sebuah ladang.”
Ladang itu sendiri hanya sebesar pekarangan
rumah, tetapi mereka tampaknya sudah mulai menanam sayur mayur. Thore dan Rick
memimpin operasi, dan karena area di sekitar biara kaya dengan mana, itu
memberikan hasil yang sangat baik.
“Bagus karena kalian menemukan lebih banyak hal untuk kalian lakukan,” kataku.
“Namun, berhati-hatilah untuk tidak terlalu fokus pada pertanian sehingga kalian jauh dari
pencetakan dan pembuatan kertas.”
"Tentu saja."
Setelah memasok mana ke feystone di biara, aku berjalan ke
kamar, berganti pakaian, dan kemudian makan malam. Bangsawan, pendeta abu-abu,
dan tentara semua makan bersama di sini, meskipun di meja terpisah.
"Kamu mungkin menganggap sopan santun
para prajurit itu tidak menyenangkan, Angelica, tapi tolong abaikan mereka
untuk malam ini."
"Dimengerti."
Setelah makan makanan yang disajikan Fran dan
Monika untukku, aku beralih ke meja di mana para prajurit mulai bersantai setelah menyelesaikan
makanan mereka sendiri. Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan dengan mereka.
Ayah memperhatikanku terlebih dahulu dan menegakkan punggung, sementara Fran
menyiapkan kursi untukku agar aku bisa duduk.
"Lady Rozemyne," kata para prajurit,
buru-buru bergerak untuk berlutut. Aku menginstruksikan mereka untuk duduk
kembali sebelum duduk di kursi yang sekarang disediakan untukku.
“Aku punya berita, juga permintaan untukmu dan
semua prajurit lainnya,” kataku.
“Apa itu?” mereka bertanya, mencondongkan
tubuh ke depan. Aku mengawali jawabanku dengan mengatakan bahwa aku yakin para
ksatria telah memberi tahu mereka dan kemudian menjelaskan bahwa entwickeln
akan segera dilakukan.
“Singkatnya, akan ada kontrak yang ditandatangani selama
Konferensi Archduke di akhir musim semi. Pedagang kadipaten lain akan datang ke
Ehrenfest, dan sebelum itu kota bawah akan direnovasi untuk kebersihan.”
“Saya merasa itu cukup mendadak, tapi sekarang saya mengerti mengapa itu terjadi,” kata Ayah, mengangguk pada penjelasanku
dan berbicara dengan sopan seperti tentara terlatih. Para prajurit tampaknya telah diberitahu
tentang entwickeln mendatang dan diinstruksikan untuk memberikan bantuan untuk membiasakan
warga dengan aturan baru, tetapi mereka tidak diberi tahu mengapa hal itu
terjadi atau modifikasi apa yang akan dilakukan.
“Jika renovasi ini tidak mempercantik kota
bawah dengan standar kadipaten lain,” jawabku, “kita perlu melakukan renovasi skala besar
yang akan membalikkan seluruh kota bawah.”
"Seluruh…. kota bawah?" para prajurit bertanya,
bertukar pandang bingung.
Aku menatap Ayah langsung. “Seluruh kota akan
direnovasi dengan mantra skala besar, dalam hal ini, hanya bangunan batu gading
yang dibuat dengan mana archduke yang akan tersisa. Lapisan kayu tempat
sebagian besar tempat tinggal kalian
semua akan lenyap.”
"Apa?!" Semua prajurit menarik napas
dengan tajam, mata mereka terbelalak. Tidak mengherankan bahwa mereka sangat
terkejut; mereka sendiri tinggal di bagian kayu bangunan kota bawah.
“Sebenarnya jauh lebih sederhana untuk
merancang cetak biru untuk mengubah seluruh kota bagian bawah daripada hanya
jalanan. Rencana ini hanya diubah untuk meminimalkan dampak pada rumah karena aku
secara pribadi memintanya.”
Mustahil rakyat jelata membatalkan keputusan bangsawan; segala sesuatu sering
berakhir bahkan sebelum mereka tahu itu terjadi. Ayahku menelan ludah, tahu
betul betapa kejam bangsawan.
“Sebaliknya, kami akan merombak jalan-jalan
dan tanah di bawahnya,” aku menjelaskan. “Saat kami selesai, kami akan membutuhkan bantuan warga untuk memeprtahankan perubahan
dan mencegah perlunya tindakan yang lebih drastis. Aku ingin meminta bantuan kalian semua dalam
mengajari orang-orang di kota bawah tentang bahaya dihadapan kita.”
Aturan pertama adalah tinggal di rumah atau di
luar kota sepenuhnya pada hari renovasi. Aturan kedua adalah mengunci pintu dan
jendela rapat-rapat, dan menguncinya sampai mendengar kabar bahwa renovasi telah selesai.
Aturan ketiga adalah mengasumsikan bahwa apapun yang tertinggal di jalan akan
hilang untuk selamanya.
Aturan keempat adalah membuang semua sampah dan kotoran di tempat yang ditentukan setelah renovasi
untuk menjaga kebersihan kota bawah. Dan aturan lima adalah untuk mengingat
aturan empat dan memastikan bahwa tetangga juga tetap mematuhi aturan tersebut.
Saat aku mencatat semua peringatan yang dapat aku
pikirkan, Ayah dan prajurit menyimak dengan ekspresi serius, mengingatnya. Sorot mata mereka membuatku
merasa semuanya akan baik-baik saja di tangan mereka.
“Nasib rumah yang tak terhitung jumlahnya di kota
bawah berada
di pundak kalian. Kumohon bekerja samalah untuk melindungi apa yang kalian miliki,” pungkasku.
“Kami sangat berterima kasih atas pertimbangan
anda, Lady
Rozemyne. Saya akan melindungi rumah kami dengan sekuat tenaga,” kata Ayah sambil menepuk dada kirinya dengan tangan kanan. Prajurit
lain melakukan hal yang sama, menepuk dada kiri mereka dua kali, dan aku
membalas hormat dengan tersenyum.
____________________
Keesokan paginya, Ayah dan prajurit lainnya
bersiap untuk berangkat ke Ehrenfest dengan kereta pendeta abu-abu.
“Gunter. Semuanya. Aku percayakan pendetaku kepada kalian lagi,” kataku.
“Kami akan menyampaikan apa yang telah anda katakan kepada kami
kepada yang lain. Beristirahatlah dengan baik, Lady Rozemyne.”
Aku mengirim pembayaran ekstra kepada para
prajurit, seperti biasa, dan kemudian melihat kereta itu pergi. Aku harus pergi
ke mansion musim dingin berikutnya secepat
mungkin.
"Gil, Hugo—kalian bisa pergi ke tempat pemberhentian
kalian malam ini."
"Ya, Lady Rozemyne."
Setelah kereta bagasi barang-barangku pergi, aku melihat ke
pendeta abu-abu dan gadis suci dari biara yang datang untuk melepas kepergianku.
“Selama dua tahun aku tidur, aku senang
melihat kalian semua bekerja sama dengan warga Hasse dan membentuk ikatan yang kuat. Ini prestasi luar biasa yang
bahkan gereja Ehrenfest belum berhasil capai. Aku meminta kalian melanjutkan kerja kelas kalian,” kataku. Aku kemudian
mengalihkan perhatianku ke ladang. “Dan Thore, tolong beri tahu aku jika Kamu menanam sayuran yang
sangat lezat. Aku akan datang mencobanya.”
Thore menyeringai bangga dan setuju,
mengatakan bahwa dia akan memberiku sayuran terbaik. Aku benar-benar menantikan
masa panen
tiba.
Semua orang berlutut untuk melepasku pergi, setelah
itu aku naik ke Lessy dan menuju tujuanku berikutnya. Dari sana, Doa Musim Semi
berakhir tanpa insiden; setiap mansion musim dingin menyambutku dengan kegembiraan membara, akan tetapi hanya itu
saja. Cukup mudah tahun ini, karena aku sudah terbiasa melakukan empat kali lipat saat
bepergian ke seluruh Distrik Pusat bersama Ferdinand.
Aku meregangkan tubuh, puas bahwa tidak ada
yang tersisa untuk dilakukan selain kembali ke gereja. Aku hanya perlu
menenggak dua ramuan murah hati Ferdinand kali ini, jadi aku bahkan tidak merasa seolah-olah aku telah
mendorong diriku sendiri.
"Bertugas di hanya sebagian dari kadipaten jauh lebih mudah," renungku
keras-keras. "Aku harus berterima kasih kepada Charlotte dan
Wilfried."
“Lady Rozemyne, jangan lupa untuk berterima
kasih juga kepada Pendeta Agung,” kata Fran, menatapku dengan tatapan tajam. Aku balas dengan senyum sopan.
Aku
tidak lupa; Aku hanya menganggapnya bukan prioritas.
“Rasa terima kasihku untuknya terletak di
tempat lain,” kataku. “Pendeta
Agung layak
menerima terima kasih yang lebih besar karena telah membuatkanku ramuan yang sangat menakjubkan.”
"Saya mengerti."
Karena kami bepergian dengan highbeast, Fran dan aku
adalah orang pertama yang kembali ke gereja, membawa cawan. Gil, Hugo, dan yang lainnya akan membutuhkan satu hari
ekstra karena
mereka kembali ke Hasse dengan kereta, di mana mereka akan menginap semalam
sebelum kembali ke gereja. Kemungkinan besar mereka akan kembali besok sore.
“Ordonnanz,”
kataku, menggunakan ordonnanz feystone yang kupinjam dari Ferdinand untuk
memberitahu tentang kepulanganku
kepadanya. “Ini Rozemyne. Aku akan sampai di gereja pada bel
keempat, jadi mohon beri tahu Charlotte.”
Hanya ada satu cawan utama—instrumen suci—jadi kami bergiliran melewati
Distrik Pusat. Aku pergi dulu, karena dimaklumi bahwa aku perlu istirahat. Selanjutnya
adalah Charlotte, lalu Wilfried, dan kemudian Ferdinand.
Aku tiba di gerbang depan gereja sesuai
jadwal, di mana aku menemukan Charlotte menunggu dengan jubah upacara biru di
samping barisan kereta.
"Jadi aku pulang," kataku.
“Selamat datang kembali, kak. Bagaimana
perasaanmu?"
“Berkat Wilfried dan bantuanmu, aku
menyelesaikan tugas Doa Musim Semi tanpa jatuh sakit. Kurasa ini akan sulit bagimu,
tetapi aku sungguh berterimakasih
padamu.”
Cawan itu diserahkan kepada pelayan Ferdinand yang akan menemani Charlotte
dalam perjalanan. Charlotte memperhatikannya menggendong alat suci yang
berharga dan kemudian naik ke kereta yang juga akan segera dia naiki. Dia akan
melakukan upacara di rumah musim dingin terdekat di selatan sebelum pulang
malam.
"Kalau begitu, kurasa aku harus berangkat," kata
Charlotte. “Aku tidak ingin datang terlambat.”
"Benar. Sampai
jumpa. Semuanya, jaga baik-baik Charlotte.”
Setelah melihat Charlotte pergi, aku berbalik
untuk pergi ke kamar, hanya untuk Ferdinand meraih lenganku dan menyentakkan
kepalaku.
“Eep! Apa yang kamu lakukan?!" seruku.
“Kamu baru saja kembali dari Doa Musim Semi,
tetapi kamu terlihat lebih sehat dari perkiraan.”
“Aku hanya berhasil karena meminum beberapa
ramuan berkat sedikitnya tanah yang perlu aku cover. Sangat menyenangkan betapa sedikit pekerjaan
yang kita miliki ketika kita berbagi pekerjaan.”
"Benar. Namun, Kamu masih ingin menghabiskan sore
ini di tempat tidur,” kata Ferdinand. Jadi, seperti yang diinstruksikan, aku menghabiskan
sisa hari dengan berguling-guling di tempat tidur dengan sebuah buku di tangan.
__________
Aku kembali ke kehidupan normalku keesokan
harinya, menghabiskan pagi dengan berlatih whirling dan harspiel dan kemudian membantu pekerjaan Ferdinand. Plus, pada hari-hari ketika aku
tidak memiliki rencana yang melibatkan panti asuhan, workshop atau semacamnya, aku juga
menghadiri Pelajaran Pembuatan Ramuan Profesor Ferdinand. Dia mulai dengan pembuatan ramuan dasar yang biasa
digunakan ksatria, dengan tujuan adalah agar aku setidaknya pada akhirnya bisa
membuat ramuanku sendiri. Itu adalah jenis perlindungan yang bisa aku hargai.
Ngh,
tapi jam bacaku yang berharga... Sungguh aku ingin membaca buku...
Aku terus menyeduh meskipun ada rasa sakit di
hatiku dan segera belajar membuat ramuan peremajaan paling dasar dan mendasar
di sana. Itu resep yang juga diajarkan di Akademi Kerajaan, dan rasanya sama
sekali tidak buruk. Itu benar-benar bisa diminum... tapi tidak benar-benar berefek. Bukan hanya
efeknya yang lemah dan lambat, tetapi aku juga sudah terbiasa dengan minuman
spesial yang biasa dibuat Ferdinand sehingga rasanya hampir tidak ada gunanya
jika dibandingkan.
“Jangan anggap dirimu setara dengan teman
sekelasmu, yang belum mendapatkan jumlah mana yang tidak masuk akal melalui
jumlah kompresi yang konyol. Ramuan peremajaan pada level ini lebih dari cukup
untuk rata-rata magang. Itu
laris manis seperti
kacang goreng kepada ksatria magang
yang sedang dilatih Lord Bonifatius — orang-orang yang tidak
punya waktu atau energi untuk mengumpulkan bahan dan membuat ramuan,” kata Ferdinand
padaku sambil tersenyum. Tampaknya membuat ramuan telah terbukti menjadi sumber uang yang
baik baginya semasa hari-harinya di Akademi Kerajaan.
"Tapi bukankah ramuan yang kamu buat akan
dijual lebih dari sesederhana ini?"
“Tidak, yang itu terlalu mahal untuk menguntungkan.
Bahan-bahannya sendiri jarang dan sulit dikumpulkan, dan resep pembuatannya
jauh lebih rumit. Itu bukan harga yang bisa dibeli dengan mudah oleh magang.”
Keringat dingin mengalir di punggungku saat
diberitahu bahwa ramuan peremajaan yang aku pakai setiap hari tidak murah. “Tunggu, tapi aku
selalu menggunakannya, kan...? Aku tidak ingat pernah membayar untuk ramuan itu...”
“Tidak apa-apa, karena kamu melakukan
pekerjaan yang lebih dari sekadar menebus biayanya. Mana yang Kamu pulihkan juga segera dihabiskan
untuk kadipaten.”
Dalam situasi normal, Ferdinand akan membayarku
untuk pekerjaan yang aku lakukan saat membantunya di bel ketiga —sebenarnya,
pendeta biru yang juga mulai membantunya semuanya dibayar. Akulah satu-satunya
pengecualian. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah benar-benar aku pikirkan,
karena aku selalu memandang situasi bahwa aku membantunya daripada bekerja
untuknya.
Aku
tidak percaya dia menyalurkan gajiku untuk membiayai ramuan yang aku minum!
Aku hanya bisa menundukkan kepala melihat
betapa parah Ferdinand. Dia telah memberiku ramuan peremajaan seolah itu bukan
apa-apa sementara pada saat yang sama menyembunyikannya dariku bahwa uangku
sendiri digunakan untuk membayarnya.
Post a Comment