Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 16; 2. Bertemu Cendekiawan

 Pengumuman pertunanganku telah memicu desas-desus di kalangan bangsawan sehingga seolah-olah seseorang telah menendang sarang lebah. Itu respon yang bisa dimengerti—untuk Leisegang yang berusaha menjadikanku archduke berikutnya, mereka mungkin juga telah menyia-nyiakan sepanjang musim dingin untuk mempengaruhi pihak-pihak lain dan mengumpulkan segala sesuatu yang sekarang sama sekali tidak berguna. Mereka perlu memulai kembali dari awal, mencari tahu bagaimana dan di mana perkembangan ini akan mengubah banyak hal.



Mantan faksi Veronica juga perlu mendiskusikan bagaimana mereka akan bergerak. Cukup jelas bahwa mereka sama sekali tidak memperhitungkanku, dan sekarang dijamin bahwa aku akan menjadi pilar utama dalam bidang politik Ehrenfest untuk bergerak maju.

Pada saat aku selesai sarapan, aku dibanjiri dengan surat yang meminta pertemuan darurat denganku, memicu sedikit kepanikan para pengikutku. Berapa banyak jumlah permintaan itu dan pentingnya orang yang mengajukannya tidak ada hubungannya; waliku secara khusus mengatakan kepadaku untuk tidak melibatkan diri dengan siapa pun.

“Tolak setiap permintaan,” kataku. "Aku perlu berbicara dengan aub sebelum melakukan sesuatu."

“Lady, tidak semua bangsawan ini bisa dengan mudah ditolak,” kata Rihyarda. Dia kemudian mulai menyebutkan nama, beberapa di antaranya milik keluarga besarku —prang-orang yang membentuk sesuatu yang Ferdinand sebut "faksi Rozemyne muda." Dalam hal ini, mendiskusikan berbagai hal sebelum pertemuan akan lebih penting.

"Lady, apa anda benar-benar akan melakukan pertemuan dengan cendekiawan sambil satu demi satu menolak semua permohonan pertemuan?" tanya Rihyarda. Para bangsawan kembali ke provinsi asal setelah selesainya pesta perayaan, dan sebelum itu aku perlu bertemu dengan para cendekiawan dan pejabat pemerintah yang dipilih oleh para giebe untuk berpartisipasi dalam industri percetakan. Tapi bukan aku yang menjadwalkan semua ini sehari setelah pesta perayaan.

“Tolong konsultasikan itu dengan Ferdinand dan Ibu,” jawabku, “bukan padaku.”

Aku memutuskan untuk mengirim ordonnanz kepada Ferdinand menanyakan apa yang harus aku lakukan, dengan demikian menempatkan masalah ini di tangan cakapnya. Dia membalas bahwa kami akan kembali ke gereja setelah para cendekiawan diperkenalkan kepadaku. Gereja melakukan upacara hari dewasa rakyat jelata di musim dingin dan pembaptisan untuk semua orang di musim semi. Dengan kata lain, sekarang ada banyak tugas yang harus aku penuhi sebagai Uskup Agung setelah aku kembali bangun.

Tidak, tentu saja aku tidak berpikir aku beruntung karena sekarang memiliki alasan untuk lari dari kekacauan ini. Aku hanya mendedikasikan tugasku sebagai Uskup Agung, itu saja. Aku tidak punya pilihan selain kembali ke gereja. Tee hee!

“Seperti yang Ferdinand instruksikan, aku akan kembali ke gereja setelah perkenalan dengan para cendekiawan. Sayangnya, aku tidak akan punya waktu untuk pertemuan. Ini menyakitkan hatiku, tapi begitulah seharusnya...”

"Lady. Jika hendak berbohong, setidaknya cobalah untuk bersandiwara,” kata Rihyarda dengan senyum bingung sebelum meminta Brunhilde dan Ottilie untuk mulai menulis seluruh surat penolakan. Bangsawan mendapati penolakan semacam itu lebih mudah diterima ketika penolakan-penolakan itu datang dari individu atau anggota keluarga berstatus lebih tinggi. “Lieseleta, ayo bantu aku merias Lady Rozemyne. Aku untuk saat ini akan menemaninya, tetapi pada akhirnya, aku akan mempercayakan tugas melayaninya selama pertemuan pencetakan kepadamu.”

“Aku, secara khusus?” Lieleta bertanya.

"Benar. Aku diberitahu bahwa para cendekiawan yang terlibat dalam industri percetakan dan pembuatan kertas lebih kepada laynoble dan mednoble. Lain halnya bos mereka, tetapi dengan adanya pelayan archnoble, mereka semua akan terlalu gugup untuk bekerja dengan baik.”

Lieseleta mengangguk setuju dan kemudian mulai meriasku dengan ekspresi agak tegang. Omong-omong, aku akan berpartisipasi dalam pertemuan ini sebagai cendekiawan magang. Seseorang tidak bisa menjadi cendekiawan tanpa terlebih dahulu memperoleh pengalaman kerja sebagai magang, dan seseorang tidak dapat menjadi pustakawan tanpa terlebih dahulu menjadi cendekiawan. Rantai membuka kunci di sini membuat ini sangat penting.

Sejujurnya, aku bertanya kepada Ferdinand apakah aku bisa mendapatkan pengalaman yang diperlukan dengan bekerja di ruang buku kastil, tetapi dia mengataiku bodoh karena sempat-sempatnya mengemukakan hal itu. Dia menekan dahinya dan berkata: “Kau ingat kamu bertanggung jawab untuk menyebarkan industri percetakan, kan? Pengalamanmu akan diperoleh di sana dan di industri pembuatan kertas.”

Aku telah berjanji kepada Lutz! Aku akan mengerahkan segalanya untuk mengembangkan industri percetakan dan pembuatan kertas!

"Ayo kita lakukan yang terbaik, Philine."

"Ya, Lady Rozemyne."

Aku tersenyum pada Philine, yang juga akan bekerja sebagai cendekiawan untuk pertama kalinya di lingkungan ini, dan dia kemudian mengangguk cemas. Aku mulai merasa bahwa kami sedikit tumbuh lebih dekat dari sebelumnya, karena kami berinteraksi lebih banyak setelah dia pindah ke kastil.

“Hartmut, kamu bekerja di bidang lain sebelum menjadi pengikutku, kan? Aku harap Kau juga dapat mengajariku,” kataku.

“Pengetahuan saya ada untuk anda. Namun, sepertinya tidak banyak yang bisa saya ajarkan sehubungan dengan industri percetakan dan pembuatan kertas. Sebaliknya, saya kemungkinan besar yang akan memohon kepada anda untuk mengajari saya,” jawabnya sambil tersenyum ketika aku sangat bersemangat untuk bekerja sebagai cendekiawan.

Jadi, aku berangkat menuju pertemuan dengan Hartmut dan Philine sebagai cendekiawanku; Rihyarda dan Lieseleta sebagai pelayan; dan Damuel, Angelica, dan Judithe sebagai ksatria pengawalku. Aku mempercayakan Cornelius, Leonore, dan Brunhilde untuk mengumpulkan informasi di tempat lain selama pertemuan. Mereka semua adalah Leisegang, jadi aku bisa membayangkan Leisegang lain akan secara aktif mendekati mereka untuk berbicara.

Aku beralih ke bangunan kastil utama dengan Lessy, dan setelah memasuki ruangan tempat pertemuan itu akan diadakan, aku melihat Elvira sudah tiba. Dia tidak memakai salah satu pakaian mencoloknya yang biasa; sebagai gantinya, dia mengenakan seragam cendekiawan ketat yang dirancang untuk bekerja dengan lengan yang hampir tidak tergantung. Aku bisa melihat profilnya yang terkonsentrasi dan sorot tajam matanya saat dia melihat dokumen-dokumen itu. Dia memancarkan aura seorang wanita pekerja yang kompeten, dan aku hanya bisa menghela nafas kagum.

"Ibu," kataku.

"Anda di sini harus memanggil saya 'Elvira', Lady Rozemyne."

"Maaf. Elvira. Apakah ada perubahan rencana sejauh ini?”

Pertemuan hari ini memiliki beberapa tujuan: kami akan diperkenalkan dengan cendekiawan, menjelaskan rencana kami, dan kemudian mendiskusikan kapan Gutenberg dan pendeta abu-abu akan tersedia untuk memberikan pengajaran di industri pembuatan kertas.

“Belum ada perubahan.”

Para cendekiawan dari Area Bangsawan tidak hanya akan mendiskusikan industri percetakan, akan tetapi juga pembersihan kota bawah bersama dengan guildmaster dan Perusahaan Plantin. Para cendekiawan yang dikirim dari berbagai giebe diperlukan untuk bersiap menerima Gutenberg, dan satu-satunya kepastian di sini adalah kedua regu cendekiawan akan sangat sibuk bergerak maju.

“Kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa pertemuan dengan rakyat jelata akan diadakan di gereja, kan?” tanya Elvira. “Saya tidak yakin kita harus membuat aturan yang sulit, karena akan ada waktu dimana akan lebih nyaman untuk bertemu di kastil. Namun, gereja memang lebih mudah didekati oleh rakyat jelata, dan saya yakin cendekiawan akan merasa lebih menyetujui untuk pergi ke sana daripada ke kota bawah itu sendiri.”

“Seharusnya hanya sekali berkunjung bagi mereka untuk mengetahui bahwa gereja bukanlah tempat yang buruk, meskipun aku dapat membayangkan perlu perjuangan keras untuk mewujudkan kunjungan itu. Bangsawan tidak memiliki kesan yang baik tentang tempat itu...” gumam Elvira. Dia kemudian mengeluarkan selembar kertas. "Omong-omong, Lady Rozemyne—ada apa dengan hukum deposit legal ini?"

“Seperti yang disebutkan didalam dokumen, itu akan menerapkan sistem di mana Guild Percetakan harus mengirimkan salinan dari semua buku yang mereka cetak ke ruang buku Ehrenfest. Aku sudah menerima izin archduke.”

Hukum deposit legal akan mengumpulkan semua bahan cetakan di kadipaten. Dengan kata lain, itu adalah satu-satunya bagian terpenting dari industri percetakan yang sedang berkembang.

“Buku-buku yang sangat besar pengaruhnya terhadap budaya dan tatanan masyarakat merupakan harta karun yang harus diabadikan. Memang, semua itu adalah harta pusaka yang diproduksi di Ehrenfest. Bukankah tugasku sebagai putri archduke adalah mengumpulkan, mengorganisir, dan melestarikan buku-buku ini?” Aku bertanya.

Pengikutku mengedipkan mata kepadaku dengan tidak percaya ketika ocehanku semakin bersemangat, tetapi aku tetap melanjutkan. Berhenti bukanlah pilihan. Hal terakhir yang aku inginkan adalah Elvira menolak hukum ini atau mencoba menyingkirkannya.

“Pada titik tertentu, aku berencana untuk mendirikan (bibliografi) nasional. Ini akan memberikan dasar yang diperlukan untuk membangun sistem (hak cipta) tanpa banyak kesulitan, dan meskipun aku tidak pernah berencana untuk melakukannya sendiri, itu bahkan akan memungkinkan penyensoran beberapa materi. Hukum deposit legal sangat penting untuk membentuk catatan yang komprehensif dari bahan cetak!” Aku menyatakan sambil membusungkan dada dengan percaya diri.

Elvira meletakkan tangan di pipinya, menghela nafas, dan kemudian memakai tangan satunya untuk menunjuk satu bagian dari dokumen itu. “Saya sangat mengerti; kepraktisan hukum semacam itu terlihat dengan jelas. Apa yang saya tidak mengerti adalah mengapa didalamnya termasuk klausa yang mengatakan salinan harus dikirimkan tidak hanya ke ruang buku di Ehrenfest, tetapi juga ke Santa Ehrenfest sendiri.”

Well, itu untuk mengurangi beban Lutz.

Lutz berjanji untuk mengirimkan salinan setiap buku yang dicetak kepadaku, akan tetapi itu tidak mungkin setelah para giebe mulai memperkenalkan workshop percetakan di kadipaten mereka. Bahkan jika entah bagaimana dia berhasil pergi ke workshop ini setiap kali sebuah buku baru dicetak, orang-orang akan mulai mengajukan pertanyaan tentang mengapa dia melakukan semuanya sejauh itu. Dan kemudian terdapat fakta bahwa membeli setiap buku akan sangat mahal, terlebih mengingat harga setiap buku.

Untuk mengatasi masalah ini, daripada menyuruh Lutz memburu buku, aku hanya perlu membuat buku itu datang ke tangan Lutz. Dengan menetapkan hukum deposit legal, buku-buku secara alami akan berkumpul di Perusahaan Plantin, di mana kepala Guild Percetakan berada. Lutz kemudian akan mengirimkan buku-buku yang terkumpul kepadaku, aku akan menerimanya, dan kemudian aku akan membacanya di waktu luangku.

Sempurna, bukan?

“Saat ini, semua percetakan sedang dilakukan di workshopku dan di workshop Haldenzel, dan salinan setiap buku yang dicetak sedang diberikan ke kastil. Namun, ketika industri ini benar-benar mulai menyebar, aku membayangkan beberapa provinsi tidak akan bermurah hati. Aku mulai mengembangkan industri percetakan secara khusus agar aku memiliki buku untuk dibaca. Karena itu, tidakkah normal jika buku yang dibuat memakai teknologi yang aku kembangkan harus dikirimkan Kembali kepadaku?”

"Apa itu?" tanya Elvira. Dia menatapku ragu, tapi aku hanya tersenyum dan mengangguk; memang semua buku yang dibuat dari titik ini dan seterusnya adalah milikku. Aku akan menggunakan otoritasku sepenuhnya untuk mewujudkan impianku menjadi kenyataan dalam bentuk yang paling unggul. Aku tidak takut menggunakan kekuatan untuk mendapatkan apa yang aku inginkan.

“Aku bisa meyakinkanmu, itu cukup normal. Itulah sebabnya aku memutuskan untuk memperkenalkan hukum deposit legal kepada Guild Percetakan, sehingga buku-buku akan secara otomatis menemukan jalan mereka kepadaku. Kuncinya adalah menyerang saat setrika panas. Jika kita berusaha menerapkannya ke dalam pengembangan industri pembuatan buku di kemudian hari, itu akan tampak seperti tirani... akan tetapi jika kita membangunnya dari awal, semua orang akan menerimanya seperti biasa, bahkan percetakan menyebar ke provinsi lain.”

“Saya sekarang sangat bersimpati terhadap Lord Ferdinand, yang menyatakan dengan sedih bahwa dunia akan jauh lebih baik jika anda hanya menggunakan bakat anda untuk kebaikan daripada buku.”

Saat percakapanku dengan Elvira berlanjut, Wilfried dan Charlotte memasuki ruangan dengan pengikut mereka di belakangnya.

"Jadi, apa yang kalian bicarakan?" tanya Wilfried.

“Hukum deposit legal dan di mana kami bermaksud melakukan pertemuan dengan pedagang jelata. Sepertinya sebagian besar diskusi akan berlangsung di gereja,” jawabku. Wilfried dan Charlotte mengangguk cepat sebagai balasan, tetapi cendekiawan mereka menyeringai untuk sesaat.

“Pergi ke kota bawah akan sedikit tidak masuk akal, tetapi gereja seharusnya baik-baik saja,” kata Charlotte.

“Ya, aku baik-baik saja dengan gereja,” Wilfried setuju. “Tidak bau seperti kota bawah, dan ada kudapan lezat yang disajikan di sana.”

Jelas terlihat bahwa mereka menjadi lumayan familiar dengan gereja setelah melewatinya berkali-kali untuk Doa Musim Semi dan Festival Panen. Sebenarnya agak lucu dimana bangsawan biasa akan mengernyit tentang tempat keluarga archduke begitu banyak terlibat.

Baiklah—Lord Wilfried, Lady Charlotte, saya akan menjelaskan tugas kalian,” kata Elvira. Singkatnya, para cendekiawan akan menyusun daftar permintaan dan masalah yang harus diperbaiki di kota bawah, yang kemudian akan diperiksa dan diteruskan Charlotte dan para pengikutnya ke archduke kapan pun izinnya diperlukan. Wilfried dan para pengikutnya akan menunggu untuk menerima kabar bahwa persiapan pencetakan dan pembuatan kertas sudah selesai sebelum pergi ke lokasi yang bersangkutan untuk melihat-lihat.

“Kenapa Wilfried yang melakukan pemeriksaan akhir?” Aku bertanya.

“Karena dia sudah memiliki highbeast, dan kita tidak punya waktu untuk berjalan kaki ke sana,” jawab Elvira. “Terlebih, para pekerja akan menjalankan tugasnya dengan lebih serius jika seorang anggota keluarga archduke yang melakukan pemeriksaan akhir.”

Setelah kami mendapat konfirmasi dari Wilfried dan pengikutnya, aku akan membawa Gutenberg ke dalam Lessy.

“Saat ini, Kau memiliki satu-satunya highbeast yang dapat mengangkut barang bawaan dan beberapa orang sekaligus. Karena itu, kami akan mempercayakan pemindahan para Gutenberg kepada anda.”

"Elvira, apakah kamu menyuruh Rozemyne membawa rakyat jelata dengan highbeast-nya?!" seru Wilfried. Charlotte dan para pengikutnya tampak sama terkejutnya.

"Benar. Saya sama terkejutnya dengan anda, tetapi Lady Rozemyne tampaknya pernah melakukan hal tersebut. Mempertimbangkan kepraktisan, yang terbaik adalah dia melanjutkan praktik ini. Lagipula, dia justru akan membawa mereka kesegala tempat sampai pencetakan tersebar ke seluruh Ehrenfest.” Setelah percetakan tersebar cukup luas, rencananya provinsi-provinsi mulai mengirimkan para pengajar mereka sendiri ke provinsi-provinsi terdekat. Para Gutenberg hanya akan terbang di sekitar kadipaten selama tahap penyetelan awal.

Lonceng ketiga berbunyi, dan tiga cendekiawan dari Area Bangsawan memasuki ruangan. Gustav yang telah merekomendasikan mereka, dan mereka dipilih berdasarkan kemampuan untuk berkomunikasi setidaknya dengan rakyat jelata. Satu-satunya yang langsung kukenal adalah kakak Damuel, Henrik, tapi mereka semua terlihat sebagai orang yang cukup hangat dan ramah.

Yang datang setelahnya adalah para cendekiawan yang dikirim oleh para giebe yang berinvestasi dalam industri percetakan dan pembuatan kertas. Mereka semua terkejut saat melihat aku, Wilfried, Charlotte, dan para pengikut kami; kami pastilah pemeran yang mengejutkan bagi para bangsawan yang biasa bekerja dengan rakyat jelata di tempat terpencil yang damai.

"Kalian bisa duduk," kata Elvira sambil menunjuk ke kursi yang tersedia. Setelah semua orang duduk, dia kemudian mengumumkan dimulainya pertemuan dan salam bagi mereka yang selanjutnya akan terlibat dalam industri percetakan dan pembuatan kertas.

Kami mulai dengan memperkenalkan diri, yang juga merupakan kesempatanku untuk menulis nama, afiliasi, dan ciri visual penting yang mungkin mereka miliki. Aku secara khusus berusaha mengingat wajah para pejabat pemerintah Haldenzel, karena aku akan kembali melihat mereka selama Doa Musim Semi.

Dokumen-dokumen yang Hartmut tulis dibagikan kepada para pejabat, sementara Elvira menjelaskan persiapan yang akan dilakukan untuk mengundang Gutenberg. Dia menjelaskan dari sudut pandang bangsawan bahwa negosiasi dengan rakyat jelata akan menjadi kejadian biasa, perselisihan kecil yang terjadi di Haldenzel dan cara terbaik untuk membuat perkembangan. Itu adalah sesuatu yang pasti tidak bisa aku sendiri lakukan.

“Gutenberg Lady Rozemyne memiliki pekerjaan mereka sendiri di Ehrenfest. Persiapkan dengan matang agar waktu mereka tidak terbuang percuma,” kata Elvira mengakhiri penjelasannya. Dia kemudian melanjutkan untuk menasihati cendekiawan laynoble tentang menghubungi orang-orang di kota bawah. “Pertemuan dengan rakyat jelata sebagian besar akan diadakan di gereja,” dia memulai.

Para cendekiawan tampak terkejut mendengarnya, akan tetapi mereka menyembunyikan rasa jijik mereka sebisa mungkin—mungkin karena Ferdinand dan aku tinggal di sana sebagai anggota keluarga archduke dan karena Wilfried dan Charlotte pergi ke sana untuk membantu upacara keagamaan.

“Setelah Konferensi Archduke, pedagang kadipaten lain akan mengunjungi kota Ehrenfest,” lanjut Elvira. “Kita harus membersihkan kota bawah agar mereka tidak merendahkan kita. Kita umumnya akan mempercayakan ini kepada Gustav, ketua Guild Dagang, tetapi perlu diingat bahwa kesalahan yang terlihat di kota bawah juga akan berdampak buruk pada bangsawan dan membuat kita terlihat tidak siap. Para pejabat yang telah menyelesaikan persiapan, hubungi Lady Charlotte dengan ordonnanz. Dia akan mengatur provinsi mana yang dikunjungi pertama dan waktu kunjungannya, sementara Lord Wilfried akan mengunjungi dan memeriksa daerah yang dimaksud. Setelah dia memastikan tidak ada masalah, Lady Rozemyne akan membawa Gutenberg dengan highbeast-nya.”

Para cendekiawan secara alami terkejut mendengar bahwa putri archduke akan berkendara dengan rakyat jelata memakai highbeast, tapi aku tidak punya niat untuk berhenti.

“Kurasa banyak dari kalian akan menganggap tidak menyenangkan gagasan membawa rakyat jelata, akan tetapi memperluas industri pembuatan kertas dan percetakan sangat penting bagi Ehrenfest sehingga kita harus bergantung pada efisiensi yang disediakan highbeast,” aku menjelaskan. "Aku ingin kalian semua memahami dengan baik bahwa kalian berurusan dengan industri yang sangat penting sehingga tindakan serius semacam ini harus dilakukan." Pertemuan berakhir setelah kami berhasil mengobarkan semangat para cendekiawan, di mana aku mulai berjalan ke gedung utara bersama Wilfried, Charlotte, dan semua pengikut kami.

“Rozemyne, kurasa kamu juga mendapatkan segunung undangan?” Wilfried bertanya, tampaknya merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan pagi ini. "Apakah kamu sudah memutuskan dengan siapa kamu akan bertemu?"

“Sudah, tetapi aku harus kembali ke gereja setelah upacara hari dewasa musim dingin dan pembaptisan musim semi. Aku akan percayakan urusan dengan para bangsawan di sini kepada Ferdinand dan Sylvester ... dan, tentu saja, kepadamu, tunanganku.

“Rozemyne?”

“Harapanku padamu sangat tinggi, tunanganku.”

Aku melemparkan semua tanggung jawab ke Wilfried, dan setelah melihat itu, Charlotte menutup mulutnya dengan tangan dan mulai terkikik, tampaknya tidak dapat menahan diri. “Kami tidak ingin mengganggu tugas gerejamu, kakak. Dan kakak... semangat. Aku tidak keberatan membantu jika suatu saat Kau merasa kewalahan,” katanya dengan senyum nakal.

"Aku bisa menanganinya sendiri," jawab Wilfried dengan cemberut.

Setibanya di kamar, aku segera mulai menyiapkan kepulanganku ke gereja. Ottilie dan Brunhilde sudah mengatur barang bawaanku, selain mengirim kabar ke koki dan musisi pribadiku.

"Aku berharap untuk kembali dalam waktu sekitar sepuluh hari dan akan mempercayakan kamarku kepadamu dalam ketidakhadiranku," kataku. “Kau bisa menghubungiku dengan ordonnanz jika terjadi sesuatu.”

Saya akan menemani anda ke gereja, Lady Rozemyne. Anda memberikan berkah selama upacara kan? Saya akan senang melihatnya,” kata Hartmut. Mata jingganya berbinar penuh antisipasi, tapi sayangnya, diizinkan menemaniku ke gereja bukan berarti diizinkan memasuki kapel.

“Hanya yang berafiliasi dengan gereja yang boleh menghadiri upacara, Hartmut. Bahkan ksatria pengawalku tidak diizinkan masuk ke kapel atau aula ritual, jadi aku khawatir Kau tidak akan diizinkan untuk hadir.”

"Ini tidak mungkin... Lalu apa yang harus saya lakukan?"

"Pekerjaanmu, kurasa."

Untuk membantu Hartmut mengatasi keterkejutannya, aku bermaksud meninggalkan segunung pekerjaan yang harus dia lakukan; benar-benar tidak dapat disangkal pertimbangan yang aku gunakan untuk memperlakukan pengikutku. Aku menjelaskan bahwa aku akan mempercayainya untuk melatih Philine dan aku akan menyerahkan laporan untuk Elvira padanya, seorang petinggi baru di industri percetakan, yang dikirim dari guildmaster dan Perusahaan Plantin.

“Philine, aku minta Kau merapikan laporan tentang keuntungan yang dihasilkan industri percetakan dan pembuatan kertas sampai sekarang,” kataku.

"Erm, saya masih belum sepenuhnya yakin bagaimana cara menulis dokumen semacam itu..."

“Jangan khawatir—Hartmut akan mengajarimu. Benar kan, Hartmut?”

"Itu tidak akan menjadi masalah," jawab Hartmut dengan setengah tersenyum. Seseorang harus mengagumi fakta bahwa, bahkan ketika terkubur di bawah segunung pekerjaan yang menjengkelkan, dia tidak mengeluarkan satu keluhan pun.

Setelah membagikan pekerjaan kepada cendekiawanku, aku melihat ke pengikutku yang lain. “Bagi kalian yang tidak akan datang ke gereja, ambil semua informasi yang kalian dapat dari para bangsawan yang tinggal di kastil ini. Aku perkirakan orang dewasa, anak-anak, pria, wanita, pelayan, cendekiawan, dan ksatria, semuanya tahu hal yang berbeda tentang berbagai hal.”

"Dimengerti."

Tidak berselang lama kemudian, Ferdinand mengirimiku ordonnanz menanyakan apakah aku telah menyelesaikan persiapan. Aku menjawab bahwa aku telah selesai dan kemudian kembali ke gereja bersama Damuel, Angelica, Hugo, Ella, dan Rosina di belakang.

_____________

“Selamat datang kembali, Lady Rozemyne.”

Fran dan Monika menyambutku saat aku kembali. Kastil bukanlah lingkaran intrik, namun suasananya jelas berat. Secara keseluruhan, aku merasa gereja merupakan tempat yang jauh lebih teduh.

“Ferdinand, aku berharap mencetak novel yang aku tulis ini, tetapi bisakah aku memintamu untuk memeriksanya terlebih dahulu jika ada masalah?” Aku bertanya.

Aku telah menulis novel roman yang menyalin Cerita Akademi Kerajaan Elvira pada tingkat permukaan tetapi sebenarnya didasarkan pada cerita Bumi. Mengingat bahwa bahkan penampilan Cinderella-ku sebelumnya telah ditolak, bagaimanapun juga, Ferdinand perlu membacanya untuk memastikan cerita itu tidak akan berbenturan dengan budaya dunia ini.

"Aku pasti akan memeriksanya."

Aku berencana untuk mulai mencetak buku pelajaran di musim semi juga, tetapi karena aku tidak ingin menjualnya, aku membutuhkan buku lain yang benar-benar bisa mendapat untung. Setelah melihat betapa populer novel roman Elvira di kalangan wanita bangsawan, aku menyimpulkan bahwa aku berkemungkinan bisa ikut mendaki gelombang kesuksesannya.

Aku menyerahkan naskah itu kepada Ferdinand dan kemudian berjalan ke kamar, di mana aku menerima laporan dari pelayanku.

“Mengenai Hugo dan Ella...” Zahm memulai. “Seperti yang diperkirakan, kami tidak dapat menyisihkan kamar untuk pasangan yang sudah menikah di dalam gereja.”

"Jadi begitu. Kalau gitu, mereka harus tinggal terpisah di gereja atau menyewa kamar di kota bawah dan pergi bekerja,” jawabku. Setelah memuji Zahm atas usahanya, aku melanjutkan untuk membahas poin-poin penting tentang bagaimana pernikahan akan ditangani—sampai Fran berjalan dengan tergesa-gesa.

“Lady Rozemyne, Pendeta Agung datang. Dia ingin membahas naskah yang baru saja anda kirimkan kepadanya,” katanya.

Aku memberikan izin kepada Ferdinand untuk masuk, dan pada saat itu dia melangkah cepat ke dalam ruangan dengan ekspresi yang sangat masam. Dia tanpa berkata-kata melemparkan naskah itu ke mejaku dan meletakkan alat sihir pemblokir suara di sampingnya.

Sesuatu memberitahuku bahwa dia tidak menyukainya...

Aku mencengkeram alat itu, meskipun aku tahu bahkan sebelum Ferdinand mengatakan sesuatu bahwa naskah itu telah ditolak. Dia mengeluarkan alat sihir peredam suara adalah indikator yang jelas bahwa dia sedang dalam mood untuk menjelaskan secara menyeluruh setiap kesalahan yang aku buat.

Ferdinand duduk di kursi yang disiapkan untuknya oleh Fran dan kemudian menatap mataku lekat-lekat. “Rozemyne, aku belum pernah membaca sesuatu yang begitu tidak tahu malu dalam hidupku. Tidak terpikirkan mempublikasikan ini dengan namamu!” dia menyatakan.

“T-Tidak tahu malu?! Bagian mana?! Yang mana?!"

Mataku beralih dari Ferdinand ke naskah. Aku menulis kisah romantis berdasarkan salah satu dari buku Elvira, di mana dua bangsawan mendapati diri mereka berselisih karena perbedaan status, sebelum akhirnya menemukan kesamaan satu sama lain. Itu kisah yang cukup standar untuk gadis di mataku—jantung heroin akan berpacu saat melakukan kontak mata dengan kekasihnya, pipinya akan memerah saat tangannya menyentuh tangannya, dadanya akan perih ketika dia melihat orang yang dia sukai berbicara dengan gadis lain. Tapi itu semua akan berujung pada adegan di mana perasaan mereka saling tersampaikan, dan mereka akhirnya berciuman.

Namun, bagi Ferdinand, sesuatu dalam naskah itu tidak tahu malu. Aku sama sekali tidak bisa memahaminya; Aku menghindari penggunaan bahasa eksplisit dan simbolisme sepenuhnya, sadar betul bahwa itu adalah cerita untuk dibaca gadis-gadis kaya raya.

“Setiap adegan dua karakter utama bersentuhan! Semua! Semuanya! Tak habis pikir Kau akan menulis sesuatu semesum ini. Apakah Kau benar-benar mendasarkan ini pada buku Elvira?”

"Ya. Itu berdasarkan Kisah Akademi Kerajaan,” aku menjawab, menyodorkan salinan buku ke depan sebagai perisai darurat. Omong-omong —dan untungnya— itu adalah versi tanpa ilustrasi.

Ferdinand membolak-balik buku Elvira, berhenti di satu halaman tertentu, dan kemudian menyodorkannya kembali padaku. “Inilah yang perlu Kau pelajari,” katanya, menunjuk pada rangkaian puisi tiga halaman yang penuh dengan pujian untuk dewa—salah satu yang aku akui telah ku baca sekilas, karena kiasan dan simbolisme tidak terlalu berarti bagiku. "Belajarlah dari ini jika Kau ingin menulis tentang sentuhan dua orang."

Ferdinand melanjutkan dengan menjelaskan dengan cemberut kecut bahwa setiap adegan dalam naskahku yang melibatkan beberapa pembicaraan yang mendebarkan hati tidaklah baik, dan puisi hebat dalam novel Elvira seharusnya menjadi adegan cinta.

Apaan itu, film Bollywood?!

Pikiranku langsung tertuju pada adegan-adegan terkenal dari film-film romance India. Pria dan wanita akan saling menatap dengan saksama, hanya untuk sekelompok orang muncul entah dari mana dan menarik semua orang ke dalam lagu dan tarian yang luar biasa. Tentu, koreografinya sangat mengesankan, dan menyenangkan untuk ditonton, tetapi ceritanya selalu berakhir begitu saja bagiku.

“Yang ingin aku katakan adalah bahasamu terlalu langsung dan cabul. Akan sangat memalukan bagi seorang kandidat archduke untuk menerbitkan karya yang tidak tahu malu semacam ini,” pungkas Ferdinand. Ternyata, usahaku untuk menulis kisah cinta untuk gadis menghasilkan sesuatu yang orang-orang di sini anggap sebagai pornografi. Aku tidak tahu harus berkata apa, sungguh. Tempat macam apa ini.

“Aku mengerti masih ada kesenjangan yang cukup besar antara budaya masyarakat bangsawan dan budayaku sendiri. Itulah mengapa aku sekarang memutuskan untuk tidak menulis cerita romance. Sepertinya akan lebih baik bagiku untuk melatih seorang novelis untuk menuliskan sesuatu mewakiliku.”

“Itu akan bijaksana. Pastikan untuk membakar naskah ini sebelum orang lain dapat menemukannya.”

Tidak mungkin aku bisa menulis cerita cinta di mana adegan cinta utama melibatkan karakter yang tiba-tiba membacakan puisi yang memuji kebajikan para dewa. Aku perlu melatih seorang novelis, dan segera.

Yang artinya, jika ini adalah reaksi mereka terhadap adegan cinta dalam novel untuk gadis, aku bertanya-tanya bagaimana mereka akan bereaksi terhadap novel erotis yang sebenarnya...?

Post a Comment