Pesta teh di perpustakaan tiba-tiba diakhiri ketika Rozemyne pingsan tanpa peringatan apapun. Pesta tidak bisa berlanjut saat tuan rumah jatuh pingsan. Hannelore dan Hildebrand menatap dengan bingung, sementara kepala pelayan Rozemyne, Rihyarda, mengirim ordonnanz untuk memanggil Wilfried dan Charlotte.
“Lord Wilfried, Lady Charlotte, saya serahkan sisanya
kepada kalian,” kata Rihyarda saat mereka tiba. “Saya akan membawa lady kembali ke
asrama bersama ksatria pengawalnya. Brunhilde, bantu mereka beres-beres.” Dia membungkuk
hormat kepada sang pangeran, yang matanya terbelalak dan menggertakkan gigi,
dan meminta izin untuk undur
diri. Kemudian, dia mengucapkan perpisahan sederhana pada
Hannelore sebelum keluar dengan cepat.
"Arthur, apa yang terjadi pada
Rozemyne...?" tanya Hildebrand kepada kepala pelayannya, gemetar.
"Apa yang sedang terjadi?"
Hannelore mendengar suara gemetar sang
pangeran dan menoleh. Arthur memucat; dia coba memikirkan sesuatu yang harus dikatakan
kepada tuannya, tetapi dia
sama sekali tidak memahami situasi.
Wilfried dan Charlotte menghibur Hildebrand
yang panik dan menjelaskan kepada pengikutnya bahwa Rozemyne sudah biasa pingsan.
“Pangeran Hildebrand, Rozemyne memang sering jatuh
pingsan,” kata Wilfried.
"Kesehatan kakakku sangat buruk," tambah
Charlotte, "tetapi di asrama kami memiliki yang akan membuat segalanya
lebih baik."
Wilfried kemudian mencoba menghibur Hildebrand
dengan cara yang sama seperti dia menghibur Hannelore tahun lalu, dengan
menceritakan padanya tentang insiden bola salju, pembaptisannya, dan
sebagainya... tetapi efeknya malah berkebalikan. Pangeran menjadi marah dan
tiba-tiba menuntut, "Bagaimana kamu bisa melakukan itu padanya ?!"
Arthur tampaknya terhibur dengan penjelasan
itu, setidaknya; beberapa warna kembali ke wajahnya yang pucat, dan dia
meletakkan tangan di bahu pangeran, mendesaknya untuk berhenti mengarahkan
kekhawatiran dan kepanikannya pada Wilfried.
“Pangeran Hildebrand, kandidat archduke
Ehrenfest ini mengenalnya dengan sangat baik,” kata Arthur. “Jika mereka
mengatakan dia baik-baik saja, kita bisa percaya bahwa dia memang baik-baik saja. Anda tidak boleh memperlihatkan emosi
secara terbuka. Lebih baik
kita juga segera pamit.”
Hildebrand masih muda dan emosional, tetapi
kepala pelayannya, Arthur, memahami situasi dengan baik—karena ada seorang keluarga kerajaan di
ruangan itu, semua orang terpaksa memprioritaskan dirinya, menunda pekerjaan
mereka. Dia memberikan tatapan minta maaf pada Wilfried dan dengan cepat mengakhiri perpisahan.
Setelah pangeran pergi, Charlotte dan Wilfried
bisa mulai melayani tamu yang tersisa.
"Profesor Solange, kami minta maaf karena
telah mengejutkan anda," kata Charlotte.
"Apakah Kamu baik-baik saja, Lady
Hannelore?" tanya Wilfried.
Seorang kandidat archduke dari kadipaten besar
tidak bisa membiarkan diri mereka kehilangan ketenangan, dan dengan mengingat
hal itu, Hannelore mengulangi berulang kali bahwa dia baik-baik saja. Namun, dalam hati, dia sama sekali tidak baik-baik saja. Dia
tidak bisa melupakan bagaimana Rozemyne pingsan dan kemudian tetap tidak
bergerak, seperti boneka yang talinya tiba-tiba terputus.
Hannelore bisa berempati dengan peringatan
pangeran—tahun lalu, selama pesta teh Ehrenfest yang mengundang semua bangsawan, Rozemyne
ambruk ke lantai saat dia memegang tangan Hannelore. Dia selalu tersenyum, tetapi
dalam sekejap, dia jatuh tidak sadarkan diri. Hannelore tidak tahu harus berbuat apa saat itu,
dan sekarang pun dia juga tidak tau harus bagaimana. Keringat dingin bercucuran
di punggungnya saat dia gagal bergerak atau berbicara dengan benar.
"Lady Hannelore," Wilfried berkata
padanya dengan penuh perhatian. Hannelore berasumsi bahwa dia memperlihatkan senyum
alami, tetapi ternyata tidak demikian; wajahnya terus berkedut tidak peduli
berapa banyak dia berusaha untuk menghentikannya.
Cordula, kepala pelayan Hannelore, merasakan
bahwa lady-nya tidak dapat bersikap selayaknya seorang kandidat archduke. Dia meletakkan
tangan di bahu Hannelore dan meminta izin untuk berbicara.
“Kami terkejut dengan kejadian yang tiba-tiba
itu,” Cordula memulai, “tetapi kami sadar bahwa Lady Rozemyne terbaring di
tempat tidur selama berhari-hari sesaat sebelum pesta teh ini. Dia bertanya
apakah kami bisa membawa musisi kami untuk pertukaran, karena dia dipanggil
kembali ke Ehrenfest. Jelas bahwa Lady Rozemyne terpaksa mengadakan pesta teh
ini meski dalam kesehatan yang buruk karena kehadiran pangeran.”
Kata-kata Cordula diucapkan dengan
rasionalitas yang sangat dingin sehingga pikiran Hannelore akhirnya mulai bekerja kembali.
Dalam retrospeksi, Dunkelfelger sejak awal memang telah diberitahu bahwa
Rozemyne akan menghadiri pesta teh ini dalam kondisi kesehatan yang buruk.
Kalau
saja kau mengatakan itu lebih cepat, Cordula... Aku tidak akan terlalu panik.
Pikiran seperti itu terlintas di benak
Hannelore, tetapi kemudian dia menyadari alasan mengapa Cordula tidak berbicara sampai saat itu —analisis situasi
yang dia lakukan dapat dengan mudah dianggap sebagai kritik terhadap pangeran.
Dia tidak akan pernah bisa mengatakan hal semacam itu di hadapan keluarga kerajaan, meski dia hanya berusaha menenangkan lady-nya.
Hannelore melihat sekeliling dan melihat bahwa
para pelayan Rozemyne yang tersisa sedang membersihkan pesta teh bersama para
pelayan Solange. Tampaknya akan
lebih baik jika mereka pergi lebih cepat tanpa
menunda-nunda lagi—dia sudah cukup tenang untuk mengambil keputusan semacam
itu.
"Erm, aku yakin kita harus..." dia memulai.
"Aku akan mengantarmu ke asrama dan
menjelaskan semuanya kepada Dunkelfelger,"
kata Wilfried. "Charlotte, apa kau bisa tangani sisanya?"
“Tentu saja, kakanda. Aku akan
menyelesaikan masalah bersama para pelayan sebelum kembali ke asrama,” jawab
Charlotte, setelah menghibur Solange dan memberikan instruksi kepada pelayannya untuk membantu beres-beres. Dia
tampak sangat tenang untuk siswi tahun pertama, yang Hannelore anggap sebagai
bukti seberapa sering Rozemyne pingsan.
Setelah mengantar Hannelore kembali ke
asramanya, Wilfried menjelaskan situasinya
kepada kakaknya, Lestilaut. "Kami sekali lagi sungguh minta maaf karena
telah mengejutkan Lady Hannelore dan semua orang yang menghadiri
pesta," katanya, merujuk pada bagaimana hal yang sama terjadi tahun lalu. Tentu saja, semua
orang di asrama memperhatikan dengan seksama.
"Kamu tidak bisa disalahkan atas pingsannya Lady
Rozemyne, Lord Wilfried," kata Hannelore, memasang senyum terbaiknya saat
mengantarnya pergi. “Tolong beri tahu dia bahwa aku mendoakan semoga dia
segera pulih. Aku tidak
apa-apa.”
Namun, begitu pintu tertutup, ketegangan
tiba-tiba terputus dan gelombang kelelahan menerpa Hannelore saat itu
juga. Emosinya telah berkecamuk hebat sehingga dia merasa lelah seperti biasanya setelah menggunakan satu
ton mana. Dia hanya ingin beristirahat di kamarnya, jadi dia mulai berjalan menuju tangga...
tapi situasinya terlalu serius.
"Hannelore," panggil Lestilaut, mata
merahnya menyipit tajam. "Ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi di
pesta teh itu."
"Kakak, lebih baik menunggu sampai aku sedikit tenang
..."
“Kau tahu kita tidak bisa menunda laporan—ini terjadi di
hadapan keluarga kerajaan. Kamu bisa tetap diam dan meminta pengikutmu yang menceritakan detailnya, tetapi Kamu tetap
harus berada di sana. Ayo."
Tidak ada ruang bagi Hannelore untuk menolak
ketika kakaknya setegas itu. Jadi, dia harus pergi ke ruang pertemuan bersama para pengikutnya
bahkan sebelum sempat beristirahat atau berganti pakaian.
Jika aku
pingsan di pesta teh seperti Lady Rozemyne, aku merasa sulit untuk percaya
bahwa kakakku akan segera
bergegas mengurus hal-hal untukku seperti Lord Wilfried...
Hannelore tahu tidak ada gunanya membandingkan
kedua laki-laki itu, tetapi dia hanya bisa menghela nafas ketika dia
membayangkan Lestilaut yang berwajah tegas bersama Wilfried yang hangat.
Oh, sungguh aku berharap aku memiliki kakak yang baik seperti Lord Wilfried...
Yang berkumpul di ruang pertemuan adalah Lestilaut, pengikutnya, Hannelore,
dan mereka yang menemaninya ke pesta teh.
Hannelore melihat ke papan yang dia terima
dari Cordula—catatan yang dibuat oleh para cendekiawan magangnya selama pesta teh. Catatan semacam itu sangat jarang
dibuat ditengah pesta teh, karena laporan pascaliminasi disampaikan secara lisan dan
dari ingatan saja, tetapi Hannelore telah menyelisihi norma dalam upaya untuk meniru Rozemyne. Jadi,
tidak peduli seberapa panik mereka, mereka masih bisa berbicara secara objektif
dan tanpa melewatkan detail apa pun. Itu keputusan yang sangat bijaksana, melihat ke belakang — pingsannya Rozemyne sangat diluar dugaan sehingga Hannelore tidak dapat
mengingat apa yang telah mereka bicarakan sebelumnya.
“Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, aku
telah setuju untuk mulai menyumbangkan mana ke alat sihir perpustakaan sebagai
asisten. Ini”—Hannelore menunjuk ke ban lengannya saat dia membaca dari
papan—“adalah bukti dari fakta itu. Kami asisten juga disebut sebagai 'anggota
Komite Perpustakaan.'”
"Pita itu tampak aneh dan namanya terdengar aneh,"
kata Lestilaut cukup tidak sopan. Hannelore mengabaikannya dan melanjutkan, menjelaskan bahwa dia telah
memasok mana ke Schwartz dan Weiss dan Hildebrand akan bekerjasama dengan mereka sebagai
anggota Komite Perpustakaan.
Sekarang,
apa yang harus aku katakan tentang Lady Rozemyne yang meminta Pangeran
Hildebrand melakukan salah satu pekerjaan kami...?
Hannelore terdiam sejenak, menyesap teh untuk
membasahi mulut sambil memperhatikan kakaknya dengan seksama. Dia selalu mengamati
kata-kata dan tindakan Rozemyne, jadi dia pasti akan membuat keributan
berlebihan setelah mengetahui insiden pemicu ordonnanz. Hannelore akhirnya
untuk saat ini memutuskan untuk menyembunyikannya; pangeran telah menerimanya
tanpa masalah, dan itu tidak ada hubungannya dengan Dunkelfelger. Jika itu
benar-benar cukup penting untuk dimasukkan
ke dalam laporan, Cordula akan menyebutkannya nanti.
"Kami bertukar buku," kata
Hannelore. “Kemudian, Rozemyne memberi kami sebuah manuskrip tentang sejarah
Dunkelfelger, yang ditulis ulang dalam bahasa modern. Dia ingin kita memastikan
itu tidak mengandung kesalahan.”
"Hm... sejarah Dunkelfelger,
katamu?" kata Lestilaut. "Baiklah. Akan kuperiksa secara menyeluruh untuk memastikan semuanya benar.”
Hannelore memperhatikan seringai sinis ke wajah kakaknya dan
memberinya tatapan paling tajam yang bisa dikerahkannya; evaluasi kritis yang
tidak adil berisiko merusak persahabatannya dengan Rozemyne. Dia baru saja
mulai menikmati membaca—sebagian besar berkat buku-buku Ehrenfest yang sangat menyenangkan dan
mudah dibaca—dan hal yang sangat
tidak dia inginkan adalah Rozemyne mulai menjauh.
Lestilaut meraih tumpukan kertas itu, tapi Clarissa
memeluknya ke dada. "Aku tidak akan memberikannya padamu, Lord
Lestilaut," ujarnya.
"Clarissa, kau pikir apa yang sedang kau lakukan?!" seru
Lestilaut. Dia bahkan bukan pengikut Hannelore—pesta teh telah berlangsung
sebelum periode sosialisasi seperti biasa, dan karena Hannelore tidak memiliki
cukup pengikut, dia telah merekrut archnoble
dengan waktu luang
untuk menemaninya.
Hingga, Hannelore tampak sama terkejutnya dengan kakaknya.
“Lady Rozemyne tidak hanya meminta manuskrip
itu diperiksa, tapi juga meminta Aub Dunkelfelger dikonsultasikan tentang
apakah manuskrip itu dapat dibuat menjadi buku di dalam Ehrenfest,” kata
Clarissa. “Para aub dari kadipaten kita akan mendiskusikan ini di Turnamen Antar Kadipaten, jadi
kita harus segera mengirimnya pulang.”
Clarissa memanfaatkan fakta bahwa para archduke akan segera
terlibat untuk memperkuat pendapatnya. Dia sejak game ditter tahun lalu tergila-gila pada Rozemyne dan tidak diragukan
lagi ingin mencegah kritik tidak adil Lestilaut lebih dari siapa pun.
Saat Lestilaut memeriksa Clarissa dengan mata
menyipit, coba memastikan kejujurannya, Hannelore sependapat sambil tersenyum. "Clarissa benar," katanya. "Ini
masalah mendesak."
Hannelore dan Lestilaut saling melotot, tidak
ada yang mau mengalah, sampai akhirnya Kenntrips, cendekiawan magang terakhir,
berdeham. “Aku mengerti situasinya, tetapi sebagai item yang dipercayakan
kepada kita dari kadipaten lain, Lord Lestilaut perlu diberi kesempatan untuk melihatnya
sebagai archduke masa depan,” katanya. “Bisakah Kamu mengizinkannya untuk
memeriksanya
selama tiga hari kedepan, agar tidak mengganggu negosiasi aub? Aku akan memikul tanggung jawab
dan mengirimkannya ke aub setelah tiga hari berlalu.”
Saran Kenntrips tampaknya adil bagi Hannelore;
dia bisa lebih memercayai pengikut kakaknya dari dia bisa mempercayai kakaknya
sendiri, dan jika Kenntrips mengatakan dia akan mengembalikan naskah itu
setelah tiga hari, dia bisa memercayainya. Dia bergerak untuk setuju, tetapi
Clarissa masih tampak tidak yakin—dia menggelengkan kepala dengan kuat sambil
terus mencengkeram kertas-kertas itu ke dadanya.
"Jika kita punya waktu tiga hari untuk
menunggu, aku ingin habiskan
dengan membaca naskah itu sendiri!" Clarissa
menyatakan. “Ini adalah buku tentang sejarah yang ditulis oleh Lady Rozemyne! Aku
hanya bisa membayangkan itu menyenangkan dan mudah dibaca seperti semua buku
Ehrenfest lainnya!”
"Aku juga ingin membacanya!" salah
satu dari mereka yang menghadiri pesta teh memanggil. “Aku sangat ingin tahu
bagaimana dia menerjemahkan kisah heroik Wrangeltus...”
"Tidak tidak tidak!" yang lain menyela.
“Lupakan Wrangeltus! Bagaimana dengan Garlshaut?!”
Orang-orang lain tampak ingin tahu tentang kisah salah satu pahlawan atau pahlawan lain, dan mereka
menjadi sangat bersemangat hingga mereka sepenuhnya mengkesampingkan kandidat archduke. Hannelore hanya bisa menghela nafas; orang Dunkelfelger pada
dasarnya memang berdarah panas, dan sering menyebabkan masalah.
Hannelore menatap Cordula, yang mengangguk dan
dengan paksa menepuk tangannya. "Diam," kata kepala pelayan. “Karena ini adalah permintaan
dari kadipaten lain, aub yang
memiliki prioritas tertinggi. Jika kita tidak dalam posisi
untuk merespon sebelum Turnamen Antar Kadipaten, Dunkelfelger akan menderita,
karena gagal di sini berarti melanggar janji Lady Rozemyne.”
Pernyataan terakhirnya mungkin untuk
memberikan poin bagi Clarissa.
Cordula menyambar kertas-kertas itu dari
tangannya kemudian mengamatinya dari dekat.
“Kertas-kertas ini sepertinya diikat dengan
benang. Jika kita berhati-hati agar tidak rusak, kita bisa membagi dua tumpukan itu.”
“Cordula?”
“Karena kita hanya memeriksa ketepatan terjemahan modern
ini, aub hanya butuh setengah dari manuskrip untuk melakukan penilaian. Kita bisa mengirim setengah ke Dunkelfelger dan menyimpan setengah sisanya di asrama.”
Hannelore kesulitan mengerti mengapa Cordula berbuat sejauh itu padahal dia hanya ingin menghentikan Clarissa dan yang lainnya dari menjadi
gila.
"Lord Lestilaut memang perlu memeriksa
manuskrip itu, tetapi kita tidak dapat menghalangi Lady Hannelore untuk
melihatnya ketika itu sejak awal dipercayakan padanya,"
Cordula melanjutkan. "Tolong bergiliran
membaca setengah yang kita pegang."
Sebenarnya,
aku tidak bisa bilang bahwa aku sangat
tertarik untuk membaca sejarah Dunkelfelger... Aku lebih suka menghabiskan
waktu untuk membaca kisah-kisah romansa Ehrenfest.
Namun terlepas dari keragu-raguan Hannelore, dia
tidak menolak saran Cordula. Dia tahu bahwa dia akan menghadapi masalah selama
pesta teh berikutnya dengan Ehrenfest jika dia menghindari membaca naskah
sepenuhnya.
“Lady Cordula, aku...” Clarissa memulai.
"Clarissa, bisakah aku menyarankan kau melakukan pekerjaanmu
sendiri?" Cordula berkata, menyelanya. “Aku yakin Kamu mengatakan Kamu
sedang mengumpulkan cerita untuk Lady Rozemyne bukan? Jika Kamu mengirimnya
kepadanya melalui kolega Ehrenfest-mu, dia pasti akan sangat senang.”
Clarissa memperlihatkan wajah serius saat mempertimbangkan
saran Cordula. “Aku menyalin buku untuk menyelesaikan tantangan dan untuk buah tangan, tetapi aku
tidak pernah berpikir menyalin untuk bingkisan kesembuhan. Kau benar, Lady Cordula; Lady Rozemyne pasti akan senang menerima kisah-kisah saat dia
sedang tidak sehat.”
Hannelore senang melihat Clarissa begitu
termotivasi—tanganya mengepal dan mata birunya berkilauan—tapi ada sesuatu dalam
kata-katanya yang sepertinya tidak masuk akal. Dia tahu bahwa Clarissa menjadi
gila karena Rozemyne sepenuhnya sendirian di beberapa titik, tetapi ketika dia
memikirkan kembali pesta teh, mereka sepertinya belum pernah bertemu.
"Clarissa, apa maksudmu ketika kamu
mengatakan bahwa kamu menyalin buku untuk menyelesaikan tantangan dan untuk buah tangan?" tanya
Hannelore. "Apakah kamu pernah bertemu Lady Rozemyne?”
Pipi gadis muda itu memerah karena malu dan dia menoleh,
membuat
kepangannya sedikit bergoyang. “Tahun lalu, aku melamar salah satu pengikut
Lady Rozemyne di Akademi Kerajaan,” katanya, “dan tempo hari, aku akhirnya
menyelesaikan tantangan yang dia berikan kepadaku. Aku berharap untuk memberikan Lady Rozemyne buah tangan yang lebih
formal di Turnamen Antar kadipaten tahun ini, jadi...”
Hannelore bertanya-tanya mengapa Clarissa
tampaknya bisa tahu sebanyak itu tentang Ehrenfest akhir-akhir ini, dan
sekarang akhirnya masuk akal—dia memutuskan untuk menikahi seseorang dari
kadipaten itu. Dia sekarang bertingkah jauh lebih menggemaskan dari biasanya,
karena dia bersukacita atas lamarannya yang telah diterima.
Hannelore merasakan hatinya sendiri menghangat
hanya dari pemandangan itu.
“Aku senang Kamu menyelesaikan tantangan lamaran yang Kamu terima,”
kata Hannelore memberi semangat. “Teruslah mengumpulkan kisah-kisah; Aku sangat
menantikan Ehrenfest membuat buku dari kisah-kisah yang dikumpulkan para
cendekiawan magang kita.”
Dari sana, Hannelore kembali ke laporan. Dia menekankan bahwa, saat dia dan Rozemyne
sedang bertukar buku, Hildebrand mengatakan kepada Arthur, pelayannya, bahwa dia juga ingin
meminjamkan buku. Di situlah catatan berakhir—dan mungkin saat itu Rozemyne pingsan.
Cendekiawan magang yang tengah menulis pasti sangat terganggu oleh kejadian tiba-tiba itu, karena nama Arthur
terpotong di tengah jalan, dengan tinta melenceng di garis.
"Dan kemudian Lady Rozemyne tiba-tiba
pingsan," Hannelore menyimpulkan. "Hah? Tapi kenapa?" tanya
Lestilaut.
"Lady Hannelore, tentu saja tidak hanya
itu... Apakah Kamu melupakan sesuatu?" salah satu pengikutnya menambahkan,
sama terkejutnya. Tapi tidak ada lagi yang bisa dikatakan—semua orang yang
menghadiri pesta teh terlalu terkejut dengan kejadian yang tiba-tiba itu untuk memikirkan
sesuatu.
"Itu benar-benar terjadi tanpa
peringatan..." salah satu dari mereka yang hadir berkata, mendukung
Hannelore. “Itu tiba-tiba.”
"Pengikut Lady Rozemyne dan
saudara-saudaranya menangani situasi dengan pengalaman terlatih, tetapi kami
para tamu tidak tahu apa yang telah terjadi atau apa yang harus
dilakukan," tambah yang lain. Meskipun mereka tetap diam pada saat itu,
sepertinya mereka sama terkejutnya.
"Cukup," kata Lestilaut. “Aku
mengerti laporan Hannelore tidak lengkap. Apakah kita tidak tahu sedikit pun alasan
dia pingsan?”
"Lady Rozemyne tampaknya terbaring di
tempat tidur selama beberapa hari sebelum pesta teh, dan dia sakit parah
sehingga Aub Ehrenfest memerintahkannya untuk segera kembali ke rumah,"
jawab Hannelore. "Cordula yakin bahwa dia mungkin pingsan setelah memaksakan diri untuk menghadiri
pesta teh, karena kehadiran pangeran."
“Aku terkesan dia bisa menjadi kandidat
archduke meskipun dia sakit-sakitan...” kata Lestilaut sambil menggaruk kepalanya dengan
seringai kesal.
Terlepas dari sikapnya yang buruk, Hannelore sependapat dengan
Lestilaut bahwa posisi Rozemyne sebagai kandidat archduke itu aneh. Bagaimana
dia melewati
pelatihan kandidat archduke dengan tubuh lemah itu? Hannelore hanya bisa memiringkan kepala dengan
tidak percaya saat dia memikirkan pelatihan intensif yang diterima oleh
kandidat Archduke Dunkelfelger... tapi mungkin kadipaten lain dilatih dengan
cara berbeda. Tidak ada gunanya memikirkannya.
“Dan itulah yang terjadi di pesta teh,”
Hannelore menyimpulkan sekali lagi. “Apa aku sudah bisa kembali ke kamarku? Emosiku
sangat tidak stabil karena terkejut, dan aku sangat lelah.”
Dia bukan satu-satunya yang emosinya
terguncang oleh pingsanya Rozemyne—semua orang yang menemaninya tidak diragukan lagi sama
lelahnya. Lestilaut tidak mencoba menahannya lagi.
____________
Begitu dia akhirnya kembali ke kamar,
Hannelore menghela nafas lega. Cordula membantunya berganti pakaian dengan
senyum simpatik sementara para pengikut yang terlalu sibuk dengan kelas mereka
untuk menghadiri pesta teh menyiapkan teh, tampak sangat tertarik dengan apa
yang telah mereka lewatkan.
"Profesor Rauffen cukup kesulitan
menemukan kalian semua di ruang pertemuan," kata salah satu pengikut. Dia rupanya kembali setelah kelasnya selesai
dan mendapati ruangan terkunci, dan hanya dari siswa terdekat yang dia ketahui
tentang pesta teh yang berakhir lebih awal karena Rozemyne pingsan.
"Astaga. Tapi apakah kesehatan Lady
Rozemyne tidak jauh lebih penting dari menanyainya tentang gereja?” tanya
Hannelore.
“Sepertinya dia mengira Pangeran Hildebrand memakai otoritas
kerajaannya untuk membuat Lady Rozemyne menunda kepulangannya, tapi pangeran
menolak.”
Rauffen mengirim ordonnanz ke Hildebrand,
hanya untuk dia respon bahwa dia menolak untuk memerintahkan seseorang tinggal di Akademi
ketika yang bersangkutan membutuhkan istirahat di kampung halamannya. Hannelore, mengingat betapa terganggunya
pangeran dan para pengikutnya selama pesta teh, menganggap menggelikan gagasan
profesor mengirim permintaan seperti itu; jika mereka menginginkan informasi tentang seluk beluk gereja, mereka
dapat berkonsultasi dengan gereja Kedaulatan atau bahkan gereja Dunkelfelger. Kesehatan Rozemyne diprioritaskan, lebih-lebih ketika dia
cukup lelah sampai-sampai pingsan di hadapan keluarga
kerajaan, jadi Hannelore sangat senang istirahatnya tidak
akan terganggu.
"Aku lega mendengar dia tidak akan
dipaksa untuk memaksakan dirinya sekali lagi karena perintah kerajaan,"
kata Hannelore. “Tidak seperti di sini di Akademi Kerajaan, dia akan bisa
beristirahat di Ehrenfest. Semoga dia segera sembuh.”
__________
Beberapa hari kemudian, Hannelore menerima
pesan yang menyatakan bahwa Rozemyne telah bangun dan akan segera berangkat ke
Ehrenfest.
Post a Comment