Seseorang harus menggunakan lingkaran teleportasi untuk bisa kembai dari Akademi Kerajaan ke kadipaten. Aku memejamkan mata saat coba menahan pusaran dunia yang memuakkan di sekitarku.
“Selamat datang kembali, Rozemyne!” Bonifatius meraung. Mataku
masih terpejam, tetapi mendengar suaranya yang familier sudah cukup untuk
memberitahuku bahwa aku kembali ke Ehrenfest.
"Berhenti di sana, Ayah."
"Jangan bergerak, Master."
Aku membuka mata untuk melihat Karstedt dan
Angelica berdiri di kedua sisi kakekku, menatap tajam ke arahnya ketika dia
mencoba menyambutku dengan senyuman. Aku mengambil sikap defensif berdasarkan
naluri, mengingat kejadian tahun lalu ketika Bonifatius hampir saja menghempaskanku
ke langit-langit dalam kegembiraan.
"Minggir, kalian berlebihan!" perintah
Bonifatius. “Kenapa aku harus menahan cintaku ketika cucuku merebut posisi
teratas kelas dua tahun berturut-turut ?!”
"Karena dia akan mati jika tidak,
Ayah," kata Karstedt. Ksatria pengawalku setuju, dan dengan semua orang
menentangnya, Bonifatius akhirnya menjatuhkan bahu dalam kekalahan. Aku
menghargai bahwa dia sangat bersemangat untuk memuji pencapaianku, tapi
menghindari tengkorak yang terbelah jauh lebih penting bagiku.
"Kakek, buka tanganmu," kataku. Dia
melakukan seperti yang diinstruksikan, pada saat itu aku mencengkeram jari
telunjuk dan jari tengahnya. Aku ingin memegang tangannya dengan benar, tapi
tanganku sendiri tidak cukup besar. “Kita bisa berjalan ke kamarku seperti ini.
Sekarang, mari kita berangkat ke gedung utara bersama-sama.”
"Ba-baiklah."
"Master, jangan meremas tanganmu, apa pun
yang terjadi," Angelica memperingatkan.
"Jika Kamu melakukannya, jari-jari Lady
Rozemyne mungkin akan putus," kata Damuel.
Saat para ksatria pengawal menyaksikan dengan
ketakutan, aku menyelesaikan tugas yang mengesankan untuk sampai ke gedung
utara sambil berpegangan tangan dengan Bonifatius.
______________
“Semoga kita bertemu lagi saat makan malam,”
kataku kepada Bonifatius, mengantarnya pergi begitu kami tiba di kamarku. Aku
kemudian memperkenalkan pengikut baruku kepada orang-orang yang tinggal di
kastil selama musim sekolahku di Akademi. “Ini Roderick, cendekiawan magang
yang sudah bersumpah nama padaku. Dia akan tinggal di asrama ksatria sebagai pengikutku
mulai sekarang. Damuel, tolong bawa dia ke sana segera. Aku telah mendiskusikan
masalah ini dengan Aub Ehrenfest, jadi pasti kamarnya sudah disiapkan.”
"Dimengerti."
"Roderick, diskusikan dengan Hartmut dan
Philine tentang tugas cendekiawanmu," kataku.
Semua orang akan sibuk membongkar barang
bawaan mereka dari Akademi Kerajaan, jadi para pengikutku yang masih di bawah
umur baru akan memulai latihan mereka mulai besok.
“Teh sudah siap, Lady Rozemyne, jadi bisakah aku
menyarankan untuk beralih ke ruang pesta teh?” kata Ottilie. "Saudara-saudaramu
sudah menunggu di sana." Sepertinya dia telah menyiapkan minuman untuk
kami dan pengikut kami, sehingga kami bisa menghabiskan waktu sampai pelayan
kami selesai membongkar barang bawaan kami.
Dengan begitu, Angelica dan Ottilie membawaku
ke ruang pesta teh di gedung utama, di mana aku menemukan Wilfried dan
Charlotte sudah menyeruput teh.
“Kamar Melchior disiapkan saat kita di Akademi
Kerajaan,” kata Wilfried. Putra-putri archduke tinggal di gedung utara mulai dari
pembaptisan sampai dewasa. Sama halnya dengan asrama Akademi Kerajaan, lantai
atas disediakan untuk anak perempuan dan lantai bawah untuk anak laki-laki.
Wilfried senang Melchior di sana sekarang, karena dia sebelumnya sendirian.
Charlotte mengangguk sambil tersenyum.
“Melchior memang mengatakan bahwa dia ingin bergabung dengan kita di gedung
utara sesegera mungkin.”
Rupanya, semua persiapan yang diperlukan telah
selesai lebih awal dari biasanya. Aku adalah kakak angkat Melchior dan tidak
memiliki hubungan darah dengannya, jadi aku tidak bisa pergi ke kamar di gedung
utama tempat tinggalnya. Satu-satunya momen saat aku melihatnya adalah ketika
dia dibawa ke ruang makan untuk mengucapkan selamat malam, tetapi kami tidak
pernah berbicara atau bersosialisasi.
Satu hal yang aku perhatikan tentang Melchior
adalah dia sangat mirip dengan Florencia, baik dalam penampilan maupun
tindakannya. Rambutnya juga berwarna biru keunguan yang sama dengan Sylvester,
yang membuatnya lebih mirip dengan ayahnya daripada Wilfried. Yang artinya, aku
tidak bisa memandang Melchior sebagai Sylvester kecil seperti saat aku ingat
memikirkan Wilfried. Aneh.
“Aku jadi ingat,” kataku. “Sylvester bilang
pembaptisan Melchior akan diadakan bersamaan dengan pesta perayaan musim semi.”
"Itu benar," jawab Wilfried.
“Melchior lahir di musim semi. Aku juga sama, dalam hal ini, dan pembaptisanku bersamaan
dengan perayaan. Aku ingat Nenek sebenarnya...” Renungan nostalgianya terputus
ketika dia tiba-tiba menarik perhatianku.
Berharap memecahkan kesunyian yang canggung, aku
mengalihkan topik pembicaraan kembali ke Upacara pembaptisan Melchior. “Aku
akan memberkati dia sebagai Uskup Agung, sama seperti aku memberkatimu di
upacara pembaptisanmu, Charlotte.”
“Melchior pasti akan senang mendengarnya,”
jawab Charlotte. “Senyummu memberiku kekuatan saat aku berada di atas
panggung.”
Saat kami menunggu pengikut kami memanggil
kami, Charlotte memberi tahuku semua hal tentang bagaimana kamar Melchior telah
didekorasi. Aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengannya.
_____________
Sudah menjadi hal biasa bagi Ferdinand dan
Bonifatius untuk makan malam bersama kami pada hari kami kembali ke Ehrenfest.
Aku sedang duduk di samping Bonifatius, seperti biasa, dan bersama-sama kami
membahas Turnamen Antar Kadipaten, permainan ditter melawan Dunkelfelger,
serangan saat upacara penghargaan, dan tarian pedang Cornelius. Jika dipikirkan
kembali, banyak yang telah terjadi dalam waktu sesingkat itu.
"Ksatria magang meminta berkah padamu
meskipun senjata hitam dilarang ?!" Bonifatius bertanya, nyaris tidak bisa
menahan amarahnya. “Apakah mereka berniat membuat kandidat archduke mereka
sendiri didakwa melakukan kejahatan?! Sepertinya mereka lupa siapa yang
seharusnya mereka lindungi! Ditter
mereka mungkin membanik, tetapi mereka jelas tidak tahu
apa-apa tentang posisi seorang ksatria!” Kemudian, dalam sekejap, ekspresinya
berubah menjadi sangat serius. "Hm... Mungkin aku harus pergi ke Turnamen
Antar Kadipaten tahun depan daripada Ferdinand."
Ferdinand mencibir. “Well, itu saran yang benar-benar bisa aku hargai. Kekerasan
bukan keahlianku.”
Dasar
pembohong. Kamu benar-benar tukang bohong!
Mengesampingkan itu, ada banyak hal yang
Ferdinand bantu saat Turnamen Antar Kadipaten dan upacara kelulusan, jadi
sebenarnya, aku juga ingin dia datang tahun depan.
"Bagus. Kalau begitu, sudah diputuskan,” kata
Bonifatius, mengangguk. “Aku akan ikut tahun depan. Kamu akan aman apa pun yang
terjadi, Rozemyne.” "Tapi siapa yang akan menjadi dokter Rozemyne jika
kamu tidak ada di sana, Paman?" Wilfried bertanya, dengan putus asa
berusaha mencegah bencana mendatang. Sylvester mengangguk setuju, dan tentu
saja, aku sependapat dengan mereka. Tidak ada yang memahami kesehatanku lebih
baik dari Ferdinand, dan Turnamen Antar Kadipaten sangat sibuk sehingga aku
membutuhkan seseorang untuk mengawasi dan memastikan aku tidak melanggar aturan
sosialisasi yang menakutkan. Semua itu tampaknya terlalu berlebihan untuk
tiba-tiba dilimpahkan pada Bonifatius.
“Karena aku tidak akan lagi menghadiri
Turnamen Antar Kadipaten, Rozemyne, kami perlu menguncimu di asrama bersama Bonifatius,”
kata Ferdinand. "Itu takdirmu, dan kau harus terima."
Sylvester mengangkat alis pada komentar itu.
“Bukankah kamu yang mengatakan akan
memalukan jika membuat Rozemyne menyerah untuk pergi ke Turnamen Antar
Kadipaten?”
“Pada saat seperti itu, seseorang harus
memilih kejahatan yang lebih rendah diantara dua kejahatan.”
Ferdinand bersikap aneh sejak percakapannya
dengan komandan ksatria Kedaulatan di perpustakaan. Entah dari mana, dia mulai
coba menghindari Akademi Kerajaan sepenuhnya—seperti yang sangat jelas terlihat
dalam percakapan kami saat ini.
Serius,
apa maksudnya "Adalagisa"?
Aku benar-benar ingin tahu, tetapi dengan
betapa tegangnya Ferdinand, bisa kutebak itu bukan topik yang harus aku
bicarakan secara tiba-tiba. Untuk saat ini, aku perlu membiarkan seluruh urusan
mempengaruhiku dan hanya mengawasinya.
“Mari kita pikirkan Doa Musim Semi yang akan
datang,” kataku. “Kita bisa membahas Turnamen Antar Kadipaten tahun depan jika
sudah relevan. Saat itu, aku mungkin sudah cukup dewasa untuk bisa mengendalikan
kesehatanku tanpa bantuan Ferdinand.”
"Mustahil," jawab Ferdinand singkat.
Apa kamu
serius?! Aku kan hanya coba peduli padamu!
Menahan keinginan untuk menggeram padanya, aku
terus membicarakan Doa Musim Semi; Aku perlu mempersiapkan perjalanan panjang
yang diperlukan dan merencanakan berbagai hal bersama Wilfried dan Charlotte.
Sekarang waktu yang tepat untuk itu, karena Ferdinand juga hadir di sini. Aku
bertanya kepada Sylvester provinsi baru mana yang telah terpilih untuk bergabung
dengan industri percetakan dan mulai menyusun rencana siapa yang akan pergi ke
mana, dengan mempertimbangkan para Gutenberg.
“Ayah, akankah Melchior bergabung dengan kita ke
Doa Musim Semi?” tanya Wilfried.
"Tidak," jawab Sylvester. “Dia belum
bisa mengendalikan mana. Aku tidak bisa membayangkan dia bisa membantu sampai tahun depan.”
Ketidakhadiranku yang tiba-tiba setelah
insiden penculikan berarti Charlotte perlu belajar mengendalikan mana selama
sosialisasi musim dingin dalam persiapan untuk Doa Musim Semi. Melchior tidak
berada di bawah batasan waktu semacam itu, jadi kami memutuskan dia bergabung
untuk pertama kalinya tahun depan.
“Ngomong-ngomong, apakah kamu menemukan
sesuatu tentang cara membuat panggung untuk upacara Doa Musim Semi?” Aku
bertanya pada Sylvester.
"Sayangnya tidak," jawabnya. "Aku
akan melanjutkan pencarianku, tapi itu tidak akan mudah." Rupanya, tahun
ini Ferdinand akan membawa sekelompok cendekiawan ke Haldenzel untuk meneliti
lingkaran sihir dan panggung upacara.
“Aku harus kembali ke gereja,” kataku. "Aku
membutuhkan pakaian upacara dan pernak-pernik kecil lainnya."
Sylvester menggelengkan kepalanya. “Kamu bisa
menyerahkannya pada pelayanmu. Mengapa aku pikir aku mengizinkan pengikutmu untuk pergi ke
gereja?”
Aku menepuk tanganku dalam kesadaran, sama
sekali tidak mempertimbangkannya. Bahkan tidak terlintas dalam pikiranku bahwa aku
bisa menyerahkan urusan gereja kepada pengikut kastil.
“Aku berencana mengajak Justus pergi ke gereja,
jadi Kamu bisa membawa pelayanmu untuk menemaninya,” kata Ferdinand. “Aku akan
menghubungi Fran melalui surat sihir dan menyuruhnya bersiap.”
"Terima kasih."
Pikiran tentang gereja segera mengarah ke
pikiran kota bawah, dan dengan itu dalam pikiran... "Sylvester, kapan buku
Perusahaan Plantin akan dijual?" Aku bertanya.
"Bicarakan itu dengan Moritz dan para
pelayan di ruang bermain untuk mencari tahu."
"Dimengerti. Aku juga penasaran— kapan pengajaran
kompresi mana akan dilakukan? Charlotte akan hadir tahun ini, dan aku memiliki pengikut
baru. Apakah semua peserta sudah diputuskan?”
"Ya. Undangan seharusnya sudah dikirim.”
Aku memastikan Roderick dan Philine
ditambahkan ke daftar peserta. Kontrak Philine perlu diubah dari kontrak
kadipaten menjadi kontrak negara.
"Jadi, kapan kau berencana menjual
informasi yang dikumpulkan di Akademi Kerajaan ke kantor kami?" tanya
Sylvester. "Kami ingin itu selesai segera setelah Kamu siap."
“Aku akan berterimakasih jika di beri waktu
dua hari untuk menyusun rencana dengan para cendekiawan terlebih dahulu.”
"Anggap saja sudah beres. Aku akan
menghubungi kantor dan mengirim kabar setelah kami menetapkan tanggal.”
Sylvester dan aku mulai menyusun gagasan umum
tentang apa yang perlu dilakukan saat para bangsawan masih berada di Area
Bangsawan. Lebih baik kami melakukan semua ini secara langsung, karena
bercakap-cakap melalui surat akan memakan waktu terlalu lama, dan kami pasti
akan melewatkan pesta musim semi jika tidak.
"Rozemyne," kata Ferdinand. Aku
berbalik dan melihat matanya tertuju padaku, sementara jari telunjuknya menekan-nekan pelipisnya
secara berirama. “Suruh Wilfried dan Charlotte menemanimu saat kamu menjual
intelijen yang dikumpulkan di Akademi Kerajaan.”
"Kenapa?" Aku bertanya. Berencana
memasukkan mereka tahun depan tampaknya cukup masuk akal, tetapi kurangnya
keterlibatan mereka sejauh ini berarti mereka hanya akan kesulitan mengikuti
jika mereka memutuskan untuk bergabung dengan kami lebih dini.
Ferdinand menghela nafas. “Kamu sejak awal
sudah menjelaskan bahwa satu-satunya niatmu adalah mengumpulkan cerita dari kadipaten
lain kan? Kebetulan informasi dari
kadipaten lain juga mengalir. Namun, intelijen itu sangat
berharga bagi kantor kami, dan mereka sekarang menunggunya dengan segera. Menjualnya tidak
boleh dilakukan tanpa kehadiran Wilfried sebagai archduke berikutnya.”
Wilfried yang paling bereaksi terhadap berita ini —kepalanya
terangkat, menunjukkan bahwa dia sekarang dalam keadaan siaga penuh. Jika
kepala kantor
yang Ferdinand bicarakan hanya melihatku di pertemuan tahunan penjualan informasi,
mereka akan mulai menempatkanku lebih penting dari kandidat archduke lainnya.
“Selain itu, karena kontrak telah diubah, dan
archduke memimpin industri percetakan, sekarang mengumpulkan cerita untuk
dijadikan buku merupakan pekerjaan kadipaten,” lanjut Ferdinand. “Ini tidak bisa dilakukan
dengan anggaranmu sendiri.”
Bagiku, sepertinya keberadaan industri
percetakan lebih untuk memenuhi hobiku, tapi sekarang dengan adanya kontrak
resmi, semuanya dilakukan dengan anggaran Ehrenfest.
“Kamu juga harus memberikan sebagian dari
beban kerjamu saat ini kepada orang-orang yang melayani Wilfried dan Charlotte,” kata Ferdinand. “Sungguh luar
biasa berapa banyak pengikutmu telah tumbuh untuk mengimbangi beban besar yang
semakin Kamu bawa pada dirimu sendiri, tetapi keunggulan mereka diatas pengikut
lain menjadi semakin jelas.”
Mereka berkembang
sangat pesat karena Kamu terus membuat mereka bekerja di gereja...
Saat aku memprotes di dalam hati, Ferdinand berbicara
lagi, kali ini dengan suara pelan yang hanya bisa aku dengar. “Kamu akan
menjadi istri pertama, bukan aub. Jangan terlalu menonjol.” Rupanya, niatnya di
sini adalah mengingatkanku bahwa aku perlu mendukung Wilfried bukan hanya untuk diriku sendiri.
“Aku mengumpulkan cerita dan memajukan
industri percetakan karena aku menginginkannya,” kataku, “jadi aku merasa tidak
pantas memberikan pekerjaan kepada Wilfried dan Charlotte meski mereka bukan
bawahanku. Oh... Tapi karena kamulah yang melatih pengikutku, mungkin kau
menyarankanku melakukan hal yang sama dan memberikan tugas pengikut mereka
untuk diselesaikan?” Meskipun aku cukup
yakin itu bukan pekerjaanku ...
“Berapa kali aku harus memberitahumu untuk
tidak membawa lebih banyak pekerjaan pada dirimu sendiri...? Mereka mungkin
melatih pengikut mereka sendiri. Maksudku pencetakan bukanlah pekerjaanmu seorang, dan Kamu harus
berhati-hati dalam membagikan informasi penting.”
Tampaknya agak munafik bagi Ferdinand yang
gila kerja dan tertutup untuk mengatakan kepadaku untuk berbagi beban kerja dan
kecerdasanku, tetapi aku tidak dapat menyangkal bahwa dia selalu mendukung
archduke. Aku pun mengangguk, meski tidak sepenuhnya yakin.
_______________
Keesokan harinya, aku memanggil Charlotte,
Wilfried, dan pengikut mereka seperti yang diperintahkan, lalu mulai
menguraikan informasi yang kami peroleh di Akademi Kerajaan. “Charlotte, tolong
urus
perhitungan ini. Wilfried, tolong atur semua informasi ini menjadi satu
lembar.” Harus mengajari pekerjaan baru tidak benar-benar menambah beban kerjaku,
karena aku harus menunjukkan kepada Roderick si pemula apa yang harus
dilakukan. Aku memastikan informasi tersebut siap untuk dijual ke kantor-kantor
sekaligus meminta Philine memeriksa berapa banyak tinta dan kertas yang telah
kami gunakan sehingga dia dapat menghitung jumlah total uang yang telah kami belanjakan.
Aku mengamati perkembangan semua orang dan melihat bahwa Wilfried
dan Charlotte tetap up to date dengan pengikut mereka saat bekerja bersama
mereka. Namun, semua berjalan jauh lebih lambat dari rencana— butuh tiga orang
yang berusaha sekuat tenaga, alis mereka berkerut konsentrasi, untuk menyanggupi
apa yang bisa Hartmut selesaikan dengan mudah seorang diri.
Seperti
yang Ferdinand bilang, pengikutku jauh
lebih terampil... Tapi bagaimana tepatnya kita bisa memperbaikinya? Aku tidak bisa memikirkan cara untuk memperbaiki situasi tanpa
melibatkan diriku sendiri.
Setelah informasi ditata dan disebarkan, aku
meminta Wilfried dan Charlotte untuk menghadiri pertemuan dengan petinggi
kantor. Kami perlu membuat intelijen terlihat berharga, memeras uang dari
pihak-pihak yang berkepentingan, dan mendistribusikan pendapatan kepada orang-orang yang telah
memberikan informasi tersebut sejak awal.
"Kamu melakukan semua ini tahun lalu, padahal kamu tidak sehat
begitu lama?" Wilfried bertanya, tampak putus asa.
"Aku mengerti mengapa Paman ingin
mengurangi beban kerja Kamu," tambah Charlotte. “Kamu bisa mengandalkan kami sedikit
lebih banyak, jika kamu mau.”
"Aku sangat berterima kasih padamu,
Charlotte." Kata-katanya yang ramah membuat aku tersenyum.
Wilfried mengangguk setuju dengan adik kami. "Kami tunangan, tapi aku tidak tahu
tentang semua ini," katanya. “Di masa depan, bisakah kamu memanggilku ketika kamu membicarakan pekerjaan
dengan Ayah?”
"Tentu saja," kataku. “Lain kali aku akan melakukannya.”
______________
Setelah menyelesaikan kelas kompresi mana,
Roderick dengan putus asa mulai mencoba proses itu untuk dirinya sendiri, menepis semua mual yang
disebabkan oleh penyakit mana yang tidak diragukan lagi dia rasakan. Pada saat
itulah ayahnya memohon janji temu denganku,
karena Roderick belum kembali ke rumah dan berita tentang dia menjadi pengikutku
telah menyebar di sosialisasi musim dingin.
Tentu saja, aku menolak permintaan pertemuan.
Sylvester yang akan menyelesaikan masalah ini.
Post a Comment