“Aku terkejut melihatmu tiba lebih dulu dariku, Lady Rozemyne,” kata Hannelore. “Aku secara khusus meninggalkan asrama lebih awal sehingga aku bisa meminta maaf ke keluarga kerajaan.”
Aku tersenyum kaku padanya dan menjawab, "Aku juga punya sesuatu
untuk didiskusikan dengan keluarga kerajaan." Akan sedikit canggung untuk
mengatakan bahwa aku tidak berniat untuk datang lebih awal dan bahwa para keluarga kerajaan
telah menentukan waktu yang lebih awal bagiku untuk datang.
"Um, mungkinkah aku menyela
sesuatu...?" Hannelore bertanya, mulai gemetar membayangkan telah membuat
kesalahan lagi.
Aku menggelengkan kepalaku seambil tersenyum, berusaha
menenangkannya. "Aku hanya kepikiran untuk mengantarkan tusuk rambut Profesor
Eglantine sebelum pesta teh dimulai."
“Benar,” kata Eglantine, juga tersenyum. "Dan
sekarang Kamu di sini, Lady Hannelore, aku ingin Kamu melihatnya juga."
Aku memberi isyarat pada Brunhilde dengan pandangan sekilas,
mendorongnya untuk memberikan kotak berisi tusuk rambut kepada pelayan Anastasius.
Itu perlu diperiksa secara menyeluruh setelah diterima, tentu saja, jadi kami
semua menunggu saat pelayan
itu melewati proses yang panjang dan membosankan.
Ketika kotak itu akhirnya diserahkan kepada
Anastasius, dia menerimanya dengan seringai puas. “Aku dengan ini memberikan tusuk
rambut ini kepada istri tercintaku,” katanya sambil meletakkannya di depan
Eglantine.
Hannelore akhirnya tersenyum lega setelah
melihat pertukaran damai itu. “Jadi, Kamu juga memesan tusuk rambut baru,
Pangeran Anastasius? Kakakku juga memesan tusuk rambut dari Ehrenfest
dan sangat menantikan kedatangannya.”
“Kami menerima pesanan tusuk rambut dari
Dunkelfelger, Ahrensbach, dan Kedaulatan,” kataku. “Kami bahkan menerima dari
Lady Detlinde, yang menerimanya sebagai hadiah dari Ferdinand. Bunga yang dia minta untuk digunakan
sama dengan bunga Lady Adolphine akan tetapi lebih kecil. Totalnya akan ada lima,
masing-masing dengan warna yang berbeda.”
"Astaga. Lima tusuk rambut berbeda?”
Eglantine bertanya, terkejut. Responnya seperti perkiraanku, yang berarti sudah
waktunya tahap kedua: menjelaskan detailnya. Paling tidak, aku membutuhkan
keluarga kerajaan untuk mengetahui bahwa tidak ada yang salah dengan selera
estetika Ferdinand; bagaimana orang memandang tusuk rambut akan
bergantung sepenuhnya pada cara pemakaiannya.
“Lady Detlinde sendiri yang mengusulkannya, dengan
gagasan bahwa dia dapat memilih mana dari lima tusuk rambut yang akan dikenakan
sesuai dengan waktu, tempat, dan apa yang dia kenakan. Dia, um... mengungkapkan
ketidakpercayaannya pada selera artistik Ehrenfest dan memilih untuk mengambil
kendali penuh.”
"Astaga. Aku puas dengan desain Ehrenfest dan
menganggap tusuk rambut hari ini cukup bagus.”
“Kami merasa terhormat. Aku akan memberi tahu
pengrajin tusuk rambutku tentang kata-kata baikmu.”
Percakapan kami tentang tusuk rambut berlanjut
hingga Solange dan Hortensia tiba dari perpustakaan.
Aku
masih tidak percaya wanita ini menikah dengan Komandan ksatria Kedaulatan.
“Aku menyadari bahwa Ehrenfest pasti berpikir
buruk tentang kami, tapi aku harap kamu bisa melewati ini,” kata Hortensia
tiba-tiba, dengan senyum sedih yang membuatku benar-benar terlempar. “Di tengah
masa kekacauan besar bagi keluarga kerajaan, Pangeran Hildebrand pulang dengan
kabar dari kandidat archduke Ehrenfest yang mengetahui arsip terlarang. Suamiku, komandan
ksatria, segera menyelidiki rumor ini—hanya untuk menemukan kandidat archduke yang
sama di perpustakaan yang kosong, dengan buku harian dari seorang pustakawan
yang dieksekusi di tangannya. Buku harian itu menyebutkan keluarga kerajaan
yang mengunjungi perpustakaan, bukan? Wajar jika dia berpikir Ehrenfest
bermaksud mencuri apa yang menjadi milik keluarga kerajaan.”
Apalagi saat dia mengetahui bahwa Ferdinand adalah benih
Adalgisa dan memiliki darah kerajaan.
Setelan waktu kami tampak sangat buruk. Jika kami tidak bertemu di
perpustakaan, mungkin kami tidak akan terlalu curiga dan Ferdinand tidak akan
dikirim ke Ahrensbach.
“Adalah tugas suamiku untuk menangani semua
potensi ancaman dengan sangat hati-hati,” lanjut Hortensia. “Apapun yang kurang
dari itu akan membuatnya gagal sebagai komandan ksatria. Aku menyadari bahwa
kecurigaan membuatnya sangat marah, tapi kami berharap untuk menyelesaikan ini
dengan sedamai mungkin, dengan semua pihak menjadi lebih baik karenanya. Harap
mengerti hal ini.”
Aku berhasil tersenyum. Sulit untuk membantah
klaimnya bahwa keluarga kerajaan telah bertindak wajar. Ferdinand tidak
ditangkap di tempat karena tindakannya yang mencurigakan, meskipun darah kerajaan membuatnya
menjadi sumber perhatian khusus; sebaliknya, dia hanya diperintahkan untuk
meninggalkan gereja dan menikah dengan kadipaten besar. Itu adalah jenis
peningkatan status yang akan membuat iri siapa pun.
Kalau
saja kadipaten besar itu bukan Ahrensbach...
Ferdinand menginstruksikanku untuk
berpura-pura bahagia, jadi aku tidak dapat mengatakan bahwa upaya mereka tidak
lain adalah penderitaan bagi kami. Sebaliknya, aku menunjukkan padanya ekspresi
yang paling menyenangkan dan berkata, "Kita semua memiliki situasi
masing-masing, dan pasti sering kali pikiran pribadi kita tidak sesuai dengan
pendapat orang-orang di sekitar kita." Itu menjadi akhir dari diskusi
singkatku dengan Hortensia.
Hildebrand tiba tidak lama kemudian, karena
didesak kepala pelayannya, Arthur. Kami bertukar salam, kemudian aku
perhatikan bahwa dia menyampaikan dialognya lebih fasih daripada tahun lalu.
Itu menghangatkan hati, seperti melihat adik sepupu semakin dewasa.
“Aku diberitahu bahwa kita akan lebih jarang
bertemu tahun ini, karena bahkan Kamu tidak dapat menyelesaikan semua kelasmu
pada hari pertama sekarang karena Kamu berada di tahun ketiga,” katanya. “Aku
senang kita memiliki kesempatan untuk bertemu.”
"Aku juga senang bertemu denganmu,"
jawabku. “Aku sangat bersemangat untuk melihat buku apa yang akan Kamu
rekomendasikan.”
Saat percakapanku dengan Hildebrand berlanjut,
Hortensia meminta maaf pada Hannelore. “Kami benar-benar minta maaf karena
tidak memberi tahumu dengan benar. Tidak terpikir oleh kami bahwa Kamu akan
cukup sering mengunjungi perpustakaan untuk mengambil alih kepemilikan alat
tersebut.”
“Profesor Hortensia telah mengambil
kepemilikannya sendiri, jadi Kamu bisa tenang,” tambah Solange.
Hannelore tampak sangat lega mendengar berita
ini; seluruh situasi pasti sangat meresahkannya. Aku menghela napas lega, lalu
mengutarakan keraguanku pada Hortensia.
“Aku sebelumnya sudah mengatakan ini pada
Profesor Eglantine, tapi aku merasa aneh Lady Hannelore menjadi master alat sihir itu padahal
seorang pustakawan archnoble memasok mereka dengan mana setiap hari. Bagaimana ini bisa terjadi,
tepatnya?”
“Ada alat lain yang membutuhkan mana. Schwartz
dan Weiss sudah memiliki lebih dari cukup, jadi aku menganggap mereka bukan
prioritas.”
“Apakah ada alat di perpustakaan yang lebih
penting dari dua shumil itu? Mempertimbangkan seberapa banyak mereka membantu peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, belum lagi
pekerjaan mereka dalam mencatat orang-orang yang mengambil buku tanpa izin, aku tidak dapat membayangkan ada alat
lain yang terlihat lebih sering digunakan.”
Hortensia memasang ekspresi bingung, kemudian menoleh ke
Eglantine dan Anastasius. Sepertinya dia mencari bantuan mereka.
“Schwartz dan Weiss tidak dapat disangkal memang penting untuk
operasi sehari-hari,” kata Anastasius, “tapi Hortensia memiliki urusan lain
yang harus diperhatikan. Dengan dekrit raja.”
“Aku rasa Kau mengetahui arsip yang
hanya bisa dibuka dengan kunci pustakawan archnoble. Bagaimanapun juga, mereka
disebutkan dalam dokumen yang dipinjamkan Profesor Solange padamu.”
Rupanya Hortensia ditugaskan untuk membuka
arsip terlarang dan mencari Grutrissheit—atau petunjuk apa pun yang mungkin mengacu pada
lokasinya.
“Rencananya adalah aku akan memberi Schwartz
dan Weiss mana setelah mendapatkan kuncinya,” kata Hortensia, “tetapi pada saat
aku telah menghapus pendaftaran kunci terdahulu dan mulai mengambil sendiri kepemilikannya, aku
tidak lagi memiliki mana untuk diluangkan. Menurut Solange dan buku harian, ada tiga
kunci, dan satu arsip membutuhkan ketiganya untuk dibuka. Jadi, aku mencoba
untuk mendapatkan semuanya, tetapi ternyata hanya satu kunci yang bisa dimiliki
per orang.”
Memiliki ketiga kunci itu tidak cukup; arsip
juga membutuhkan tiga orang dengan
mana yang cukup untuk dibuka. Hortensia rupanya kehilangan kepemilikan kunci
pertama setelah mendaftarkan mana ke kunci kedua. Selain itu, Solange tidak memiliki mana yang sesuai atau
kualifikasi lain yang diperlukan untuk memiliki kunci itu, jadi dia tidak dapat
mendaftarkan diri.
“Oleh karena itu, kami ingin Komite
Perpustakaan menjadi pemilik kuncinya,” tutup Hortensia.
"Tidak bisakah kamu memanggil lebih
banyak pustakawan dari Kedaulatan?" Aku bertanya.
“Kami memang sangat mengharapkannya, kami akan kesulitan
mengumpulkan tiga archscholar Kedaulatan di Akademi Kerajaan untuk membuka
arsip yang bahkan mungkin tidak penting.”
Solange, Schwartz, dan Weiss telah membuktikan
diri mereka mampu mengelola beban kerja harian perpustakaan, dan Kedaulatan
tidak memiliki cukup tenaga untuk menyisihkan tiga cendekiawan archnoble selain itu—
terutama ketika ada kemungkinan mereka tidak akan mendapatkan sesuatu yang
berguna. Keluarga kerajaan sendiri telah mengatakan bahwa, selain ada penemuan
besar, Hortensia perlu mengelolanya sendiri.
“Arsip telah ditutup untuk beberapa waktu
sekarang tanpa masalah. Aku percaya kandidat archduke akan menganggap memasok
kunci dengan mana lebih ringan dari memasok Schwartz atau Weiss, tapi bagaimana menurut kalian?” Solange bertanya,
melihat antara Hannelore dan aku.
Anastasia mengangguk. “Rencananya adalah
Kedaulatan mengambil alih penyediaan mana untuk Schwartz dan Weiss sehingga
tanggung jawab akan jatuh ke tangan Hortensia dan Hildebrand. Hannelore,
Rozemyne, kami meminta kalian bergabung dengan Hortensia untuk mengambil kepemilikan kunci dan
membantunya membuka arsip.” Perpustakaan tentu saja akan menyimpan kuncinya, dan kami hanya
akan dipanggil saat kami dibutuhkan. “Meski kalian sekarang lebih sibuk
karena sudah tahun ketiga, membuka kunci mestiya tidak terlalu merepotkan. Melanjutkan
memasok alat sihir perpustakaan akan berdampak jauh lebih besar pada kelas kalian.”
Mereka sebenarnya mempertimbangkan beban yang
mereka bebankan pada kami. Hannelore dan aku bertukar pandang, lalu mengangguk dan
berkata, “Dimengerti. Kami akan
menerimanya."
Anastasius dan kedua pustakawan itu
mengangguk, di mana Hildebrand dengan malu-malu menyela. “Um... hanya Rozemyne
dan Hannelore? Apakah aku tidak akan memiliki kunci juga?”
"Kamu bilang ingin memberi Schwartz dan
Weiss mana, bukan?" tanya Anastasius.
"Ya, tapi..." Hildebrand menunduk.
"Aku tidak berpikir itu berarti ditinggalkan seperti ini."
“Bahkan jika kamu memasuki arsip, kamu tidak
akan bisa mengetahui buku apa yang ada di dalamnya.”
Tidak dapat memprotes lebih jauh, Hildebrand
hanya menundukkan kepala.
"Pangeran Anastasius, apakah aku akan
diizinkan membaca buku-buku arsip?" Aku bertanya.
“Komite Perpustakaan akan membuka kunci dan
tidak lebih. Selebihnya akan
menjadi tugas pustakawan. Kami tidak dapat membuat kalian melihat-lihat
ke dalam ketika kami bahkan tidak tahu apa yang ada di sana. Cih. Dan itu juga merupakan arsip yang benar-benar baru.
Aku diharapkan untuk membuka harta karun
berupa bahan bacaan, lalu tidak melakukan apa-apa selain berdiri di luar. Itu
pada dasarnya adalah siksaan. Yang artinya, jika Grutrissheit benar-benar ada di dalam,
maka mungkin lebih baik bagiku untuk menjauh daripada mengundang kesalahpahaman
lebih lanjut.
“Aku... aku akan menahan diri untuk tidak
masuk. Tetapi jika ada buku dan dokumen yang aman untuk aku baca, izinkan aku
untuk melihatnya.”
"Itu seharusnya tidak menjadi masalah
setelah semuanya diperiksa."
Dari sana, diskusi serius kami beralih menjadi pesta
teh yang lebih damai. Kami menyebar berbagai manisan yang kami bawa dan memperkenalkannya sambil mengambil
gigitan demonstratif.
“Ini hasil dari pembelian kue pon Ehrenfest
dan menambahkan rohres kadipaten kami,” kata Hannelore. "Kami menerima beberapa dari
Lady Rozemyne selama Turnamen Antar Kadipaten tahun lalu, dan itu sangat lezat
sehingga kami juga bereksperimen dengan koki kami."
Dunkelfelger sering mengasinkan rohresnya
dengan anggur, jadi rasa kuenya benar-benar khas. "Apakah anggurnya
juga berbeda, aku bertanya-tanya?" Aku merenung dengan keras. “Kue ini
enak dengan cara berbedanya sendiri. Aku pikir itu luar biasa bahwa kita dapat menikmati cita rasa
kadipaten lain seperti ini.”
"Aku juga menantikan kudapan baru yang
kamu bawa setiap tahun," kata Solange sambil terkikik saat dia meraih
yogurt mousse tart yang kubawa. Ada selai rutreb yang dioleskan di atas mousse
putih dalam pola yang menarik, menjadikannya manisan musim dingin yang tampak
mewah.
“Bagian putih ini seringkali hanya terasa
seperti yogurt tawar, jadi kalian bisa menambahkan rasa yang lebih manis sesuka kalian,” aku menjelaskan. Kudapan dari Kedaulatan
terlihat imut, tapi terlalu manis, seperti yang diperkirakan. Aku berusaha sebaik mungkin untuk memakannya tetapi
hanya berhasil paling banyak tiga gigitan.
Setelah menikmati kudapan dan teh,
percakapan kami beralih ke buku.
Sekarang
ini benar-benar
pesta teh kutu buku! Menyenangkan sekali!
“Aku mendapati kisah-kisah ksatria mudah
dibaca bahkan tanpa harus menghadiri Akademi Kerajaan,” kata Hildebrand. “Aku
benar-benar menikmati waktuku bersama mereka.”
Kisah-kisah kesatria kami memuat titik sempurna dalam pendidikan untuknya. Itu kemungkinan
besar merupakan tantangan baginya, tetapi debaran dari setiap kisah telah membuatnya sangat bersemangat dan
cemas sampai-sampai dia membaca semuanya dalam keadaan kesurupan.
"Aku juga ingin mengerahkan seluruh
kemampuanku untuk memberikan feystone yang indah kepada wanita yang
kucintai," dia melanjutkan. Mata ungunya berbinar saat dia memberi tahu kami kisah kesatria yang
menjadi kesukaannya, dan mendengar dia mengatakan bahwa dia ingin bertambah
kuat agar mampu membunuh feybeast benar-benar membuatku berpikir, "Wow,
anak laki-laki memang akan menjadi laki-laki." Semua juga memandangnya
dengan kehangatan.
“Lady Letizia adalah gadis muda yang sangat
menyenangkan,” kataku, “jadi kurasa dia akan sangat senang menerima feystone
dari laki-laki yang luar biasa seperti dirimu.”
"Lady... Letizia?" dia bertanya,
berkedip seolah dia tidak paham.
"Kamu bertunangan dengan Lady Letizia
dari Ahrensbach kan?" aku balas
menanyainya, menatapnya dengan bingung. Aku cukup yakin
pertunangan mereka telah diumumkan di Konferensi Archduke. “Dia datang ke gerbang perbatasan
Ahrensbach-Ehrenfest untuk menyambut Ferdinand ke kadipatennya. Aku sempat bicara sebentar dengannya, dan dia memang agak
menggemaskan.”
"Aku mengerti. Tetapi aku..."
Aku mempertimbangkan apa yang sedang terjadi
di sini. Pikiran pertamaku adalah dia tidak terbiasa dengan gagasan itu, karena dia
belum pernah bertemu dengan Letizia sejak pertunangan mereka diumumkan... tapi
kemudian aku ingat.
Dia
naksir Charlotte!!!
Mungkin dia merasa orang tuanya telah
menginjak-injak cinta pertamanya dengan menyuruhnya bertunangan dengan seorang
gadis yang belum pernah dia temui. Hatiku
panik, mencoba mencari cara untuk melakukan pendekatan.
Akan
aneh jika aku tiba-tiba mengungkit Charlotte. Ditambah
lagi, aku yakin dia tidak ingin semua orang di sini tahu
tentang cinta pertamanya, bukan? Aah, apa yang harus
kulakukan?! Maafkan aku! Maafkan
aku! Aku tidak bermaksud menginjak cinta pertamamu! Aku
tidak kepikiran tentang bagaimana Ibu akan senang
mendengar tentang kisah ini!
“Um, Rozemyne. Aku-"
"Aku juga mendengar tentang
pertunanganmu," kata Hannelore, menyela pangeran tanpa menyadarinya.
"Selamat."
Saat itu, semua orang juga mulai memberi
selamat padanya. Hildebrand akhirnya tersenyum kecil sambil mengucapkan terima
kasih. Sepertinya dia sangat tidak senang dengan pertunangannya —dia hanya belum cukup
menerimanya.
Wew.
Hannelore melihat sekeliling dan tersenyum
menggoda. “Semua orang di sini memiliki pasangan yang luar biasa. Aku merasa agak
tersisih.” Memang benar dia satu-satunya yang belum menikah atau bertunangan.
Hortensia terkikik. “Oh, Lady Hannelore, tapi
sekarang kamu tahun ketiga. Ini akan jadi waktu yang paling menyenangkan bagimu
kan? Apa Kamu tidak memperhatikan seseorang yang spesial?”
“Erm, yah…” Sedikit rasa malu menghiasi
ekspresi Hannelore. “Aku ingin dirayu oleh seorang pria yang akan memberikan jimat yang luar biasa padaku seperti jimat yang dikenakan Lady
Rozemyne. Sama seperti dalam kisah roman Ehrenfest.”
Semua mata tertuju ke tusuk rambutku. Aku sedikit menggoyangkan kepala, menyentuh batu permata
pelangi, dan berkata, “Ini dirancang oleh Ferdinand dan diberikan kepadaku oleh
Wilfried. Semua waliku bekerja sama untuk mengumpulkan feystone karena
mengkhawatirkan keselamatanku.” Ini kesempatan sempurna bagiku untuk menekankan bahwa itu adalah hadiah
dari tunanganku— dan mode Ferdinand benar-benar normal.
“Sampai feystone selevel ini disiapkan untukmu, Ehrenfest pasti memperlakukanmu dengan
sangat baik...” kata Eglantine, menatap tusuk rambut pelangiku.
Aku mengangguk sambil tersenyum. “Sangat. Mereka mendengar
permintaan egoisku, mengizinkanku membuat buku yang aku sukai di kadipaten, dan
bahkan memberikan perpustakaan. Aku kemudian menunjukkan buku-buku yang aku bawa untuk
dipinjamkan.”
"Kamu tahun ini lagi-lagi punya buku
baru?" tanya Profesor Solange. “Aku sendiri menerima salinan kisah cinta
Ehrenfest. Cukup menghibur mencoba mengidentifikasi cerita familiar bagiku; Aku
akan mengenang kembali masa-masaku di Akademi Kerajaan, yang benar-benar membawa nostalgia.”
“Aku senang mendengarmu menikmatinya, Profesor
Solange. Kisah Cinta Akademi Kerajaan tahun
ini terdiri dari kisah-kisah yang dikumpulkan para cendekiawan magang dari
kadipaten lain, jadi aku rasa akan jauh lebih sulit untuk diidentifikasi.
Kisah-kisah kami sejauh ini adalah kisah dari
Elvira dan teman-temannya, yang berarti sebagian besar dari Ehrenfest, dan
kisah-kisah yang cenderung tidak cukup populer untuk diketahui semua orang di Akademi
Kerajaan. Namun, cerita yang dikumpulkan untuk kami oleh para cendekiawan
magang yang mencari keuntungan cenderung menjadi cerita yang lebih tidak jelas,
karena para magang ingin menghindari tumpang tindih dan mendapatkan uang
sebanyak mungkin. Tentu saja, tidak ada pola dari mana kadipaten atau generasi cerita-cerita ini
berasal.
“Aku juga punya buku untuk laki-laki, bukan
hanya kisah cinta,” lanjutku. “Ada yang tentang persahabatan yang mekar dari treasure-stealing ditter.
Jika tertarik, Pangeran Anastasius, dengan senang hati aku akan meminjamkannya
kepadamu.”
"Ya, tapi bukankah kejam membuat
Hildebrand menunggu?"
Anastasius mengacungkan ibu jarinya ke arah
sang pangeran, yang tampak benar-benar layu, seperti seekor anjing yang telah
menunggu sisa makanan tetapi sejauh ini tidak mendapatkan apa-apa. Biasanya
hanya tersedia satu salinan dari setiap buku, jadi meminjamkannya kepada Anastasius
berarti Hildebrand harus menunggu.
Namun...
jangan takut!
"Aku bisa meminjamkan buku itu kepada kalian berdua," kataku. “Brunhilde,
Rihyarda, tolong bagikan salinan Kisah
Cinta Akademi
Kerajaan dan Kisah Ditter kita.”
"Segera."
Brunhilde mendistribusikan Kisah Ditter Roderick,
sementara Rihyarda mendistribusikan Kisah-Kisah Cinta Akademi Kerajaan edisi baru. Kami berencana
untuk mendebutkan yang pertama saat pesta teh kami dengan Dunkelfelger, tetapi
terjadi perubahan rencana, karena ini adalah satu-satunya buku baru yang kami
harapkan akan menarik bagi Anastasius dan Hildebrand.
Pembaca
pertamamu adalah keluarga kerajaan, Roderick!
Wow!
Aku melirik ke samping dan melihat Roderick
berdiri di sudut, terlihat sangat tidak nyaman. Aku tahu dari ekspresinya bahwa
dia sangat bersemangat dan takut melihat bagaimana reaksi semua orang.
"Lady Rozemyne, bukankah ini buku yang
persis sama?" Eglantine bertanya, mengibaskan kelopak matanya.
“Benar. Proses pembuatan buku yang identik dikenal dengan 'pencetakan',
dan Ehrenfest bermaksud menjadikan barang cetakan sebagai industri utamanya.
Kami berencana untuk menjual buku-buku tentang sejarah Dunkelfelger dengan cara
yang sama, meskipun kami belum merilisnya dalam waktu dekat, karena mereka sendiri
juga harus memeriksa muatannya.”
Solange dan Hortensia membandingkan buku-buku
mereka dan menyuarakan keterkejutan bahkan karena ilustrasinya identik.
“Aku melihat semua isinya rapi dan teratur, apakah Kamu tidak
melakukan sesuatu pada sampulnya?” tanya Anastasius, membolak-balik halaman
dengan seringai. Seperti biasa, bangsawan tidak menyukai buku-buku yang berlawanan dengan tren
sampul yang dihias dengan indah.
“Halaman bersampul bunga secara teknis memenuhi tujuan itu,” aku
menjelaskan. “Aku berasumsi bahwa Kamu dan Lady Hannelore lebih suka sesuatu
yang lebih tradisional, bukan? Karena pengikatan tali dapat dengan mudah dilepaskan, Kamu tidak
akan kesulitan membawa halaman-halaman tersebut ke workshop dan memesan
sampul sesuai keinginan.”
"Hmm..." Anastasius masih melihat
buku itu dengan tidak puas. Ini mungkin pertama kalinya dia melihat buku tanpa sampul.
“Pikirkan
saja Ehrenfest menjual konten buku
alih-alih
buku secara keseluruhan. Dengan tidak menyertakan cover mewah, biaya dapat
ditekan cukup rendah sehingga bahkan laynoble dan mednoble sekali pun mampu
membelinya.”
“Itu sangat penuh perhatian,” kata Solange, yang merupakan mednoble.
Hannelore juga tersenyum pada buku Ehrenfest
di tangannya. “Ini ringan dan nyaman dipegang, dan halamannya sendiri mudah
dibalik. Aku sangat mengaguminya. Dia melirik buku-buku tebal Dunkelfelger yang dia bawa. "Aku mendapati itu jauh lebih
menyenangkan dari buku yang hanya bisa kubaca dengan bantuan pelayan atau
cendekiawan."
"Aku tahu maksudmu," tambah
Hildebrand. “Itu jauh lebih mudah diatur daripada buku-buku besar dan tebal yang harus ditaruh di rak baca kan?”
Buku
yang sangat besar hingga membutuhkan rak baca...?
Apa apaan itu?! Biarkan aku
membacanya!
Aku mulai mencondongkan tubuh ke depan, ingin
mendengar lebih lanjut, tetapi Brunhilde diam-diam membawaku kembali dari tempatnya berdiri
di belakangku. Aku memeriksa feystone kalungku untuk memastikan warnanya tidak berubah, kemudian menyesuaikan
kembali postur tubuhku.
“Sekarang, bagaimana peminjamannya?”
Ehrenfest dapat memberikan salinan buku yang
sama kepada semua orang, tetapi, seperti yang diperkirakan, tidak ada yang dapat melakukan hal
yang sama. Status memutuskan urutan yang akan kami lakukan, dan dari sana,
pertukaran buku dimulai. Apa yang akhirnya menghampiriku adalah buku yang
dibawa Solange dari arsip tertutup.
“Kamu punya banyak mana, kan, Lady Rozemyne?”
dia berkata. “Ini buku yang dipindahkan ke arsip tertutup untuk penyimpanan
jangka panjang, tetapi halamannya berisi banyak lingkaran sihir tidak biasa.
Itu rupanya ditulis oleh seorang profesor yang sejak lama mempelajari Schwartz
dan Weiss. Mungkin Kamu akan mendaptinya bisa membantumu.”
"Terimkasih banyak."
Dengan menyalin buku ini dan meminta Ferdinand
atau Hirschur menelitinya, aku yakin kami dapat membuat Schwartz dan Weiss
versi kami sendiri untuk perpustakaanku. Aku ingin segera membacanya, tetapi
itu bukanlah pilihan; buku-buku itu ditukar oleh pengikut kami, jadi sebenarnya
tidak di depanku.
“Um, apakah kamu suka membaca buku yang sulit,
Rozemyne?” Hildebrand bertanya dengan hati-hati. Matanya beralih ke buku yang
dia pinjam dari Hortensia, yang sedang dipegang kepala pelayannya, Arthur.
“Buku seperti ini akan memakan waktu cukup lama untuk aku baca, jadi Kamu
dipersilakan untuk memilikinya terlebih dahulu.”
Dalam kejutan yang mengejutkan, Hildebrand
bersedia meminjamkan buku yang dia pinjam sendiri. Menahan keinginanku untuk
melompat pada kesempatan itu, aku menatap Arthur dan berkata, "Apakah aku, um... Bolehkah
aku meminjam buku itu sebagai gantinya?"
“Pangeran Hildebrand sangat menyukai buku-buku
Ehrenfest. Dia membacanya berulang kali. Buku ini”—dia menunjuk buku di
tangannya—“sedikit lebih rumit, jadi seseorang dengan tingkat membacamu pasti
akan merasa lebih menyenangkan. Pinjamkan kepada kami lebih banyak buku
Ehrenfest saat dibuat.”
Dengan penuh semangat aku mengangguk, lalu mengalihkan
perhatianku kembali ke Hildebrand. "Terima kasih banyak, Pangeran
Hildebrand."
“Aku senang melihatmu bahagia, Rozemyne.” Ya ampun. Anak yang baik!
Setelah pertukaran ini, aku menerima
pembayaran karena telah setuju untuk mengambil kepemilikan salah satu kunci
arsip: sebuah buku yang dibawa Anastasius dari istana kerajaan. Itu totalnya menghasilkan tiga
buku —hasil yang mengesankan untuk satu pesta teh. Tapi meskipun aku pusing karena
kegembiraan, ingin sekali pergi dan mempelajari harta baruku, Anastasius sedang
membandingkan buku Ehrenfest dengan bukunya yang lain.
“Rozemyne, apakah Ehrenfest hanya punya buku
tipis seperti ini? Itu memancarkan kemiskinan. Jika Kamu tidak memasang cover, setidaknya buatlah
lebih tebal.”
“Itu diikat dengan tali, jadi hanya bisa setebal itu. Jadi, kami bersaing
secara kuantitas.” Aku kemudian menoleh ke Brunhilde, yang mengangguk dan
bergabung dengan Rihyarda dalam mendistribusikan volume terbaru Elvira: Kisah Fernestine.
Buku baru ini muncul dari Elvira yang
mengungkapkan perasaan bergejolaknya tentang pertunangan Ferdinand di atas kertas. Tentu saja, cerita yang
sebenarnya tidak dapat dipublikasikan secara langsung, jadi dia mengubah jenis
kelamin protagonis—di antara banyak hal lainnya—saat menulis. Produk akhirnya
adalah kisah Fernestine, wanita muda yang ibunya meninggal sebelum waktunya,
meninggalkannya untuk dibesarkan dengan rendah hati bersama seorang pelayan
yang ditugaskan oleh ayahnya.
Saat pembaptisan Fernestine semakin dekat,
ayahnya datang untuk menjemputnya dan membawanya kembali ke kastil archduke.
Dalam kejutan yang mengejutkan, dia selama
ini adalah kandidat archduke. Dia kemudian masuk ke Akademi
Kerajaan, dimana dia mulai menonjol karena kecantikan feminin dan nilai yang
sangat baik. Beberapa kandidat archduke berusaha untuk menggertaknya karena
iri... tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan penganiayaan tanpa ampun
yang telah dia terima dari ibu tirinya.
Di Akademi Kerajaan itulah Fernestine pertama
kali merasakan kebebasan dari ibu tirinya. Itu juga di mana dia dan seorang pangeran
jatuh cinta. Namun sungguh malang, karena Fernestine adalah kandidat archduke tanpa seorang ibu,
asmaranya diprotes dengan hangat —sehingga raja akhirnya turun tangan,
memisahkan pasangan tersebut dengan memerintahkan agar dia menikah dengan
kadipaten besar. Namun, itu bukan hanya kadipaten besar—itu adalah kadipaten
yang sama dengan asal ibu tirinya, dan pria yang akan dinikahi Fernestine
memiliki kemiripan dengan ibu tirinya.
Meski begitu, pangeran pertama menolak
menyerah pada Fernestine, mengetahui bahwa dia menangisi keputusan raja. Dia
menarik satu demi satu trik untuk menyelamatkannya. Pada awalnya, Fernestine
menolak bantuannya, mengatakan bahwa dia hanya menghalangi jalannya... tetapi
ketika sang pangeran dengan susah payah meyakinkan raja untuk mengizinkan
pernikahan mereka, dia dengan sukarela meraih tangannya.
Itulah intinya. Tidak peduli seberapa indah terlihat,
pahlawan wanita itu pada akhirnya harus diselamatkan.
Tentu saja, Sylvester segera menyadari bahwa
Fernestine hanyalah Ferdinand yang bertukar gender. Dia tertawa terbahak-bahak
dan memuji Elvira karena telah melakukan sesuatu yang tak kenal takut, tetapi
hanya orang-orang yang terdekat Ferdinand yang dapat menangkap hubungannya. Bahkan di Ehrenfest, hanya
sedikit yang menyadarinya.
Ngomong-ngomong, Kisah Ditter dan Kisah
Fernestine adalah serial berdurasi panjang yang tidak
muat dalam satu volume. Kami harus mencetaknya sedikit demi sedikit, sehingga
produk lengkap membutuhkan waktu lebih lama untuk dibuat.
Aku menatap semua wajah bersemangat yang
menempel di buku baru mereka dan menyeringai. Ini hanyalah langkah pertama dari
rencana luar biasaku.
Semuanya,
terinfeksi nafsu akan volume berikutnya
dari seri favoritmu! Sama seperti diriku! Sebarkan, virus kutu bukuku!
Aku datang ke pesta teh ini karena ingin
berinteraksi dengan keluarga raja... tapi pada akhirnya, itu jauh lebih
menyenangkan dari yang pernah kubayangkan.
Post a Comment