Hannelore memberi tahuku bahwa dia akan meninggalkan bangkunya sebentar, lalu dengan tenang berjalan ke Lestilaut. "Kakak, apa yang kau katakan pada Lord Wilfried...?" dia bertanya pelan.
Lestilaut mengangkat alis dan, menatap
Wilfried, menjawab, "Tidak apa-apa."
Jawabannya yang acuh tak acuh membuat wajah
Hannelore mendung. “Jika itu benar, maka Lord Wilfried tidak akan meninggikan
suaranya. Kau pasti sangat menyinggung perasaannya. Lord Wilfried, aku
menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas tindakan kakakku.”
Wilfried tersentak kembali ke kenyataan dan
menawarkan senyum sopan. “Oh, tidak— Kamu tidak perlu merasa perlu meminta
maaf, Lady Hannelore. Sebenarnya, aku yang harus meminta maaf kepada kalian semua. Kedangkalanku
membuatku marah karena ejekan mid-gewinnen sederhana.”
Mendengar itu, Wilfried dengan hati-hati duduk
kembali, menoleh ke Lestilaut, dan memindahkan bidak. “Ayah—Aub Ehrenfest—tidak
berniat
menjadikan Rozemyne sebagai aub,” katanya. "Dia tidak akan pernah
melakukan sesuatu sekejam itu."
“Maksudmu, akan kejam jika dia menjadi aub?”
tanya Lestilaut, menggerakkan bidak sebagai respon sebelum mengarahkan tatapan penasaran kepada Wilfried.
Wilfried mengangguk dan memindahkan pion lagi. “Seperti yang
kau tahu, Rozemyne cukup sakit-sakitan
sampai-sampai dia
pingsan di beberapa pesta teh. Dia tidak akan memaksakan putrinya yang tidak sehat
kedalam
peran yang sangat menuntut. Aku meminta pengertianmu tentang masalah ini.”
Apa dia
berusaha membersihkan nama Sylvester? Memang Sylvester tidak akan membiarkan
putri angkatnya yang tidak sehat menjadi aub.
Mendengar itu, aku mengerti apa yang terjadi:
Lestilaut menggunakan reputasi buruk Sylvester sebagai ledekan di tengah permainan. Aku
juga mendapati desas-desus menjengkelkan yang tak ada habisnya, jadi aku bisa memaklumi alasan
mengapa Wilfried bereaksi seagresif itu. Sebagai kandidat archduke, aku mungkin diharapkan untuk menghukumnya
dan mendukung Dunkelfelger... tetapi aku tidak dapat melihat diriku melakukan
itu.
“Kupikir masuk akal jika posisi aub harus
diberikan ke siapa pun yang memiliki mana paling banyak dan paling
menguntungkan kadipaten mereka, tapi... begitu,” kata Lestilaut. “Karena
kesehatan adikmu buruk, kamu akan menjadi aub berikutnya tanpa mempertimbangkan
kompetensimu.”
Aku berasumsi bahwa interjeksi Hannelore akan
menenangkan keadaan, tetapi ledekan terus berlanjut. Wilfried mengepalkan tangan sedemikian erat hingga
buku-buku jarinya memutih.
Aku beralih ke sisi meja tempat potongan gewinnen
mengambang di tempatnya, berada di antara Lestilaut dan Wilfried. “Aku tidak
melihat apa yang aneh tentang ini. Apakah tidak normal bagi pria yang sehat
dengan mana yang cukup untuk mendukung fondasi kadipatennya untuk menjadi aub berikutnya?”
Tentu, aku memang sudah bugar, tapi aku tetap lemah menurut standar normal. Dan terlebih lagi, aku
seorang wanita; Aku tidak akan bisa menjalankan tugasku saat hamil atau pasca persalinan.
Sangat diharapkan bahwa Wilfried akan menjadi aub berikutnya, terlebih mengingat
nilai tingginya di Akademi Kerajaan.
Mata merah Lestilaut menunjukkan rasa geli.
Untuk sesaat, dia merasa seperti sedang menggoda kami—atau mungkin bahkan
menilai kami. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak goyah di bawah tatapan menakutkannya.
“Jadi, singkatnya, kau berniat mengundurkan
diri untuk menjadi istri pertama?” tanya Lestilout. "Terlepas dari semua
kualitas luar biasamu?"
Aku menggelengkan kepala. “Aku tidak pasrah
pada apapun. Sejak awal aku
memang tidak berusaha menjadi archduchess. "
“Lalu apa yang
kamu cari?”
Aku tersenyum; hanya ada satu jawaban untuk
pertanyaan itu. “Aku ingin menjadi istri pertama seorang archduke, kemudian
menjadi kurator perpustakaanku sendiri. Aku akan mengumpulkan lebih banyak buku
daripada yang pernah dilihat siapa pun sebelumnya.”
Tujuan itulah mengapa aku memulai industri
percetakan. Kami mengumpulkan berbagai cerita di Akademi Kerajaan, membuat buku
baru setiap tahun, dan terus meningkatkan jumlah pembaca kami. Dari sana, kami
akan menargetkan rakyat jelata, dimulai dengan orang kaya terpelajar dan
kemudian terus ke bawah sampai hampir semua orang bisa membaca. Itulah ambisi
utamaku.
Ya, aku menginginkan status yang cukup untuk
mencapai tujuanku, tetapi aku tidak ingin melakukan pekerjaan apa pun selain
membuat buku. Aku tentu saja tidak ingin menjadi archduchess; hanya menjadi Uskup Agung saja sudah cukup sibuk.
“Kau ingin menjadi istri pertama dan memiliki
perpustakaan?” Lestilaut mengulang.
“Itu bisa diatur. Jadilah istri pertamaku,
Rozemyne.” Maaf...?
Ada terdiam, lalu suara histeris tiba-tiba terdengar.
"Kakak! Apa yang kau katakan?!"
“Diam, Hannelore,” kata Lestilaut sambil
melambaikan tangan.
Hannelore mundur selangkah, bibirnya terkatup
rapat dengan patuh. Orang-orang di antara pengikut Lestilaut yang berteriak
kaget juga menutup mulut mereka, kewalahan dengan intensitasnya.
Ini semua sangat tiba-tiba sehingga aku
berjuang untuk mengikutinya. Aku ingin percaya bahwa aku hanya salah paham,
tetapi jika semua wajah bingung di sekitarku adalah sesuatu yang terjadi,
mungkin bukan itu masalahnya.
Tetap saja...
“Maafkan aku, Lord Lestilaut,” kataku. “Sepertinya aku salah dengar.
Untuk sesaat, aku pikir Kamu memintaku untuk menjadi istri pertamamu.”
"Kamu tidak salah," jawabnya dengan
santai. “Itulah yang aku katakan.”
Aku meletakkan tangan di pipiku. Dia
menginginkanku sebagai istri pertama, dengan kata lain, sebuah lamaran. Tapi
ini tidak masuk akal; Lestilaut sudah memiliki seseorang yang dia beri jepit
rambut, dan lamaran antara bangsawan harus melalui orang tua kedua belah pihak terlebih
dahulu. Setidaknya, itulah yang aku asumsikan. Mungkin asmara antar siswa di Akademi
Kerajaan tidak dilaporkan sampai sesudahnya. Aku tidak pernah benar-benar
menyelidikinya, karena aku sudah bertunangan, tetapi sekarang keputusan itu
menjadi bumerang.
Tapi
bukankah lamaran melibatkan feystone dan pidato romantis panjang yang diisi
dengan nama dewa-dewa? Aku cukup yakin Kau tidak hanya memasukkan mereka ke
dalam percakapan normal... atau apakah aku hidup di bawah batu?
Bagaimana aku bisa menerima kata-kata
Lestilaut? Dia tahu tentang pertunanganku dengan Wilfried, jadi mungkin ini
semua hanya candaan, dan menganggapnya serius hanya akan membuatku ditertawakan.
Saat aku tetap tidak bergerak, tanganku masih
di pipi, Lestilaut menatap Wilfried dan aku. “Kau telah menunjukkan nilaimu padaku. Kau
memiliki mana untuk memakai dua instrumen suci sekaligus dan sejumlah besar perlindungan suci. Kau
memulai tren baru, memulai industri yang membawa kekayaan ke kadipatenmu,
memiliki koneksi ke kadipaten besar dan keluarga
kerajaan, memiliki ketenaran sebagai santa... Namun, terlepas dari semua itu, Lord Wilfried
menyebut dirinya sendiri aub berikutnya—bahkan meski dia tahu sangat sedikit
tentang apa yang akan segera menjadi industri utama kadipatennya.” Seringai
mengejek menyebar di wajahnya. "Jika bukan sangat menyedihkan itu lucu sekali."
Dia melanjutkan, “Selain itu, Rozemyne, meski
seluruh Ehrenfest memang telah meningkat, Kau dan pengikutmu berdiri jauh di
atas yang lain, dan penelitian gabungan ini membuat jurang antara kandidat
archduke kalian menjadi lebih jelas. Merupakan kejahatan bahwa pangkat
kadipatenmu telah meningkat sangat cepat karena pengaruh tunggalmu. Orang-orang di sekitarmu sama sekali
tidak mengikuti. Ehrenfest mengintai di peringkat terbawah sebelum perang
saudara, dan kenetralannya mengamankannya di peringkat menengah setelahnya. Kau
tidak cocok untuk tempat seperti itu.”
Tidak ada perbedaan signifikan di antara
ksatria magang kadipaten kami; mereka semua telah menjalani pelatihan ekstensif
di bawah Bonifatius sehingga mereka cukup terampil untuk melindungi keluarga acrhduke. Beberapa
perbedaan di antara mereka bergantung pada usia mereka ketika mulai menggunakan
metode kompresi manaku; jika tidak, semuanya tergantung pada bakat bawaan dan
kerja keras mereka.
Di sisi lain, Cendekiawan dan pelayan magang kami
adalah cerita yang berbeda. Cendekiawanku yang mengunjungi gereja dibentuk oleh pelatihan intens
Ferdinand, dan pelayanku harus bekerja agar siap untuk apa pun yang mungkin aku
mulai. Karena alasan itu, mereka jauh lebih cakap daripada melayani Wilfried dan Charlotte.
“Kadipaten peringkat bawah yang terbebani dengan metode usang
seperti itu bukanlah tempat untuk pikiran inovatif yang tak
henti-hentinya seperti pikiranmu,” lanjut Lestilaut. “Ehrenfest mungkin naik tingkat melalui kekuatanmu,
tapi itu tidak akan bisa mengimbangimu. Tempat yang selayaknya adalah tetap di
peringkat bawah. Aku mengagumi kecerdasan aub dalam mengambilmu dari gereja,
tetapi orang yang tidak segera menyatakanmu sebagai aub berikutnya tidak
memahami nilaimu. Ehrenfest tidak memiliki kapasitas maupun kemampuan untuk
menampungmu selamanya.”
Senyumnya memancarkan kepercayaan diri,
Lestilaut menatap ke arah Wilfried dan semua pengikut Ehrenfest di ruangan itu
sebelum kembali menatapku. “Jika Kamu memutuskan untuk hidup bukan sebagai aub
tetapi sebagai istri pertama, maka datanglah ke Dunkelfelger. Kami menimbun
banyak buku dan dokumen sepanjang sejarah panjang kami; koleksi kami lebih banyak dari kadipaten lain di
Yurgenschmidt.”
Maaf? Buku dan dokumen
ditimbun dalam sejarah panjang, katamu? Koleksi yang lebih besar dari kadipaten lain di Yurgenschmidt? Oh, tanang detak
jantungku! Kedengarannya sangat... sangat indah.
Mau tak mau aku terpesona, dan beberapa emosi
kuat bergejolak di dadaku. Tetap saja, aku menggunakan semua kekuatanku untuk
menjaga agar tubuhku tidak terlihat bergoyang. Aku perlu berpikir dengan
hati-hati. Ini adalah undangan dari Dunkelfelger.
Ada lebih dari sekadar membaca buku; pengalaman memperjelas bahwa entah
bagaimana ditter terlibat.
"Aku... aku tidak akan pergi,"
kataku.
"Kamu sedang mempertimbangkannya."
“T-Tidak, aku tidak mempertimbangkannya. D-Dan,
erm, pertunanganku dengan Wilfried sudah mendapat izin raja. Itu tidak bisa
dibatalkan,” balasku, membusungkan dada. Tidak peduli apa kata orang; itu sudah disepakati.
Lestilaut melambai padaku seolah-olah dia
menganggap gagasan itu bodoh. “Itu izin dan tidak lebih. Tidak ada dekrit kerajaan yang
mendukungnya. Pertunangan di kadipaten selalu mudah dibatalkan; aubmu bisa
membatalkannya dengan satu kata.
Tampaknya izin raja tidak membuat perjodohanku dengan
Wilfried sangat kuat. Sylvester bisa mengakhirinya tanpa kesulitan apapun.
“Dunkelfelger bahkan bisa menekan Aub
Ehrenfest untuk membatalkan pertunangan kalian. Fakta bahwa kami belum melakukannya hanya
karena kami tidak menyadari nilaimu. Sekarang, kami sudah meyadarinya.
Dengan mendiskusikan bisnis denganku dan tidak mundur sedikit pun, Kamu telah
membuktikan bahwa Kamu layak menjadi istri pertama kadipaten kami. Jika Kau
ingin membuat buku dan menyebarkan pengetahuanmu, tidak ada tempat yang lebih
baik untukmu. Datanglah padaku, Rozemyne.”
Sumber daya keuangan, tenaga kerja, fondasi mewah yang
diperlukan untuk mengadopsi ide-ide baru, pemahaman tentang pentingnya
teknologi baru... Satu demi satu, Lestilaut menyebutkan area-area yang menjadi
keunggulan Dunkelfelger. Semua
itu sangat aku inginkan. Hatiku semakin goyah.
"Kau akan menemukan pekerja yang jauh
lebih baik di Dunkelfelger daripada di kadipaten terpencil seperti
Ehrenfest."
MAAF?! Aku tidak berpikir ada
orang di dunia ini yang
bisa menandingi Gutenberg-ku!
Seketika, kegembiraanku berhenti. Pergi ke
Dunkelfelger berarti tidak bisa bertemu dengan keluargaku lagi. Itu berarti mengabaikan tugas
pentingku dalam menjembatani bangsawan dan rakyat jelata. Belum lagi, Ehrenfest adalah rumah bagi
perpustakaan yang diberikan Ferdinand padaku. Aku tidak akan memutuskan semua
koneksi yang sangat aku hargai ini.
“Tawaranmu sangat menarik, tapi aku harus menolaknya,” kataku. Pada saat seperti
ini, aku harus jelas dan terus terang; bahkan keraguan sekecil apa pun akan
memungkinkan kadipaten besar seperti Dunkelfelger mempermainkanku seperti
biola. Terlebih lagi, aku perlu memperjelas prinsipku: Aku tidak berniat pergi ke Dunkelfelger.
Lestilaut memindahkan bidak gewinnen, lalu
mengelus dagu. “Aku menawarkan apa yang aku anggap sebagai persyaratan yang
baik, tetapi Kamu akhirnya menolak…” gumamnya. "Di mana salah langkahku,
setelah aku membuat hatimu goyah...?"
Dia jelas bisa membaca emosi melalui wajahku.
Aku mulai merasa lega telah lolos dari
kesulitan ini, tetapi kemudian suasana Lestilaut berubah. Ketenangannya yang sesuai untuk seorang
bangsawan berubah menjadi intensitas seorang ksatria yang bersiap untuk ditter.
"Jika kamu menolak, maka aku tidak punya
pilihan selain membawamu dengan paksa." “Lord Lestilaut?!” seruku.
"Kakak, kamu tidak boleh—"
Lestilaut sekali lagi menepis protes
Hannelore, matanya seperti mata pemangsa yang mengawasi mangsa. “Dapatkan apa
yang kamu inginkan. Kumpulkan kekuatan yang dibutuhkan untuk menang. Hadapi
tantangan sebanyak yang dibutuhkan. Ubah teknikmu, ubah peralatanmu, tapi
jangan pernah menyerah. Itulah Dunkelfelger.”
Aku tidak pernah mengira Lestilaut memandangku seperti
itu, terlebih ketika dia semula memandangku sebagai santa palsu dan penipu tak
tahu malu. Plus, aku sudah tahu dari lamaran Clarissa bahwa
orang-orang Dunkelfelger kejam dalam hal merebut apa yang mereka inginkan. Sikap Lestilaut dan
cara dia berbicara mengingatkanku pada aura kuat dan dominan yang dia pancarkan
saat
konfrontasi pertama kami dalam
perebutan Schwartz dan Weiss.
Aku mundur selangkah.
“Rozemyne,” panggil Wilfried dari belakangku.
Aku menoleh untuk menatapnya.
“Aku tidak dapat menyangkal bahwa Ehrenfest memiliki kekurangan
di banyak area daripada yang berkembang. Apa Kamu benar-benar ingin bertajan?” dia bertanya,
tampak tidak nyaman. “Aku, erm... Baru sekarang, setelah mendengar Lord
Lestilaut mengatakan semua itu, barulah aku memahami nilaimu yang sebenarnya. Aku
selalu berfokus pada cara untuk membuatmu tetap terkendali; tidak seperti
Dunkelfelger dan Drewanchel, aku tidak pernah berpikir untuk menggunakan semua
pengetahuanmu atau menyebarkannya ke seluruh negeri. Aku mungkin berniat untuk
menjadi aub Ehrenfest berikutnya, tapi fokusku seharusnya pada bagaimana memakai bakatmu, bukan
menekannya…”
Bahunya merosot, Wilfried melanjutkan, “Aku
menjadi siswa teladan dua tahun berturut-turut, dan persahabatan serta
persainganku dengan Ortwin membuatku percaya bahwa aku berdiri bahu-membahu
dengan kadipaten peringkat atas. Namun, ketika kita memulai penelitian
gabungan dengan Drewanchel dan terungkap bahwa cendekiawan magangku jauh lebih
rendah, aku menyerah. Aku berasumsi tidak akan mampu mengalahkan
kadipaten atas. ”
Di Ehrenfest, Wilfried selalu dibandingkan
denganku dengan cara yang membuatnya merasa biasa-biasa saja. Di sini, di Akademi
Kerajaan, bagaimanapun, dia dapat menghabiskan waktu dengan kandidat archduke
lain dan benar-benar mengembangkan kepercayaan diri. Dia menganggap dirinya di
atas rata-rata untuk seorang kandidat archduke, meskipun pola pikir itu langsung berubah menjadi
kesombongan bahwa dia sudah bekerja cukup keras.
“Kadipaten-kadipaten besar langsung mengetahui semua
poin bagusmu dan coba merebutmu,” gumamnya. “Itu bahkan tidak pernah terpikir olehku. Aku selalu
berpikir bahwa, karena membuat buku seperti hobi bagimu, lebih baik menyerahkan
industri itu ke tanganmu.”
Tidak mungkin Wilfried akan tumbuh dengan
kepekaan kadipaten peringkat atas ketika dia dibesarkan di kadipaten yang masih
dianggap sebagai kadipaten bawah. Satu-satunya cara dia akan memperbaikinya adalah dengan belajar
sambil menghabiskan waktu bersama teman-temannya dari kadipaten atas.
"Jika kau menyadari bahwa kau tidak
memanfaatkanku dengan benar, maka kau hanya perlu memulainya," kataku. “Semua yang aku sayangi ada di Ehrenfest. Aku tidak berniat untuk pergi. Ehrenfest adalah Geduldh-ku.”
"Jadi begitu. Kalau begitu, sebagai aub
berikutnya, aku akan melindungimu,” kata Wilfried dengan sangat percaya diri. “Gagal
melakukan itu padahal kau
ingin bertahan di Ehrenfest akan membuatku gagal sebagai kakak juga.”
Lestilaut menyeringai ganas. “Jika Kamu
menyebut dirimu aub masa depan, maka buktikan nilaimu dan jauhkan Rozemyne dari
kami. Aku menantangmu untuk bermain ditter.”
Tidak
ada yang terkejut...
“Keinginan Rozemyne untuk menjadi istri
pertama Dunkelfelger bukan hanya keinginanku,” kata Lestilaut. “Aku membuat
perjanjian dengan ayah dan ibuku. Aku akan menggunakan segala cara yang
diperlukan untuk mengamankan kemenangan dan memaksa Ehrenfest membatalkan
pertunangan kalian.”
Dengan kata lain, dia bermaksud menggunakan
status Dunkelfelger sebagai kadipaten peringkat dua untuk menekan kami. Aku tidak bisa
membayangkan Sylvester mengatasi stres itu dengan sangat baik.
"Apa yang terjadi jika kami menolak
tantanganmu?" Wilfried bertanya.
Lestilaut mencibir. “Aku hanya akan
menggunakan metode yang sama yang akan aku gunakan saat menang.”
“Dan jika kami menang? Apakah Kamu akan
menyerah pada Rozemyne?”
“Pertandingan ditter itu sakral. Aku bersumpah
ke dewa-dewa bahwa, jika kami kalah, kami tidak akan merecokimu lagi dalam masalah
ini.”
Orang-orang Dunkelfelger memang menjengkelkan untuk
dihadapi, dengan sifat agresif dan obsesi mereka terhadap ditter, tetapi ketika
sampai pada kesepakatan seperti ini, Kau benar-benar bisa mempercayai mereka. Yang artinya,
Lestilaut selama ini telah memburu kami; aku sangat tidak ingin semua berjalan sesuai
keinginannya.
Apa
kelemahannya?
Dalam upayanya untuk menyeret kami ke
pertandingan yang lebih rumit ini, dia menargetkan semua titik lemah kami:
rumor buruk Sylvester, posisi canggung Wilfried, kecintaanku pada buku... Aku
perlu mendaratkan setidaknya satu pukulan telak. pada dirinya—yang akan
meninggalkan memar yang bagus dan besar—kalau tidak, aku tidak akan puas.
Kelemahan apa yang bisa aku manfaatkan untuk
menghindari permainan ditter ini? Aku mengamati ruangan... lalu mataku tertuju
pada Hannelore. Dia menatap tepat ke arah kami, wajahnya menggambarkan
kekhawatiran dan frustrasi setelah upayanya yang gagal untuk menghentikan
Lestilaut.
“Kalau begitu,” kataku, “pada hari Ehrenfest
menang, saudaraku, Wilfried, akan mengambil Lady Hannelore sebagai istri
keduanya.”
"Apa?!" seru Wilfried. “Rozemyne,
apa yang kau katakan ?!” "Lady Rozemyne?!"
Keterkejutan dan ketidakpercayaan terlihat
jelas di wajah mereka. Pengikut mereka juga ikut campur. Secara keseluruhan,
itu adalah reaksi yang sedikit lebih besar dari ketika Lestilaut melamarku. Aku
menang.
“Seperti yang mungkin sudah Kau
ketahui, Lord Lestilaut, kesehatanku secara tragis tidak teratur, dan Wilfried
membutuhkan istri kedua. Ehrenfest hanya bisa meminta kandidat archduke dari
Dunkelfelger untuk mengisi peran itu.”
“Kau akan menyeret kandidat archduke
Dunkelfelger ke serendah Ehrenfest, dari semua tempat? Jangan membuatku tertawa!”
Lestilaut menyalak, alisnya terangkat penuh
kemarahan saat dia berdiri dengan protektif di depan Hannelore. Tampaknya
serangan balikku berhasil.
“Kau bisa memutuskan sendiri apakah kita akan
melanjutkan ini. Aku merasa sama absurdnya bahwa Kau akan mengeksploitasi
posisi kadipatenmu untuk mengakhiri pertunangan yang sudah disetujui raja.” Jika
mereka serius, maka aku juga serius. Tetapi jika mereka mau mempermainkannya
sebagai lelucon, maka aku akan melakukan hal yang sama. “Jadi, Lord Lestilaut? Apa
permintaan dittermu sah atau hanya lelucon?
Idealnya, aku ingin dia mundur. Gagasan untuk
mengirim Hannelore menjadi istri kedua Ehrenfest tidak terpikirkan. Tapi meski kami tidak
punya pilihan selain menerima permainan Dunkelfelger, mereka perlu
berkonsultasi dengan aub mereka tentang salah satu dari mereka yang menikah
dengan kadipaten menengah.
Maaf, Lady
Hannelore. Aku perlu berbuat sebisaku
untuk menghindari pertandingan ditter ini.
Wilfried pasti sudah tahu bahwa aku coba
menghentikan pertandingan ditter. Dia dengan cepat pulih dari keterkejutannya,
lalu menyeringai percaya diri pada Lestilaut. “Apa menurutmu bisa diterima
untuk mempertaruhkan masa depan adikmu sendiri dalam permainan ditter? Aku akan
menyarankanmu untuk berkonsultasi dengan aub-mu terlebih dahulu. Tidak
adil bagimu untuk melanjutkan tanpanya.
“Lord Wilfried…” kata Hannelore. “Benar kak. Kau tidak boleh mempertaruhkan
masa depan kami, sebagai lelucon. Lady Rozemyne sudah bertunangan.”
Sayangnya, permintaannya jatuh di telinga tuli. “Ini bukan lelucon,” kata
Lestilaut. “Aku bertekad untuk menjadikan Rozemyne isitriku. Untuk masa depan
Dunkelfelger.”
“Kau tidak boleh memutuskan hal-hal semacam itu sendiri!
Jika kita kalah, aku—”
"Ayah dan aku akan memutuskan dengan
siapa kau menikah," kata Lestilaut dengan tegas, memaksa Hannelore yang
sekarang gemetaran untuk mengalihkan pandangan dan mundur selangkah dalam diam.
"Jawabanmu, Ehrenfest?"
Wilfried menatapku, ekspresinya tidak yakin.
“Rozemyne, apa kamu benar-benar bersedia menyerahkan masa depanmu di tanganku?”
"Aku tidak masalah karena aku adalah harta yang tidak
akan pernah hilang, Wilfried."
Masa depanku bergantung pada hasil
pertandingan ini. Aku harus
all out.
Setelah menerima dorongan yang sangat
dibutuhkan dariku, Wilfried beralih ke pengikutnya. “Aku akan melindungi
Rozemyne, harta karun Ehrenfest, dengan semua yang aku miliki. Semua, pinjamkan
kekuatan kalian!”
"Yes, my lord!" ksatria magang menjawab serempak.
Wilfried, yang sepertinya mendapatkan kekuatan
dari itu, menatap Lestilaut. “Aku menerima tantanganmu! Aku adalah Aub
Ehrenfest berikutnya, dan kami tidak akan membiarkan kadipaten lain mengambil
harta kami semudah itu!”
"Baiklah."
Post a Comment