“Bisakah kita menempatkan alat sihir pengawet makanan di sini? Itu akan memungkinkan troli melewatinya tanpa insiden.”
"Apa ada perubahan dalam jumlah pengikut yang dia bawa?"
Saat kembali dari
Turnamen Antar Kadipaten, pengikutku mulai menyiapkan ruang pesta teh. Aku memeriksa
sekeliling dan kemudian mengangguk; semuanya sempurna. Wilfried dan Sylvester
juga ada di sini, menunggu Ferdinand.
Di tengah mengarahkan
persiapan, Rihyarda menoleh ke siswa lain yang telah kembali bersama kami dan
berkata, “Kalian punya jadwal sendiri untuk makan malam kalian, bukan? Sekarang
kembalilah ke kamar kalian.”
Para siswa mematuhinya.
Tak lama kemudian, selain Wilfried, Sylvester, dan aku, satu-satunya orang lain
di ruang pesta teh adalah pelayan dewasa seperti Rihyarda, pengikut Sylvester,
dan Knight Order yang akan menjaga kami.
______________
Bel berbunyi dari luar
ruang pesta teh.
"Lord Ferdinand datang,"
kata pelayan Sylvester yang telah menunggu di depan pintu. Dia mengizinkan tamu
kami masuk, dan masuk ke ruang pesta teh datang Justus, Ferdinand, dan Eckhart.
Juga bersama mereka adalah seorang pria yang tidak kukenal, mendorong troli
dengan alat sihir pengawet besar di atasnya. Dia mungkin salah satu pengikut
Ahrensbach Ferdinand.
“Selamat datang kembali,
Ferdinand,” kataku.
Ferdinand menatapku
sejenak, terkejut, dan kemudian berkata dengan ragu, “Ya…”
“Itu tidak akan
berhasil. Kamu harus mengatakan sesuatu seperti 'Senang bisa kembali.' Salam
yang benar itu penting, bukan?”
"Senang... senang
bisa kembali," dia memaksakannya, terlihat sangat enggan. Dia kemudian
berpaling dariku dan mulai menyapa Wilfried dan Sylvester. “Malam ini
kuserahkan pada kalian. Maafkan aku atas bebannya. Wilfried, aku tidak perlu
memperkenalkanmu pada Justus atau Eckhart, kan? Pria lain yang bersama kita ini
adalah Sergius. Dia melayaniku sebagai pelayan di Ahrensbach dan merupakan
putra Kepala pelayan Lady Letizia.”
Itu berarti dia
mungkin bukan anggota faksi Georgine. Aku memeriksanya dengan santai. Dia
memiliki rambut biru kehijauan, mata kuning kehijauan, dan senyum damai seperti
pelayan.
“Senang bertemu dengan
kalian semua,” kata Sergius menutup sambutan dan perkenalannya.
Sylvester melanjutkan
untuk menawarkan kursi ke Ferdinand. Dia kemudian memberi isyarat kepada
Wilfried dan aku untuk duduk juga sebelum berbalik ke pintu. “Aku harus makan
malam dengan siswa, tapi aku akan kembali setelah selesai. Ferdinand, kita bisa
setidaknya sehari tanpa memarahi Rozemyne secara berlebihan, oke?”
Ferdinand
memperhatikan Sylvester bergegas keluar ruangan dan kemudian bergumam,
"Jika kau perlu berada di tempat lain, lantas kenapa membuang-buang
waktumu di sini untuk menungguku...?"
“Mungkin karena dia
ingin bertemu denganmu lebih dari apa pun,” kataku. “Tapi kesampingkan itu...
Seperti yang kamu lihat—dan seperti yang kamu minta—aku merebut posisi pertama
di kelas lagi tahun ini. Dua dari proyek penelitian bersama kita juga menerima
penghargaan. Sekarang, pujilah aku.”
Sebelum omelan yang
tak terhindarkan dimulai, aku ingin menerima pujian. Setelah itu, aku akan
mampu menahan omelan sebanyak apapun. Sylvester bahkan telah memastikan bahwa
Ferdinand akan memujiku selama aku menguraikan pencapaianku, jadi aku
membusungkan dada dan membual.
Hanya saja, bukannya
memujiku... Ferdinand memberiku jentikan cepat ke dahi.
“Apa-apaan itu?!”
"Apa tidak jelas
bahwa aku harus menginterogasi dan memarahimu sebelum mengucapkan sepatah kata
pujian pun?" dia berkata. Dia meraih ke arahku dalam apa yang hanya bisa
menjadi upaya untuk mencubit pipiku, jadi aku langsung menutupi wajahku.
“Sylvester baru saja menyuruhmu untuk tidak
menghukumku hari ini kan? Paling tidak, mulailah dengan semacam pujian. Aku
siap untuk mendengarkan ceramah panjang sesudahnya.”
Ferdinand menggelengkan
kepala, putus asa. “Aku tidak peduli seberapa siap Kau untuk diceramahi. Aku sejak awal lebih suka Kau terbiasa
untuk tidak melakukan hal-hal yang akan membuatmu dimarahi.”
Aku mengerutkan bibir.
Ini tidak masuk akal. Aku menyebutkan pencapaianku dengan lantang dan jelas,
tetapi Ferdinand masih belum mengatakan sesuatu yang positif.
“Itulah tepatnya
mengapa aku pikir Kamu harus memujiku lebih dulu. Jika merebut posisi pertama
kelas saja tidak cukup, lantas apa?!” tuntutku, meledak padanya karena
ketidakpuasan.
Ferdinand berhenti
sejenak. Kemudian, dengan suara yang sepenuhnya tanpa emosi, dia berkata,
"Kamu melakukannya dengan sangat baik."
TIDAK! Itu bukan pujian yang aku harapkan!
"Tidak ada
tulus-tulusnya!" Aku berseru. "Kamu tidak memberiku pilihan— aku akan
menggunakan turnamen shumil untuk—"
“Maafkan aku,
Rozemyne,” katanya tiba-tiba. “Aku yang salah karena tidak bisa mencegahnya
mencuri alat sihir yang ingin Kau berikan ke orang lain.” Wajahnya berkerut
dalam ekspresi pahit yang sama yang selalu kulihat saat dia membicarakan
Veronica, dan pada saat itu, aku sadar dia memandang Detlinde seperti neneknya
ketika dia mencuri mainan boneka itu dariku.
Eep... Aku pasti membawa kenangan traumatis.
“Erm, Ferdinand… Aku
ingin kau memujiku, bukan meminta maaf. Menurutku, tidak ada alasan bagimu
untuk merasa bertanggung jawab atas tindakannya.”
"Tetapi..."
"Apa terjadi
sesuatu?" Wilfried bertanya. Dia tidak berada dalam jangkauan pendengaran
pada saat itu.
“Tidak ada yang
signifikan,” jawabku. "Pada dasarnya..."
Wilfried menghabiskan
waktu sejenak untuk mendengarkan gambaran umumku tentang situasi itu, kemudian
berkata, "Ya, itu bukan salahmu, Paman."
"Kan? Wilfried sependapat
denganku. Kita bisa melupakan pujian dan terima kasih untuk saat ini. Biar
kutunjukkan kamarmu.” Aku memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan—Sepertinya
Ferdinand akan terus meminta maaf—dan membawa semua ke salah satu tabir ruangan
itu. Rihyarda sudah bekerja sangat keras.
“Ya, Lady —karena Kamu bersikeras agar kami membantu Lord
Ferdinand beristirahat sebaik mungkin,” Rihyarda menambahkan. Dia pasti mencoba
untuk meringankan suasana, saat dia terkekeh dan mulai menjelaskan akomodasi
untuk Ferdinand dan pengikutnya.
Dia melanjutkan, “Ini,
kami telah menyiapkan tempat untuk Lord Ferdinand tidur. Tentu saja, tidak ada
tirai tempat tidur, akan tetapi setidaknya tabir harus memungkinkanmu untuk
bersantai.” Dia kemudian menekankan di mana harus meletakkan barang-barang,
alat sihir yang dipakai sehari-hari, dan sebagainya. Bagian itu lebih untuk pelayan,
jadi aku menarik lengan baju Ferdinand untuk menarik perhatiannya dan menunjuk
ke bangku.
“Ferdinand, aku
membawa ini dari Ehrenfest untuk kamu gunakan hari ini.” "Itu sudah
rampung...?" Dia bertanya.
"Ya. Kurasa ini
jauh lebih nyaman dari bangku atau sofa lain. Cobalah duduk di atasnya.”
Ferdinand duduk dengan
penuh minat, lalu mulai meremas dan mendorong bantalan. Kami sekarang secara
kasar bertatap muka, yang membuat pucatnya yang sakit-sakitan semakin jelas.
Dia terdengar tulus saat dia berkata, “Ah, ya. Ini bagus,” tetapi kelelahannya
terlalu banyak untuk dia sembunyikan.
Apakah dia menenggak berton-ton ramuan ekstra-laknat?
Aku masih menganalisis
Ferdinand saat Wilfried diam-diam bertanya, "Rozemyne, apa itu?" Ini
pertama kalinya dia melihat bangku kasur.
“Ini adalah ciptaan
baru yang aku minta untuk dibuat Gutenberg-ku. Ferdinand memesannya, tapi dia
pindah ke Ahrensbach sebelum rampung.”
Ferdinand kemudian
menyela, “Kau bisa merasakannya, jika Kamu penasaran.” Dia sedang membelai
kasur dengan sedikit rasa bangga.
Wilfried mendekat,
kilatan terlihat di matanya. Oswald, pengikutnya, tampak sama penasarannya.
“Kalau istirahat di
sini, Ferdinand, kamu mungkin kelihatan tidak terlalu lelah,” kataku. “Sudah
lama sejak kamu terlihat sangat kelelahan. Kamu mengingatkanku pada Zent ketika
aku melihatnya di Ritual Persembahan. Kehidupan seperti apa yang Kamu jalani di
Ahrensbach?”
Wilfried memeriksa
Ferdinand, tampak ragu, lalu menggelengkan kepala. "Dia tidak terlihat
jauh berbeda dari biasanya bagiku... Aku terkesan kau bisa tahu,
Rozemyne."
“Dapat dimengerti kamu
tidak bisa. Lagi pula, Kamu tidak pernah memiliki banyak kesempatan untuk
melihatnya.”
Hampir semua bangsawan
menyembunyikan emosi, tetapi Ferdinand ahli dalam melakukannya setelah
bertahun-tahun menghadapi Veronica. Itulah mengapa hanya seseorang yang sangat
dekat dengannya yang akan mampu membacanya.
Ferdinand menyeringai—mungkin
merasa tidak nyaman karena Wilfried masih menatap wajahnya—dan mengulurkan
tangan padaku. “Rozemyne, kau sendiri tidak terlihat sehat. Kamu tidak
mendapatkan istirahat antara Turnamen Antar Kadipaten dan upacara penghargaan,
bukan? Kamu terlalu memaksakan diri.”
Setelah meremas
pipiku, Ferdinand memeriksa kesehatanku seperti biasa. Dia memeriksa dahi,
pergelangan tangan, suhu, denyut nadi, dan sebagainya. Aku memejamkan mata;
merasakan sentuhannya sebenarnya agak nostalgia.
"Aku benar-benar
sehat sekarang berkat kamu," kataku. “Aku hari ini sama sekali tidak
pingsan, dan akhir-akhir ini aku hampir tidak terbaring di tempat tidur. Bahkan
ketika demam, aku biasanya sembuh setelah beberapa hari.”
“Meski begitu, suhumu
sepertinya agak tinggi. Apakah Kamu tidak meminum ramuan sejak kembali dari
Turnamen Antar Kadipaten? Seperti Kamu sekarang, Kamu pasti akan merasakan
akibatnya besok. Tangannya yang dingin di tengkukku benar-benar terasa
menyenangkan, jadi dia benar—aku mungkin sedang demam.
"Aku meminum ramuan
murah hati, jadi kurasa aku baik-baik saja, tapi..."
"Bagus kalau
begitu." Setelah melakukan beberapa pemeriksaan terakhir, Ferdinand
melepas tangannya. “Berolahragalah secara teratur untuk meningkatkan kekuatanmu.
Kamu masih mengandalkan alat sihir pendukung, bukan? ”
"Aku akan berusaha
keras," jawabku. Tapi ketika aku akhirnya membuka mata, hal pertama yang aku
lihat adalah Wilfried menatapku.
"Apa ada yang
salah?" Aku bertanya. "Tidak, aku hanya sedikit terkejut."
Terkejut tentang apa? Aku terheran—tetapi kemudian aku melihat dia
masih mendorong kasur. Tak ayal ia terpikat oleh keunggulan teknologinya.
“Bangku semacam itu
tidak bisa diproduksi secara massal,” kataku, “dan masih banyak ruang untuk
perbaikan. Tapi itu tetap terasa hebat kan?”
"Hah? Oh. Ya...”
jawab Wilfried. Dia tersenyum, lalu melirik ke antara Ferdinand dan aku sambil
terus menguji kasur.
"Apa?"
“Tidak, tidak apa-apa.
Sungguh. Oswald, bisakah kau mulai menyiapkan makan malam?”
Oswald langsung
bekerja, tapi entah kenapa dia tampak sangat sadar akan kami. Alat sihir pengawet
besar dibawa dari Asrama Ehrenfest. Itu berisi makan malam hari ini, serta
beberapa makanan untuk Ferdinand bawa kembali ke Ahrensbach.
Ngomong-ngomong, kami
meminjam alat sihir dari Elvira. Dia langsung menerima permintaanku untuk
memberi Ferdinand makanan lezat dan mengirim alat itu ke gereja dengan kereta.
"Justus, perlu
waktu untuk memeriksa makanan di dalam alat," kataku. "Kamu boleh
melakukannya saat kita sedang makan."
“Terima kasih, Lady,”
jawabnya. “Kami menghargai makanan Ehrenfest, karena kami dapat menggunakannya
saat Lord Ferdinand tidak terlalu berselera makan. Aku tidak menyangka stok
kami akan terisi kembali dalam kunjungan ini, jadi aku sangat berterima kasih.”
Dengan kata lain,
Ferdinand dibanjiri pekerjaan. Aku memelototinya, tetapi dia langsung menepis
kekhawatiranku, mengatakan dia tidak punya pilihan.
"Sergius, aku
akan mempercayakan Kamu untuk melayaniku," kata Ferdinand.
"Dimengerti, Lord Ferdinand."
Jadi, kami mulai
makan. Hidangan hari ini dimaksudkan untuk menyenangkan Ferdinand, jadi
hidangan favoritnya disajikan. Tentu saja, membuat double consommé terlalu
memakan waktu dari permintaan koki kastil atau asrama yang sangat sibuk, terlebih
menjelang Turnamen Antar Kadipaten. Oleh karena itu, kami meminta koki gerejanya
untuk membuatnya dan kemudian memindahkannya ke sini dengan alat sihir Elvira.
"Huh? Apa ini
daging dari tauchen?” Wilfried bertanya, matanya melebar.
Daging Tauchen sangat
langka, jadi tidak pernah digunakan untuk makanan asrama. Namun, kami tidak
makan makanan yang sama dengan yang ada di ruang makan. Makan malam kami
disiapkan secara khusus di gereja, menggunakan berton-ton bahan yang lebih
langka dan lebih mahal. Aku diam-diam meminta Wilfried untuk merahasiakan itu
dari yang lain.
“Ferdinand menikmati
consommé dan tauchen yang dimasak dengan pome,” jelasku, “jadi koki gereja memasak
semua ini secara khusus. Koki pribadinya semasa Pendeta Agung memastikan semuanya
persis seperti yang dia suka, dan mereka mengikuti instruksi Hartmut dengan cermat.
Ferdinand, itu pasti membuatmu kembali bisa menyiapkan makanan favorit dari
koki lamamu.”
"Kurasa begitu
... Beri tahu mereka bahwa aku sangat puas," jawab Ferdinand, tampak
tenang saat mencicipi tauchen. Jelas bahwa dia benar-benar menikmati
makanannya.
Saat kami makan, kami
membahas Turnamen Antar Kadipaten dan tamu dari kadipaten lain yang telah
berbicara dengan Wilfried.
“Penelitian bersama kita
dengan Dunkelfelger benar-benar menarik banyak perhatian,” komentarku. “Banyak
kadipaten meminta kita untuk berkolaborasi dengan mereka tahun depan. Tentu
saja, aku menolak semua yang bisa aku tolak dengan aman.”
“Oho…” kata Ferdinand
terkesan. “Ehrenfest sungguh naik status dibandingkan saat aku menghadiri Akademi
Kerajaan.”
Wilfried setengah
tersenyum. “Ayah meminta peringkat Ehrenfest tetap sama. Dia mengatakan bahwa
jika kadipaten kita naik lebih tinggi lagi, kita tidak akan bisa mengikutinya.”
“Kau bertindak terlalu
jauh lagi, hm?” tanya Ferdinand, menatapku dengan tatapan tegas.
Aku langsung menimpali,
"Ya." Aku pasti berlebihan di beberapa tempat. “Tapi peringkat kami
tidak akan naik lagi tahun ini. Sebagai gantinya, sebagai pengakuan atas
pencapaian kami, Ehrenfest akan menerima perlakuan yang sama dengan kadipaten
yang memenangkan perang saudara. Aku mungkin
bertindak karena marah, karena semua orang terus menghina Sylvester…”
“Aku mengerti
keinginan untuk melakukan tindakan balas dendam kecil, tapi keinginanmu selalu
berakhir di luar kendali. Aku ingat pernah mengatakan bahwa Kau harus selalu melapor dan mendiskusikan masalah
sebelum mengambil tindakan, tetapi tampaknya Kamu tidak melakukannya. Apa aku
salah?"
Aku hanya bisa
menundukkan kepala. Ceramah ini mungkin merupakan kesempatan yang baik bagi
Ferdinand untuk pelampiasan, jadi aku tidak ingin menghentikannya, tetapi aku
berharap itu bisa menunggu sampai setelah makan malam.
“Paman, bahkan setelah
kau menyuruh Rozemyne untuk tidak terlibat dengan keluarga kerajaan, dia terus
berinteraksi dengan mereka,” kata Wilfried. "Kamu benar-benar perlu
memarahinya."
Ferdinand
memelototinya. “Kamu yang seharusnya berusaha lebih keras untuk menahannya. Dia
tidak belajar kecuali dia dimarahi saat bertindak atau secara tepat ditempatkan
di jalan yang benar. Terlebih lagi, Sylvester baru saja memberitahuku untuk tidak mengomelinya terlalu banyak.”
Lagi...?
Aku benar-benar
terkejut mendengar Ferdinand mengatakan itu, terutama ketika dia terlihat
sangat serius. “Apakah kamu benar-benar mendengarkan
nasihat Sylvester? Maksudku, tidak sekali
pun kau memujiku sejauh ini. Dan apa maksudnya dimarahi?”
“Itu peringatan
sederhana,” jawab Ferdinand dengan senyum yang sangat manis. “Jika aku berniat
memarahimu, aku tidak akan bersikap sebaik ini. Saat ini, aku bisa dengan mudah
memarahi kamu dan Wilfried sampai cahaya terakhir dunia ini memudar.
Sebaliknya, aku menahan diri sebanyak mungkin. Atau apakah kalian berharap aku
membuat kalian merasakan omelan yang sebenarnya ?”
Wilfried dan aku
mati-matian menggelengkan kepala. Jika ini yang dia sebut menahan diri, aku
bahkan tidak ingin memikirkan bagaimana dia akan marah.
____________________
Pada saat kami selesai
makan dan mulai minum teh, Justus telah bertukar posisi dengan Sergius,
tampaknya sudah selesai memeriksa makanan di alat sihir. Pengikut kami juga
kembali dari makan malam. Sebagai gantinya, Rihyarda, Oswald, dan orang-orang
dari Knight Order mulai makan.
“Ngomong-ngomong, bagaimana perburuan musim dingin tahun ini?” tanya Ferdinand.
"Apa itu selesai tanpa insiden?"
“Well, sudah
berakhir,” kataku, sadar bahwa yang dia maksud sebenarnya adalah pembersihan.
“Kami di Akademi Kerajaan, jadi tidak tau detailnya. Kamu mungkin bisa menanyai Sylvester nanti.”
Wilfried menatapku
dengan cemberut. “Rozemyne, Paman pindah ke kadipaten lain. Kau tidak boleh
membicarakan urusan internal Ehrenfest dengan seenteng itu.”
Mungkin, tapi
Ferdinand pergi ke Ahrensbach untuk mendapatkan intelijen tentang Georgine dan
melindungi Ehrenfest dari kejauhan. Dia akan berada dalam masalah jika kami
tidak balas membagikan setidaknya sebagian dari intelijen kami.
"Wilfried,
Ferdinand—"
"Hentikan itu,
Rozemyne," kata Ferdinand. Dia melihat ke sisi tabir pelayan, di mana
Sergius saat ini berada. “Wilfried benar—kau harus memikirkan dengan sangat
hati-hati tentang semua yang kau ceritakan padaku. Semua tidak lagi seperti
dulu.”
“Benar, tapi berbagi
intelijen tetap penting,” kataku sambil merengut. Aku takut Ferdinand diisolasi
di Ahrensbach.
Dia mengangkat bahu. “Aku
akan bicara dengan Sylvester tentang Ehrenfest. Adapun Kamu ... Ya, mari kita
bahas boneka shumil itu. Kepada siapa Kamu berniat memberikannya? Aku perlu
memberikan kompensasi padamu.”
"Seperti yang aku
katakan, kamu tidak perlu meminta maaf ..."
"Lady
Rozemyne," kata Lieseleta, menghentikan langkahku. Dia meminta izin untuk
bicara, lalu berbisik, “Bolehkah aku menyarankan untuk menerima permintaan
maafnya? Lord Ferdinand akan merasa lebih lega sudah memberimu kompensasi, yang
mungkin sejak awal Kamu inginkan.”
Aku tidak ingin
mengikuti ini, karena Detlinde yang harus disalahkan... tetapi jika patuh akan
membuat Ferdinand merasa baikan, apa boleh buat.
"Tapi kompensasi
apa yang bisa dia berikan...?" Aku bertanya.
“Mungkin dia bisa
membuat boneka binatang baru untukmu,” kata Lieseleta. “Itu pasti akan bagus.
Dia bahkan bisa mengisinya dengan pesan-pesannya sendiri. Apa Kamu tidak akan
menghargai itu?”
Bahkan sebelum aku
memiliki kesempatan merespon, dia membentangkan kain. Ada lingkaran teleportasi
di atasnya, dari mana muncul sebuah panci dan aliran bahan yang stabil.
Ternyata, dia telah menempatkan lingkaran penghubung di ruang pembuatan ramuan
dan menyiapkan semuanya jauh-jauh hari. Sudut ruang teh kami mulai semakin
terlihat seperti ruang pembuatan ramuan.
“Tentu saja, kami
tidak dapat menyiapkan tempat pembuatan ramuan,” kata Lieseleta, “jadi silahkan
gunakan meja ini. Lord Ferdinand, jika Kamu berkenan mulai membuat alat perekam
suara untuk Lady Rozemyne…”
Ferdinand, yang
menonton lingkaran teleportasi dengan bingung, menyeringai mendengar permintaan
itu. “Membuat boneka baru tentu akan menjadi kompensasi ideal. Meski aku tidak
punya banyak waktu. Rozemyne, bisakah aku mengandalkan bantuanmu?”
"Pengalamanku
adalah milikmu," jawabku. "Kamu dapat mengandalkanku."
Ferdinand tidak
membuang waktu sebelum mengambil bahan yang kami butuhkan. Wajahnya, yang semula
sangat cemberut dan kelelahan, kini lebih hidup. Seluruh tetek bengek
"kompensasi" hanyalah kedok; dia hanya bersemangat untuk membuat
ramuan lagi.
Aku menoleh ke
Lieseleta dan tersenyum lebar padanya.
Ferdinand kemudian
beralih ke Wilfried dan para cendekiawan magang. “Kalian juga akan membantu. Cendekiawan
magang harus mampu mempersiapkan sesi pembuatan ramuan.”
Dari sana, Ferdinand
mulai menggambar skema di atas meja; dia menghafal proses pembuatan yang
dirinci dalam laporan Raimund. Sementara itu, cendekiawan magang menggunakan
waschen untuk membersihkan alat-alat meramu.
“Sekarang,” kata
Ferdinand, “Aku ditugaskan membuat boneka binatang untuk Rozemyne, tapi berapa
banyak yang akan kita buat? Kurasa penerima yang Kamu tuju akan membutuhkannya
juga.”
Aku merenungkan
pertanyaan itu. “Aku sejak wal berniat memberikan boneka binatang itu ke Lady
Letizia. Itu akan mengucapkan kata-kata penyemangat, karena kau selalu keras, dan mengulangi peringatan bahwa kamu tidak boleh memarahinya terlalu jauh.”
"Benar.
Kedengarannya memang penting,” tambah Wilfried, pandangan jauh ke matanya saat
dia membantu cendekiawan mencuci alat pembuat ramuan. “Kamu sangat menuntut,
Paman—aku ingat berpikir sebanyak itu ketika kamu mengajar Rozemyne dan aku. Kamu
memiliki standar yang tinggi dan sikap tanpa ampun..."
Ternyata, Wilfried
diberi tugas tanpa henti dalam dua tahun aku tidur.
"Aku senang kamu sependapat,"
kataku. “Bagi siapa pun yang belajar di bawah Ferdinand untuk bertahan hidup,
pujian mutlak diperlukan.”
Aku melanjutkan ke
daftar semua kutipan yang rencananya akan kutambahkan ke alat sihir.
Ferdinand
mempertahankan seringai sepanjang waktu, sementara Justus terkekeh dan berkata,
"Suratnya, kurasa." Rupanya, dia tahu apa yang Letizia tulis.
“Mungkin bijak untuk
mendaftarkan alat sihir baru dengan mana Sergius, dengan asumsi dia dekat
dengan kepala pelayan Lady Letizia,” kataku. “Lady Letizia meninggalkan
keluarganya untuk diadopsi kan? Jika memungkinkan, aku ingin orang tuanya di
Drewanchel merekam pesan-pesan itu. Aku yakin suara mereka akan menyemangatinya
lebih dari apa pun.”
"Aku
mengerti..." gumam Ferdinand. “Kalau begitu, kamu akan menginginkan empat
boneka binatang secara total: boneka dengan suara orang tuanya, boneka dengan
suaramu, boneka utangku, dan boneka untuk disimpan. Magang, takar bahan-bahan
yang sesuai. ”
Mereka mengangguk dan
langsung bekerja.
Setelah bahan-bahan ditakar,
Ferdinand dan aku memotongnya menjadi potongan-potongan yang lebih mudah diatur
dan memisahkan unsur-unsur di dalamnya.
“Ngh... Mereka
menyiapkan bahan jauh lebih cepat dariku...”
"Ya. Dan kami
tidak pernah setepat ini dalam meramu. Mempertimbangkan
kualitas bahannya, ini jauh melebihi dari apa yang biasa kami
lakukan.”
Hartmut telah
melakukan tugasnya dengan baik ketika diajari membuat ramuan peremajaan, tetapi
Philine dan Roderick sama sekali tidak banyak membantu. Hal yang sama berlaku
untuk Ignaz dan cendekiawan magang lainnya. Mereka semua hanya menonton dengan
kaget, mungkin karena ini pertama kalinya mereka melihat ramuan Ferdinand.
"Tunggu... Apa
kita membuatnya sekaligus?"
“Benar,” kataku. “Meramu
dalam jumlah besar cukup umum dan jauh lebih cepat daripada meramu dalam waktu
yang lebih lama. Ini juga membantu kita memastikan bahwa semua bahan memiliki
kualitas yang seragam.” Aku memberi Ferdinand beberapa bahan yang dia
percayakan kepadaku. "Selesai."
Justus tersenyum pada
kelompok Ignaz sambil menyerahkan beberapa bahan ke Ferdinand. “Itu semua
bermuara pada pengalaman. Kalian hanya belum cukup membuat ramuan dalam hidup kalian.”
“Juga perlu diingat
bahwa aku memiliki lebih banyak pengalaman daripada kebanyakan siswa lain,
karena aku perlu membuat ramuan peremajaan sendiri,” aku menambahkan. Ramuan
itu, ditambah dengan tetek bengek jureve, membuatku lebih terbiasa dalam meramu
daripada cendekiawan magang sekelasku. Belum lagi, aku mulai diajari Ferdinand. Ajarannya logis dan efisien,
tentu saja, tetapi tuntutan dan harapannya sama sekali tidak masuk akal.
“Ferdinand menggunakan
gaya pembuatan ramuan yang jauh lebih efisien dari yang diajarkan di kelas,” aku melanjutkan. "Bahkan hanya dengan melihatnya saja
sudah menjadi pengalaman yang sangat memperkaya."
Aku pasti meyakinkan
mereka, karena mereka semua mulai memperhatikan dengan sangat cermat.
Di sisi lain,
Ferdinand mengubah schtappe, lalu segera menggunakan lingkaran sihir penghemat
waktu.
Mm... Aku masih belum cukup baik untuk
menggunakan itu.
Bahan-bahan biasanya
ditambahkan pada waktu dan urutan tertentu, jadi sangat penting untuk mengamati
setiap perubahan dalam ramuan. Masalah dalam menggunakan lingkaran sihir
penghemat waktu adalah bahwa perubahan itu akan terjadi dalam sekejap— satu
saat Kamu akan melihat panci, menunggu isyarat yang tepat, selanjutnya Kau akan
sepenuhnya terlewatkan. Ini secara drastis meningkatkan kemungkinan
mengacaukan ramuan, itu sebabnya aku hanya memakai lingkaran penghemat waktu
setelah semua bahan ditambahkan dan satu-satunya hal yang harus dilakukan
adalah mengaduk.
Jalanku masih panjang jika ingin mengejar
Ferdinand.
Setelah semua bahan
tercampur dan kami hanya perlu mengaduk, Ferdinand menyuruh Justus untuk
menambahkan lagi lingkaran sihir penghemat
waktu. Para cendekiawan magang berteriak kaget... tapi Justus hanya berkata,
"Dimengerti" dan mulai melaksanakan perintahnya, menggambar lingkaran
di atas panci pembuatan ramuan.
Menggunakan lingkaran
sihir penghemat waktu pada tahap proses pembuatan ramuan ini menyebabkan mana
disedot sekaligus alih-alih ditarik keluar secara perlahan, yang membuat semuanya
semakin sulit untuk dikendalikan. Ini pertama kali aku melihatnya ditumpuk di
atas lingkaran penghemat waktu lainnya, jadi aku bersemangat melihat apa yang
akan berubah— tetapi Ferdinand kemudian melirikku.
“Rozemyne. Gambar
salah satu milikmu saat Justus selesai.”
"Kita
melipatgandakannya?" tanyaku, kaget. "Apakah itu aman?"
“Sudah kukatakan, kita
tidak punya banyak waktu. Apa Kamu menganggapku tidak kompeten?” "Tidak."
Ferdinand tidak pernah bertarung dalam pertempuran
yang tidak bisa dia menangkan, jadi aku percaya dia akan melakukannya tanpa
masalah—tetapi itu tidak menghentikanku untuk terkejut. Tidak
hanya aku; para cendekiawan magang sama terkejutnya. Nyatanya, satu-satunya
dari kami yang tampak sama sekali tidak terpengaruh adalah Wilfried; dia sudah
terbiasa melihat Ferdinand menarik kembali manuver pembuatan ramuan yang gila
ketika dia mengajari kami untuk kursus kandidat archduke.
"Itu," kata
Justus, bergerak. "Semua milikmu, milady."
Kami bertukar
tempat—dengan cendekiawan magang yang masih menonton dengan bingung—lalu aku
mulai menggambar lingkaran sihir penghemat waktu dengan schtappe. Ferdinand
mengawasi tempat pembuatan ramuan seperti elang, dan bagusnya—segera setelah
lingkaran sihirku selesai, dia perlu menuangkan mana ke dalamnya dan dua lingkaran lainnya.
Tentu saja, Ferdinand
tidak ketinggalan; dia mengencangkan cengkeraman pada tongkat pengaduk begitu
lingkaranku selesai. Lapisan tiga berarti dia perlu mengeluarkan satu ton mana
dalam waktu yang sangat singkat, tetapi senyum menantang di wajahnya saat dia
melihat panci menjelaskan bahwa dia menyambut tantangan itu.
_________________
"Selesai."
Setelah satu bel,
Ferdinand mengumumkan penyelesaian ramuan keempatnya —tiga kali lebih banyak
dari yang bisa dilakukan manusia normal mana pun di bawah batasan waktu yang
sama. Ekspresi wajahnya sangat tenang saat dia mengeluarkan alat sihir perekam
suara yang sudah selesai dari panci; senang melihatnya sangat puas.
"Pelayan,
bersihkan," kata Ferdinand. “Kita tidak bisa begitu saja meninggalkan alat
pembuat ramuan ini di sini.”
Lieseleta mulai
meletakkan alat-alat yang dibersihkan dengan waschen ke dalam lingkaran
teleportasi. "Lingkaran lain ada di ruang pembuatan ramuan," katanya.
"Apakah seseorang akan pergi untuk menerima item di ujungnya?"
Para cendekiawan
magang memperhatikan para pelayan dengan bingung, tapi mereka kembali sadar
ketika mendengar permintaan Lieseleta. Beberapa pergi ke ruang pembuatan ramuan,
sementara yang lain berkata, "Izinkan kami untuk menyingkirkan
peralatannya."
"Dimengerti,"
jawab Lieseleta. "Aku percayakan sisanya padamu."
Segera, cendekiawan
magang mulai meletakkan alat pembuat ramuan dan sisa bahan ke lingkaran
teleportasi. Setiap kali lingkaran itu menyala, benda-benda di atasnya
menghilang. Sangat menyenangkan untuk ditonton.
Ferdinand memeriksa
para cendekiawan sejenak, lalu duduk di meja yang telah dibersihkan dan
menghembuskan napas perlahan. Sergius menuangkan teh, setelah selesai makan
malam saat kami sedang meramu.
Wilfried dan aku juga
duduk di meja, lalu pelayan kami menuangkan teh untuk kami. “Aku tidak pernah
menyangka bisa membuat empat alat sihir dalam satu bel,” kataku sambil melihat
perekam suara di atas meja. Kemudian, aku menoleh ke Ferdinand dan tersenyum.
"Sekarang, dengan selesainya pembuatan alat, aku perlu menagihmu empat
kali untuk penggunaan skemaku."
"Aku tidak
menggunakan skemamu," balasnya. "Aku sudah menghafalnya."
“Tapi aku membelinya, dan Raimund membutuhkan
dana untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai peneliti.” Aku tidak memiliki minat
pribadi pada uang—alat-alat sihir yang penting bagiku—tetapi aku perlu membuat Raimund untuk memahami pentingnya mendapat
bayaran untuk penelitiannya. Menyebarkan konsep kekayaan intelektual juga sama
pentingnya... tetapi ketika aku menjelaskan ide dan maksudku memperkenalkan
royalti kepada Ferdinand, dia menggelengkan kepala.
"Pikiranmu selalu
tidak bisa dimengerti." Kemudian, dia menginstruksikan Justus untuk
membayar kepadaku.
“Guild Percetakan dan Smithing
bekerja dengan sangat baik untuk membuatnya sejauh ini,”
kataku, “tetapi untuk alat sihir, kita akan membutuhkan organisasi yang jauh
lebih kuat.”
“Aku sarankan Kau
menunggu sampai membeli manuskrip dan mendistribusikan royalti untuk penjualan
buku sudah menjadi lazim. Keberhasilan preseden akan
memudahkanmu untuk meyakinkan bangsawan. Aku mengerti bahwa
melakukan semuanya sekaligus sudha menjadi kebiasaan burukmu,
tetapi Kamu harus melatih pengendalian diri dengan lebih baik. Untuk saat ini,
sebarkan konsep itu di kalangan peneliti mana pun tempat Kau membeli skema
dengan menawarkan biaya paten kepada mereka, dan jelaskan bahwa royalti buku
selalu dibayarkan pada saat jatuh
tempo.
Beberapa pekerjaan yang baik dan jujur pasti
akan membantu...
Setelah semua
pembersihan selesai, cendekiawan magang yang pergi ke ruang pembuatan ramuan
kembali. Mereka mengobrol tentang "pembuatan ramuan yang luar biasa"
yang mereka lihat dan mengatakan bahwa mereka tidak sabar untuk mencobanya
sendiri. Bahkan ada yang mulai menanyai Ferdinand tentang prosesnya. Dia
menjawab sambil tersenyum, tapi dia tampak sedikit lelah bagiku; sepertinya
desakan kepuasannya mulai berkurang, dan sebagai gantinya datanglah gelombang
kelelahan yang kejam.
“Kamu berdiskusi
dengan Sylvester setelah ini, bukan?” Aku bertanya. "Apakah kamu
membutuhkan penyembuhan?"
Ferdinand berhenti,
lalu berkata, "Itu akan dihargai."
Aku menatap sekeliling
ruang pesta teh. Justus dan Eckhart juga tampak kelelahan.
Sergius dan para
pengikut yang telah membantu kami tampaknya tidak seburuk itu, tetapi aku tahu
mereka sama-sama lelah.
Aku berdiri,
mengeluarkan schtappe, dan meneriakkan, "Streitkolben" untuk mengeluarkan tongkat Flutrane. Kemudian, aku
memulihkan semua yang hadir dalam satu gerakan.
“Apa yang...?”
Ferdinand bergumam, alisnya berkerut. Terlepas dari upayaku untuk membuatnya
merasa lebih baik, dia mencubit batang hidungnya seolah-olah dia tiba-tiba
sakit kepala.
“Hm? Apa itu tidak
berhasil?” Aku bertanya.
“Kau tumbuh melebihi
harapan terliarku. Bagaimana Kamu membuat kemajuan sebanyak ini hanya dalam
satu musim...?”
"Apa? Apa?”
Aku hanya melakukan
apa yang alami bagiku—apa itu sangat memusingkan? Namun dalam menghadapi
kebingunganku, Ferdinand mengetuk meja dan menyuruhku duduk kembali. Aku bisa
merasakan omelan akan datang.
Aku menghilangkan tongkat
Flutrane dan kembali ke tempat duduk, meskipun aku memastikan untuk menggeser
kursiku dari Ferdinand dalam prosesnya.
“Sekarang, Rozemyne,”
dia memulai, “mengapa kamu berusaha keras untuk menghasilkan tongkat Flutrane?”
“Menggunakan cincinku
akan mengharuskanku menyembuhkan semua orang satu per satu kan? Tapi dengan memakai
tongkat Flutrane, aku bisa menyembuhkan semua orang sekaligus. Itu sangat
berguna dalam Ritual Persembahan Akademi Kerajaan.”
Ferdinand hanya
menghela nafas berat.
Wilfried menatapku.
“Rozemyne, kamu seharusnya tidak—”
“Ini bukan urusan
internal yang perlu dirahasiakan,” kataku sambil tersenyum. “Setiap orang yang
berpartisipasi dalam Ritual Persembahan mengetahui prosesnya.”
“Itu benar, tapi...
mendengarkanmu berbicara sangat menegangkan. Aku tidak pernah bisa memprediksi
apa yang akan Kamu katakan selanjutnya.”
Mengesampingkan
kekhawatirannya, aku memberi tahu Ferdinand semua yang sudah menjadi pemahaman
umum sambil menghindari apa pun yang mungkin membuatku dikuliahi. “Aku tumbuh dewasa bahkan tanpa kehadiranmu, Ferdinand. Aku belajar membuat dua
instrumen suci sekaligus dengan schtappe.”
“Jadi itu bukan
kesalahan atau salah tafsirku sendiri…” kata Ferdinand. Aku telah menyebutkan
kemampuan baruku dalam surat, tetapi aku jelas menggunakan terlalu banyak
eufemisme bangsawan dalam upayaku untuk mengusahakan agar surat itu lolos
pemeriksaan.
“Itu tidak berbeda
dengan bagaimana para ksatria membuat pedang dan perisai pada saat bersamaan.
Bahkan keluarga kerajaan setuju. Tidak akan lama lagi sebelum aku bisa
mengikuti teladanmu dan membuat beberapa perisai
sekaligus, jadi nantikan itu.”
Merespon harapan dan
impianku, Ferdinand menutup mata seolah mencoba menahan siksaan yang tiba-tiba.
"Itu perbandingan yang mengerikan."
"Mananya?"
“Tidak, tidak apa-apa.
Tidak ada alasan bagiku untuk mengatakan apa-apa lagi,” jawab Ferdinand sambil
melambaikan tangan. "Aku sekarang warga Ahrensbach, dan ini adalah masalah
Ehrenfest." Ucapannya yang meremehkan menimbulkan ekspresi terkejut dari
Wilfried.
“Ngomong-ngomong,”
kataku, “kami mendistribusikan ramuan peremajaan pemulihan mana yang kamu
ajarkan untuk aku buat. Mereka sangat berharga, tampaknya. Bahkan keluarga
kerajaan terkejut dengan keampuhannya.”
“Kok bisa nyambung
kesitu?” Ferdinand bertanya, sepertinya dia tidak lagi memiliki energi untuk
melanjutkan pembicaraan kami.
“Kamu bisa
menggunakannya untuk memberikan kontribusi besar bagi negara atau mungkin
menenangkan air atas kecelakaan Lady Detlinde. Terlepas dari itu, itu akan
berguna untuk disimpan di saku belakangmu.”
Ferdinand sedikit
menyipitkan mata. “Rozemyne, apakah kamu berharap dia melakukan sesuatu?
Katakan padaku, jika menurutmu aku bisa menghentikannya tepat waktu.”
"Wilfried, tusuk
rambut dan pertunjukan cahaya bukan rahasia, kan?" "Hm... Tidak,
kurasa tidak."
Jadi, aku menjelaskan
situasinya: Detlinde kemungkinan besar berniat untuk mengungguli keluarga
kerajaan dengan tusuk rambutnya, kemudian melakukan pusaran dedikasi sambil
ditutupi dengan batu permata yang berkilauan.
"Hal kecil
terhadap keluarga kerajaan tidak bisa diabaikan," kata Ferdinand. “Aku
akan berusaha mengambil tusuk rambut darinya. Tapi... apa yang memunculkan gagasan
'pertunjukan cahaya' ini?”
“Semuanya dimulai
setelah ritual perlindungan suci,” jawab Wilfried. “Rozemyne tidak bisa
mengendalikan mana saat latihan pusaran dedikasi dan akhirnya membuat
feystone yang dia kenakan bersinar.”
"Tapi aku tidak
melepaskan satu pun berkah!" aku menyela. “Feystoneku memang bersinar,
tapi tidak dengan diriku. Itu pantas dipuji kan?”
Ferdinand menatapku
sekilas sebelum sepenuhnya mengabaikanku.
Sementara itu,
Wilfried menggelengkan kepala. “Aku tidak tahu apa yang membuatmu berpikir
begitu. Itu karena Kau sangat menonjol sehingga saat
pesta teh Detlinde mendatangi kami kami dan mengatakan bahwa dia bermaksud
mengulangi pemandangan itu di upacara hari dewasanya.”
"Rozemyne..."
kata Ferdinand. “Kamu benar-benar...”
“I-Itu bukan salahku!
Insiden saat latihan tidak dapat dihindari! Dan, aku pikir Kamu melupakan peran yang Kamu mainkan dalam semua ini,
Wilfried. Kamu mengatakan kepadanya bahwa dia bisa bersinar lebih mudah jika
dia menggunakan feystone dengan kualitas lebih rendah.” Jika dia mengikuti
saran itu dan berlatih dengan feystone yang lebih cocok, maka kesalahan pasti
ada di pundaknya.
Setelah mendengar itu,
Ferdinand memelototi Wilfried. "Kamu sepertinya telah melakukan sesuatu
yang sangat tidak perlu." Sudah waktunya untuk omelan yang sangat panjang.
“Lady Rozemyne,” bisik
Brunhilde sambil menepuk pundakku, “bel ketujuh akan berbunyi. Jika Kau berniat
mempercayakan Lord Sergius dengan alat sihir untuk Lady Letizia, bolehkah aku
menyarankan untuk segera melakukannya? Takutnya itu mungkin kelupaan.”
Ini sepertinya juga menjadi
kesempatan bagus untuk menghentikan Ferdinand menguliahi Wilfried, jadi aku
menarik lengan bajunya dan berkata, “Jika kita memberi Sergius salah satu alat sihir
yang kita buat, apakah dia bisa mengisinya dengan pesan pujian dari keluarga
Lady Letizia?" Aku tidak bisa bertanya langsung kepada Sergius karena dia
bukan pengikutku.
Untuk menjawab
pertanyaanku, Ferdinand harus berhenti menguliahi Wilfried. “Sekarang, Sergius?
Apakah Kamu memiliki cara untuk menghubungi orang tua Lady Letizia?”
"Ya,"
jawabnya. “Aku besar di Drewanchel.” Dia pindah ke Ahrensbach bersama orang tuanya
ketika Letizia diadopsi, tetapi dia tetap memiliki banyak rekan di kadipaten asalnya.
“Kalau begitu kita
bisa mendaftarkan alat sihir ini dengan mana Sergius,” kataku. “Bolehkah aku
memasukkan kata-kata penyemangat?”
"Tentu
saja," jawab Sergius, mata kuning kehijauannya berkerut dengan senyum
ramah. "Aku yakin Lady Letizia akan menghargai perhatian tulusmu."
Aku memberikan salah
satu alat sihir ke Ferdinand, yang kemudian dia berikan ke Sergius dan
mengajarinya cara menggunakannya. Kemudian, aku merekam tiga pesan: "Kau
bekerja sangat keras dan sangat baik, Lady Letizia," "Jangan terlalu
kasar, Ferdinand," dan "Ferdinand, pastikan untuk sesekali memuji
Lady Letizia dan katakan padanya bahwa dia sudah bekerja dengan sangat
baik."
"Pikirmu apa yang
sedang kamu lakukan?" Ferdinand menuntut dengan tatapan tajam.
“Kau harus memuji Lady Letizia setiap kali
dia mengeluarkan alat sihir ini. Dan jangan memakai suara monoton yang selama
ini kau gunakan padaku,” balasku tanpa ragu sedikit pun, lalu menyerahkan alat
itu ke Sergius. “Tidak ada cukup waktu bagi kita untuk membuat boneka mainan
sendiri, jadi kumohon tugaskan pelayan Lady Letizia untuk menyelesaikan
sisanya.”
"Sergius, apa kebetulan
kau bisa mengirim ordonnanz ke Drewanchel?" tanya Ferdinand. "Akan
ideal jika kita bisa melakukan rekaman besok."
"Dimengerti.
Permisi sebentar…” kata Sergius, kemudian menghilang di balik tabir pelayan.
Ferdinand melihat ke
tiga alat sihir yang tersisa dan menyeringai. "Jadi, apa yang diharapkan
untuk aku rekam untukmu?"
“Kata-kata pujian,
tentu saja!” Aku kemudian akan memasukkan alat itu ke boneka panda merah, pikirku
— tetapi sebelum aku terbawa oleh kegembiraan itu, Lieseleta mengamati dengan
sangat keras.
"Lord Ferdinand,
jika berkenan... Meski aku setuju bahwa kata pujian memang diperlukan, aku
yakin Lady Rozemyne akan mendapat manfaat dari jenis pesan yang sama yang dia
berikan kepadamu."
“Seharusnya ada
instruksi baginya untuk berhenti membaca dan istirahat lebih banyak,” Brunhilde
menambahkan sambil mengangguk. Dan tidak hanya pengikutku —Wilfried menimpali
bahwa alat itu juga harus menyertakan teguran.
“Aku tentu tidak
keberatan memasukkan satu atau dua omelan,” kata Ferdinand. "Tunggu,"
selaku. "Aku bilang aku ingin pujian."
“Tidak nyambung.
Sekarang, sebagai penekanan yang lebih penting, pesan apa yang ingin Kamu
tinggalkan untukku?”
“Lady Rozemyne
menyiapkan ini sebagai hadiah untukmu,” jawab Lieseleta mewakiliku,
mengeluarkan shumil biru tua dan meletakkannya di depanku. Dia pasti pergi ke
kamarku untuk mengambilnya. Perhatian dan pertimbangan yang diperlihatkan
pelayanku kadang-kadang hampir menyakitkan.
“Tidak, tidak,
Lieseleta. Aku bermaksud memberikan itu ke Justus.
Ferdinand hanya akan memasukkannya ke dalam kotak, tidak pernah melihat cahaya
siang lagi. Aku mengambil shumil dari meja dan mendorongnya ke tangan Justus.
"Gunakan ini saat Ferdinand terlalu keasyikan dalam bekerja dan tidak
mendengarkan apa-apa."
"Haruskah kita
melihat pesan apa yang kamu rekam?"
"Tidak!" Aku
berseru, merasakan darah mengalir dari wajahku. “Nanti, Justus! Periksa nanti!”
Ferdinand mencibir. “Kita
tidak akan melakukan hal semacam itu. Hal terakhir yang kita inginkan adalah
terulangnya kejadian dalam demonstrasi hari ini.”
“Ferdinand, dengar!
Kotak di sana penuh dengan dokumen penelitian tentang Schwartz dan Weiss!
Bagaimana kalau kita mulai melihatnya? Kedengarannya bagus, kan?!”
“Itu bisa nanti.
Justus, rekamannya.”
Seketika, Justus
mematuhi perintah Lordnya. Pesanku ke Ferdinand mulai diputar satu demi satu.
“Ferdinand, apakah
kamu cukup istirahat? Jangan bekerja terlalu keras.” “Tidak peduli seberapa
sibuknya, ingatlah bahwa kamu perlu makan. Jangan coba-coba mengumpukan energi
dari ramuan; kau harus makan dengan rutin.” "Jika Kamu kehabisan makanan
Ehrenfest, segera kirim kabar."
Itu sejauh yang kami
dapatkan sebelum Ferdinand mencubit pipiku. "Aduh, sakit!"
"Justus, itu
sudah cukup," kata Ferdinand. "Aku mengerti, jadi kamu bisa
menyerahkan alat itu sekarang." Dia meraih ke arah Justus dengan senyum
yang sangat cantik—dan sangat palsu—di wajahnya. Tanpa ragu, dia bermaksud
menyegel shumil itu untuk selamanya.
“Tidak, Justus! Jangan! Jika Kamu akan memberikannya kepadanya, aku lebih suka Kamu
mengembalikannya saja!”
"Ada apa
ini?" Sylvester bertanya dengan putus asa, saat dia memasuki ruangan bersama
pengawal dan pengikut lainnya. Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat ruang
pesta teh terasa jauh lebih kecil.
"Ah! Sylvester!” Aku
berteriak. "Aku membuat alat sihir untuk digunakan Justus, tapi Ferdinand berusaha
mencurinya!"
“Apa itu di sini? Apa
yang kamu rekam untuknya?” Sylvester merebut boneka itu dari Justus dan
menyentuh feystone-nya. Kemudian, setelah mendengarkan pesan-pesan itu, dia
tertawa terbahak-bahak dan melemparkannya kembali ke Justus. “Simpan ini
bersamamu. Jika Kamu ingin Ferdinand patuh, yang perlu Kamu lakukan hanyalah
mengancam untuk membagikan rekaman ini dengan orang lain di Ahrensbach.”
“Dimengerti, Aub
Ehrenfest,” jawab Justus dengan senyum geli. Dia kemudian meletakkan shumil
biru tua dengan barang bawaan pengikut lain.
“Ngomong-ngomong,
saatnya orang dewasa bicara,” kata Sylvester, mengusir Wilfried dan aku.
"Kembali ke kamar kalian, kalian berdua." Aku perhatikan bahwa dia
membawa anggur. Meja segera dibersihkan dari piring, dan beberapa gelas
disiapkan menggantikannya.
Kami mengucapkan
selamat malam, kemudian meninggalkan ruang pesta teh.
Pada akhirnya, aku tidak pernah membuat
Ferdinand memujiku... Boohoohoo.
Post a Comment