Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 9: Penyusupan Kota Besar Bawah Justus

 


Penyusupan Kota Besar Bawah Justus



"Justus, apakah kamu pernah ke kota bawah?" tanya Ferdinand. Itu adalah awal musim panas tahun lalu, dan dia memanggil Eckhart dan aku bersama-sama.

“Saya pernah menyamar sebagai seorang musafir dan mengunjungi kota-kota pertanian untuk mengumpulkan bahan berulang-kali di masa lalu, tetapi belum pernah mengunjungi kota bawah Ehrenfest karena di sana tidak ada yang dapat ditemukan. Mengapa anda bertanya? Apakah ada sesuatu di sana?” aku membalasnya dengan pertanyaan.

“Seorang anak Penelanan bernama Myne akan memasuki gereja sebagai gadis suci biru magang. Aku ingin Kau mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentangnya. Ini yang kami ketahui dari Guild Dagang,” kata Ferdinand sambil menyodorkan beberapa papan.

“Semua ini informasi menyangkut workshop-nya, bukan Myne itu sendiri.”

Aku mengambil laporan dari Ferdinand dan membaca sekilas. Ada salinan laporan keuangan bulanan, laporan bank mandor dengan Guild Dagang, dan daftar mitra bisnis.

“Myne adalah mandornya, ya? Adapun karyawan... Tidak ada. Dikatakan mereka milik Guild Kertas Pohon, tetapi apakah guild seperti itu ada?”

“Tepatnya untuk menjawab pertanyaan semacam itu aku membutuhkan bantuanmu untuk mengumpulkan informasi tentang Myne dan aktivitasnya. Ini yang aku ketahui secara peribadi: Myne memiliki rambut biru segelap langit malam, mata emas, dan tubuh miskin yang menyebabkan dia tampak paling banter seukuran anak lima tahun meskipun telah dibaptis. Meskipun sangat lemah yang bahkan sampai tidak dapat mengunjungi gereja setiap hari, dia adalah kutu buku akut sampai-sampai rela menghabiskan banyak emas dan mengabaikan semua akal sehat untuk langsung meminta Uskup Agung menjadikannya gadis suci magang. Singkatnya, dia adalah anak yang aneh dan tidak bisa dimengerti. Semua informasi tentangnya akan sangat berharga. Kumpulkan semuanya.”

Anak kecil yang akan menghabiskan satu emas besar untuk memaksa masuk ke gereja, semua itu hanya demi membaca buku? Well, itu tidak mungkin benar.

Sebagai seorang bangsawan, sulit untuk percaya bahwa ada orang yang ingin pergi ke gereja, jadi aku tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap klaim Ferdinand. Tetapi pada saat yang sama, aku tertarik. Aku tidak mengenal seorang anak pun yang hampir semenarik Myne ini. Dan di sini Ferdinand, meminta informasi tentangnya.

Aku tersenyum. Hatiku memberitahuku bahwa semua itu akan menarik.

“Kamu akan membutuhkan pelayan atau penjaga saat memasuki Guild Dagang dan toko yang berbisnis dengan Workshop Myne. Untuk itu, aku ingin meminta bantuanmu, Eckhart. Apakah Kau bersedia memasuki kota bawah?”

"Jika anda perintah, Lord Ferdinand," kata Eckhart, tersenyum sambil berlutut. Dia bekerja dengan ekspresi mati sejak Heidemarie, istrinya meninggal. Ini pertama kalinya selama berabad-abad aku melihatnya terlihat begitu termotivasi, dan sebagai rekan kerja, menyenangkan untuk dilihat.

“Dalam hal ini, bersiaplah untuk penyusupan sekarang juga. Kalian akan naik keretaku ke gereja, kemudian berganti pakaian di sana dan masuk ke kota melalui pintu pelayan. Salah satu pelayan gerejaku akan membawa kalian ke sana,” kata Ferdinand.

"Terima kasih banyak."

Bangsawan kesulitan untuk memasuki kota bawah secara diam-diam. Kereta bangsawan tidak bisa berhenti di sana, dan dalam hal transaksi, hanya perlu memanggil pedagang ke Area Bangsawan. Siapa pun akan merasa aneh jika seorang pria berpakaian buruk keluar dari kereta bagus yang berangkat dari Area Bangsawan, jadi memiliki Ferdinand yang merekayasa kami dengan masuk melalui pintu pelayan gereja membuat segalanya jauh lebih mudah.

Aku pulang ke rumah, lalu mengeluarkan pakaian yang telah aku kumpulkan di semua perjalanan yang aku habiskan untuk mengumpulkan bahan. Beberapa untuk bertani, sisanya untuk bepergian. Aku menambahkan beberapa pakaian yang aku dapatkan dari seorang pedagang yang datang ke Area Bangsawan, dan hasil akhirnya tidak terlalu jauh dari pakaian yang akan dikenakan oleh seorang bangsawan yang turun pangkat.

Aku juga mengirim ordonnanz ke Eckhart, menyuruhnya meniru pakaian pedagang yang mengunjungi estatenya.

Pada hari penyusupan, aku memasuki estate Ferdinand dengan mengenakan pakaian bangsawan, dan kemudian Lasfam, pelayannya membantuku berganti pakaian dan mengenakan setelan pedagang.

“Ah, ngomong-ngomong—Lasfam, apa kau menyiapkan tas dengan berbagai macam sayuran secara acak?”

“Ya, Lord Justus. Saya cukup bingung ketika ordonnanz datang dengan membawa pesan itu.”

Dengan sekantong sayuran dan sekantong pakaian dari Lasfam di tangan, aku naik ke kereta, yang perlahan mulai berangkat.

“Justus, Eckhart—ini uang kalian untuk misi ini,” kata Ferdinand sambil menyerahkan sebuah tas kecil. “Kalian dapat memakai uang ini sesuka kalian, baik mengumpulkan informasi atau—saat bel kelima akan berbunyi—menyewa kamar di penginapan.”

Tas itu berisi enam emas kecil dan enam perak besar. Itu jauh melebihi sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk menyewa kamar, tetapi itu adalah pembayaran yang adil untuk pekerjaan setingkat menyusup ke kota bawah. Aku menerima jumlah itu dan memberikan setengahnya kepada Eckhart.

Kereta tiba di Gerbang Bangsawan, di mana aku memasuki gereja. Aku belum pernah berkunjung sebelumnya karena Ferdinand selalu melarangku mendekatinya, jadi aku lebih dari sedikit bersemangat untuk akhirnya masuk ke dalam dan melihat seperti apa rasanya. Tapi Ferdinand menurunkan kami di gerbang belakang, mengatakan akan bermasalah jika Uskup Agung, Bezewanst, menemukan kami. Oh baiklah.

"Pengawal, bawa keduanya ke pintu gerbang belakang," kata Ferdinand, dan pengawal yang membuka pintu kereta memandu kami ke tempat yang harus kami tuju.

"Ini adalah pintu gerbang ke kota bawah," katanya.

Kami melewati kota bawah tepat ketika bel kelima mulai berdering. Bau yang mengerikan dan kotoran yang terlihat langsung membuatku meringis; bahkan kota-kota pertanian yang pernah ku kunjungi tidak berbau seburuk ini, dan tidak sekotor ini.

“Ini beberapa kali lebih buruk daripada naik kereta, Justus. Kau yakin siap untuk ini? ” tanya Eckhart.

“Ngh... Memangnya aku punya pilihan. Ini perintah dari Lord Ferdinand sendiri.”

Pertama-tama, aku ingin pergi ke gerbang selatan tempat ayah Myne seharusnya bekerja. Karena telah terbang di atas kota bawah dan menganalisis infrastruktur, aku memiliki pemahaman masuk akal tentang di mana lokasi semuanya.

Eckhart dan aku mulai bergerak ke selatan menyusuri jalan utama. Tidak seperti Area Bangsawan, ada gedung-gedung menjulang dengan berbagai warna dan desain di kedua sisi jalan, dengan gerobak dan gerbong yang berjalan ke segala arah. Ada sejumlah pejalan kaki yang mengejutkan juga, dan tidak ada jejak ketertiban yang terlihat di Area Bangsawan.

“Hm. Kurasa kota bawah serupa dalam hal seberapa jauh pergi ke selatan, semakin rendah status yang didapat orang,” renungku saat mencapai alun-alun pusat dan air mancurnya.

Ada berbagai macam orang di sini, dari orang-orang yang mengenakan pakaian perjalanan hingga yang berpakaian compang-camping orang miskin. Kami mengenakan pakaian pedagang untuk membaur, tetapi pada kenyataannya kami menonjol lebih dari siapa pun.

“Sepertinya kita harus berganti pakaian. Ayo cari penginapan,” saranku.

"Sepakat. Bau busuk membuatku pusing,” keluh Eckhart. "Misi ini lebih sulit daripada berkemah di luar untuk mengumpulkan bahan."

Mungkin akan sulit untuk membawanya ke gerbang selatan. Dia tidak memiliki pakaian yang lebih murah dari apa yang dia kenakan saat ini, dia juga tidak mampu mengubah sikap bangsawan untuk membaur. Karena alasan itu, dia akan terpaku beroperasi di bagian utara kota.

Kami memutuskan untuk mencari kamar di penginapan yang terletak dekat dengan alun-alun pusat di sisi timur kota, di mana sebagian besar pelancong berada. Begitu masuk, kepala penginapan wanita melihat kami dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan mata lebar.

“Tidak dapat dikatakan bahwa pelanggan berpenampilan mewah seperti kalian pernah datang ke sini bukan dengan kereta. Sepertinya kalian berdandan untuk mengunjungi semacam bangsawan. Apa keretamu mogok?” dia bertanya.

Jadi begitu. Pedagang mengenakan pakaian yang berbeda dari yang biasanya mereka kenakan saat pergi ke Area Bangsawan.

Aku pernah mengunjungi kota-kota pertanian di sana-sini lebih dari beberapa kali, tetapi sekarang sangat jelas bahwa tidak pernah berjalan di kota bawah adalah sebuah masalah. Raut rakyat jelata yang ku kembangkan selama masa-masaku di kota-kota pertanian mungkin tidak terbukti berguna banyak.

Sementara aku memikirkan hal itu, aku melangkah maju dan menghadapi wanita itu. “Kereta kami mengalami beberapa masalah dan pakaian normal kami menjadi kotor karenanya, jadi kami harus mengenakan pakaian terbaik kami. Aku ingin memesan kamar besar yang cocok untuk perawakan tuanku.”

“Aku mengerti, aku mengerti. Aku turut bersimpati. Lurus ke depan dan gunakan bilik untuk membersihkan pakaian kalian jika perlu; ditahun-tahun ini, itu akan kering saat pagi. Tapi jika kalian perlu sesuatu untuk segera dipakai, pergi keluar dari pintu belakang dan berjalanlah dua blok. Ada toko pakaian bekas di sana.”

“Terimakasih banyak. Kami akan memeriksanya nanti,” kataku, berterima kasih kepada wanita itu ketika aku mengambil kunci darinya dan berjalan menuju ke kamar kami. Meskipun memesan kamar besar, itu masih cukup kecil. Sekiranya memang tidak bisa berharap lebih dari penginapan rakyat jelata.

"Eckhart, setelah kita meletakkan barang-barang, ayo kita lakukan sesuatu tentang pakaian kita," kataku.

Kami bergegas ke toko pakaian bekas yang telah diberitahukan oleh nyonya penginapan dan masing-masing meminta satu set pakaian pedagang yang bisa kami pakai sebagai ganti pakaian terbaik kami, yang terpaksa kami pakai saat pakaian biasa kami kotor.

Pemilik toko melihat kami dengan alis terangkat. “Aku terkejut kalian bersedia berjalan-jalan di kota dengan pakaian seperti itu. Akan lebih baik untuk tetap memakai pakaian kotor,” katanya, jelas bingung, sebelum dengan cepat memilih beberapa pakaian.

Setelah kami memakainya, kami akhirnya bisa berjalan di dalam kota tanpa khawatir mengundang perhatian pada diri kami sendiri.

“Hei, tuan. Pernah mendengar tentang Workshop Myne? Tampaknya itu milik Guild Kertas Pohon, tapi aku bahkan tidak tahu apa itu.”

“Workshop Myne? Maaf, sobat. Tidak dapat membantu. Gk pernah denger.”

Tidak akan mengherankan jika penjual pakaian tidak mengetahuinya. Aku mengangkat bahu dan kembali ke penginapan bersama Eckhart.

"Eckhart, sekarang setelah kita memiliki pakaian pedagang biasa, bagaimana kalau kita pergi ke Perusahaan Gilberta?"

“Aku terlalu sakit untuk bergerak. Beri aku waktu untuk istirahat,” jawab Eckhart. Bau busuk kota bawah sangatlah menyengat sehingga dia menggunakan sihir pembersih untuk membersihkan pakaian baunya, tapi itu hanya membatalkan semua adaptasi yang telah dilakukan hidungnya. Dia menutup lubang hidungnya dengan mengerang, mengatakan bahwa dia akan muntah.

Aku memperhatikannya dari sudut mataku sambil dengan cepat mengenakan setelan petani. “Kalau begitu, aku akan pergi ke gerbang selatan. Cobalah untuk membiasakan diri dengan baunya besok.”

"Maafkan aku."

Aku mengambil sekantong sayuran dan keluar dari penginapan. Rencanaku adalah mencari Gunther di gerbang selatan dan kemudian mengikutinya pulang untuk mencari tahu di mana Myne tinggal. Dengan begitu, aku bisa mendapat informasi tentang bagaimana dia bertindak ketika dia berada di suatu tempat dia merasa lebih santai.

Saat aku berjalan di jalan utama, aku mengawasi sekeliling, menyesuaikan kecepatan dan postur berjalanku agar sesuai dengan apa yang aku lihat. Bagian selatan kota tampaknya berbicara lebih kasar, akan tetapi apa yang aku pelajari di kota-kota pertanian seharusnya membantuku dengan baik di sini.

Mungkin karena aku sangat memperhatikan sekelilingku, hampir tiba jam tutup saat aku akhirnya mendekati gerbang selatan. Hal pertama yang aku lihat adalah kelompok sekitar sepuluh anak dengan keranjang di punggung mereka kembali ke kota bawah. Ini adalah kesempatan sempurna untuk mengumpulkan informasi tentang Myne.

Aku berjalan mendekati rombongan itu, berpura-pura sebagai petani yang ingin membalas budi pada Myne dengan beberapa sayuran dari pertaniannya. “Hei, anak-anak. Adakah di antara kalian yang mengenal seorang gadis dengan rambut biru tua bernama Myne? Dia sangat membantuku tempo hari, dan aku ingin membalasnya,” kataku, mengangkat sekantong sayuran agar mereka bisa melihat.

"Tidak. Belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. Dia bukan dari lingkungan kami,” jawab salah satu dari mereka.

Rombongan lain segera datang melalui gerbang. Aku menanyakan pertanyaan yang sama kepada mereka, tetapi kali ini, mereka sepertinya mengenalnya.

“Myne? Maksudmu Tuuli, kan?” tanya seorang anak sambil memiringkan kepala. “Tuuli?”

“Itu kakak Myne. Jika dia baik padamu, itu pasti Tuuli. Kau pasti mencampuradukkan mereka, paman.”

Jadi, aku mengetahui bahwa Myne memiliki seorang kakak bernama Tuuli. Dan sejak saat itu, aku belajar lebih banyak tentang Tuuli. Dia baik, perhatian, dan merawat semua orang, terutama adiknya yang sakit-sakitan. Dia adalah satu-satunya yang ingin mereka bicarakan; tidak ada anak yang mengatakan apa-apa tentang Myne. Faktanya, mereka tidak banyak bicara tentangnya sehingga jujur aku ingin bertanya apakah keduanya benar-benar bersaudara.

“Uh…. dan gadis macam apa Myne itu?”

“Entahlah. Dia selalu sakit-sakitan di tempat tidur. Aku, seperti, tidak pernah berbicara dengannya,” kata anak lain.

Dan dengan demikian, aku mengetahui bahwa mereka tahu Myne sakit-sakitan. Itu semua tetapi menegaskan bahwa kami membicarakan orang yang sama, dan itu bagus, tetapi aku sudah mengetahui penyakitnya dari apa yang Ferdinand katakan kepadaku. Aku ingin informasi baru.

“Jika Kau ingin tahu banyak tentangnya, mengapa tidak bertanya pada Tuuli?” seorang gadis bertanya. “Lihat, dia di sana. Tuuli!”

Pada saat itu, seorang gadis berambut hijau memegang tangan seorang anak kecil mulai berjalan, berkedip bingung. Pakaiannya ditutupi tambalan dan sedikit kotor karena dia baru saja datang dari hutan, tapi dia terlihat lebih bersih daripada anak lain berkat rambutnya yang entah mengapa berkilau.

“Aku mencari seorang gadis bernama Myne. Dia sudah membantuku, dan aku ingin memberinya sayuran ini. Banyak yang bilang dia adikmu,” kataku.

“Myne memang adikku, tetapi apakah kamu yakin dia yang membantumu? Aku pikir Kau mungkin salah orang,” kata Tuuli, terlihat sangat bingung meskipun dia adalah kakak Myne. Apakah benar-benar tidak terpikirkan jika Myne untuk membantu seorang petani?

Semua pertanda menunjuk pada Myne yang memiliki kepribadian buruk, dan sekarang aku benar-benar khawatir dengan Ferdinand yang membawanya ke gereja sebagai gadis suci biru magang.

“Aku mungkin salah dengar namanya, tapi aku yakin dia bilang dia Myne. Apa, adikmu, seperti... gadis kasar yang tidak pernah membantu siapa pun?”

"Tidak. Hanya saja... Saat kau bertemu Myne, apakah dia bersama seseorang?” tanya Tuuli.

Karena mengarang kebohongan akan memperumit banyak hal di masa depan, aku bilang dia sendirian, hanya untuk membuat semuanya tetap sederhana.

Saat Tuuli mendengarnya, dia tersenyum. “Kalau begitu, kamu pasti akan mencampuradukkannya dengan orang lain. Myne tidak pernah pergi keluar sendirian. Kami tidak akan membiarkannya, karena dia sangat lemah dan berbahaya jika dia berjalan-jalan sendirian.”

Jadi, aku mengetahui bahwa Myne sebenarnya sangat sakit sampai-sampai dia bahkan tidak bisa keluar sendirian. Tapi lagi-lagi, aku mencari informasi yang tidak berhubungan dengan kesehatannya. Akan sulit untuk terus mengumpulkan info menggunakan cerita samaran ini sekarang setelah Tuuli menyimpulkan bahwa aku tidak benar-benar membicarakan adiknya, jadi aku perlu mengubah rencana pertempuranku.

“Baiklah, kalau begitu, tahu apa saja tentang Workshop Myne? Kudengar dia mandor di sana.”

“Belum pernah mendengarnya,” jawab seorang anak. “Workshop macam apa itu? Bukan di sekitar sini, kan?”

Sepertinya tidak ada anak-anak yang tahu tentang itu, tetapi Tuuli menatapku dengan tatapan terlihat waspada. Ini pasti informasi yang hanya diketahui keluarganya, jadi menanyakannya saja sudah cukup untuk membuat mereka curiga.

“Kudengar itu workshop kertas, tapi aku tidak tahu detailnya. Tak seorang pun yang aku temui tahu sesuatu, baik. Aku pasti salah dengar. Maaf sudah menghentikan kalian. Ini, sayuran untuk kalian bawa pulang,” kataku sambil menyodorkan sayur ke arah anak-anak sebelum melanjutkan perjalanan menuju gerbang selatan. Aku bisa merasakan mata Tuuli di punggungku lebih dari beberapa kali saat aku pergi.

Setelah beberapa saat aku berbalik, tepat saat melihat mereka menghilang ke sebuah gang. Dari sana, aku melacak mereka untuk mengonfirmasi di mana Myne tinggal. Bisa dibilang, itu bukan jenis bangunan yang akan ditinggali oleh seorang gadis yang memiliki banyak emas.

Setelah itu aku pergi ke gerbang selatan, di mana aku mengetahui bahwa Gunther absen karena memiliki shift pagi. Aku mencoba bertanya kepada penjaga tentang putri Gunther, tapi yang aku pelajari hanyalah bahwa dia tergila-gila pada keluarganya.

“Jangan mencaritau keluarga Gunther jika Kau tahu sesuatu yang baik untukmu. Dia akan mengoceh tentang istri dan putri-putrinya yang lucu sampai telingamu copot, atau mengancammu jika dia mengira kamu mencoba menyakiti mereka,” kata seorang penjaga dengan tatapan yang benar-benar khawatir. Semua orang di sana tampak sependapat dengannya.

Itu memberitahuku semua yang perlu aku ketahui tentang bagaimana keluarganya, tapi aku masih tidak tahu apa-apa tentang Myne itu sendiri. Kehidupan macam apa yang dia jalani untuk menjalankan workshop yang pada dasarnya tidak ada yang tahu?

________________

"Jadi, kamu tahu di mana dia tinggal dan seperti apa keluarganya, kalau begitu?" tanya Eckhart.

"Ya. Aku tidak akan pernah berpikir bahwa orang-orang terdekat Myne akan tahu sedikit tentangnya. Dia hampir tidak meninggalkan rumah, dan ketika dia melakukannya, dia sangat lemah sampai-sampai dia membutuhkan seseorang untuk menemaninya apa pun yang terjadi. Cukup jelas bahwa kita tidak akan menemukan apa-apa jika kita terus mencoba bermain sesuai buku.”

“Lalu apa rencanamu?”

“Kita akan menyelinap ke Guild Dagang di malam hari. Mereka seharusnya memiliki banyak dokumen Workshop Myne,” jawabku, melihat ke luar jendela saat aku mengganti pakaian petaniku menjadi pakaian pedagang. Jika orang-orang terdekatnya tidak tahu apa-apa, maka aku harus memeriksa tempat kerjanya.

Aku setuju dengan Eckhart yang tidak ingin makan makanan tempat yang kotor, jadi kami memakan beberapa ransum Ordo Ksatria kami dan kemudian tidur siang.

Bel ketujuh berbunyi beberapa waktu kemudian, dan secara bertahap, hiruk pikuk jalan utama menjadi tenang. Suara gemerincing dan teriakan dari para pemabuk yang berdebat dan tentara yang menjaga ketertiban memudar, pada saat itu hidung Eckhart telah menyesuaikan diri dengan udara.

Kami berlari melewati kota bawah yang sekarang sepi, menuju Guild Dagang. Seorang pemabuk menghalangi jalan kami, tetapi Eckhart dengan cepat mengusirnya.

“Ada kunci sihir, tapi sepertinya kunci itu cukup lemah. Apa gunanya?” Eckhart bertanya begitu kami tiba.

“Rakyat jelata tidak memiliki mana, jadi kurasa kunci sihir apa pun akan menghentikan mereka,” jawabku. Rencananya Eckhart hanya akan menghancurkan gemboknya jika itu adalah kunci logam biasa, tetapi ini membutuhkan pendekatan yang berbeda.

Sepertinyabuatanseoranglaynoble. Harusnya mudah dibuka.

Aku mengeluarkan schtappe dan membuka kunci pintu itu dalam waktu singkat, lalu meluncur ke dalam dan memakai lilin dengan sihir penguat cahaya untuk menerangi lantai saat menaiki tangga.

Kami kembali menemukan alat sihir ditengah perjalanan kami; sepertinya Guild Dagang ini menggunakan beberapa alat sihir mereka. Alat sihir yang dipasok ke organisasi biasa seperti ini seringkali dirawat dengan feystones yang mengandung mana laynoble, dan permintaan ini merupakan sumber pendapatan yang cukup penting bagi bangsawan yang kurang berada.

"Justus, alat sihir apa ini?" tanya Eckhart.

Aku menyentuh bagian feystone alat itu dengan schtappe dan dengan hati-hati melihat lingkaran sihir yang terukir di dalamnya. “Sepertinya itu memiliki fungsi identifikasi sederhana. Yang harus kita lakukan untuk lolos adalah mendaftarkan mana kita,” jawabku.

Kami mendaftarkan mana kami, menyebabkan gerbang yang menghalangi tangga memudar. Tampaknya lantai atas hanya untuk pedagang kaya, dan terdapat karpet tebal yang terbentang di lantai, yang lebih luas daripada sebelumnya. Kami membuka pintu ke samping untuk mencari ruang arsip dan mulai melihat-lihat dokumen di dalamnya. Itu diorganisir berdasarkan nama workshop, dan pencarian kami berkembang relatif cepat karena semuanya tertata dengan sangat rapi. Siapa pun yang bekerja di sini pasti cukup berbakat.

“Workshop Myne secara umum berhubungan dengan Perusahaan Gilberta, tetapi aku melihat beberapa transaksi dengan penebang kayu dan pengrajin. Mari kita periksa di sekitar Perusahaan Gilberta besok,” usulku.

__________

Keesokan harinya, kami menuju ke Perusahaan Gilberta berpakaian sebagai pedagang. Seorang penjaga yang berdiri di luar dekat pintu dengan cepat masuk ke dalam saat kami mendekat, dan tidak berselang lama kemudian, seorang pelayan bermata sipit dengan rambut coklat tua keluar dan menekankan tinju kanan ke telapak tangan kirinya.

“Saya Mark, dari Perusahaan Gilberta. Bolehkah saya bertanya keperluan apa yang kalian miliki dengan toko sederhana kami?” Dia bertanya. Senyumnya teduh, tapi aku tahu dia waspada; mata waspadanya mengingatkanku pada Tuuli tempo hari. Paling tidak, jelas dia tidak bermaksud menerima kami sebagai pelanggan. Mungkin saja dia telah diberitahu bahwa kami sedang menyelidiki Workshop Myne.

Aku melirik Perusahaan Gilberta di belakangnya. Aku mengira mereka akan menjual kertas pohon, tapi tampaknya mereka lebih menjual sandangan dan pakaian jadi.

Kukira toko pakaian bekas kemarin sudah habis terjual.

Apapun itu, akan lebih baik mencari informasi di tempat lain daripada mendesak masalah dan membuat mereka lebih defensif.

“Aku baru saja melihat beberapa jepit rambut aneh dari luar dan penasaran. Kami akan tetap diluar.”

"Jadi begitu. Kalau begitu luangkan waktu anda.”

Kami mengamati sejenak saat pelanggan dan karyawan keluar masuk Perusahaan Gilberta, lalu pergi.

"Apakah kamu yakin kita tidak perlu masuk ke dalam, Justus?" tanya Eckhart.

“Perusahaan Gilberta mewaspadai kita. Ayo kita coba di tempat lain,” jawabku.

Tidak ada salahnya pergi ke berbagai pengrajin yang Myne pesan. Orang-orang yang benar-benar melakukan bisnis dengannya tentu saja akan memiliki lebih banyak informasi untukku.

“Myne? Siapa itu? Tidak bisa bilang aku tahu nama itu,” kata seorang pria penebang kayu dengan tangan di dagu.

“Dia gadis kecil yang aneh dengan koneksi Perusahaan Gilberta. Cukup yakin dia adalah mandor yang dulu pernah berbisnis di sini,” jelasku, mencoba memutar ingatannya.

“Ah, gadis kecil toko Benno! Mereka tidak benar-benar menyebut namanya sehingga aku kelepasan.”

"Itu karena anda tidak suka mengerjakan dokumen," kata seorang pekerja yang lewat, jelas-jelas jengkel.

“Diam! Sana kerja!" mandor berteriak balik sebelum menggelengkan kepala. “Kalian mau tahu apa tentangnya?”

“Dia juga mendatangai kami dengan kesepakatan bisnis, tapi kami tidak tahu apakah dia benar-benar mandor yang layak atau tidak. Kami hanya merasa tidak nyaman berbisnis dengan gadis sekecil itu,” kataku dengan nada pura-pura khawatir.

Mandor itu mengangguk mengerti. “Ya, aku mengerti perasaanmu. Tapi tidak ada yang perlu kalian khawatirkan. Benno mendukungnya, dan dia tahu betul apa yang dia butuhkan. Dia tidak berbicara atau bersikap seperti anak seusianya, tapi dia jago dalam apa yang dia lakukan. Bahkan melihatnya menulis pesanan suplai tepat di depanku, sama sekali tidak ada masalah. Dia mampu berbisnis seperti orang dewasa. Soal upah juga tidak perlu khawatir. Itu akan dikirim,” katanya dengan percaya diri, memberiku informasi yang paling berarti.

Sepertinya menyebutnya sebagai "gadis kecil aneh yang didukung oleh Perusahaan Gilberta" kepada mitra bisnisnya yang lain merupakan ide yang bagus.

Dan instingku benar. Ketika aku mendatangi toko dan berbicara dengan pihak yang berbisnis dengannya, yang perlu aku lakukan hanyalah mengungkit gadis kecil aneh ini dan mengatakan bahwa aku mencemaskan betapa mudanya dia untuk membuat orang berbicara.

Dia tampak cukup muda untuk pra-baptis, tapi memesan benda-benda yang belum pernah dilihat atau didengar orang sebelumnya. Dia menghabiskan uang dengan cara yang tidak normal. Dia canggung dengan tangannya. Dia membeli satu ton benang. Dia pingsan di jalan dan seorang pekerja Perusahaan Gilberta buru-buru membawanya pulang. Secara keseluruhan, aku mendapatkan banyak sekali informasi yang mudah sehingga rasanya semua perjuanganku sebelumnya hanyalah lelucon.

“Ke mana pun aku pergi, orang-orang menyebutnya gadis aneh, tapi menurutku dia lebih berbakat dan berpengetahuan daripada aneh,” kataku. “Anak pintar yang mampu melakukan pekerjaan terampil terdengar seperti gadis suci biru magang yang sempurna untuk diambil oleh Lord Ferdinand.”

Echart mengangguk. "Sepakat. Sepertinya sekarang kita akan memiliki laporan positif untuk Lord Ferdinand.”

Aku turut mengangguk dan melihat ke pasar, dalam suasana hati yang baik. Saat itu adalah hari pasar di dekat gerbang barat, dan ada banyak sekali stan menarik yang berjejer. Tidak ada pasar yang pernah diadakan di Area Bangsawan, dan aku belum pernah melihat stan sebanyak ini didirikan bersama selama perjalananku di kota pertanian.

"Ingin mengambil kesempatan ini untuk melihat-lihat?" Aku bertanya kepada Eckhart.

“Kau tidak ingin pergi secepat mungkin?”

Aku mengangkat bahu dan menyuruhnya kembali ke penginapan untuk mengumpulkan barang-barang kami, lalu mulai berjalan-jalan. Pasar dipenuhi dengan berbagai stan yang menyimpan segala macam hal yang tidak ku kenali atau pahami. Seseorang entah bagaimana memiliki sarung mewah dengan sebuah buku asli di dalamnya—sebuah buku yang jauh lebih mewah daripada yang Kau harapkan untuk dilihat di sekitar bagian ini.

“Hei, penjaga toko. Ada apa dengan buku itu? Ini bukan tempat untuk sesuatu seperti itu, kan?” tanyaku sambil menunjuk buku itu.

Penjaga toko melihatnya dan menggelengkan kepalanya. Ternyata, guildmaster Guild Dagang memanggilnya entah dari mana dan menyuruhnya pergi dan mengunjungi seorang laynoble, menyebutkan bahwa mereka tertarik untuk mendanai sebuah toko untuknya. Penjaga toko tentu saja berlari dengan banyak uang, sangat senang dengan kesempatannya.

Tetapi sesampainya di sana, dia ditanya apakah diaakan meminjamkan uang kepada mereka, dan kemudian segera diperintahkan oleh bangsawan untuk menyerahkan koinnya.

Buku itu tampaknya telah dipaksakan kepadanya sebagai jaminan pinjaman, dan saat tenggat tempo pengembalian tiba, penjaga toko mengunjungi bangsawan itu... hanya untuk mendapati rumah itu telah berpindah tangan. Bangsawan yang tidak sama sekali dia kenal keluar, mengatakan dia tidak mengenal pedagang itu, dan kemudian mengusirnya.

“Singkatnya, mereka berusaha keras untuk memanggil pedagang sepertiku untuk mendanai pelarian mereka. Pemilik toko besar mampu membeli sihir kontrak, jadi mereka menargetkan pedagang miskin sepertiku yang ingin merintis toko kami sendiri,” lanjut pria itu.

Pukulan finansial tampaknya cukup parah sehingga pria itu mengajukan petisi kepada guildmaster untuk pembayaran, tetapi dia hanya menjawab bahwa itu adalah langkah yang diperlukan dalam proses mendapatkan toko yang didanai bangsawan dan hanya membayar sedikit ganti rugi penghibur.

“Para bangsawan bekerja sama untuk menipu rakyat jelata, ya? Itu tidak biasa, tetapi aku turut bersimpati,” jawabku. Meskipun aku sendiri adalah bangsawan, aku tidak merasa perlu untuk membela tindakan mereka sama sekali. Dengan linglung aku menjawab keluhannya sambil melihat sampul buku itu.

Tetap saja,laynoblememiliki buku ini? Ini terlalu mewah untuklaynoble .

Itu memiliki sampul yang rumit yang orang harapkan untuk dilihat di buku seorang archnoble, dan sebagian besar buku dengan sampul semacam itu biasanya tentang sihir. Aneh, bagaimanapun juga seorang bangsawan dengan masalah uang menjual buku yang berhubungan dengan sihir kepada rakyat jelata benar-benar perlu membelinya kembali. Mereka cenderung dibekali dengan lambang bangsawan pemilik terpampang di dalamnya, jadi sepintas mungkin sudah cukup untuk memberi tahuku siapa yang telah melakukan trik kotor seperti itu untuk menipu si penjaga toko.

“Hei, penjaga toko. Bosku benar-benar pecinta buku, dan dia punya sedikit koleksi. Keberatan membiarkanku melihat buku itu? Kamu bisa menyimpan ini untuk jaminan,” kataku, meletakkan emas kecil di atas meja karena aku tahu dia akan takut jika aku mencuri buku itu.

Wajahnya berseri-seri seolah-olah akhirnya menemukan harapan, pada saat itu dia membuka kunci kotak dan dengan hati-hati mengeluarkan buku itu. “Aku hanya akan berdoa agar itu adalah buku yang belum bosmu miliki. Satu-satunya orang yang ingin melihatnya adalah gadis kecil aneh yang melewati standku saat aku masih memegangnya sebagai jaminan.”

“Gadis kecil aneh? Gadis seperti apa?” Aku bertanya secara naluriah, karena aku telah meminta informasi kepada orang-orang tentang seorang gadis kecil yang aneh seharian.

“Awalnya dia memohon untuk melihat buku itu, tetapi kemudian dia tiba-tiba menjatuhkan dirinya ke tanah dan mulai memohon untuk menciumnya dan menggosok pipinya ke buku itu. Itu sama terkejutnya dengan yang pernah aku alami. Tidak pernah bertemu anak seaneh itu dalam hidupku.”

Aku hanya bisa mendengus. Begitulah cara Ferdinand mengatakan kebiasaan sikap Myne.

Tunggu, apa dia sedang membicarakan Myne? Apa itu Myne? Aku ingin melihat nya . Aku ingin melihat gadis aneh ini.

"Apa, kamu kenal gadis itu?" tanya penjaga toko.

“Tidak, tapi aku pernah mendengar orang aneh lain sepertinya. Tidak yakin apakah mereka orang yang sama, tetapi aku tahu seorang gadis yang mencoba membayar emas besar ke gereja hanya untuk melihat buku.”

“Kau pasti bercanda. Itu jelas konyol. Dengan uang sebanyak itu, kamu bisa membeli banyak buku.”

“Tapi aku tidak mendengarnya menyebutkan aroma tinta atau semacamnya. Mungkin orang yang berbeda,” kataku, bertukar tawa lagi dengan penjaga toko.

Tapi kenyataannya, aku yakin mereka adalah orang yang sama. Tidak mungkin ada dua anak aneh yang begitu putus asa akan buku sampai kehilangan akal tentang buku itu.

"Baiklah, ayo kita lihat," kataku, mengambil buku itu dan membukanya dengan hati-hati. Halaman terakhir, yang biasanya dibekali lambang bangsawan, sobek—tanda bahwa siapa pun yang menjual buku itu tidak ingin buku itu terlihat. Ada kemungkinan itu adalah buku curian, tapi bagaimanapun juga, itu memang buku tentang sihir, yang bukan sesuatu yang cukup baik untuk diserahkan kepada rakyat jelata.

Aku ingin membelinya , tetapi harganya mungkin agak tinggi.

Aku melirik kantong uang yang Ferdinand berikan kepadaku. Aku memiliki dua emas kecil lagi di atas emas kecil yang telah ku serahkan sebagai jaminan, tetapi itu tidak cukup untuk membeli buku dengan sampul yang rumit ini.

"Jadi? Apakah bosmu memilikinya?”

“Tidak, ini buku baru. Aku ingin membelinya, tapi hanya ini yang bisa aku tawarkan kepadamu,” kataku, mengambil dua emas kecil tambahan. Aku ingin menutupi semua uang yang telah diambil oleh bangsawan penipu darinya, tetapi aku harus kembali ke Area Bangsawan untuk mendapatkan lebih banyak untuk itu. “Stand ini hanya digelar pada hari pasar, kan? Aku akan meninggalkan kota hari ini, jadi…”

“Tidak, itu sudah lebih dari cukup! Aku sama sekali tidak pernah berpikir akan mendapatkan kesempatan untuk menjualnya, jadi ya…” jawab penjaga toko.

Mempertimbangkan kualitas buku itu, membelinya dengan harga tiga emas kecil adalah pencurian luar biasa, tetapi penjaga toko tampak lebih dari senang dengan transaksi itu.

____________

Keesokan harinya, aku dipanggil ke estate milik Lord Ferdinand untuk melaporkan apa yang telah aku pelajari di kota bawah.

“Jadi, satu-satunya hal yang aku pelajari dari orang-orang di sekitarnya adalah betapa lemah dirinya. Tapi semua pihak yang berbisnis dengan Workshop Myne mengenalinya sebagai anak aneh namun berbakat,” kataku.

“Aku tahu dia aneh sejak pertama kali aku bertemu dengannya,” gumam Ferdinand sebagai tanggapan.

“Lebih jauh lagi, aku percaya bahwa ini adalah buku yang dia katakan ingin dia endus tintanya,” kataku, menjelaskan bagaimana penjaga toko stan menyebutkan seorang gadis kecil aneh yang tertarik dengan buku itu.

Ferdinand memandang kejauhan. "Sekarang setelah Kau menyebutkannya, ketika pertama kali dihadapkan dengan injil, dia mencondongkan tubuh ke depan dan mengendus aroma tintanya."

Dia melakukan hal yang sama di depan Ferdinand?! Gadis gila macam apa Myne ini?

"Lord Ferdinand, haruskah saya membawa buku ini ke perpustakaan gereja?"

“Kamu sendiri yang mengatakan bahwa itu adalah buku sihir. Kirimkan ke perpustakaan estateku,” kata Ferdinand, meletakkan tiga emas kecil di depanku.

Jadi buku yang aku beli dari kota bawah disimpan di salah satu rak buku Lord Ferdinand, selamanya lolos dari cengkeraman endusan tinta Myne.

_____________

“Jadi kau petugas pajak yang ditugaskan kepada Rozemyne, Justus? Mengesankan, mengingat Kau adalah pelayan Lord Ferdinand, bukan cendekiawan,” kata Eckhart dengan nada putus asa.

Aku mendengus dan menggelengkan kepalaku. “Aku memiliki kualifikasi cendekiawan, dan aku telah melakukan tugas cendekiawan di kastil sejak Lord Ferdinand memasuki gereja. Dia bilang bahwa dia tidak memiliki cendekiawan lain yang bisa dia percayai, dan dengan perintah aub yang mendukungku, tidak ada seorang pun yang bisa menentang keberadaanku di sini. Terutama ketika ayah Rozemyne, Lord Karstedt, menyetujuinya.”

Eckhart dan aku sedang menunggu kedatangan Ferdinand dan Rozemyne di ruang pertemuan. Ini akan menjadi pertama kalinya aku bertemu dengannya. Pertama kali aku bertemu Myne yang terkenal, yang telah bangkit dari orang biasa menjadi gadis suci biru berkat mana, hanya untuk kemudian menggantikan Bezewanst sang Uskup Agung dan diadopsi archduke.

Aku tahu dia anak yang aneh, tapi mari kita lihat seperti apa dia berubah menjadi gadis bangsawan mulia .

“Informasi tentangnya sangat sulit ditemukan, dan dia sangatlah istimewa sampai-sampai Lord Ferdinand rela membuatnya berada dalam asuhannya. Aku benar-benar tertarik untuk melihat anak seperti apa dia. Bagaimana menurutmu, Eckhart? Lagipula, sekarang kamu adalah kakaknya.”

“Aku hanya senang Lord Ferdinand tampaknya sedang bersenang-senang. Meskipun secara pribadi, aku lebih suka tidak pernah pergi ke kota bawah lagi,” jawabnya dengan wajah mengerut. Dan saat itulah pintu terbuka.

"Eckhart, Justus—aku berterima kasih kalian berdua sudah menunggu kami."

Post a Comment