Seindah mimpi itu, aku merasakan kesepian yang tak terlukiskan saat bangun tidur.
Setelah sarapan, aku menyerahkan pembersihan biara kepada magang-magang Hasse dan para gadis suci sementara Fran dan para pendeta dewasa mengisi Lessy dengan peralatan kebersihan, bak mandi, sabun, dan yang dibutuhkan Achim dan Egon. Pada saat yang sama, petugas dan personel yang lain memuat barang-barang mereka ke dalam kereta, yang kemudian kami kirim dalam perjalanan mereka. Sama seperti tahun lalu, mereka akan bertemu dengan kereta berisi pelayan Eckhart dan Justus di mansion musim dingin Hasse sebelum kami menuju ke lokasi berikutnya.
Kereta Perusahaan Plantin berisi anak-anak yatim yang dipindahkan dari Hasse ke gereja. Aku melihat para prajurit setelah memberi mereka bonus kecil, dan dengan itu, waktu singkat yang bisa ku habiskan bersama Ayah hampir berakhir.
Setelah mereka pergi, kami berangkat ke mansion musim dingin dengan Pandabus.
“Achim, Egon, apakah ini cukup? Kumohon pergilah ke biara jika kalian membutuhkan sesuatu.”
“Terima kasih, Lady Rozemyne. Sekarang kami mestinya bisa melakukan pembersihan dengan sangat baik.” Kedua pendeta abu-abu bersukacita, mengangguk sambil berterima kasih saat menerima persediaan dari kami. Sepertinya mereka akan mencurahkan hati mereka untuk membersihkan kamar, dan itu tidak masalah bagiku. Sejujurnya, alangkah baiknya jika warga Hasse melihat pekerjaan mereka dan berusaha lebih keras dalam membersihkan diri.
“Richt, seperti yang dibahas kemarin, ini makanan untuk mereka berdua. Tolong pertimbangkan itu sebagai bagian dari persiapan musim dingin.”
"Dimengerti."
Aku memberikan sebagian dari sepersepuluh bagianku kepada Richt untuk Achim dan Egon, kemudian sisanya ditumpuk ke dalam Lessy. Ini akan digunakan untuk persiapan musim dingin biara.
"Well, aku akan melihat kalian berdua ketika kalian tiba di biara," kataku kepada Eckhart dan Justus, yang pertama dengan hati-hati mengamati saat yang terakhir memindahkan pajak yang terkumpul ke kastil. Dan dengan itu, aku segera membawa semua barang bawaan ke biara Hasse.
Wew. Ini sudah segunung pekerjaan yang harus dilakukan pertama kali di pagi hari ...
Yang perlu kulakukan sekarang hanyalah mengemudikan Lessy, tapi itu sudah cukup melelahkan. Aku memutuskan untuk duduk di kamar biaraku untuk sementara waktu dan menyesap teh bersama Brigitte, menikmati istirahat yang sangat dibutuhkan.
“Saya agak mencemaskan persiapan musim dingin Hasse, tetapi Nora dan yang lainnya tahu apa yang harus dilakukan, dan karena ini adalah ketiga kalinya orang-orang dari gereja melakukan persiapan musim dingin, mereka juga sudah terbiasa. Semuanya berjalan lancar,” lapor Fran.
Aku membalasnya dengan mengangguk. Para pendeta abu-abu di biara sibuk berlarian, membawa sepersepuluh ke tempat penyimpanan makanan dan buru-buru mengawetkan makanan yang mudah rusak. Mereka tidak akan bisa bekerja dengan bebas denganku, jadi yang terbaik adalah aku tetap di kamar.
“Jadi, Fran, bisakah aku membaca buku selagi menunggu kedatangan Justus dan kakakku?”
"Saya mohon maaf. Buku-buku yang Anda siapkan ada di salah satu gerbong yang sudah bertolak. ”
"Tidak mungkin!"
Salinan ruang buku kastil dan cerita ksatria yang ingin ku masukkan ke dalam buku ku berikutnya sudah berangkat. Siapa yang mengira akan seperti ini?
Saat aku meratap, Fran mengulurkan Alkitab bergambar. “Buku-buku yang anda siapkan untuk menjadi bahan bacaan santai terlalu besar untuk disimpan di sepanjang upacara,” katanya dengan ekspresi serius. “Jika Anda tidak keberatan silahkan baca buku bergambar yang dibacakan kepada anak-anak selama upacara pembaptisan mereka, dan... ini.”
“Ya! Terima kasih banyak, Fran.”
Aku membolak-balik halaman dengan penuh semangat, mataku menatap huruf-huruf itu. Itu saja sudah cukup untuk membawa banyak kedamaian di hatiku. Hanya duduk dengan sebuah buku membantu menenangkan napasku, dan perasaan hangat menyapuku seolah-olah kembali hidup. Sejujurnya aku ingin seluruh dunia memahami apa yang menjadi bagian penting dalam membaca kehidupan.
Eckhart dan Justus tiba di biara ketika aku dengan senang hati menghabiskan waktu dengan membaca buku.
“Apa yang mengilhami Anda untuk membuat buku-buku ini, lady?” Justus bertanya, mengintip dari balik bahuku ke Alkitab bergambar. Aku mengerti kata-katanya, tetapi tidak memahami makna di baliknya.
“Aku membuat buku untuk membaca buku. Alasan lain apa yang mungkin selain itu? ”
"Eh, lebih tepatnya, mengapa Alkitab bergambar secara khusus?" Dia bertanya. Tapi aku tidak bisa memberitahunya dengan pasti karena semua cerita yang kutahu—baik semasa Uranoku maupun yang Ibu ceritakan padaku sebagai rakyat jelata—tidak cocok dengan estetika demografi targetku.
“Karena aku belum pernah membaca apa pun selain Alkitab. Aku merasa bahwa seseorang harus membaca buku baru untuk membuat buku baru, jadi jika kau berniat memberiku buku apapun, aku akan menerimanya dengan senang hati.”
Justus, sebagai putra Rihyarda, adalah seorang archnoble, dan tidak ada keraguan dalam pikiranku bahwa seorang pria yang mencintai informasi seperti dirinya memiliki banyak koleksi buku yang menarik. Tetapi ketika aku menatapnya dengan mata penuh harap, dia membalas dengan ekspresi tegas mirip dengan ibunya.
“Lady, Anda seharusnya tidak pernah mengatakan hal semacam itu di depan umum. Anda hanya akan menarik bangsawan ambisius.”
Aku akan dengan senang hati menerima suap dari siapa pun jika dengan melakukannya berarti mendapatkan lebih banyak buku, tetapi kurasa Ferdinand akan marah kepadaku karenanya... Aku sudah bisa membayangkan dia memukul kepalaku dengan harisen itu saat aku melompat ke tumpukan buku bahan bacaanku yang diperoleh secara tidak sah.
______________
Setelah menyelesaikan makan siang yang terdiri dari sup yang dibuat oleh gadis suci abu-abu dan roti yang Hugo panggang, kami berangkat menggunakan highbeast menuju mansion musim dingin berikutnya.
Tidak seperti Hasse, kota-kota lain di Distrik Pusat menuai hasil panen melimpah karena telah menerima berkah dariku, jadi semua warga menyambut kami dengan antusias yang sangat fanatik sampai benar-benar membuatku bingung. Para walikota dan kepala kota bergandengan tangan dan semua warga memohon kepadaku untuk memberkati tanah mereka lagi tahun depan, dan yang bisa kulakukan hanyalah tersenyum sopan dan mengatakan bahwa aku akan terus melakukan Doa Musim Semi selama masih menjabat sebagai Uskup Agung.
Pengalaman ini berulang-ulang, energi festival membanjiriku sampai pingsan. Aku kembali memaksakan diri dengan menenggak ramuan, bahkan ini terjadi beberapa kali selama perjalanan kami.
Pada akhirnya, kami tiba di mansion musim dingin Dorvan—tempat kami akan bertemu dengan Ferdinand—sehari sebelum Malam Schutzaria. Mengingat bahwa kami awalnya dijadwalkan tiba dengan banyak waktu luang, aman untuk mengatakan bahwa kami baru saja berhasil.
Eckhart rupanya telah mengirim ordonnanz kepada Ferdinand untuk memberi tahukan tentang situasi kami, dan karena Ferdinand tiba di Dorvan sebelum kami, dia melakukan Festival Panen menggantikanku. Kehebohan akan perayaan telah mereda, dan sepertinya hari-hari damaiku telah kembali.
“Kamu terlambat, Rozemyne. Aku sangat mencemaskan kau sama sekali tidak akan berhasil.”
“Maafkan aku karena membuatmu khawatir, Ferdinand. Dan terima kasih banyak sudah melakukan Festival Panen di sini. Aku benar-benar bersyukur semua sudah berakhir...”
Kami juga mulai takut bahwa kami tidak akan tiba di Dorvan tepat waktu untuk Malam Schutzaria. Aku menghela nafas lega karena kekhawatiran itu tidak berdasar, hanya untuk melihat menatapku Ferdinand dengan cemberut, menyentuh pipi dan leherku dengan tangannya.
"Dingin sekali!"
“Tidak, suhu tubuhmu terlalu tinggi. Denyut nadimu juga sangat cepat. Fran, apakah kamu punya cukup ramuan?”
“Kami telah menggunakan sekitar setengah dari yang kami persiapkan sebelum keberangkatan awal,” jawabnya langsung.
Ferdinand melirik ke sebuah kotak di tengah ruangan. “Aku menyimpan ramuan tambahan di sana. Ambil saja secukupnya untuk sisa perjalanan. Rozemyne, minum ramuan dan kemudian istirahat untuk malam ini. Pengumpulanmu akan dilakukan besok.”
Sementara Ferdinand memerintahkanku untuk pergi, Fran mulai menimbun ramuan dengan kelegaan yang terlihat. Aku berjalan susah payah ke kamar yang telah disiapkan untukku, meminta Monika dan Nicola membantuku berganti pakaian, lalu meminum ramuan yang diberikan Fran kepadaku dan beranjak tidur. Aku tidak bertanggung jawab atas pembatalan pertemuan tahun ini ketika Karstedt datang jauh-jauh dari Ehrenfest hanya untuk membantu.
Aku juga berjanji kepada Lutz bahwa aku akan berhasil tahun ini. Aku harus berhasil, apa pun yang terjadi.
___________
Aku bangun keesokan harinya dengan perasaan jauh lebih baik. Eckhart berkumpul kembali dengan Ferdinand, yang artinya Damuel kembali melayaniku. Matanya tambak seperti ikan mati dan terlihat kelelahan sejak terakhir kali kami bersama, akan tetapi wajahnya bersinar lega ketika melihatku. Aku tersenyum dan menyelesaikan sarapan, sambil membayangkan beban kerja gila yang harus Ferdinand limpahkan padanya.
"Rozemyne, kamu akan tidur siang, dan ku pikir kamu akan tidur lebih nyenyak jika kamu menggunakan kepalamu di pagi hari," kata Ferdinand. “Datanglah ke kamarku. Kamu bisa menulis laporan Festival Panen.”
Ku kira mungkin aku dapat menggunakan kesehatan burukku sebagai alasan untuk menghabiskan waktu seharian dengan bersantai di tempat tidur dengan sebuah buku, akan tetapi Ferdinand ingin aku mengurus administrasi dengannya segera setelah bangun tidur. Apa bedanya dengan hari biasa di gereja?
"Aku melihat seringai di wajahmu, tapi ini demi dirimu sendiri," lanjutnya. “Semakin cepat laporan ini selesai, semakin cepat kita dapat mulai membuat jureve-mu. Kita tidak bisa begitu saja memulai saat kita memiliki semua bahan —kita harus terlebih dahulu melaporkan hasil Festival Panen ke archduke.”
Ferdinand ditugaskan sebagai dokter dan apotekerku, jadi dengan dia mendorongku seperti ini, tidak banyak yang bisa ku lakukan. Aku hanya harus menyerah dan bekerja keras demi kesehatanku.
Aku akan melewati dan menyelesaikan jureve ini sehingga aku bisa sehat, lalu aku akan membaca buku sampai pingsan karena kelelahan! Tunggu saja!
Dengan enggan aku berjalan ke kamar Ferdinand, hampir harus berjuang melawan tarikan memikat dari kotak dengan buku-buku di dalamnya. Setibanya kami disana, aku menemukan bahwa semua petugas yang dia bawa untuk Festival Panen juga bekerja, termasuk Eckhart. Baik petugas pajak Ferdinand maupun Justus juga sibuk menulis laporan di kamar masing-masing.
Itu Ferdinand memang, pria yang hidup untuk bekerja dan tidak membiarkan waktu terbuang sia-sia. Dan sekali lagi, dia menyeret semua orang ke dalam obsesinya.
Aku menghabiskan beberapa waktu menggaruk dokumen dalam diam, ketika sebuah ordonnanz tiba-tiba terbang, sayap gadingnya mengepak dengan anggun. Itu mengitari ruangan sebelum mendarat di meja Ferdinand dan menyampaikan pesan dengan suara Karstedt.
“Aku hampir sampai. Siapkan makan siang.”
"Dimengerti," jawab Ferdinand, dan begitu ordonnanz itu terbang, dia melihat ke luar jendela dan menghela nafas.
Aku mengikuti pandangannya untuk melihat apa yang dia lihat. Jaraknya cukup jauh sehingga tidak lebih dari sebuah titik, tapi aku bisa melihat griffon yang mewakili komandan ksatria yang terbang ke arah ini. Mengatakan Karstedt hampir tiba adalah pernyataan yang meremehkan.
“Sudahi pekerjaan hari ini. Bersihkan dan bersiap menyambutnya,” kata Ferdinand.
Semua orang menghentikan pekerjaan mereka seketika. Pelayan Ferdinand kemudian menuju ke pintu depan untuk menyambut Karstedt, sementara pelayanku mulai menyiapkan teh dan manisan. Mereka bergegas tanpa sedikit pun merusak kesigapan atau keanggunan gerakan mereka, tetapi organisasi mereka tetap menunjukkan betapa terampilnya mereka. Pada saat Karstedt dibawa masuk, semua persiapan sudah selesai.
“Sepertinya kamu baik-baik saja, Rozemyne,” Karstedt menyapaku.
“Ini semua berkat ramuan Ferdinand,” jawabku, dan sepertinya pesanku tersampaikan tanpa harus kujelaskan bahwa aku benar-benar berantakan sehari sebelumnya.
Mata Karstedt goyah saat dia mencari kata-kata yang tepat. "Aku hanya senang kamu sudah cukup pulih untuk mengumpulkan," akhirnya dia berhasil mengatakan sesuatu.
"Bagaimana keadaan kastil?" Ferdinand bertanya dengan santai, duduk. Karstedt biasanya akan menjawab bahwa semuanya normal dan baik-baik saja, tetapi kali ini dia berhenti untuk berpikir. Kemudian, dia dengan hati-hati memindai ruangan.
“Ada titipan informasi untuk kalian berdua. Rozemyne, kau tetap duduk di sana. Kosongkan ruangan dari semua orang kecuali para ksatria pengawal.”
Setelah semua pelayan keluar dari ruangan, Karstedt mengeluarkan semacam alat sihir pemblokir suara yang mempengaruhi seluruh area, lalu mengaktifkannya. Ferdinand menarik napas dalam-dalam sebelum menghembuskannya.
“Karstedt. Apa yang sebenarnya terjadi?”
"Belum ada apa-apa, tapi ada beberapa tanda berbahaya yang muncul."
Mereka semua sedikit menegang. Bahkan jika belum terjadi apa-apa, fakta akan adanya bahaya akan membuat siapa pun waspada.
Karstedt melihat ke arah kami, lalu melanjutkan. "Aku mendengarnya dari Elvira, Ferdinand, seperti yang sudah kukatakan padamu, bekas faksi Veronica telah menunjukkan tanda-tanda bangkit kembali sebagai faksi Georgine selepas kunjungannya."
“Ya, aku ingat kamu menyebutkan itu. Tapi dia adalah istri pertama Ahrensbach; dia tidak memiliki kemampuan untuk memimpin faksi di Ehrenfest.”
Fraksi Veronica telah lama menjadi faksi terbesar karena dia menjabat sebagai istri pertama Ehrenfest selama pemerintahan archduke sebelumnya, kemudian mengangkat archduke masa depan sejak Florencia menikah dengan kadipaten. Itu mempertahankan superioritas ini bahkan saat Sylvester menjadi archduke menyebabkan faksi Florencia dan Elvira terus tumbuh dalam ukuran dan kekuatan.
Namun, itu semua berubah, ketika Veronica ditangkap karena menyalahgunakan posisinya sebagai ibunda archduke untuk melakukan tindak kejahatan: anggota yang lebih netral dalam faksinya langsung beralih ke Florencia.
“Dan itulah tepatnya mengapa bekas faksi Veronica berusaha untuk berkumpul kembali di bawah Lord Wilfried.”
“Wilfried..? Apa hubungannya dia dengan faksi wanita?”
“Intinya bukan dia diundang ke jamuan teh atau sesuatu semacamnya. Kupikir mereka hanya membutuhkan nama untuk menyatu kembali dalam bayang-bayang. Lord Wilfried dibesarkan oleh Lady Veronica, dan dia menentang kehendak archduke dengan mengundang Georgine untuk kembali ke Ehrenfest,” Karstedt menjelaskan, mengingatkanku ketika kami melepas kepergiannya. “Dia adalah sosok yang sempurna untuk menyatukan kedua faksi Veronica sebelumnya dan faksi Georgine yang baru.”
"Tapi Wilfried tidak sengaja tidak mematuhi Sylvester, kan?" Aku bertanya. "Dia hanya tidak cukup menyadari apa yang sedang terjadi."
Karstedt mengangguk. "Benar. Aku ragu dia memikirkan sesuatu. Tapi yang penting adalah bagaimana situasi dimata publik.”
Ferdinand mulai mengetukkan jari ke pelipisnya. "Ini akan menyebalkan," gumamnya, matanya menyipit saat dia tenggelam dalam pikiran. Aku sama sekali tidak tahu apa yang mungkin terlintas di kepalanya.
Karstedt terus berbicara, memberi Ferdinand informasi lebih jauh. “Sepertinya orang-orang mengatakan bahwa, dengan Lord Wilfried dekat dengan Lady Georgine dan kemungkinan besar akan menjadi archduke berikutnya, tidak ada pemimpin yang lebih baik untuk mereka.”
Informasi ini muncul dalam percakapan ditengah segala macam jamuan teh karena koneksi laynoble. Kebanyakan pihak netral adalah laynoble, karena mereka harus tetap berpegang pada faksi dominan hanya untuk bertahan, dan berkat itu, informasi mengalir lebih bebas melalui mereka daripada tempat lain.
“Jadi terlepas dari semua yang telah kita lakukan untuk menyatukan faksi di sekitar Lady Florencia dan Rozemyne, dan mengembalikan hak Lady Florencia untuk membesarkan Wilfried sebagai ibu, perang antar faksi semakin memburuk?” Ferdinand bergumam, dengan erat mengerutkan alisnya.
Tampaknya semua kerja keras yang dilakukan Elvira di belakang layar untuk membentuk faksi besar di sekitar istri pertama saat ini telah terhapus seluruhnya. Ini adalah berita baru bagiku, tapi dia tampaknya tidak hanya memakai jamuan teh untuk mengumpulkan informasi tentang Ferdinand dan fan-girl disekitarnya.
“Mereka belum membuat gerakan terbuka, paling banter menyebarkan rumor dan beberapa informasi ditengah turnamen berburu. Mereka tidak bisa berbuat lebih jauh saat Lady Georgine keluar dari kadipaten dan Lord Wilfried berada di bawah pengawasan para pengikutnya. Normalnya, seluruh kekacauan ini lambat laun akan memudar. Tapi karena Lady Georgine akan kembali musim panas mendatang, mustahil menghentikannya sepenuhnya. Kita harus tetap waspada jika mereka menjadi lebih aktif.”
"Oke, Ayah—aku punya pertanyaan!" aku berseru, meluncurkan tangan ke udara. "Apa sebenarnya yang dibutuhkan untuk berjaga-jaga?"
Karstedt, Ferdinand, Eckhart, dan Justus, mereka semua menjawab secara bergantian.
“Bicaralah dengan Ferdinand sebelum melakukan apa pun.”
"Hanya... tolong berpikir sebelum bertindak."
"Jangan berbicara atau bertemu dengan orang asing."
"Jangan menerima suap, meskipun itu buku."
Rangkaian peringatan menghantamku dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga yang paling bisa ku kumpulkan sebagai tanggapan adalah tanggapan lemah, "Oke..."
Mereka benar-benar sama sekali tidak percaya padaku, kan...?
Setelah makan siang selesai, kami memulai pertemuan untuk memastikan bahwa semuanya sudah siap agar pertemuan ruelle berjalan dengan lancar. Kami kali ini tahu apa yang harus dilakukan, karena kami telah melewati Malam Schutzaria tahun lalu, dan dengan Karstedt sang komandan ksatria, Ferdinand, dan Eckhart semuanya bekerja sama sebagai tim yang tak terkalahkan, itu seharusnya sama sekali tidak akan sulit.
"Para feybeast akan dikumpulkan dalam gerombolan, tetapi mereka semua lemah," Karstedt memulai. “Kita harus memakai senjata yang mampu menyapu mereka sekaligus.”
“Usaha kita sebelumnya, mereka tidak muncul sampai kelopak ruelle mulai berguguran, jadi tidak akan ada masalah jika kita menunda keberangkatan,” saran Eckhart.
“Aku setuju,” Justus menimpali. “Dan dengan pemikiran itu, kita harus membiarkan Lady Rozemyne tidur lebih lama dari tahun lalu. Dia tahun lalu sangat mengantuk sehingga dia harus tetap terjaga selama pertempuran.”
“Tunggu sebentar, Justus! Itu hanya terjadi karena aku harus menahan golze!” aku protes. "Selama aku hanya perlu melakukan bagian pengumpulan, aku tidak perlu tidur lebih lama dari tidurku dulu."
Kami semua bersilang pendapat dan mempersempit peran apa yang akan kami ambil. Diputuskan bahwa para ksatria akan memposisikan diri mereka dalam lingkaran di sekitar pohon ruelle, dengan Justus mengendarai highbeast-nya dan membunuh semua feybeast yang mencoba memanjat dahan, seperti tahun lalu.
"Kamu bisa bertarung meskipun seorang cendekiawan, Justus?"
“Aku tahu sedikit pertarungan, karena tidak ada yang bisa menghindarinya saat mengumpulkan. Setidaknya, aku cukup terampil untuk melindungi diri sendiri.”
“Mengingat dia mengumpulkan ruelle tahun lalu, sangat aman untuk mengandalkannya dalam pertempuran,” kata Ferdinand. Tampaknya Justus benar-benar tidak dapat diandalkan ketika dihadapkan pada materi yang belum pernah dia kumpulkan sebelumnya, tetapi ketika sampai pada hal-hal yang sudah dia miliki dan dengan demikian tidak terlalu peduli, dia akan bergabung dalam pertarungan tanpa masalah.
Pada saat kami telah menentukan kapan kami akan berangkat, mendiskusikan jenis-jenis feybeast yang mungkin kami temui, dan menetapkan di mana kami masing-masing akan diposisikan, sudah malam dan waktunya bagiku untuk tidur. Sepertinya Ferdinand memang membuatku bekerja sangat keras di pagi hari sehingga aku bisa tertidur dengan mudah, tetapi apakah itu berarti aku senang karenanya?
Sama sekali tidak. Dasar terkutuk.
____________
Di bawah bulan ungu berkilau yang menandai Malam Schutzaria, kami mengumpulkan pada waktu yang dibahas dan terbang ke pohon ruelle yang sama seperti tahun lalu. Setibanya kami disana, bulan hampir tepat di atas kami, dan ukuran ruelle sudah membengkak. Bunga-bunga bermekaran sebagai dahan-dahan pohon ramping yang tampak seperti logam yang melilit mereka, memenuhi udara dengan aroma bunga kental.
“Kelopak bunga akan segera mulai berguguran. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk memotong segala hambatan,” kata Ferdinand. Dia mengeluarkan schtappe dan bergumam "riesesichel," mengubahnya menjadi sabit besar bersinar yang membuatnya tampak seperti Grim Reaper. Estetika sejujurnya sangat cocok untuknya, meskipun aku tidak akan pernah mengatakan itu padanya; bahkan jika konsep serupa entah bagaimana ada dalam budaya mereka, dia hanya akan marah padaku.
“Hiah!”
Ferdinand mengangkat sabit tinggi-tinggi ke udara, lalu mulai menebas dahan-dahan pohon yang mengelilingi pohon ruelle.
"Jadi begitu. Memotong dahan akan mengurangi jumlah feybeast yang bisa melompat setinggi ini...” gumam Karstedt, mengubah schtappe miliknya menjadi sabit raksasa dan segera menebasnya. Setelah mendengar kata-katanya, aku dikejutkan dengan dorongan kuat untuk meminta maaf kepada Ferdinand.
Aku minta maaf karena berpikir bahwa kamu terlihat seperti Grim Reaper, Ferdinand. Kau terbaik. Pahlawanku.
"Ngomong-ngomong, untuk apa kau menggunakan bunga ruelle yang kau kumpulkan tahun lalu, Justus?" Aku bertanya.
“Hobiku mengumpulkan bahan, bukan menggunakannya, jadi Anda perlu menanyakannya kepada Lord Ferdinand,” jawabnya. Sepertinya dia hanya membutuhkan satu bahan untuk koleksi, dan begitu memilikinya, dia memberikan sisanya kepada Ferdinand. Dia menganggapnya sebagai permintaan maaf atas semua masalah yang dia timbulkan di masa lalu, dan pembayaran di muka untuk masalah masa depan yang tidak diragukan lagi akan dia sebabkan nanti.
Mau tak mau aku bertanya-tanya berapa banyak masalah yang menjadi tanggung jawab Justus, tapi kemudian tiba-tiba aku tersadar—
T-Tunggu sebentar... Apa aku juga harus membayarkan biaya permintaan maaf kepada Ferdinand? Tapi aku tidak bisa memikirkan sesuatu yang dia inginkan. Haruskah aku hanya membayar dengan mana?
Tak lama kemudian, kelopak bunga ruelle mulai berhamburan. Sama seperti tahun lalu, mereka terkelupas satu per satu, menari tertiup angin saat jatuh. Mereka berukuran besar—jauh lebih mirip dengan magnolia daripada bunga sakura—dan dengan anggun menari-nari seperti bulu putih burung, berputar dan melayang bersama angin malam. Cara mereka menyatu dengan tanah begitu mereka menyentuhnya membuat mereka semua menjadi lebih luar biasa dan fana.
"Rozemyne, lakukan pemberkahan sekarang sebelum mereka tiba," panggil Ferdinand.
Saya berdoa kepada Angriff, Dewa Perang dan memberkati semua orang, seperti yang diperintahkan, lalu terbang tepat di sebelah ruelle, menunggunya matang sehingga aku bisa mengumpulkannya sesegera mungkin. Dari posisi tinggiku, aku penasaran melihat semua orang di bawah.
"Mereka datang."
Kelima ksatria menyiapkan senjata, saat itu mengitari pohon ruelle. Sangat menarik untuk melihat bagaimana mereka semua menggunakan senjata yang berbeda:
Eckhart memegang tombak, Brigitte dengan tombak yang sama seperti tahun lalu, Damuel dengan pedang familiarnya, dan Karstedt dengan sabit yang dia gunakan untuk memotong dahan. Sayangnya, aku tidak bisa melihat apa yang Ferdinand pegang dari tempatku berada, tapi setidaknya aku bisa melihat bahwa itu sepertinya bukan sabit.
Aku ingin tahu apa itu...
Perenunganku segera terganggu oleh gemerisik rumput dan dahan-dahan yang datang dari jauh. Tidak hanya ada satu atau dua feybeast yang mendekat—ada belasan dan lusinan dari mereka. Dan aku tahu berdasarkan pengalaman bahwa banyak lagi yang akan segera menyusul, tertarik oleh aroma bunga.
Zantz seperti kucing dan eifintes seperti tupai, tidak ada yang cukup tinggi untuk mencapai lutut Damuel, melompat keluar dari semak-semak dan berlari ke arah kami, mata mereka bersinar merah menakutkan.
“Secara individu, mereka lemah. Berhati-hatilah untuk membunuh daripada melukai mereka,” perintah Ferdinand.
"Ini akan menjadi pertarungan yang panjang," tambah Karstedt. “Perhatikan penggunaan manamu, Damuel.”
"Ya pak!"
Damuel, berdiri di antara Karstedt dan Ferdinand, mengencangkan cengkeraman pedangnya.
Post a Comment