Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 12; Tidak Ada Istirahat untuk Kami





Salju baru saja mulai turun ketika Gil menghentikanku dalam perjalanan keluar dari workshop, memberiku beberapa surat dengan ekspresi gelap dan mendung. Dia menekankan bahwa aku harus sangat berhati-hati dengan mereka, dan aku hanya boleh membacanya di hadapan orang-orang yang "tahu".

Dia tidak perlu menjelaskan apa yang dia maksud dengan itu; Gil hanya pernah menjadi se-emosional ini karena sesuatu yang berkaitan dengan Myne, itulah sebabnya aku selalu langsung pergi ke rumahnya saat dia memberiku surat-surat semacam ini. Aku berlari sepanjang jalan ke tangga ke rumahnya dan sampai ke pintu depan, sambil bertanya-tanya apa yang akan mereka katakan.

"Hai. Itu Lutz. Apakah semua orang di rumah?”

"Uh huh. Oh, tunggu... Apakah ini...?”

Aku mengangguk pada Tuuli, yang telah membukakan pintu, dan menunjukkan padanya surat-surat di tasku. Mata birunya langsung menyala, kepangnya berayun di belakangnya saat dia berputar ke arah orang-orang di dalam rumah. "Kita menerima surat!" dia berteriak, kegembiraan jelas dalam suaranya.

Tidak ada yang terkejut, Gunther adalah orang pertama yang bereaksi. Dia keluar dari kamar tidur, masih memakai baju tidur dan terlihat sedikit mengantuk—dia mungkin baru saja naik ke tempat tidur untuk tidur siang sebelum shift malamnya. Sementara itu, Effa menyeka tangannya, setelah menyelesaikan sesuatu di dapur, sebelum bergabung dengan kami.

Melihat semua orang berkumpul di sekitar meja dapur, Kamil mengulurkan tangannya dan berkata, “Naik! Naik!” Aku menunggu Effa mengangkatnya sebelum menyebarkan surat untuk dibaca semua orang.

Surat untukku dimulai dengan, “Aku akan menggunakan ramuan yang akan membuatku sehat, yang menurutku akan membuatku tertidur selama sekitar satu musim. Jaga workshop dan keluarga Gutenberg.” Itu ditulis dengan nada yang sangat santai, ala-ala Myne, dan selanjutnya memberi beberapa instruksi yang lebih rinci untuk Gutenberg.

Ada juga surat untuk keluarganya, yang dibuka dengan pesan yang ditujukan kepada mereka semua: “Aku telah membuat ramuan yang akan membuatku membaik, yang berarti aku akhirnya akan menjadi gadis normal. Aku akan tidur sebentar, tapi jangan khawatir—semuanya akan baik-baik saja.” Di bawahnya terdapat catatan yang lebih dipersonalisasi, satu untuk masing-masing.

"Jadi dia akhirnya akan sehat, ya?" kata Gunther.

“Aku hampir tidak percaya...” tambah Effa.

"Lutz, ada apa dengan surat yang lain ini?" tanya Tuuli. “Itu ditulis oleh Fran, dan meski aku bisa membaca kata-katanya, aku tidak begitu mengerti maksudnya...”

Surat-surat Fran selalu penuh dengan eufemisme ala bangsawan sehingga tidak heran jika Tuuli bekerja keras membacanya. Sementara itu, aku mempelajari eufemisme ala bangsawan di toko, dan perjalananku baru-baru ini ke Illgner telah memberiku beberapa pengalaman berharga, jadi aku bisa memahaminya lebih baik daripada kebanyakan. Aku mengambil surat itu dan mulai membacanya.

"Tidak mungkin..."

"Ada apa...?" Tuuli bertanya, memiringkan kepalanya dengan tenang. Gunther, sebaliknya, jelas menyadari ekspresiku menegang, saat dia melompat dari kursinya dengan ekspresi tegang di wajahnya.

“Apa yang terjadi dengan Myne?!”

“Dia diserang oleh seseorang di kastil dan diracuni...” jelasku. "Pendeta Agung memperkirakan dia akan selamat, tapi sekarang ramuan itu akan membuatnya tertidur selama lebih dari setahun..."









Surat itu juga meminta kami untuk memberitahu Tuan Benno, tapi itu tidak penting sekarang.

Saat aku duduk diam di sana, Gunther merebut surat itu dari tanganku. Sepertinya dia ingin memastikan sesuatu untuk dirinya sendiri, tetapi dia juga tidak bisa membacanya. Dia membantingnya kembali ke atas meja, alisnya berkerut, lalu menghela nafas panjang saat dia memukulkan tangan ke dahinya berulang kali. Dia kemungkinan besar mencoba melampiaskan kemarahan yang menumpuk di dalam dirinya.

"Dia akan tidur lebih lama, tapi nyawanya tidak dalam bahaya..." Aku mencoba meyakinkannya. "Itu bisa menjadi lebih buruk."

Tuuli mulai terlihat khawatir. “Apakah Myne akan baik-baik saja…?”

“Dia gadis yang kuat. Dia akan baik-baik saja. Aku yakin dia akan baik-baik saja,” jawab Effa, mengulangi kata-kata itu dengan senyum dipaksakan. “Setiap kali dia sakit dan terbaring di tempat tidur di masa lalu, aku selalu khawatir dia tidak akan berhasil melewatinya. Tapi pada akhirnya dia selalu bertahan bukan? Ini pun akan sama. Yang bisa kita lakukan hanyalah percaya dan menunggu. Dia akan baik-baik saja...”

Aku tahu dia ingin pergi memeriksa Myne, tapi itu tentu saja bukan pilihan. Dia bahkan tidak bisa meminta pembaruan berita. Masuk akal jika dia diliputi kekhawatiran.

Kamil juga terlihat ketakutan; dia tidak mengerti alasan mengapa semua orang menunjukkan ekspresi muram seperti itu. Mata kami bertemu, dan dia mengulurkan tangan yang tidak yakin ke arahku. "Lutz, Lutz ... Mainan ...?"

“Maaf Kamil, aku tidak punya mainan untukmu hari ini. Kakakmu sedang sakit di tempat tidur dan sekarang tidak bisa membuat maninan baru,” kataku sambil menepuk kepalanya. Aku melipat suratku, memasukkannya kembali ke dalam tas aku untuk ditunjukkan kepada Tuan Benno besok, lalu berbalik ke yang lain masih berkumpul di sekeliling meja. “Aku akan bertanya pada Gil untuk detail lebih lanjut ketika aku bertemu dengannya selanjutnya. Hanya itu yang bisa kulakukan, tapi—”

"Kau melakukan lebih dari yang bisa kami minta," kata Effa, memotong ucapanku. “Kamu harus pulang; sudah larut. Dan ini, sebagai ucapan terima kasih.”

Aku menerima sosis babi darinya dan kemudian meninggalkan rumah Myne, berlari menuruni tangga, melewati plaza dengan sumur, dan menaiki tangga menuju rumahku.

“Selamat datang kembali, Lutz. Kamu pulang terlambat hari ini.”

"Hai. Harus mampir ke rumah Myne untuk sesuatu. Ini, ini dari tante Effa.”

Kuserahkan sosis yang baru saja diberikan padaku, yang Ibu ambil sambil tersenyum kecil. “Sudah dua tahun penuh sejak Myne meninggal, tapi kamu masih menyebutnya rumah Myne. Aneh, bukan?”

“Kebiasaan lama sulit dihilangkan... Butuh beberapa waktu untuk terbiasa. Bagaimanapun, aku lapar. Rebus sosis itu untukku jika tidak ada makanan yang tersisa.”

“Aku menyimpan beberapa makanan untukmu, jangan khawatir. Taruh barang-barangmu,” kata Ibu, tertawa melihat usaha canggungku dalam mengubah topik pembicaraan. Tapi apa lagi yang bisa aku lakukan? Kata-kata itu keluar dari mulutku tanpa ku sadari.

Aku pergi ke kamar tidur. Itu sempit dan tidak nyaman, karena empat laki-laki yang sedang tumbuh harus berbagi. Satu-satunya kabar baik adalah Zasha telah menemukan seseorang untuk dinikahi, yang artinya dia akan segera pergi untuk tinggal di rumahnya sendiri. Itulah satu-satunya hal yang membuatku bertahan.

Yang artinya, aku punya cukup uang yang bisa aku hemat sekarang, jika aku benar-benar menginginkannya.

Aku sudah cukup menabung sehingga aku bisa menyewa kamar sendiri dan bahkan menyewa pelayan untuk mengurus tugas-tugas untukku; sebenarnya, aku bahkan bisa menyewa tempat yang lebih besar untuk ditinggali seluruh keluargaku. Tapi melakukan itu akan menyulitkanku dalam mengirim surat ke keluarga Myne, dan karena aku leherl, aku akan pindah ke tempat Tuan Benno saat aku berusia sepuluh tahun. Aku akan tetap bersama keluargaku sampai saat itu, dan tekad itu semakin kuat setelah melihat Myne direnggut.

Setelah meletakkan tasku, aku menuju ke meja makan malam. Ralph menatapku dengan kesal saat aku duduk; dia sudah makan tetapi tetap duduk hanya untuk mengeluh padaku. Aku sudah tahu apa yang akan dia katakan.

“Kamu pergi ke Tuuli lagi, kan?”

“Ya, karena aku harus mengantarkan sesuatu dari workshop,” jawabku santai, menarik semangkuk sup di depanku dan mulai makan.

Ralph sering mengomel tentang hubunganku dengan Tuuli akhir-akhir ini. Dia menatapku seolah ingin mengatakan lebih banyak, lalu mulai mengetuk meja dengan frustrasi. Sejujurnya itu cukup mengganggu. Aku hanya ingin menikmati makananku.

"Kau tahu, Ralph... Jika kau seperhatian itu, kenapa kau tidak mengajaknya jalan-jalan saja?"

“Tidak semudah itu cok!”

Tuuli telah berusia sepuluh tahun dan menandatangani kontrak untuk menjadi leherl bagi Perusahaan Gilberta. Dia adalah bintang yang sedang naik daun, naik sangat tinggi di dunia untuk seseorang yang lahir di bagian kota miskin. Dengan kata lain, dia sangat cantik sehingga tidak ada orang lain di sini yang bisa membandingkannya. Lebih dari cukup anak laki-laki yang telah menaruh perhatian mereka padanya sekarang karena mereka berusia sepuluh tahun dan memikirkan masa depan, termasuk Ralph.

“Bahkan ketika aku memintanya untuk hang out di hutan pada Hari Bumi, dia selalu menolakku,” lanjutnya.

Ralph jatuh hati pada Tuuli; dia bertambah mahir dalam menjahit dan semakin cantik dari hari ke hari, belum lagi dia benar-benar menjaga dirinya tetap bersih. Dia mungkin ingin menggunakan posisinya sebagai teman masa kecilnya untuk tetap dekat dengannya, tetapi sekarang mereka harus bekerja setiap hari kecuali Hari Bumi karena mereka berdua berusia sepuluh tahun, jadi bertemu bukanlah hal yang mudah.

“Maksudku, dia tidak punya waktu untuk pergi ke hutan...” jelasku.

"Mengapa tidak?"

Keluarga Myne sekarang tidak perlu membayar obat karena dia tidak lagi di rumah, dan sebagai leherl untuk Perusahaan Gilberta, Tuuli menerima pesanan tusuk rambut khusus dari putri angkat archduke, jadi mereka tidak lagi miskin sampai-sampai mereka harus repot-repot pergi memulung di hutan. Situasi keuangan baru mereka berarti mereka bahkan memiliki uang untuk pindah ke daerah yang lebih baik jika mereka menginginkannya, tetapi mereka telah memutuskan untuk tinggal demi stabilitas dan menjaga kenangan mereka tentang Myne.

Bukan berarti semua ini penting bagi Ralph, tentu saja.

“Tuuli bekerja keras dan mengerahkan segalanya untuk menjadi penjahit kelas satu. Dia bahkan pergi ke Perusahaan Gilberta pada hari liburnya untuk belajar dari Corinna, jadi sekarang dia benar-benar sibuk.”

“Gaaah! Aku tahu itu hanya karena pekerjaan, tetapi aku benar-benar terkejut Kau tahu lebih banyak tentangnya daripada aku!”

"Apa, ingin aku berhenti membicarakannya?"

"Tidak. Ceritakan semua yang kamu tahu. Semuanya.”

Aku memberi Ralph yang cemberut penjelasan singkat tentang apa yang Tuuli lakukan akhir-akhir ini. Tidak banyak yang bisa aku katakan, mengingat sekarang kami bekerja di toko yang berbeda.

"Oh, benar... Jika kamu benar-benar ingin mengajaknya kencan, Ralph, kamu tidak punya banyak waktu lagi."

“Apa maksudmu?!”

“Dia leherl, ingat? Dia pulang pergi dari rumah karena Perusahaan Plantin memisahkan diri dari Perusahaan Gilberta musim panas lalu, tetapi begitu musim semi tiba, dia akan pindah untuk tinggal di utara.”

Ketika Perusahaan Plantin sudah mandiri, mereka mulai memindahkan lokasi ke toko lain—walaupun yang masih dekat dengan Perusahaan Gilberta. Pemindahan itu dilakukan secara bertahap dari hari ke hari, dan kemajuan yang cukup telah dibuat sehingga Tuan Benno dan Mark akhirnya dapat mulai tinggal di lantai dua gedung baru, dengan persiapan musim dingin dan sejenisnya sekarang semuanya telah selesai.

Setelah semua barang-barang mereka yang tersisa disingkirkan, keluarga Corinna akan pindah dari lantai tiga ke lantai dua. Aku telah mendengar mereka berencana untuk melakukan langkah ini selama musim dingin, sementara mereka tetap terkunci di dalam karena salju. Tuuli akan diberi kamar sebagai leherl magang ketika mereka selesai melakukannya.

“Tunggu aku, Tuuli!” Ralph berteriak ke arah angin saat aku terus memakan supku. Laki-laki yang sedang jatuh cinta jelas sangat menyebalkan.

Aku agak ingin mendukung Ralph, mengingat dia adalah kakakku dan semacamnya, tetapi aku benar-benar ragu Tuuli akan menikahi seseorang dari sekitar sini dimana dia mendapat bantuan dari putri angkat archduke.

___________



Keesokan harinya, aku berangkat ke Perusahaan Plantin untuk bekerja.

“Selamat pagi, Mark. Aku ingin bicara dengan Tuan Benno mengenai Uskup Agung.”

Mark mengangguk dan langsung mengirim kabar ke Tuan Benno, yang menyuruhku datang ke kantornya. Seperti biasa, aku terkesan dengan kecepatan dan ketepatan Mark dalam bekerja. Aku ingin belajar darinya, tetapi bakatnya masih jauh di luar kemampuanku.

Tuan Benno membersihkan kamar dari semua orang kecuali Mark dan aku, pada saat itu aku mengatakan kepadanya bahwa Myne diperkirakan akan tertidur selama lebih dari setahun.

"Tapi dia tidak akan mati atau semacamnya, kan?"

"Tidak. Menurut surat, Pendeta Agung memperkirakan untuk tidur selama lebih dari setahun. Semuanya tertulis di sini.”

Tuan Benno membaca surat itu bersama Mark, lalu bergumam, "Begitu."

"Aku kira tidak akan ada bisnis baru yang didirikan untuk beberapa waktu kemudian," kata Mark.

"Ya. Ini waktu yang tepat jika Kau bertanya kepadaku,” Tuan Benno setuju, sedikit santai.

Aku meringis. Myne akan tertidur selama satu tahun penuh, dan satu-satunya hal yang harus dia katakan tentang itu adalah waktu yang tepat? Itu hanya kacau.

Pikiranku tiba-tiba terganggu ketika Tuan Benno menjentikkan dahiku. “Terlalu mudah untuk menebak apa yang Kau rasakan dari raut wajahmu. Kau tahu dan aku juga tahu bahwa Rozemyne mencoba memindahkan segala sesuatu dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Dia menabur lebih dari cukup benih untuk hal-hal baru yang besar, dan semua perlu waktu untuk stabil. Kita semua tahu dia akan kembali mengamuk saat dia bangun, jadi kita harus menggunakan waktu ini untuk menstabilkan pekerjaan yang sudah kita mulai.”

Aku berasumsi kami akan terus memperluas industri tanpa kehadirannya, tetapi ternyata bukan itu masalahnya.

“Kita harus mempelajari segala sesuatu dari Illgner, mengembangkan tinta baru, memperbanyak pompa tangan, dan memperkenalkan jenis buku baru. Beri tahu Gutenberg bahwa kita akan fokus pada apa yang sudah kita dapatkan di piring kita alih-alih mengembangkan lebih jauh. Aku akan memperbarui lehange.”

Aku membalas dengan mengangguk, lalu mulai bekerja menulis surat undangan kepada Gutenberg, meminta karyawan baru yang baru saja bergabung dengan toko mengantarkannya.

__________

“Hei, Johan. Kau yakin ini Perusahaan Plantin?”

“Eh, ini tempatnya. Permisi! Bisakah kita berbicara dengan Lutz? Hah...? Aku Johann. Itu, eh... Gutenberg..."

Pada hari pertemuanku dengan Gutenberg lainnya, aku mendengar dua suara yang familiar datang dari dekat pintu masuk Perusahaan Plantin dan bergegas keluar untuk menyambut mereka.

“Johann, Zack—terima kasih sudah datang meskipun salju tebal. Benar lewat sini.”

Kami semua berkumpul di ruang pertemuan. Ada Johann dan Zack, pandai besi; Ingo, mandor workshop pertukangan; Heidi dan Josef, pengrajin tinta; Gil dan Fritz, perwakilan dari Workshop Rozemyne; dan terakhir kami bertiga dari Perusahaan Plantin. Baru sekarang setelah kami semua berkumpul, aku menyadari betapa banyak Gutenberg yang ada sekarang. Rasanya seperti telah lama berlalu sejak Myne dan aku berjuang untuk membuat kertas sendiri.

Sekarang setelah aku memikirkannya, aku benar-benar bisa mengingat kentang goreng mentega sekarang.....

Ketika aku ingat betapa lezatnya mereka selama musim dingin, aku menawarkan kursi kepada Johann dan Zack, lalu duduk.

“Aku punya kabar buruk untuk kalian semua. Ini tentang Lady Rozemyne...” Tuan Benno memulai, menjelaskan bahwa dia telah memasuki masa pemulihan panjang. Setelah dia selesai, aku membacakan surat yang aku terima darinya.

“Jadi pada dasarnya, dia ingin kita terus mencetak dan menemukan tinta yang cocok dengan kertas baru,” aku menyimpulkan. “Ingo, dia ingin kamu membuat rak buku yang dia bicarakan sebelumnya. Johann dan Zack, dia ingin kalian membuat lebih banyak cetak huruf logam dan mengedarkan pompa tangan sebaik mungkin.”

Saat Heidi mengerti makna dari surat yang sarat eufemisme, dia berdiri dan mulai mengepalkan tangannya ke udara. “Ya! Saatnya membuat tinta baru! Aku saaaangat suka Lady Rozemyne!”

“Oh Tuhan, Heidi! Tenang! Belajar baca situasi!”

Josef mati-matian berusaha menahan istrinya, yang matanya berbinar-binar gembira. Dia memaksanya kembali ke kursinya sebelum dengan canggung memindai ruangan, tiba-tiba menyadari bahwa Johann sedang menatap ke depan dengan mata terbuka lebar.

“Lutz... Bukankah cetak huruf dan pompa tangan adalah tugasku ? Apakah aku akan menjadi satu-satunya yang sibuk di sini? Apa yang akan Zack lakukan?!”

Mungkin dia ada benarnya. Adalah tugas Johann untuk menangani semua barang presisi, jadi biasanya dialah yang harus membuat barang-barang yang Myne pesan. Tapi sebelum aku bisa setuju, Zack meringis, memasukkan jari ke telinganya saat dia menatap tajam ke arah Johann.

“Dengar, sobat—aku harus memikirkan cara membuat matras dengan pegas di dalamnya, dan dia memintaku untuk membuat kereta tidak terlalu bergoyang. Aku punya banyak desain, dan tidak sepertimu, Lady Rozemyne bukan satu-satunya patronku. Aku punya banyak pekerjaan lain untuk dilakukan, jadi bagaimana kalau Kau berhenti mengeluh dan bersyukur bahwa Kau telah diberi sesuatu untuk dilakukan? Jika Kau tidak menyukainya, cari patron baru.”

Hanya patron yang tertarik pada pekerjaan presisi ekstrem seperti Myne yang akan memahami nilai Johann, jadi dia tidak punya banyak pilihan di sini kecuali menyerah dan mengerjakan pekerjaan itu.

"Dengar, jika kau benar-benar benci membuat hal yang sama berulang-ulang, mengapa tidak melatih penerus untuk menggantikanmu?" Zack melanjutkan. "Lady Rozemyne ​​akan memberikan banyak pesanan baru untukmu saat dia bangun."

Johann memucat, tubuhnya mulai gemetar. "T-Tidak mungkin... Dia tidak akan... Tidak mungkin..." ulangnya dalam upaya putus asa untuk meyakinkan dirinya sendiri. Tapi Zack membuat poin yang bagus—Myne bersikeras bahwa dia akan bangun lebih sehat dari sebelumnya, dan tanpa risiko ambruk menahannya, tidak akan ada yang bisa menghentikannya untuk menggila tanpa henti.

Bleh... Memikirkannya saja sudah membuatku pusing.

Saat aku memeluk kepala peningku, Tuan Benno melihat ke arah Ingo. “Ada apa dengan rak buku itu? Penemuan baru lagi?”

"Ya. Ini juga benar-benar gila—ada roda di bagian bawah sehingga bisa dipindahkan. Dia juga membicarakan 'rak mobile kepadatan tinggi'. Dia mengirim banyak konsep kepadaku, jadi aku berencana menyelesaikannya di samping pekerjaanku yang lain. Desain kasarnya menyebutkan beberapa bagian logam, jadi aku mungkin meminta bantuanmu Johann, tapi...” Dia menatap bocah malang itu dengan tatapan canggung; Johann hanya terlihat semakin sakit. “Eh, apa yang bisa aku katakan? Kita bersama-sama dalam hal ini.”

"Tunggu, tunggu ..." gumam Johann lemah. "Bukankah itu berarti... aku akan memiliki lebih banyak pekerjaan?"

"Selamat. Sepertinya Kau tidak hanya akan membuat cetak huruf,” kata Zack sambil menyeringai.

Heidi dengan antusias juga menimpali. “Pekerjaan baru sangat menyenangkan, kan?! Mari kita semua bekerja keras bersama-sama!”

“AKU BENCI INI!” Johann berteriak, air mata menggenang di matanya.









Ruangan itu segera dibanjiri tawa, dan dengan itu, Tuan Benno mengakhiri pertemuan. “Jadi ya—semuanya, selesaikan pekerjaan kalian sebelum Lady Rozemyne bangun. Pendeta Agung sedang menangani dananya untuk saat ini, dan kita selalu siap untuk membayar, jadi lanjutkan saja apa yang kalian lakukan.”

"Benar!"

____________



Badai salju berlangsung lebih lama musim dingin ini daripada tahun lalu, tetapi pada akhirnya musim semi tetaplah datang. Pertengahan musim baru Gil mendatangiku untuk mendiskusikan sesuatu—mereka hampir menyelesaikan semua cerita yang telah Myne siapkan untuk mereka cetak.

“Aku juga membicarakan hal ini dengan Fran,” jelasnya. “Dia menyuruh Pendeta Agung untuk memberikan cerita yang dia dapatkan dari anak-anak bangsawan di kastil kepada kita, tapi semuanya ditulis berdasarkan penuturan anak kecil, jadi cukup sulit untuk dibaca. Sepertinya Lady Rozemyne sedang memperbaiki teksnya agar cukup mudah dibaca untuk dicetak, tapi, eh... Aku tidak tahu bagaimana melakukannya...”

Masalah mereka benar-benar berat: kami tidak bisa mencetak buku tanpa cerita untuk dimasukkan ke dalamnya. Produk utama kami adalah buku bergambar untuk bangsawan, dan kami bahkan mulai menjualnya kepada pedagang kaya, yang mulai menunjukkan ketertarikan semata-mata karena para bangsawan memilikinya. Menghentikan pencetakan di saat seperti ini bukanlah pilihan.

“Cukup yakin dia memberi Tuuli sebuah buku tulisan tangan. Aku akan bertanya apakah kita bisa meminjamnya.”

"Baik. Terima kasih. Jika kita membuat banyak buku baru, Lady Rozemyne ​​mungkin akan bangun lebih cepat untuk membacanya. Itu sebabnya aku ingin kita mencetak sebanyak yang kita bisa demi dirinya.”

"Masuk akal. Dia mungkin akan melompat keluar dari benda itu jika ada tumpukan tepat di sebelahnya.”

Setelah pembicaraanku dengan Gil, aku pergi ke Perusahaan Gilberta tempat Tuuli sekarang tinggal untuk menanyakan tentang peminjaman buku.

“Aku tidak keberatan, karena aku tahu Gil dan yang lainnya akan memperlakukannya dengan hati-hati, tapi... Myne menulisnya khusus untuk kami, keluarganya; Aku rasa itu tidak akan menjadi produk yang bagus,” katanya sambil mengeluarkan buku berjudul Cerita-cerita ibu . Itu adalah kompilasi dari semua cerita yang telah ditulis Myne pada papan tanah liat sejak dulu.

Aku membolak-baliknya dan mengenali beberapa sebagai cerita yang dia ceritakan kepadaku di jalan menuju hutan. Nostalgia menghantamku sangat keras sehingga aku ingin menangis. Aku sangat merindukan hari-hari itu.

"Kamu benar bahwa ini sangat berbeda dari buku bergambar lainnya," aku sependapat, "tapi bisakah aku meminjamnya?"

"Aku tidak keberatan. Tapi maukah juga kau melakukan sesuatu untukku?”

Jarang melihat Tuuli menuntut bantuan sebagai bentuk imbalan. Aku mulai berkedip kaget saat dia menguatkan tekad dan menatapku, mata birunya sekarang penuh dengan tekad.

“Aku ingin belajar etika yang benar. Kau melakukan jauh lebih baik sejak Kau belajar dari para pendeta abu-abu di Illgner, dan sekarang Kau bahkan dapat membaca surat-surat dengan eufemisme rumit bangsawan di dalamnya, kan? Tante Corinna berkata bahwa dia akan mulai membawaku ke estate bangsawan setelah aku mempelajari etiket dengan benar, tapi aku tidak tahu bagaimana melakukannya sendiri. Jadi bagaimana dengan ini: Aku akan meminjamkan buku itu jika Kau memperkenalkanku kepada seorang pendeta abu-abu yang akan mengajariku.

Para pendeta abu-abu melatihku bersama para pelayan di mansion Illgner. Aku secara pribadi tidak menyadari bahwa diriku menjadi jauh lebih baik, tetapi baik Tuan Benno dan Mark memuji perkembanganku, dan sekarang gerakanku tampaknya jauh lebih elegan yang bahkan Tuuli sadari. Mengingat dia dilahirkan sebagai orang miskin sepertiku, aku mengerti mengapa dia sekhawatir itu.

Sebelum Myne memasuki gereja dan memulai workshop, baik Tuuli dan aku memandang rendah pendeta abu-abu dan gadis suci karena mereka yatim, di suatu tempat jauh di dalam diri kami. Myne tentu saja mulai menghormati mereka murni karena mereka mengizinkannya masuk ke ruang buku, tapi dia adalah pengecualian alami—aku bisa menebak bahwa semua orang di kota bawah akan merasakan hal yang sama tentang para pendeta seperti yang kami rasakan. Namun, begitu Kau benar-benar mengenal mereka, akan jadi jelas bahwa mereka telah belajar etiket ekstrem untuk bersikap sopan di hadapan para bangsawan, dan mereka semua berpendidikan tinggi. Mereka tahu berbagai hal yang tidak akan pernah bisa kami harapkan untuk dipelajari tanpa bantuan mereka, tidak peduli berapa banyak uang yang kami miliki.

"Baik. Aku akan membicarakan hal ini dengan Gil dan Fritz.”

Fokus Workshop Rozemyne pada pencetakan berarti sekarang akan bekerja dengan Perusahaan Plantin daripada Perusahaan Gilberta, jadi Tuuli —leherl yang bekerja untuk toko pakaian— tidak dapat memasuki gereja tanpa undangan dari Myne sang Uskup Agung. Kami perlu mengirim kabar sebelumnya sebelum dia bisa datang.

Sesaat ketika pergi ke workshop, aku menyerahkan buku yang aku pinjam dari Tuuli kepada Gil dan memberi tahu apa yang dia inginkan kepadanya.

“Jadi ya, bisakah kamu membantu Tuuli mengajari etiket? Ayolah, Gil....”

“Uh... Jika dia ingin belajar, dia membutuhkan seorang gadis suci untuk mengajarinya, bukan pendeta. Aku akan menanyakannya pada Fran dan Wilma. Tuuli sudah sangat membantu, jadi aku ingin membalasnya.”

Tuuli telah bekerja keras untuk membantu anak-anak di panti asuhan, berusaha keras mengajari mereka menjahit dan memasak, belum lagi bepergian bersama mereka ke hutan. Dia juga terbiasa menghabiskan waktu di panti asuhan, karena dia mengunjungi kelas gereja beberapa kali selama musim dingin.

Fran dan Wilma segera setuju untuk membantunya, sebagai ucapan terima kasih atas semua yang telah dia lakukan untuk mereka. Satu-satunya syarat adalah dia harus bersamaku ketika dia datang ke gereja; dia tidak boleh sendirian di sini.

Karena aku akan tetap bersama Tuuli, aku memutuskan untuk belajar bersamanya. Tidak dapat disangkal bahwa masa-masaku di Illgner telah mengajariku segala macam hal, tapi masih ada kesenjangan besar antara keterampilanku dan keterampilan seorang pelayan seperti Gil. Aku juga harus berusaha lebih keras.

“Dan itulah yang terjadi, Tuan Benno. Aku akan pergi ke panti asuhan setiap Hari Bumi untuk melatih etiket,” jelasku. “Hanya kalian berdua? Kita tidak bisa mengirim orang lain bersamamu?”

Sepertinya Tuan Benno ingin menggunakan kesempatan ini untuk membuat leherl di Perusahaan Plantin dan Gilberta belajar etiket juga, tetapi dengan tertidurnya Myne dan tidak dapat memberikan izin, aku ragu orang lain akan diizinkan masuk.

“Saya rasa tidak. Fran dan Wilma membuat pengecualian khusus sebagai bentuk terima kasih atas apa yang telah Tuuli lakukan untuk panti asuhan.”

“Hah. Tidak percaya aku mengatakan ini, tapi aku benar-benar berharap iblis cilik sinting itu bangun...” Benno menghela nafas. Ekspresinya kemudian berubah serius. “Lutz, pelajari semua yang kamu bisa selagi kamu di sana. Ini mungkin tidak berlangsung selamanya, tetapi saat ini Kau memiliki hubungan yang erat dengan putri angkat archduke. Itu adalah kesempatan sekali seumur hidup; jangan ragu memeras semua hal berharga darinya.”

"Ya pak!"

“Juga, Rozemyne ​​menyebutkan ini sebelumnya, tapi...”

Tuan Benno melanjutkan dengan memberiku daftar peringatan, lalu memberiku izin untuk membeli beberapa barang. Setelah dia selesai, aku pergi ke workshop Corinna untuk menyampaikan surat undangan dari Tuan Benno dan memanggil Tuuli.

“Tuuli, mereka mengiyakan. Mereka akan mengajarimu etiket.”

“Terima kasih, Lutz! Aku akan melakukan yang terbaik dan mempelajari sebisaku!” serunya, mengepalkan tangan dan tersenyum antusias padaku. Myne telah mengajarinya cara menangani situasi tertentu di masa lalu, tetapi dia jelas tidak berpendidikan. Terlebih lagi, etiket yang diajarkan Corinna padanya adalah etiket paling sederhana untuk mencegahnya asing dari workshop; fokus utamanya adalah, tentu saja, mengajar magang tentang menjahit.

“Baiklah, ayo pergi berbelanja. Kau akan membutuhkan beberapa pakaian dengan lengan besar, bekas atau tidak. Itu akan penting ketika Kau belajar membawakan diri dengan benar.”

“Apa?! Aku tidak punya uang untuk itu!”

Tuuli memiliki kartu guild sebagai karyawan Perusahaan Gilberta, dan karena dia adalah leherl yang bekerja untuk putri angkat archduke, dia menerima lebih banyak daripada gadis-gadis lain seusianya. Namun meski begitu, dia tidak memiliki cukup uang untuk membeli pakaian dengan lengan besar berkibar yang dibuat untuk putri keluarga kaya dengan santai.

Aku melihat kartu guildku sendiri. Aku punya cukup uang untuk menutup kebutuhanku sendiri, dan fakta bahwa aku terlalu sibuk untuk pergi keluar dan membeli sesuatu akhir-akhir ini menunjukkan uang itu hanya menumpuk.

"Aku akan membayarnya kali ini."

"Aku tidak bisa memintamu melakukan itu."

“Jangan dipusingkan. Ketika Myne bangun, aku akan menguranginya dari tabungan lamanya,” kataku, melambaikan tangan dengan acuh ketika Tuuli mencoba menolak tawaran aku. "Tabungan lamanya...?"

“Uang yang sama yang dulu aku gunakan untuk membeli pakaianmu. Myne menabung sebelum kematiannya sehingga keluarganya bisa memakainya. Yang penting di sini adalah Kau mendapatkan pendidikan yang layak, dan mengembangkan keterampilan yang Kau butuhkan untuk bertemu Lady Rozemyne tanpa harus bergantung pada orang lain, bukan? Myne tidak akan mengeluhkan pemakaian uang untuk membeli bahan ajar yang Kau butuhkan.”

“Bahan ajar...? Tapi pakaian dengan lengan besar itu kan mahal? Tidak seperti kertas. Itu buang-buang uang,” jawab Tuuli sambil menggelengkan kepalanya lalu menatapku dengan tatapan tajam. Tapi itu bukanlah buang-buang uang.

“Kau tidak akan merasakan feel-nya tanpa memakai baju berlengan itu. Itu diperlukan. Jika menurutmu itu hanya buang-buang uang, Kau sebaiknya menyerah saja dalam mempelajari etiket sepenuhnya. Kau cukup beruntung panti asuhan bersedia mengajarimu; dalam keadaan normal, Kau perlu mengeluarkan banyak uang dan berharap ada guru yang mau mendidikmu, Kau tahu? ”

"Kau benar. Kalau begitu, ayo kita beli pakaian.”

Tuuli dan aku pergi untuk membeli pakaian berenda yang dibutuhkan untuk latihan kami. Aku mengambil kesempatan ini untuk memberinya beberapa pakaian normal untuk dipakai di workshop menjahit, dan dia menjerit saat melihat tumpukan pakaian gadis.

"Aku tidak butuh sebanyak ini, Lutz!"

“Ada banyak magang kaya di kedua workshop Corinna dan Perusahaan Plantin kan? Myne mencemaskan kita berdua, jadi dia selalu menyela untuk memberi tahuku pakaian apa yang harus dan kapan dibeli. Tuan Benno menjelaskan bahwa aku sendiri perlu memikirkan semua hal ini sekarang setelah Myne pergi, jadi... ya. Ini bagianku.”

Aku juga menambahkan pakaianku ke tumpukan. Aku juga tidak akan mempertimbangkan apa yang aku kenakan jika Tuan Benno tidak menyebutkannya, jadi aku juga harus berhati-hati.

“Aku tidak tahu....” gumam Tuuli, sekarang melihat pakaian itu dengan tatapan sepenuhnya berbeda. Dia tersenyum kecil, lalu meraihnya dengan mata berkaca-kaca. “Myne selalu mengatakan dia membeli pakaian untuk berterimakasih kepada kita karena membantunya berbelanja untuk pelayannya, tapi dia sebenarnya juga menjaga kita... Bagaimana aku bisa tahu itu? Kau harus mengatakan hal semacam itu dengan lantang. Faktanya, dia selalu sibuk dengan hal-hal yang terkadang membuatku bertanya-tanya apakah dia sudah melupakan kita... Aku merasa sangat bodoh sekarang.”

“Kalian mungkin tidak menyadari hal ini, karena kalian tidak dapat berbicara dengannya secara langsung, tetapi sungguh gila betapa kalian semua saling mencintai. Dia menyayangimu seperti kau menyayanginya. Harus dikatakan, keluargaku tidak saling bertengkar atau semacamnya, tetapi aku sama sekali tidak memiliki hal yang sama dengan kakak-kakakku.”

____________



Sama seperti itu, aku menggunakan libur Hari Bumi-ku untuk pergi ke panti asuhan bersama Tuuli dan meningkatkan etiket. Fritz mengajariku, sementara Wilma mengajar Tuuli. Ini, tentu saja, berarti bahwa Tuuli dan aku menghabiskan sepanjang hari libur kami bersama-sama, yang membuatku terlihat lebih kotor menurut Ralph. Apapun yang aku katakan tidak membantu situasiku, jadi aku memutuskan untuk setidaknya menguji air dengan Tuuli, demi dirinya.

“Hanya karena penasaran, apakah kamu pernah berpikir tentang cinta dan menjalin hubungan sesekali? Gadis-gadis yang Kau kenal terlibat dalam hal-hal itu, bukan?”

“Benar, tapi sejujurnya sekarang terlalu sibuk. Aku sangat sibuk mencoba mengejar Myne sehingga aku seperti, 'Jangan menghalangiku dengan cinta monyet sampah ini. Aku punya hal yang harus dilakukan.'”

Dengan kata lain, dia tahu bahwa dia berada pada usia di mana kebanyakan gadis mulai bersemangat dalam romansa, tetapi dia sendiri tidak terlalu tertarik. Dia juga tidak ingin orang lain membuang waktunya dengan itu.

“Yaaah, aku tahu bagaimana perasaanmu. Aku juga terlalu sibuk untuk hal itu, jadi…”

Ada banyak gadis desa di Illgner, tetapi ada banyak banyak hal di depanku sekarang, seperti Tuuli, aku tidak ingin mengejar hubungan apa pun.

Maaf, Ralph. Sepertinya tidak ada yang berkesempatan dengan Tuuli sekarang.

_____________



Saat itu menjelang akhir musim gugur, sekitar setahun setelah Myne tidur, ketika Tuan Benno buru-buru memanggil Gutenberg untuk menggelar rapat darurat. Semua orang tampak memiliki tingkat kesal yang berbeda karena dipanggil di tengah-tengah persiapan musim dingin, tetapi mereka semua menegakkan punggung setelah melihat ekspresi serius di wajahnya.

“Lady Elvira—ibu Lady Rozemyne—ingin mendirikan workshop percetakannya sendiri. Pihak keluarganya, keluarga Haldenzel, membuat langkah besar untuk mendirikan industri di provinsi mereka. Pendeta Agung mengatakan mereka akan membangun workshop pembuatan kertas, workshop tinta pribadi, dan workshop percetakan. Sepertinya dia mengatakan itu adalah tugasnya sebagai ibu Lady Rozemyne ​​untuk menyebarkan industri sebanyak yang dia bisa.”

Heidi memiringkan kepalanya ke satu sisi. "Jadi, um... apa artinya bagi kita?"

“Kalian semua akan berpartisipasi dalam operasi skala besar yang direncanakan berlangsung dari musim semi mendatang hingga musim gugur. Habiskan musim dingin ini untuk memastikan workshop dan toko kalian akan terus beroperasi tanpa kalian, dan kirim kabar ke Guild masing-masing. Aku yang akan menghadapi guildmaster dari Guild Dagang.”

Setiap ekspresi di ruangan itu berubah dalam sekejap—tidak ada yang menyangka beban kerja sebesar itu akan didorong ke mereka entah dari mana.

“Bukankah ini terlalu mendadak?!”

“Rencana awalnya adalah kita mulai sekarang, jadi kalian harus berterima kasih padaku karena kalian punya waktu cukup lama. Aku berhasil menundanya sampai musim semi, karena kita tidak memiliki koneksi dengan workshop di Haldenzel untuk membantu kita, dan sungai yang membeku berarti kita tidak akan bisa membuat kertas.”

Ternyata, dia berhasil memberi kami waktu persiapan musim ekstra dengan menyetujui untuk melakukan pencetakan mereka di Workshop Rozemyne selama musim dingin. Tuan Benno memang sesuatu.

“Lady Elvira adalah archnoble yang terlahir secara alami. Tidak seperti Lady Rozemyne, dia tidak dibesarkan di gereja, dan dia sama sekali tidak peduli tentang keadaan kami para rakyat jelata. Lebih buruk lagi, satu-satunya orang yang bisa menghentikannya saat ini sedang tidak sadar. Bersiaplah untuk pergi saat musim semi tiba.”

Myne sedang tidur, tapi sekarang keluarganya menggila menggantikannya—keluarga archnoble dimana kami rakyat jelata tidak bisa menghentikannya. Kami keluar dari ruang pertemuan dengan panik dan dengan wajah pucat; sepertinya kami, para Gutenberg, sama sekali tidak akan pernah beristirahat.

Post a Comment