Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 15; 7. Kembali ke Akademi Kerajaan

Setelah pertemuanku dengan Giebe Haldenzel, aku berpartisipasi dalam sosialisasi musim dingin. Ini berarti bertemu dengan bangsawan yang Ferdinand dan Rihyarda pilih, menghadiri jamuan teh yang diselenggarakan anggota faksi Florencia, dan menulis cerita apa pun yang aku ingat untuk dibuat menjadi buku roman yang mungkin disukai Elvira dan teman-temannya.
 

Aku sudah pergi ke ruang bermain musim dingin dengan Charlotte dan berbicara dengan Moritz tentang tahun-tahun pertama. Laynoble umumnya bergelut dengan geografi dan sejarah, karena mereka memiliki sedikit kesempatan untuk melihat peta dan urutan waktu, jadi kami mendiskusikan untuk memasukkan subjek ini ke dalam ruang bermain musim dingin. Aku bahkan telah memberikan Moritz salah satu panduan belajar yang aku buat untuk tahun-tahun pertama musim dingin ini. Setelah anak-anak diberi pencicip ini, aku berharap ketertarian mereka akan tumbuh, dan mereka akan merasa lebih mudah mengikuti kursus yang sebenarnya.

________



“Lady, anda memiliki jadwal temu dengan Aub Ehrenfest sore ini,” kata Rihyarda kepadaku suatu hari setelah sarapan.

“Ini cukup mendadak. Apa yang mendorongnya untuk menjadwalkan pertemuan setiba-tiba ini dan tanpa pemberitahuan?”

"Dia menerima laporan dari Wilfried pagi ini dan ingin mendengar pendapat anda."

Sesuatu pasti telah terjadi di Akademi Kerajaan. Aku menyetujui pertemuan itu sebelum kembali ke novel roman Elvira yang aku tulis.

Setelah makan siang, aku pergi ke ruangan archduke. Ferdinand rupanya juga dipanggil, saat dia sedang membaca papan ketika aku tiba.

"Kudengar kau menerima laporan dari Wilfried," kataku.

"Ya. Meskipun itu bukan laporan dan lebih seperti dia memohon agar Kau kembali,” jawab Sylvester, menyerahkan laporan yang dimaksud kepadaku. Aku mulai membacanya.

Hampir semua siswa Ehrenfest telah menyelesaikan pelajaran mereka, dan Akademi Kerajaan sekarang beralih sepenuhnya ke musim bersosialisasi. Mereka yang berasal dari kadipaten kami sejauh ini telah menerima undangan jamuan teh hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, dan ada banyak sekali pertanyaan yang beredar tentang tren kami. Gadis-gadis tertarik pada jepit rambut dan rinsham seperti yang aku perkirakan, sampai-sampai Wilfried dan pengikutnya merasa tidak nyaman dikelilingi setiap kali mereka menghadiri jamuan teh.

“Jika jamuan teh ini dipenuhi oleh gadis-gadis, mengapa Wilfried menghadirinya sendiri daripada mengirim Brunhilde atau Lieseleta?” Aku bertanya.

“Karena mereka membahas undangan untuk semua kandidat archduke. Mereka diarahkan padamu, tentu saja, tetapi karena Kau tidak ada di sana, Wilfried terjebak untuk menggantikanmnu,” jelas Sylvester.

"Jadi begitu. Kalau begitu aku turut bersimpati.”

Aku belajar dari kata-kata Sylvester bahwa, jika aku tetap berada di Akademi Kerajaan, aku akan dipaksa untuk menghadiri jamuan teh demi jamuan teh. Mungkin perintah untuk kembali ke rumah sebenarnya telah menyelamatkanku. Wilfried menderita menggantikanku, tapi, yah... tidak ada yang bisa kulakukan untuk itu.

“Ini laporan tentang ditter,” kata Ferdinand sambil menyodorkan papan yang tadinya dia baca. Tampaknya Ehrenfest tidak dapat menolak tantangan tanding ulang Dunkelfelger, dan kedua kadipaten akhirnya memainkan permainan lain. Ehrenfest kalah dalam sekejap, tentu saja—mereka tidak membawa strategiku, dan petarung utama mereka, Angelica dan Cornelius, keduanya tidak ada disana. Rauffen tampaknya sangat kecewa sehingga dia langsung bertanya kapan aku akan kembali.

Profesor Rauffen lupa bahwa aku bukan ksatria magang, bukan?

Pesta teh antar sepupu—pesta teh dengan Ahrensbach dan Frenbeltag—juga terjadi. Tampaknya Detlinde secara agresif menanyakan mengapa nilai Ehrenfest meningkat tajam dan mengapa pernikahan Lamprecht berakhir dengan penolakan, selain mengajukan berbagai pertanyaan tentang tren kami.

“Ini bukan pertanda baik untuk Konferensi Archduke,” Ferdinand mengamati.

"Kamu bisa mengatakan itu lagi," Sylvester setuju. “Kita harus mengawasi dengan cermat apa yang dilakukan Ahrensbach dan mantan faksi Veronica.”

Juga, menurut laporan itu, Rudiger dari Frenbeltag secara tidak langsung menanyakan apakah aku sudah bertunangan. Detlinde menanyakan hal yang sama tentang Wilfried, yang berhasil menghindari kedua pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa kami mungkin akan mendapat jawaban sulit pada Konferensi Archduke musim semi ini.

“Apakah ini berarti aku akan menerima lamaran dari Frenbeltag?” aku bertanya, menyeka air mata gembira dari mataku saat aku membaca ulang papan itu berulang-ulang. Itu akan menjadi lamaran pertamaku, bahkan termasuk semasa Urano.

Ferdinand menghela nafas dan merampas papan itu dari tanganku. “Mengapa itu membuatmu senang?” Dia bertanya. “Mereka terang-terangan mencoba mengamankan manamu.”

"Berapa banyak buku yang dimiliki Frenbeltag di perpustakaannya?" aku bertanya. “Apakah lebih banyak dari Ehrenfest? Ngh... B-Bukannya mau menerima lamarannya... Aku hanya penasaran. Aku ingin daftar semua buku mereka, jika memungkinkan.”

Ferdinand memelototiku, matanya dipenuhi keraguan. “Jika Kau terus mencetak seperti saat ini, kami akan segera meninggalkannya dalam debu.”

"Benar. Kalau begitu, Sylvester, kamu bisa melanjutkan dan menolak lamaran Frenbeltag untukku.”

“Rozemyne, hanya itu yang akan kamu fokuskan?!” Sylvester menyalak tak percaya. “Bukankah ada hal lain yang harus kau khawatirkan?! Ini bukan sesuatu untuk diputuskan berdasarkan berapa banyak buku yang dimiliki pelamar!”

"Dia telah membawa kebodohan ini sebelumnya," kata Ferdinand dengan ejekan meremehkan. Aku tidak begitu menghargai sikapnya, tetapi dia benar—adakah yang lebih penting daripada berapa banyak buku yang seseorang miliki? Tidak. Sama sekali tidak. “Lupakan lamaran Frenbeltag. Inilah yang perlu Kau fokuskan.”

Ferdinand menunjuk satu paragraf tertentu di papan. Di dalamnya, Anastasius digambarkan tidak sabar menunggu hadiahku, sementara Eglantine tercatat telah mengundangku ke jamuan teh untuk memperkenalkanku kepada teman-temannya.

“Aku lebih suka berpura-pura tidak melihatnya dan menyerahkan semuanya pada Wilfried...” gumamku. Anastasius tidak menungguku, tetapi menunggu jepit rambut dan komposisi musik, dan jamuan teh dengan teman-teman Eglantine berarti bersosialisasi dengan putri-putri kaya dari bangsawan berstatus tinggi. Aku telah kehilangan semua kepercayaan diriku dari semua orang yang mengatakan bahwa aku tidak memiliki indra bersosialisasi sama sekali; Aku tidak ingin menceburkan diri ke dalam api sekarang, diantara waktu-waktu lainnya.

Sylvester mengangguk, setelah mendengar gumamanku. “Aku tahu bagaimana perasaanmu, tetapi ini adalah undangan langsung, jadi kamulah yang harus hadir. Wilfried sudah menolaknya tiga kali saat Kau tidak ada; jika kita tidak setidaknya memberikan tanggal kembalinya dirimu, dia akan berada di dunia penderitaan. Ferdinand, kapan kamu berencana mengirim Rozemyne kembali?”

Dengan semua mata tertuju padanya, Ferdinand mengetuk pelipisnya. “Hari Bumi berikutnya. Aku telah menyelesaikan semua pengumpulan intelijen yang ku rencanakan, dan Justus akan memiliki sedikit lebih banyak kelonggaran saat itu.”

“Kelonggaran untuk melakukan apa?” tanyaku, tidak yakin dengan apa yang harus Justus lakukan dengan kembaliny aku ke Akademi Kerajaan. Namun, sebelum Ferdinand sempat menjawab, Karstedt angkat bicara dengan ekspresi bertentangan. "Dia ditugaskan sebagai pelayan Traugott."

“Traugott punya pelayan lain, bukan? Kenapa Justus? Dan Ferdinand, bagaimana Kau bisa meminjamkannya ke Traugott, dari semua orang? Kau bahkan tidak akan membiarkanku meminjamnya,” kataku, memelototi Ferdinand dengan semua ketidaksenangan yang aku bisa mengumpulkan.

"Ini setengah salahmu," balasnya, melotot ke arahku. Kontes tatapan marah kami hanya terputus ketika Karstedt kembali berbicara, terlihat sama bertentangannya seperti sebelumnya.

"Rozemyne, Traugott praktis terpaksa mengundurkan diri, ingat?"

Karstedt melanjutkan untuk menjelaskan bagaimana Rihyarda, dalam keadaan marah, telah mengambil cuti secara khusus untuk mengeluh kepada orang tua Traugott tentang apa yang telah dia lakukan. Setelah memarahi mereka karena ketidakmampuan mereka membesarkan anak seperti itu, dia kemudian memuji peristiwa itu sebagai petaka bagi seluruh keluarga dan memanggil semua orang—termasuk Karstedt dan Bonifatius—ke pertemuan keluarga tentang Traugott.

“Ayahku sama marahnya dengan Rihyarda ketika dia mendengar apa yang Traugott lakukan,” lanjut Karstedt. "Saat pembicaraan akhirnya berakhir, dia memberi Traugott satu pembicaraan yang menyakitkan."

"Aneh... Aku memilih dia mengundurkan diri daripada memecatnya karena aku berasumsi itu akan meminimalkan dampak pada keluarganya." “Mengundurkan diri memiliki dampak yang lebih kecil daripada dipecat, tetapi tetaplah menyebabkan riak,” jawab Karstedt sambil menepuk kepalaku dengan lembut. “Belum lagi, kamu bilang untuk tidak mengirimnya ke gereja, ingat? Keluarga kami harus mengurus masalah ini secara mandiri, dan keputusan kami adalah menugaskannya sebagai pelayan dari keluarga kami. Kami bermaksud untuk mengajarinya pola pikir yang diharapkan dari seorang archnoble yang melayani keluarga archduke dari awal hingga akhir.”

"Tapi Justus kan cendekiawan... Bisakah dia melakukan pekerjaan pelayan?" Aku bertanya. Aku tahu Justus adalah cendekiawan yang terampil, dengan kecintaannya pada pengumpulan intelijen dan mengambil segala jenis informasi, tetapi apakah dia mampu melayani tuan atau Lady dengan rajin?

"Tentu saja bisa," kata Sylvester sambil tersenyum. "Justus adalah pelayan yang dibawa Ferdinand ke Akademi Kerajaan pada zamannya." Aku menatap Ferdinand, terkejut. Dia mengangguk.

“Saat ini, aku hanya memakai jasanya sebagai cendekiawan, tetapi dia juga pelayanku. Dia menjadi pelayan magang di bawah instruksi Rihyarda, tetapi sepemahamanku dia juga mengambil kelas cendekiawan di Akademi Kerajaan sesuai minatnya sendiri. Dialah yang memberi tahuku bahwa aku dapat mengambil beberapa kursus sekaligus.”

Hari ini aku mengetahui bahwa Justus bertanggung jawab atas semua legenda seputar Ferdinand...

“Justus akan mendidik kembali Traugott, mengawasimu, mengumpulkan informasi di dalam Akademi Kerajaan, dan melaporkannya ke Ehrenfest. Dia akan menempatkan fokus yang tidak proporsional dalam mengumpulkan informasi jika seseorang tidak mengawasinya, tapi dengan adanya Rihyarda di sana, kita tidak perlu takut.”

"Kurasa ini akan membuatnya sangat sibuk, tetapi bisakah aku memintanya melatih cendekiawan magang juga?" Aku bertanya.

"'Melatih cendekiawan magang'?" Sylvester mengulangi, berkedip karena terkejut.

“Aku mengacu pada cendekiawan yang akan aku angkat untuk industri percetakan dan pembuatan kertas. Aku akan segera memilih cendekiawan laynoble dan mednoble yang perlu melakukan bisnis dengan rakyat jelata, dan mereka akan membutuhkan cendekiawan archnoble untuk memimpin mereka, bukan? Dan pekerjaan mereka adalah urusan pemerintah, jadi bukankah mereka pada akhirnya perlu menjalin hubungan dengan archduke berikutnya?”

Masih belum diketahui siapa yang akan menjadi archduke berikutnya, dan niatku adalah juga untuk melatih salah satu cendekiawan Melchior setelah dia dibaptis.

Sylvester berpikir. “Bukan ide buruk, tapi kamu hanya akan mendapatkan magang dengan cara itu. Kau akan menginginkan seorang cendekiawan archnoble juga untuk menjaganya. Adakah rekomendasi cendekiawan archnoble yang bisa mengaturnya sesuai keinginan Rozemyne?” Sylvester bertanya, melihat ke arah Ferdinand.

Mata Ferdinand mengembara sejenak sebelum dia memberikan jawabannya. “Beberapa hal lebih sulit daripada menyimpulkan niat Rozemyne.” Dia tidak bisa memikirkannya, tampaknya.

Ada keheningan singkat, pecah hanya ketika Karstedt tiba-tiba bertepuk tangan. “Bagaimana dengan Elvira?” dia menyarankan. “Jika arbitrasi antara Rozemyne ​​dan para archnoble akan menjadi bagian besar dari pekerjaan, dia tampaknya sempurna untuk itu.”

“Hm. Aku tidak dapat menyangkal bahwa Elvira menunjukkan minat besar pada industri percetakan ketika Rozemyne tertidur, dan dia secara aktif memasukkannya ke dalam Haldenzel. Dia akan memiliki pengetahuan lebih dari cendekiawan lain juga,” renung Ferdinand. “Aku setuju—dia sangat cocok untuk peran itu.”

Mata Sylvester mulai berbinar. "Baiklah. Mari kita lihat bagaimana pendapatnya, kalau begitu.”

“Dia cukup tertarik pada percetakan untuk mulai membuat bukunya sendiri. Sekarang anak-anak kami sudah dewasa, dia seharusnya tidak keberatan kembali ke pekerjaan cendekiawan,” kata Karstedt.

Dan dengan itu, topik beralih ke mempercayakan Elvira untuk menjaga agar industri percetakan dan pembuatan kertas tetap tertata. Aku tahu dia cendekiawan yang sangat baik, dan sangat meyakinkan untuk mengetahui dia akan mengambil pekerjaan untukku... meskipun itu juga merupakan penyebab keprihatinan besar.

Jika aku memberi Ibu kebebasan, aku punya firasat dia mungkin akan mendirikan Skuadron Buat Buku Seputar Ferdinand dan merusak industri dari dalam. Eh. Baiklah.

Karstedt menyarankannya, Ferdinand menyetujuinya, dan Sylvester telah menyetujuinya; Elvira bisa melakukan apa yang dia inginkan dengan semua keahliannya.

“Mengingat kepribadian Justus, aku agak mencemaskan tentang dia membesarkan cendekiawan magang,” Ferdinand berkata kepadaku. “Namun, ini akan menjadi satu-satunya kesempatanmu untuk meminjamnya dariku untuk melatih cendekiawan industri percetakan. Manfaatkan sepenuhnya selagi bisa.”

Diputuskan bahwa aku akan pergi ke Akademi Kerajaan untuk bersosialisasi pada Hari Bumi berikutnya. Ferdinand akan kembali ke gereja, tetapi aku diperintahkan untuk tetap berada di kastil sedikit lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan sosialisasi sebanyak mungkin.

Dia memang mengatakannya, tapi aku takan bertemu bangsawan mana pun tanpa Ferdinand, ditambah kesibukan pesta teh Ibu telah mereda.

Aku melewati hari-hari sampai keberangkatanku mengunjungi ruang bermain musim dingin dan menjahit dengan Charlotte. "Hanya tiga hari lagi sampai kamu pergi," katanya. "Aku akan merindukanmu begitu kau pergi, kakak."

"Aku tidak akan pergi lama, Charlotte."

Aku akan memiliki sepekan untuk menghadiri pesta teh sebelum Turnamen Antar Kadipaten dan upacara kelulusan mengakhiri tahun pertamaku di Akademi Kerajaan. Secara total, aku akan pergi paling lama dua pekan.

“Aku akan melakukan yang terbaik untuk menaikkan peringkat kadipaten kita sebaik mungkin demi tahun pertamamu yang akan datang,” kataku pada Charlotte.

“Tolong utamakan istirahat, kakak. Dan jika Kau ingin mengatakan bahwa Kau bertindak demi aku, aku ingin Kau meninggalkan setidaknya sesuatu untuk aku taklukkan sendiri. Kalau terus begini, Kakak dan kamu akan mengambil semua kemuliaan untuk kalian sendiri,” jawabnya dengan pipi cemberut. Jika kami menaikkan nilai rata-rata terlalu banyak selama tahun pertama kami, itu hanya akan membuat segalanya lebih sulit bagi Charlotte ketika dia memasuki Akademi tahun depan.

Hm... Aku tidak pernah benar-benar berpikir untuk meninggalkan ruang bagi Charlotte untuk bisa pamer dan membuat orang lain terkesan.

Sebuah ordonnanz terbang ke dalam ruangan saat aku sedang berlatih menjahit bordir bersama Charlotte. Itu mengulangi pesan dari Ferdinand tiga kali.

“Kami telah menerima kabar dari Perusahaan Gilberta bahwa mereka telah menyelesaikan jepit rambut dan ingin mendengar pendapatmu. Aku telah mengatakan kepada mereka untuk membawanya besok sore, jadi Kau harus sudah berada di sini saat itu.” Aku bisa melihat Tuuli!

Tugasnya selesai, ordonnanz kembali ke feystone kuning. Aku mengetuknya dengan ringan dengan schtappeku dan berkata "dimengerti" sebagai balasan, mencoba menahan kegembiraan yang meluap-luap dalam suaraku dengan kemampuan terbaikku. Setelah mendengar pesan Ferdinand, Ottilie pergi memberitahu Ella untuk bersiap berangkat ke gereja, sementara Rihyarda mulai menutupiku dengan pakaian hangat agar kami bisa segera berangkat.

“Aku tidak percaya Ferdinand membuatmu pergi jauh-jauh ke gereja untuk ini. Tidak bisakah dia mengirim jepit rambut ke kastil? Dia benar-benar perlu belajar untuk lebih perhatian,” dengus Rihyarda. Ini sebenarnya adalah bentuk perhatian Ferdinand—Tuuli belum siap untuk datang ke kastil, dan dialah yang ingin kulihat, bukan Perusahaan Gilberta.

“Ini jepit rambut yang dipesan oleh keluarga kerajaan,” aku menjelaskan. “Aku perlu memeriksanya sebelum Aub Ehrenfest melihatnya sehingga aku dapat membuatnya ulang, jika diperlukan.”

"Anda terlalu banyak bekerja, Lady."

"Ya, kakak," Charlotte menimpali. "Kau masih belum sehat, ingat?" Dia telah berhenti menyulam dan sekarang menatapku dengan tatapan mencela saat dia menyerahkan alat jahitnya kepada pelayan.

“Aku sangat berterima kasih kepada kalian berdua karena telah mengkhawatirkanku. Aku akan kembali ke kastil besok setelah memeriksa jepit rambut; Lagipula, aku akan pergi ke Akademi Kerajaan pada Hari Bumi. Rihyarda, Kau dapat mempersiapkan keberangkatanku saat aku pergi. Kita memiliki banyak barang bawaan dari Ferdinand, bukan? Aku memperkirakan akan ada lebih banyak lagi setelah aku kembali dari gereja,” kataku. Dia pasti akan memuat satu ton dokumen dan alat sihir Hirschur kepadaku.

Rihyarda terkekeh, mungkin mengingat berapa banyak barang bawaan yang Ferdinand bawa ke kastil. "Oh ya. Anda dapat menyerahkannya pada saya. Semuanya akan siap.”

Jadi, aku pergi ke pintu masuk kastil bersama ksatria pengawalku. Rihyarda rupanya menghubungi Norbert, karena dia ada di sana memberikan instruksi kepada beberapa pelayan.

Aku melihat sekeliling ke ksatria pengawalku. “Cornelius, Leonore—kalian berdua harus bersiap untuk kembali ke Akademi Kerajaan pada Hari Bumi ini.”

“Dimengerti, Lady Rozemyne.”

Dengan itu, aku kembali ke gereja dengan Damuel dan Angelica memimpin.

________

Aku akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melihat Tuuli, tetapi entah mengapa Ferdinand duduk bersama kami. Mungkin dia pikir dia tidak bisa mempercayakan hal ini kepadaku, mengingat jepit rambut ini dibuat untuk keluarga kerajaan.

Mengapa dia menjadi hama dan mencoba merusak momen ini?

Hal yang paling tidak kuinginkan adalah Ferdinand menakut-nakuti Tuuli dengan kata-kata kasar dan wajah tanpa ekspresi; Aku mesti menjadi tameng untuk melindunginya. Jadi, dengan ketetapan di hatiku, aku memelototinya dengan intensitas sebanyak yang aku bisa kumpulkan.

"Ada apa dengan ekspresi tidak senang itu?" dia bertanya, tampak sangat puas saat meminum teh yang Fran berikan padanya.

"Aku tidak senang, tetapi ini memang wajah seorang wanita yang telah menguatkan tekad."

“Aku hanya merasakan permusuhan dan cemas. Berapa kali aku harus memberitahumu untuk belajar mengendalikan emosi?” tanyanya sambil mencubit pipiku.

Wajah paling menakutkan yang bisa ku perlihatkan menghilang dalam sekejap saat air mata mengalir di mataku. Tidak seperti Benno, Ferdinand tidak pernah menahan diri, jadi cubitannya benar-benar menyakitkan. Aku meletakkan tangan di atas pipiku untuk mencegah serangan lebih lanjut, pada saat itu aku mendengar Gil tiba di lantai pertama dan rombongan yang bersamanya mulai menaiki tangga.

“Pendeta Agung. Ini Otto, yang mewarisi Perusahaan Gilberta, dan ini Tuuli, pengrajin jepit rambut pribadi Lady Rozemyne,” kata Benno. Ini pertama kalinya mereka bertemu Ferdinand, jadi dia perlu memperkenalkan mereka berdua. Mereka melangkah maju dan berlutut secara bergantian.

“Semoga pertemuan ini, yang ditahbiskan oleh kearifan Ewigelie sebagai Dewa Kehidupan, diberkati,” kata mereka.

“Aku memberkati hari ini dari lubuk hatiku. Semoga tuntunan Ewigeliebe membawa Perusahaan Gilberta ke tingkat lebih tinggi,” jawab Ferdinand, memberkati mereka.

“Saya sangat senang melihat Lady Rozemyne baik-baik saja,” kata Tuuli begitu dia dan Otto berdiri. Dia tampak sangat dewasa untuk seseorang yang baru berusia dua belas tahun—rambutnya dikepang besar seperti sebelumnya, tapi sekarang dia mengenakan seragam magang Perusahaan Gilberta. Tidak ada lagi jejak gadis kecil energik yang biasa berlari menyusuri hutan.

Tuuli selalu tumbuh dengan cepat, tetapi hanya dalam dua tahun, kakinya tumbuh panjang dan ramping, dan tonjolan terlihat muncul di dadanya. Kemudaan di wajahnya telah menghilang, dan dia semakin mirip dengan ibu. Dia bergerak dengan keanggunan tenang; bagaimana dia membawakan dirinya tidak seperti kakakku yang selama ini ku kenal, bagaimana dia bertutur kata, atau bagaimana dia membungkuk kepada para bangsawan.

Saat terguncang dari keterkejutan ketidakhadiranku selama dua tahun sekali lagi didorong ke wajahku, Tuuli menatapku, mata birunya berkerut dalam senyum hangat. Ekspresinya sendiri sepertinya mengatakan, “Sudah lama sekali. Aku merindukanmu,” dan cinta yang meluap darinya melemaskan ketegangan di tubuhku.

“Ini produk pesanannya,” kata Benno, kata-katanya mendorong Tuuli untuk membuka kotak kayu di atas meja dengan hati-hati. Aku bisa langsung tahu betapa berpengalaman dia—tidak ada lagi jejak kecanggungan atau kekakuan dalam bagaimana jari-jarinya bergerak.

Jepit rambut yang dia ambil terbuat dari koralie berwarna merah hangat, warna dewa Geduldh sang Dewi Bumi. Bunga besar itu dikelilingi oleh bunga putih yang lebih kecil, serta tanaman merambat hijau yang membangkitkan bayangan datangnya musim semi. Setiap kelopak memiliki lekukan yang halus dan mengalir, dan di sekitar setiap bunga ada renda dekoratif. Bahkan benangnya mewah. Tidak diragukan lagi itu adalah jepit rambut terbaik dan paling anggun yang pernah Tuuli buat. Aku dapat dengan mudah membayangkan Eglantine memakainya, dan bagaimana itu akan melengkapi rambut emasnya dengan sempurna.

“Bagus sekali,” kataku, mendesah kagum.

Ferdinand mengangguk puas. “Ini akan diterima tanpa masalah. Bagus sekali, Perusahaan Gilberta.”

Menerima pujian dari Ferdinand meskipun ekspresi wajahnya selalu menakutkan sudah cukup untuk meredakan ketegangan yang Tuuli rasakan.

“Ini dibuat dengan sangat baik,” aku menambahkan. “Ini pasti akan membuat Pangeran Anastasius dan Lady Eglantine sangat gembira. Bakatmu telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Aku terkejut."

“Terima kasih,” jawab Tuuli. "Saya dengan rendah hati membawakan jepit rambut untuk anda juga, Lady Rozemyne." Dia mengulurkan jepit rambut musim semi yang tampaknya dia buat untukku. Aku segera memilih untuk membelinya dan bergeser ke samping untuknya seperti yang selalu aku lakukan.

"Maukah kamu memakaikannya padaku?" Aku bertanya.

Tuuli mendekat, dengan hati-hati memperhatikan Ferdinand dari sudut matanya. Dia menarik keluar jepit rambut yang saat ini aku kepang dan memasukkan jepit rambut baru. Sedikit rambutku tersangkut di bahuku dalam prosesnya, jadi dia menyisirnya ke belakang.

“Apakah itu cocok untukku?” Aku bertanya.

“Saya membuatnya cocok untuk anda, Lady Rozemyne. Itu terlihat sempurna,” katanya, kilatan nakal di matanya. Aku tersenyum saat kami bertukar pandang, sementara Ferdinand dalam diam memperhatikan komunikasi kami tanpa perubahan ekspresi.




_________

Kembalinya aku ke Akademi Kerajaan datang segera setelah aku menerima jepit rambut.

“Jika pada suatu saat Rozemyne ​​seperti akan mengamuk lagi, hentikan dia dengan semua usahamu,” kata Ferdinand kepada ksatria pengawalku. Mereka orang pertama yang melangkah maju ke lingkaran teleportasi dan menghilang.

Aku akan pergi bersama Rihyarda. Namun, sebelum kami pergi, jepit rambut untuk Eglantine, lagu yang didedikasikan untuk Dewi Cahaya, boks-boks berisi botol percobaan kecil rinsham, barang-barang untuk Hirschur, dan barang-barang lainnya yang tersisa semuanya telah dikirim.

“Kami akan menyusul untuk melihat Turnamen Antar Kadipaten. Cobalah untuk tidak kehilangan kendali diri sendiri. Sikap tidak berleboh-lebihan adalah kuncinya. Mengerti?"

“Aku tahu, Sylvester. Aku harus meninggalkan ruang untuk ditaklukkan Charlotte ketika dia tiba, bukan?”

“Rozemyne, apakah kau sekutunya atau sekutuku?!” Sylvester berseru, matanya melebar.

“Aku tidak mengerti maksud penuh dari pertanyaanmu, tapi bukankah wajar jika aku menjadi sekutu Charlotte? Aku kakaknya,” kataku, dengan bangga membusungkan dada. Sylvester memegangi kepalanya dan mengerang.

Ferdinand memberi Sylvester beberapa tepukan ringan di punggung sebelum menatapku dengan campuran pasrah dan putus asa. “Tidak ada gunanya memikirkan hal ini; sama sekali tidak ada yang melalui kepala kosong Rozemyne ​​sekarang,” katanya.

"Kejam. Aku menghabiskan hari demi hari dengan mengeksekusi ide-ideku dan memikirkan cara untuk menjadi kakak terbaik untuk Charlotte.”

"Ya ya. Lakukan yang terbaik demi Charlotte. Tapi pikirkan tidak lebih dari itu. Bagaimanapun juga, aku telah memberi tahu Justus untuk mengumpulkan intelijen. Bawa dia bersamamu ke jamuan teh kapan pun kamu bisa.”

Laki-laki dilarang menghadiri sebagian besar jamuan teh, di mana rahasia perempuan biasanya dibagikan. Jarang sekali aku bisa membawa Hartmut atau cendekiawan laki-laki lainnya.

“Kau ingin aku membawa Justus ke jamuan teh? Apa itu artinya...?"

“Jangan membuatku mengatakannya. Asumsimu benar.”

Aku diberitahu untuk melakukan cross-dress kepada Justus sehingga aku bisa membawanya ke jamuan teh, tetapi bukankah itu hanya akan membuat orang berasumsi bahwa akulah yang memiliki pelayan cross-dressing yang aneh daripada Traugott?

“Apakah hanya firasatku, atau apakah Ehrenfest memiliki koleksi orang-orang aneh yang luar biasa banyak? Ada Profesor Hirschur, Justus... Aku tidak ingin dianggap di antara mereka,” kataku, memikirkan apa yang harus dilakukan jika orang mulai menganggapku aneh karena pergaulan. Ferdinand, Karstedt, dan Sylvester semuanya menunjukkan raut yang tidak bisa dipahami.

“Mungkin, terkadang, tidak sadar diri adalah kebahagiaan…” renung Ferdinand.

"Apa?"

"Cepat pergi," katanya, mengusirku dengan tangannya. Aku berdiri di sebelah Rihyarda di lingkaran teleportasi, merasa tidak puas, dan merasakan mana mulai bergerak.

Post a Comment