Sosialisasi musim dingin dimulai bahkan tidak sampai lima hari setelah Ferdinand berangkat ke Ahrensbach —kemudian setelah menghabiskan kira-kira lima hari di ruang bermain musim dingin sebelum berangkat ke Akademi Kerajaan, tidak ada waktu bagiku untuk jatuh ke dalam kesedihan dan sentimental.
Sebenarnya, aku sebisa
mungkin menyibukkan diri agar dapat mengalihkan perhatianku dari lubang yang
menganga di hatiku dan keinginanku yang terus-menerus untuk menangis.
Semua petinggi memperlihatkan
ekspresi sangat keras saat pembersihan musim dingin semakin dekat. Beberapa
masih menyerukan kesalahan asosiasi. Akulah yang meminta agar anak-anak yang
tidak bersalah diselamatkan, jadi aku perlu melakukan segala dayaku untuk
memastikan keberhasilan hukuman yang lebih ringan.
Kalau tidak, Sylvester
yang akan menuai kritik menggantikanku.
“Lord Wilfried, Lady
Rozemyne,” kata Matthias, melangkah maju begitu kami tiba di Akademi Kerajaan
dan melangkah ke ruang bersama. “Aku dengan gelisah menunggu kesempatan ini
untuk berbicara tanpa campur tangan orang tua atau faksi.”
Matthias adalah
seorang ksatria magang mednoble dari mantan faksi Veronica; dia memiliki rambut
ungu yang khas, yang dikucir di belakang kepalanya, dan berlutut di depan kami
dengan gerakan terlatih seorang kesatria. Dia tampak pucat dan sakit-sakitan,
dan mata birunya terpaku pada Wilfried dan aku dengan keputusasaan seperti
seseorang yang terpojok.
“Ada sesuatu yang
harus kuberitahukan padamu tentang Dewi Kekacauan, yang datang membawa
keresahan ke Ehrenfest,” dia melanjutkan.
Tampaknya Matthias
ingin berbicara langsung dengan keluarga archduke sebagai bangsawan Ehrenfest.
Dia pertama-tama meminta konfirmasi kami bahwa dia dan anak-anak lain masih
dapat bersumpah nama untuk menghindari pengaruh orang tua mereka dan ancaman
kesalahan asosiasi. Aku tahu bahwa dia bertanya secara khusus demi anak-anak sesama
bekas faksi Veronica.
"Lady Georgine
datang ke estate-ku dalam perjalanan kembali ke Ahrensbach," kata Matthias
akhirnya, lalu merinci pertemuan rahasia dengan Georgine. Dia memberi tahu kami
nama semua bangsawan yang hadir disana, termasuk ayahnya Giebe Gerlach, dan apa yang dia ketahui tentang
rencana mereka.
____________
Laporan Matthias
berarti kami sekarang memiliki kesaksian berharga untuk menjatuhkan Giebe
Gerlach. Wilfried dan aku tidak menunda-nunda untuk menulis pesan pada
Sylvester, merinci semua yang telah diceritakan kepada kami. Dan keesokan
harinya, Charlotte memberikan balasan kepada kami saat dia sendiri datang ke Akademi
Kerajaan.
“Ayah meminta agar kita
semua membaca suratnya bersama-sama,” katanya.
Setelah makan, kami
para kandidat archduke berkumpul di sebuah ruangan dengan hanya bersama pengikut
kami, lalu membaca korespondensi kami dari Sylvester. Informasi baru yang kami
peroleh dari mantan anak-anak Veronica telah menghasilkan percepatan
pembersihan yang direncanakan dan penerapan beberapa penyesuaian penting.
“Kalian dapat menyerahkan masalah ini kepada
kami. Tugas kalian adalah mengawasi anak-anak mantan faksi Veronica di asrama
dan berusaha sekeras mungkin untuk meyakinkan mereka— bukan berpartisipasi
dalam pembersihan. Dari Aub Ehrenfest.”
“Kalau begitu, kita
harus memanggil Matthias dan Laurenz ke sini untuk membicarakan semuanya,”
saran Wilfried.
Charlotte menyipitkan
mata ke arahnya. "Kakak, itu terlalu berbahaya." “Tidak, Charlotte.
Mereka berdua saat ini pasti sangat kepikiran dan menunggu kita, dan mereka
bahkan meninggalkan keluarga untuk melakukan apa yang benar untuk Ehrenfest.
Bantuan mereka akan sangat penting jika kita ingin menerima anak-anak dari
mantan faksi Veronica dan menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin.”
“Aku sependapat dengan
Wilfried,” kataku. “Mereka bisa saja memilih untuk tetap diam, tapi mereka maju
dan memberikan kesaksian penting. Aku tidak bisa membayangkan mereka berniat
untuk mencelakai kita.”
Kami berjanji pada
Charlotte bahwa kami akan mengawal diri kami sendiri dengan ksatria penjaga dan
tidak membiarkan Matthias dan Laurenz terlalu mendekat, lalu memanggil mereka
berdua untuk berbicara dengan kami. Kami akan membahas apa yang bisa kami
lakukan untuk membuat anak-anak dari mantan faksi Veronica lebih nyaman di
asrama.
“Pertama-tama, kita
akan berkumpul untuk membahas siapa yang melakukan kejahatan dan seberapa jauh
kemungkinan terseret ke dalam hukuman. Setiap orang kemudian akan membicarakan
apa yang harus mereka lakukan ketika kita diberitahu siapa yang dianggap
bersalah, dengan pilihan apakah mereka akan bersumpah nama atau dihukum bersama
keluarga mereka,” Matthias memulai. “Mungkin ada beberapa yang tidak perlu bersumpah
nama, tergantung seberapa berat kejahatan keluarga mereka dan hukuman yang akan
mereka terima, tetapi tujuan kita adalah mencegah kepanikan massal ketika hasil
pembersihan dilaporkan.”
“Setelah percakapan
kami, mereka yang memutuskan untuk dihukum bersama keluarga mereka bisa ditahan dan dipulangkan ke Ehrenfest,”
Laurenz menambahkan, lalu melirik Matthias: mereka pasti telah menyetujui apa
yang akan mereka katakan sebelum pertemuan kami. "Mengizinkan mereka untuk
tinggal di sini hanya akan membahayakan orang lain."
Aku mengangguk pada
penjelasan mereka, yang mendorong Matthias untuk sedikit melunakkan ekspresi
dalam upaya untuk membuat kami lebih nyaman. “Setahuku, tidak ada siswa yang
mengetahui rencana ayahku dan Lady Georgine,” katanya. “Ayahku adalah pria yang
sangat berhati-hati; dia tidak akan memberi tahuku detail apa pun kecuali aku sudah
bersumpah nama.”
“Dengan begitu,”
lanjut Laurenz, “fakta bahwa sebagian besar rencananya tetap tidak diketahui
tidak menjamin bahwa mereka yang terlibat tidak akan jatuh kedalam keputusasaan
untuk bunuh diri. Jika ada yang menyerang kandidat archduke, maka kami yang
terkait dengan mantan faksi Veronica akan dihukum tanpa pertanyaan. Itulah yang
perlu kita hindari lebih dari apapun.”
Matthias dan Laurenz
sejauh ini telah berperan sebagai inti spiritual anak-anak mantan faksi
Veronica, jadi mereka ingin bertanggung jawab untuk meyakinkan anak-anak lain
untuk bekerja sama—tetapi Charlotte menggelengkan kepala.
"Aub secara
pribadi meminta agar kita para kandidat archduke memenangkan mereka,"
katanya. “Itu tugas kita.” Aku tahu dari ekspresinya yang agak kabur bahwa dia
merasa mereka tidak percaya padanya atau hanya secara umum merasa waspada.
“Sekarang, sekarang, milady.
Sebaiknya Kamu membiarkan Matthias dan Laurenz membantumu.” Rihyada melangkah
maju, dalam diam mengawasi dari belakang. “Kamu mungkin tidak bermaksud untuk melakukannya,
akan tetapi kamu tidak bisa membiarkan emosimu mengaburkan penilaianmu. Menjaga
jarak sampai semuanya tenang adalah yang terbaik untuk keselamatan semua
orang.”
Orang-orang mantan
faksi Veronica akan kehilangan orang tua dan anggota keluarga lainnya; ada
beberapa yang mungkin membentak dan melakukan sesuatu yang berbahaya, atau yang
mungkin emosinya akan meledak jika salah langkah. Tujuan kami adalah
menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa dengan membiarkan anak-anak bersumpah nama
dan lolos dari hukuman yang biasanya dijatuhkan dalam situasi seperti ini. Jika
beberapa masih tidak senang dengan itu, maka kami mengambil risiko semua orang
dianggap bersalah.
“Sangat sedikit
bangsawan yang mau melanggar tradisi,” lanjut Rihyarda, “jadi kita tidak dapat
membiarkan diri kita meninggalkan satu celah pun.”
Matthias dan Laurenz
mengangguk setuju, dan semua ksatria pengawal kami menegakkan punggung untuk
memperkuat tekad.
“Makanlah secara
terpisah dari anak-anak lain sampai semuanya diputuskan,” kata Rihyarda kepada
kami para kandidat archduke. "Jika kalian ingin menyelamatkan mereka, maka
kalian harus melakukan lebih dari berusaha untuk memenangkan mereka."
______________
Keesokan harinya,
setelah tahun-tahun pertama tiba, kami mengumpulkan semua orang di asrama. Kami
kemudian mengatakan apa yang telah dilakukan oleh mantan faksi Veronica dan
menjelaskan bahwa akan ada pembersihan di musim dingin.
“Aub Ehrenfest berniat
menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin,” kataku, “dan kami pun berharap melakukan
hal yang sama.”
Wilfried mengangguk.
“Kami telah diberitahu bahwa kami harus mengamankan nama kalian untuk
membenarkan pelanggaran tradisi, akan tetapi perlakuan yang akan kalian terima akan
sesuai dengan pengorbanan besar yang telah kalian lakukan. Pikirkan baik-baik
tentang bagaimana kalian ingin menjalani hidup kalian ke depannya.”
Anak-anak mantan faksi
Veronica mendengarkan dengan tenang. Matthias dan Laurenz berdiri paling depan
kelompok mereka sehingga mereka bisa campur tangan jika ada yang kehilangan
kesabaran dan berusaha untuk menyerang kami.
“Aku membayangkan
bahwa kalian memiliki pemikiran tersendiri tentang masalah ini, dan kalian
kadang-kadang akan merasa marah pada kami karena menghukum orang-orang terdekat
kalian,” kataku. “Namun, tindakan yang dilandasi kemarahan dapat mengakibatkan
banyak kematian yang tidak diperlukan.”
“Apa yang kau maksud, Lady
Rozemyne?” tanya Matthias. Semua mantan faksi Veronica tiba-tiba menatapku.
"Setelah
pembersihan, anak-anak baptis ruang bermain musim dingin akan dikirim ke
kastil, sementara mereka yang terlalu muda untuk dibaptis akan dirawat
pengikutku di panti asuhan."
"Bahkan anak-anak
yang belum dibaptis...?" terdengar suara. Beberapa siswa menatapku tak
percaya. Mereka mungkin adalah orang-orang yang memiliki adik laki-laki dan
perempuan.
“Lady Rozemyne, apakah
adik laki-lakiku masih bisa dibaptis sebagai bangsawan begitu dia dibawa ke
panti asuhan?” tanya Laurenz, jelas terkejut. Fakta bahwa dia memiliki adik
laki-laki yang belum dibaptis adalah berita baru bagiku.
Aku menatapnya, kemudian
mengarahkan pandanganku ke bawah. “Mereka yang berada di panti asuhan akan
menerima pendidikan, dan yang paling berbakat di antara mereka akan mendapatkan
pengakuan kami. Orang-orang yang tidak berniat melakukan balas dendam dan
bersedia melayani Aub Ehrenfest selanjutnya akan dibaptis dengan Uskup Agung
atau Archduke sebagai wali mereka, lalu tinggal di asrama kastil. Namun, karena
ini benar-benar bertentangan dengan tradisi yang diterapkan selama ini, pasti
banyak yang menentang gagasan membiarkan anak-anak penjahat hidup sebagai
bangsawan.”
Rupanya, bangsawan-bangsawan
yang paling menderita di tangan Veronica dan fraksinya mencoba menggunakan
kesempatan ini untuk sepenuhnya melenyapkan mereka semua. Meskipun begitu, aku
ingin menyelamatkan anak-anak sebisa mungkin.
“Jika kita mengikuti
tradisi, anak-anak pra-baptis tidak akan memiliki jalan untuk selamat,” aku
melanjutkan. “Bisa dikatakan bahwa keputusan apa pun yang kalian ambil akan
menentukan hidup mereka mulai saat ini. Sebagai kakak mereka, aku harus meminta
kalian semua membukakan jalan untuk mereka.”
Meski kami secara
terbuka mendiskusikan pembersihan itu, anak-anak dari mantan faksi Veronica
tidak akan dapat mengirimkan surat apa pun pada keluarga mereka untuk memberikan
peringatan. Mereka diliputi ketakutan, kecemasan, dan keputusasaan, benar-benar
terisolasi dari orang yang mereka cintai di Ehrenfest.
Matthias dan Laurenz
membawa anak-anak ke ruang pertemuan agar mereka dapat mendiskusikan situasi
secara lebih mendetail. Setelah melihat mereka pergi, aku memanggil Roderick,
yang merupakan salah satu pengikutku.
“Kisahmu mungkin
membantu meyakinkan mereka, karena kamu bersumpah nama pada keluarga archduke
dan berhasil meninggalkan bekas faksi Veronica,” kataku. “Roderick, bantu
Matthias dan Laurenz, dan beri tahukan keputusan yang mereka ambil padaku.”
Kami kandidat archduke
melarang diri kami untuk berkontak dengan anak-anak sampai mereka mengambil
keputusan, jadi kami tidak memiliki cara untuk mengetahui apa yang mereka
katakan. Namun, dengan mengirimkan Roderick, kami dapat mendapatkan informasi
yang kami butuhkan tanpa masalah.
“Jika memungkinkan,
tanyakan juga tentang komposisi keluarga mereka. Mungkin jika kita mengetahui
berapa banyak anak pra-baptis akan mempermudah kita untuk menyelamatkan mereka.”
"Dimengerti."
Begitu Roderick
meninggalkan ruang bersama, aku menoleh ke Theodore, yang berdiri dengan sabar
di belakang Judithe. “Dalam keadaan seperti inilah aku berharap Kamu melayani
sebagai ksatria pengawalku. Aku rasa ini tidak akan mudah, mengingat Kamu baru
saja memasuki Akademi Kerajaan, tetapi aku yakin Kamu akan melayaniku dengan
baik.”
Theodore, adik
Judithe, melayaniku sebagai ksatria pengawal hanya ketika aku berada di Akademi
Kerajaan. Dia ingin melayani Giebe Kirnberger setelah lulus. Pengumuman
pembersihan kami tiba segera setelah dia pertama kali tiba, dan masuk akal jika
seseorang semuda dirinya akan merasa sangat tegang.
“Kau akan baik-baik
saja,” kata Leonore, melakukan yang terbaik untuk menghiburnya. “Tugasmu di
sini adalah menyelesaikan kelasmu secepat mungkin agar kamu bisa menemani
Lady Rozemyne saat dia pergi ke
perpustakaan atau laboratorium Profesor Hirschur, misalnya. Lulus menjadi lebih
memakan waktu semakin lama, jadi aku tidak sabar melihat kecepatanmu
menyelesaikan tahun pertama. Aku yakin Lady Rozemyne lagi-lagi akan lulus seluruh
kelasnya pada hari pertama karena waktunya dengan Lord Ferdinand dihabiskan untuk
belajar.
Tahun ini, Leonore,
Judithe, dan Theodore harus mengawalku sendirian. Mereka pasti akan berjuang
untuk mengatur semuanya di antara mereka sendiri, itu sebabnya Leonore
menugaskan Theodore untuk menyelesaikannya secepat mungkin.
Theodore melirik
Judithe, prihatin. "Kakakku memberitahuku bahwa aku hampir tidak perlu
melakukan tugas biasa sebagai ksatria pengawal dan sebagai gantinya akan
menjalani pelatihan brutal hari demi hari... jadi ini lebih bertanggung jawab
daripada yang aku perkirakan."
Judithe mundur.
"Theodore, dasar kamu..." katanya pelan.
Leonore mendongak,
tenggelam dalam pikirannya. “Mungkin dia merasa seperti itu karena, di
tahun-tahun sebelumnya, Lady Rozemyne pulang ke rumah saat dia menyelesaikan
kelasnya. Dan memang, tidak dapat dihindari bahwa dia akan menghabiskan lebih
sedikit waktu untuk tugas mengawal.”
"Oh begitu. Jadi kakak
selalu yang paling lambat menyelesaikan kelasnya? Itu masuk akal."
“Leonore! Theodore! Kumohon,
cepat hentikan!” Seru Judithe, tiba-tiba berlinang air mata. “Aku akan bekerja
keras untuk menjadi ksatria pengawal yang pantas untuk Lady Rozemyne tahun ini,
jadi kumohon!”
Leonore terkikik. “Aku
tidak akan mengatakan Judithe lambat merampungkan kelas; sebaliknya, dia
meluangkan waktu dan berusaha keras untuk memastikan bahwa dia mendapat nilai
setinggi mungkin. Belum lagi, dalam hal serangan jarak jauh tidak ada seorang
pun di asrama yang bisa mengalahkannya. Dia adalah salah satu siswa kami yang
paling cakap, dan dia bahkan dipuji Lord Bonifatius.”
"Apa? Kita masih
membicarakan kakakku, kan?!” Seru Theodore, matanya melebar. Dia telah
menghabiskan beberapa tahun terakhir di rumah, jadi dia pasti tidak mengetahui
detail yang lebih rumit tentang kerja keras dan kesuksesan Judithe.
“Keunggulannya selama
ini tidak diakui karena dia dikelilingi oleh siswa lain yang unggul dalam
pelajaran praktik, seperti Angelica dan Cornelius,” lanjut Leonore. “Judithe
menyelesaikan pelajaran tertulis tahun lalu dalam waktu singkat, asal kau tahu.
Judithe, aku berharap tahun ini Kamu bekerja lebih keras untuk membuktikan
kepada Theodore betapa istimewa dirimu yang sebenarnya.”
Kata-kata Leonore
sepertinya menyalakan api pada Judithe—dia jelas tidak akan membiarkan adiknya
menyusulnya. Aku memahami perasaannya dengan baik; Aku juga bekerja keras untuk
menjadi kakak yang baik untuk Charlotte dan Melchior.
Kami tidak bisa membiarkan adik kami
mengalahkan kami dengan mudah, kan? Good luck, Judithe.
“Bagaimanapun juga,
Theodore —sapa Judithe dengan namanya bukan kakak saat bertugas. Kami tidak
ingin ada kebingungan ketika berbicara satu sama lain atau memberi perintah.
Juga, karena kita adalah rekan kerja, kami menahan diri untuk tidak menggunakan
gelar kehormatan satu sama lain. Kamu juga bisa memanggilku 'Leonore'.”
“Dimengerti, Leonore.”
Theodore menggumamkan
"Judithe" berulang kali, mencoba membiasakan diri, sementara Judithe
juga bergumam bahwa dia merasa aneh mendengar Theodore memanggilnya dengan
namanya. Sungguh menggemaskan betapa miripnya mereka saat mereka berdua menatap
berkeliling dengan bingung, dan aku tidak bisa menahan tawa.
“Aku juga berjuang
untuk membiasakan diri dengan banyak hal ketika mengubah pekerjaan dan statusku,”
kataku.
“Kapan itu, Lady
Rozemyne?” Judithe bertanya, berbalik menghadapku. Mata ungunya berbinar karena
kegembiraan.
“Banyak hal berubah saat
aku menjadi putri angkat archduke. Aku bingung saat harus mulai memanggil
Wilfried saudaraku padahal belum pernah bertemu dengannya, dan kemudian Lord
Sylvester menyuruhku berhenti memanggilnya dengan gelar untuk menekankan
kedekatan kami. Aku membayangkan bahwa Kamu dan Theodore akan membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri, tetapi tidak akan butuh waktu terlalu lama jika kalian
mulai memandangnya sebagai bagian dari pekerjaan.”
Meskipun itu seperti cerita lama bagiku
sekarang. Dulu semasa aku masih magang sebagai gadis suci, aku bahkan biasa
memanggil Damuel dengan "Sir Damuel."
Aku menatap kakiku,
merenungkan kebenaran yang tidak akan dipercaya oleh siapa pun, bahkan jika aku
memberi tahu mereka.
___________
"Lady Rozemyne,
hampir semua orang telah mengambil keputusan," Roderick mengumumkan saat
dia kembali.
Kami beralih ke ruang
pertemuan sehingga kami bisa mendengarnya. Seperti yang dia katakan, mayoritas
anak-anak dari mantan faksi Veronica telah memutuskan kepada siapa mereka akan
bersumpah nama begitu dianggap bersalah. Dari enam belas anak, tiga berniat
memberikan nama mereka secara khusus kepadaku.
“Matthias, Laurenz,
dan Muriella memiliki orang tua yang sudah bersumpah nama ke Lady Georgine,
jadi keputusan mereka sudah bulat. Matthias dan Laurenz berkata bahwa mereka
akan membuat batu sumpah lebih cepat tanpa menunda-nunda lagi, dengan begitu akan
mempermudah anak-anak lain untuk mencontohnya.”
Aku memindai daftar sumpah
nama anak-anak dan melihat beberapa tren yang sangat jelas.
“Dari ksatria magang
dan pelayan magang, tampaknya sebagian besar laki-laki ingin memberikan nama
mereka kepada Wilfried, dan sebagian besar anak perempuan kepada Charlotte.
Sementara itu, para cendekiawan magang ingin memberikannya kepada aub.”
“Kurasa hanya
Matthias, Laurenz, dan Muriella yang ingin melayaniku,” kataku. Matthias dan
Laurenz adalah ksatria magang, sedangkan Muriella adalah cendekiawan magang
wanita. “Aku ingin menambah jumlah magang perempuanku...”
Lieseleta akan lulus
tahun ini dan Brunhilde tahun depan. Bertilde sudah akan ke akademi saat itu,
yang akan membantuku, tapi aku tetap membutuhkan satu atau dua pelayan magang
lagi. Sayangnya, sepertinya aku tidak terlalu populer.
“Gadis-gadis yang
kehilangan orang tua pasti akan kesulitan untuk menikah di Ehrenfest,” Roderick
menjelaskan. “Itulah mengapa mereka ingin bersama Lady Charlotte, yang memiliki
kemungkinan besar untuk menikah dengan kadipaten lain.”
Gadis-gadis itu tahu
bahwa mereka kemungkinan besar akan diizinkan untuk mengikuti Charlotte ketika
saatnya tiba—atau, lebih tepatnya, sejak awal kami tidak ingin pengikut yang
telah bersumpah ditinggalkan di Ehrenfest. Charlotte akan memberi mereka
dukungan ke kadipaten mana pun mereka pindah, dan mereka terikat untuk
mendapatkan mitra yang lebih baik di sana daripada di Ehrenfest, di mana
keluarga mereka dianggap penjahat. Dengan demikian, tidak dapat dihindari bahwa
lebih banyak ksatria dan pelayan magang wanita ingin melayani Charlotte.
“Kalau begitu, aku
akan berpikir bahwa para cendekiawan magang —yang tidak akan diizinkan masuk ke
kadipaten lain karena takut akan spionase— akan berusaha untuk melayaniku. Jadi
mengapa mereka semua meminta untuk melayani Wilfried atau keluarga archduke...?”
tanyaku, bingung.
“Karena menjadi
pengikutmu berarti pergi ke gereja, yang masih dipandang rendah di kalangan
masyarakat bangsawan. Plus, Hartmut terkenal keras, jadi...”
“Hartmut? Keras?"
Philine bertanya, memiringkan kepala. “Dibanding Lord Ferdinand, dia adalah
penjelmaan kebaikan. Dia selalu menjelaskan sesuatu dengan sangat sopan.”
Roderick setengah
tersenyum. “Dia mungkin lebih baik dari Lord Ferdinand, tapi dia akan dengan
mudah menjauhkan orang-orang yang dia rasa tidak berguna baginya. Status
Hartmut sangat tinggi di kalangan cendekiawan, dan mereka akan takut dimarahi
olehnya padahal mereka sudah kehilangan keluarga dan bersumpah nama.
Melayaniku pasti
berarti pergi ke gereja, dan cendekiawan mana pun yang melayaniku harus bisa
bekerja dengan Hartmut, yang sangat terlibat dalam industri percetakan.
Singkatnya —meskipun banyak
yang ingin memberikan nama mereka kepadamu, Lady Rozemyne, ada terlalu banyak
alasan bagi mereka untuk ragu,” kata Roderick. Bibirnya kemudian meringkuk
menjadi senyum bermasalah. “Selain itu Kamu juga memiliki tubuh yang lemah.”
Aku masih cukup lemah
sehingga aku bisa mati kapan saja, banyak sekali yang takut memberikan nama
mereka kepadaku dan menemui ajal dini sebagai akibatnya. Lagi pula, jika lord
atau lady meninggal sebelum mereka dapat mengembalikan namamu, maka Kamu akan
mati bersama mereka.
“Belum lagi, kamu
tidak berpartisipasi dalam sosialisasi karena Ritual Persembahan, dan kamu
cenderung pingsan di tengah acara, jadi bahkan pelayan magang pun—”
“Waschen.”
Dalam sekejap, kepala
Roderick terendam air. Lieseleta entah mengapa memegang schtappe, dan kami
hanya bisa berkedip bingung saat dia tersenyum cerah kepada kami semua.
"Aku melihat
kotoran di mulutnya, jadi aku mengambil kebebasan menggunakan waschen."
“Aku juga
menyadarinya,” kata Brunhilde sambil tersenyum dan mengangguk. “Tapi aku merasa
masih ada yang tersisa . Roderick, kau harus segera membasuh wajahmu secara
menyeluruh. Ayo, biarkan aku menemanimu.”
Mata kuningnya
menyipit, Brunhilde mengamankan Roderick dan membawanya keluar ruangan.
Semuanya sangat tiba-tiba sehingga tidak ada yang bisa menghentikan mereka, dan
tanpa kami sadari, Roderick dipindahkan secara paksa di tengah-tengah
laporannya.
Aku menatap Lieseleta,
bingung. "E-Erm... Lieseleta..."
“Tolong tunggu
sebentar, Lady Rozemyne. Aku akan menuangkan teh segar,” kata Lieseleta sambil
tersenyum, lalu melangkah keluar ruangan dengan anggun. Ketika aku melihat
sekeliling, aku melihat Philine dan Judithe sama-sama menghela nafas.
"Um, apakah
kalian berdua tahu apa yang baru saja terjadi...?" Aku bertanya.
Ada jeda singkat saat
mereka bertukar pandang, lalu Leonore melangkah maju. “Tidak ada yang terjadi
sama sekali. Lieseleta dan Brunhilde benar: mulut Roderick perlu dibersihkan. Hanya
itu."
Tidak terlihat seperti itu bagiku, tapi... Aku
jelas tidak boleh mengoreknya lebih jauh.
Aku memutuskan untuk
tidak bertanya lebih jauh, dan tak lama kemudian, Roderick kembali bersama
Brunhilde. Dia tampak agak tertekan—dan tidak lebih bersih dari sebelumnya.
“Pasti sudah bagus.
Sekarang, Roderick —Kau bisa melanjutkan laporanmu,” kata Brunhilde, meletakkan
tangan di punggung dan mendesaknya di depanku. Dia mengambil waktu sejenak
untuk menenangkan diri, lalu berdiri tegak dan tersenyum.
“Maafkan aku. Izinkan aku
untuk melanjutkan laporanku. Kamu memperlakukanku sama adilnya dengan semua
pengikutmu yang lain, Lady Rozemyne. Jika mantan faksi Veronica melihatmu
memperlakukan Matthias dan Laurenz dengan pertimbangan yang sama, mereka
mungkin akan merasa lebih cenderung untuk bersumpah nama kepadamu. Dan karena
mereka berdua tidak mengira kandidat archduke lain akan mengubah pendirian,
mereka berniat untuk mengambil inisiatif dan memberikan nama mereka terlebih
dahulu.”
Mereka ingin
menunjukkan keadilan yang aku berlakukan kepada pengikutku untuk menunjukkan
kepada anak-anak lain bahwa tidak ada yang akan dilecehkan setelah bersumpah
nama.
“Muriella mengagumi
Lady Elvira. Kekhawatiran akan faksi dan keluarga berarti dia belum bisa
mengatakannya, tetapi memberikan nama kepadamu akan mengubahnya. Dia tidak akan
lagi dihukum karena mengungkapkan seleranya, dan dia akan membaca buku-buku
Lady Elvira lebih cepat daripada kebanyakan orang, yang akan sangat memotivasi
dirinya.”
Deskripsi itu saja
memungkinkanku untuk melihat nama Muriella. Dia gadis berambut merah muda yang
tampak lebih bersemangat dari siapa pun tentang buku baru yang ditambahkan ke
sudut perpustakaan asrama — yang akan menunggu dengan penuh semangat di dekat
rak untuk buku baru Elvira, lalu membacanya begitu cepat sehingga mata hijaunya
menjadi buram. Aku ingat dia menyebutkan bahwa orang tuanya, sebagai anggota
mantan faksi Veronica, menolak untuk membeli buku yang ditulis oleh bangsawan
Leisegang.
“Muriella ingin
memberikan namanya kepada Lady Elvira, tetapi karena dia terbatas pada anggota
keluarga archduke, dia memilihmu sebagai alternatif terdekat.”
“Aku akan bertanya
apakah Ibu bisa menerima namanya saja,” kataku. Sumpah nama sangat penting,
jadi aku ingin mengabulkan keinginan mereka yang bekerja sama sebanyak yang aku
bisa.
Aku mengirimkan
pertanyaanku pada Sylvester, yang kemudian dibalas dengan usulan: Aku dapat
menerima nama Muriella, tetapi mengembalikannya setelah lulus dengan begitu dia
dapat bersumpah pada Elvira. Mengamankan lebih banyak cendekiawan untuk
industri percetakan adalah urusan mendesak, jadi dia berniat agar aku mengajari
Muriella dasar-dasar pekerjaan pengikutku dan kemudian menjadikannya sebagai
bawahan Elvira.
“Selain itu, Lady
Rozemyne—kami ingin membicarakan tentang Gretia denganmu.” "Apakah sesuatu
terjadi?"
“Sebagai pelayan
magang tahun keempat, dia ingin bersumpah nama padamu demi perlindungan dan
alasan lain akan tetapi kesulitan untuk memilih.”
Gretia adalah gadis
pemalu dan agak pendiam, yang rupanya membuatnya menjadi bahan ejekan anak
laki-laki. Dia menginginkan wali di Akademi Kerajaan lebih dari segalanya — dan
setelah melihat Roderick baik-baik saja, dia memutuskan untuk memberikan
namanya kepadaku.
“Dia memperhatikan
bahkan detail yang paling kecil dan sangat terampil dalam menjaga kamar wanita
dan urusan sehari-hari tetap teratur. Sayangnya, mengingat kepribadiannya dia
tidak piawai memimpin interaksi dengan orang lain, dan dia tidak yakin bahwa
dia akan menjadi pengikutmu mengingat seberapa sering Kamu terlibat dengan kadipaten
peringkat atas dan keluarga kerajaan.”
“Kurasa dia ada
benarnya…” kataku, lalu menoleh ke Lieseleta dan Brunhilde.
Brunhilde meletakkan
tangan kontemplatif di pipinya. “Kita harus ingat bahwa Lieseleta akan lulus
tahun ini. Gretia menerima nilai luar biasa sebagai pelayan magang, jadi,
ketika Bertilde mulai masuk Akademi tahun depan, mungkin kita bisa membuat
mereka saling melengkapi dalam urusan internal dan eksternal.”
Sebagai archnoble,
Brunhilde dan adiknya, Bertilde, keduanya diharapkan untuk menjalin hubungan
dengan kadipaten tingkat atas dan berbisnis dengan Kedaulatan. Elvira masih
mengajari Bertilde dan tidak diragukan lagi berfokus pada keterampilan yang
sangat penting ini saat kami berbicara. Sepertinya aku membutuhkan pelayan
yang, seperti Lieseleta, piawai menangani masalah internal.
“Aku sendiri mednoble,
jadi aku saat ini mempercayakan negosiasi dengan kadipaten tingkat atas dan
Kedaulatan ke Brunhilde,” kata Lieseleta. “Gretia mengatakan bahwa dia kurang
percaya diri, tapi aku yakin dia akan berhasil. Berdasarkan apa yang aku lihat,
dia lebih dari mampu berurusan dengan laynoble dan mednoble.”
"Benar,"
tambah Brunhilde. “Dilihat dari penampilannya di pesta teh dan Turnamen Antar
Kadipaten, dia akan bertugas lebih dari sekedar baik. Aku juga akan berada di
sini hingga akhir tahun depan, jadi Gretia tidak perlu khawatir. Dia bisa
mengandalkanku.” Ada kekuatan tertentu di mata kuningnya.
Kebutuhanku akan
pelayan memang menjadi sebuah fakta yang tak terhindarkan. Aku memilih agar
Gretia fokus pada masalah internal sebagai pengikutku dan meminta Roderick
menyampaikan berita ini padanya.
Upacara kenaikan tingkat
dan gathering akan dimulai besok, dan tidak ada dari kami yang tahu kapan
pembersihan akan dimulai atau selesai. Pengikutku membagikan rinsham dan jepit
rambut kepada siswa lain, seperti yang telah mereka lakukan tahun lalu, dan
kami memulai persiapan kami. Kami tidak dapat membiarkan kadipaten lain
mengetahui bahwa asrama kami sedang dalam situasi krisis.
Post a Comment