Prolog
Aku meminta Gil menghubungi Benno sekembalinya aku ke gereja, dan dia membawa surat kepada Perusahaan Gilberta pada hari yang cerah berikutnya. Tampaknya Benno tidak terlalu sibuk di musim dingin, jadi aku mendapat balasan langsung yang menyatakan bahwa dia akan siap untuk bertemu denganku sore itu juga.
“Kalau begitu, aku akan menyiapkan ruangan direktur panti asuhan untuk menerima kunjungannya. Tolong beri tahu Lutz tentang ini. ” "Sesuai kehendak anda," jawab Gil.
Lutz kembali untuk makan siang dengan membawa pesan balasanku, dan pada bel kelima, Perusahaan Gilberta tiba. Benno, Mark, dan Lutz semuanya hadir. Kami langsung menuju ruang tersembunyiku, di mana aku melompat ke Lutz, hampir tidak melihatnya sepanjang musim dingin. Kemudian, ketika baterai internalku diisi ulang, aku mengatakan kepada Benno bahwa aku ingin dia menjual bahan ajarku di kastil.
"Maaf apa? Kau ingin menjualnya di kastil?! Tunggu sebentar!”
“Tapi kita tidak punya waktu luang! Harus mulai dijual sesegera mungkin.”
“Berhentilah berpikir sungguh! Apa yang kumaksudkan, karyawanku saat ini tidak cukup terlatih untuk pergi ke kastil sekarang.”
Perusahaan Gilberta pada dasarnya melakukan bisnis dengan laynoble, sembari perlahan-lahan berkembang ke mednoble dan archnoble. Koneksiku telah mengamankan satu pelanggan tingkat tinggi yaitu Elvira, tetapi seperti yang bisa ditebak dari fakta bahwa hanya Benno dan Mark yang pernah membawa barang kepadanya, mereka hampir tidak memiliki karyawan yang cukup terampil untuk mengunjungi kastil. Bahkan karyawan yang memiliki tata krama segera habis dalam persiapan untuk melayani restoran Italia belum sepenuhnya siap. “Karyawan, hm? Bagaimana jika Kau membawa beberapa pelayanku dan pendeta abu-abu sebagai pelayan? Hanya menjual produk, tidak menerima pesanan, jadi siapa pun yang mampu berhitung seharusnya baik-baik saja.”
Saat melakukan bisnis dengan bangsawan, standarnya segala sesuatu dibuat sesuai pesanan. Di luar barang-barang konsumsi seperti kertas pohon, seseorang tidak akan pernah hanya membawa dan menjual produk jadi. Bahkan rinsham disediakan secara khusus bagi archnoble yang memakainya; Benno akan membawakan mereka berbagai sampel yang terbuat dari bahan musiman dan lulur, lalu menerima pesanan berdasarkan kombinasi pilihan mereka. Aku pribadi baru saja membeli sampel, tetapi untuk mempertahankan kepura-puraan bangsawanku, aku mengisi formulir pemesanan dan berpura-pura itu dibuat khusus untukku.
“Kau akan langsung menjual sesuatu yang telah kau buat sebagai hasil kerajinan musim dingin? Kau tidak akan menerima pesanan khusus dari para bangsawan di kastil?” Benno bertanya, matanya melebar.
Aku mengangguk. “Ya, kita hanya akan menjualnya apa adanya. Tapi kita harus bertindak cepat. Kau dan Mark dapat menangani pesanan dari bangsawan yang menginginkan produk yang butuh kostumisasi, tetapi kita akan langsung menjual buku kepada mereka yang lebih suka memilikinya segera. Untuk itu, setiap pendeta abu-abu yang pintar berhitung akan diterima.”
"Baik. Di pihak kami, kami punya Mark, Leon, dan aku. Kami akan memintamu untuk memilih dua pendeta abu-abu dewasa untuk membantu, dan Kau ingin persiapan pakaian untuk mereka sebelum membawa mereka ke kastil, kan?”
Kami tentu saja tidak bisa membawa pendeta abu-abu dengan jubah mereka ke kastil; sebagai gantinya, kami membutuhkan set pakaian yang tepat untuk mereka kenakan sehingga mereka dapat berbaur dengan Perusahaan Gilberta. “Gil, menurutmu siapa yang cocok untuk pekerjaan ini? Fran sudah akan membawa cawan, jadi kita hanya perlu satu orang lagi.”
"Fritz pernah melayani pendeta biru, jadi dia seharusnya baik-baik saja."
"Kalau begitu, aku akan meminta bantuan Fran dan Fritz."
Setelah menentukan salesman baru kami, tiba saatnya untuk menentukan harga dan kuantitas produk kami.
“Kurasa kita bisa mematok harga buku bergambar masing-masing dengan satu emas kecil, karuta dipatok seharga lima perak besar, kartu remi hitam-putih seharga tiga perak besar, dan kartu remi berwarna seharga satu emas kecil,” saranku.
Mengingat bahwa kami telah berhasil menurunkan biaya pabrik kertas dan tinta sejak menjual buku bergambar awal yang ditujukan untuk orang kaya, kami dapat menurunkan harga buku baru kami tanpa masalah. Set karuta memakai pencetakan mimeograf, karena Wilma tentu saja tidak dapat menggambar semuanya sendiri, dan karena terbuat dari kayu, biaya produksinya lebih murah daripada buku. Adapun kartu remi, ini memiliki komponen yang lebih sedikit daripada karuta, itulah sebabnya varian hitam-putih adalah produk termurah kami. Namun, karuta berwarna, meskipun sangat cantik, jauh lebih mahal karena kelangkaan tinta. Untuk alasan ini, mereka menjadi sasaran para archnoble yang ingin mengukuhkan status tinggi mereka.
“Untuk saat ini, mari kita siapkan seratus untuk masing-masing item. Itu sudah cukup, mengingat berapa banyak anak yang ada.”
"Mengerti. Saya akan memuat kotak kayu dengan masing-masing seratus.”
Dengan selesainya hal itu, kami mulai mendiskusikan metode terbaik untuk menjual barang-barang kami. Masalah terbesar adalah kami tengah menghadapi bangsawan, yang berarti metode penjualan yang digunakan pada rakyat jelata mungkin tidak bekerja. Mark pergi ditengah diskusi untuk memulai persiapan lebih awal, dan setelah kami selesai, Benno mengukur pakaian Fran dan Fritz dan mulai menunjukkan talinya kepada mereka. Sementara itu, Gil dan Lutz pergi ke workshop untuk memeriksa produk dan mulai mengemasnya.
Saat ini berlangsung, aku menyadari bahwa Damuel mengerutkan kening, sedikit menunduk dalam bisu ketika Perusahaan Gilberta sibuk bergerak. Itu adalah ekspresi tertekan yang dulu pernah kulihat di wajah Philine di ruang bermain.
"Ada apa, Damuel?" tanyaku. “Jika Kau memperhatikan sesuatu yang penting, jangan ragu untuk memberi tahuku. Mungkin saja Kau mengetahui sesuatu yang tidak kami ketahui.”
Masih banyak budaya dunia ini yang tidak aku ketahui, dan saat Benno berbisnis dengan bangsawan, fakta bahwa dia adalah orang biasa berarti ini akan menjadi pertama kalinya dia memasuki kastil. Dengan asumsi bahwa Damuel telah memahami masalah yang hanya diperhatikan oleh bangsawan, mungkin saja kami akan membuat kesalahan besar saat melakukan bisnis kecuali dia mengatakan sesuatu di sini.
“Yah, apa yang aku perhatikan adalah... meskipun buku bergambar anda cukup bagus, Lady Rozemyne, dan lebih murah daripada buku-buku lain, itu masih terlalu mahal untuk dibeli dengan mudah oleh keluarga laynoble. Aku hanya khawatir akan banyak anak yang merasa frustasi dan minder dengan yang lain. Aku mengatakannya sebagai seseorang yang secara pribadi berasal dari keluarga bangsawan yang kurang berada.”
Sudah menjadi rahasia umum bahwa laynoble yang kurang berada umumnya memiliki lebih sedikit uang daripada rakyat jelata kaya, dan aku menggigit bibir frustrasi karena tidak mengingat fakta sesederhana itu. Buku bergambar membuat belajar menjadi lebih mudah, tetapi anak-anak yang paling membutuhkannya adalah mereka yang terlalu miskin untuk mempekerjakan guru terampil. Bahkan di sini, jumlah uang yang dimiliki keluarga akan berdampak besar.
“Aku mengerti bahwa tidak semua bangsawan akan bisa membeli buku, tapi kita tidak bisa menurunkan harganya lebih jauh dari yang sudah kita patok,” kataku sopan, melihat Benno menembakku dengan tatapan tajam. Dia tidak akan pernah menyetujui penurunan harga untuk bangsawan, dan mempertimbangkan rencana bisnis masa depan kami, menjualnya dengan kerugian sejak awal tidak akan bijak bagi kami.
“Memang benar harganya sudah jauh lebih rendah dari yang seharusnya,” aku merenung, “tapi aku pikir akan lebih cerdas memikirkan cara agar semua orang yang ingin buku bisa mendapatkannya. Lutz, apakah kamu punya ide? ”
“Aku pikir satu-satunya solusi adalah meminjamkan buku kepada pihak yang tidak mampu membelinya.”
Harga buku mahal—sangat mahal sehingga hanya memilikinya saja sudah merupakan ciri kekayaan seseorang. Karena itu, membeli dan meminjamnya bukanlah hal yang mudah. Ruang buku gereja dibuat sedemikian rupa sehingga hanya anggota gereja yang bisa masuk, dan seseorang tidak hanya harus menjadi pendeta biru atau gadis suci biru untuk meminjamnya, tetapi mereka juga membutuhkan izin dari Uskup Agung atau Pendeta Agung.
Untuk memasuki ruang buku kastil, pertama-tama seseorang harus memberikan bukti bahwa status mereka cukup tinggi. Yang kemudian ingin meminjam buku harus membayar deposit besar, yang akan dipakai sebagai jaminan untuk menutup biaya kerusakan seperti halaman yang robek atau kotor. Cita-cita perpustakaan yang meminjamkan buku secara gratis tidak terpikirkan di sini.
“Saat ini, meminjam buku bukanlah hal yang mudah. Tetapi bagaimana jika kita menganggap ini sebagai tantangan untuk mengubah budaya dan membuat prosesnya lebih mudah diakses?” Lutz menyarankan.
Aku terdiam dalam lamunan untuk sejenak. “Jika yang menjadi masalah adalah jaminan yang terlalu tinggi, mungkin kita bisa menurunkannya.”
Kita bisa mematok murah biaya sewa dan orang tua setuju untuk membayar uang jika terjadi kerusakan. Ini akan menjadi penyalahgunaan wewenang, tapi aku dapat menduga bahwa orang tua akan memastikan buku-buku tersebut diperlakukan dengan baik, karena mereka meminjamnya dariku, putri angkat archduke. Ini juga akan menjamin bahwa mereka membayar jika ada buku yang rusak.
"Mungkin kita bisa mematok murah biaya sewa dan pertukaran cerita baru?" Aku menambahkan, mengingat kembali kisah-kisah yang diceritakan Philine dan gadis-gadis lain kepadaku. Jika aku membayar untuk cerita, mungkin akan memungkinkan bahkan mereka yang terlalu miskin untuk membeli buku untuk menyewa mereka sebagai gantinya.
“Aku pikir Kau juga harus mempertimbangkan panjang cerita. Beberapa mungkin jauh lebih panjang daripada cerita lain.”
"Benar. Aku akan pertimbangnkan saat membelinya,” kataku. Dengan menghitung upah berdasarkan panjang setiap manuskrip dan meminta anak-anak menuliskannya, semuanya diharapkan akan bekerja; Aku akan mendapatkan cerita baru, dan anak-anak dengan keterampilan menulis tangan yang buruk akan mendapatkan kesempatan untuk berlatih dan mendapat uang. Aku dengan sangat cerdas membunuh tiga burung dengan satu batu.
Tetapi ketika aku mulai memotovasi diriku, aku melihat mulut Benno berkedut. “Lady Rozemyne, kita berurusan dengan sejumlah besar uang; Aku tidak percaya mengubah praktik yang sudah mapan berdasarkan keinginan tiba-tiba akan bijak untuk kita. Tolong selesaikan ide hanya setelah mendiskusikannya dengan Pendeta Agung dan melakukan persiapan dengan baik,” katanya, mata merah gelapnya dipenuhi dengan kemarahan yang sepertinya berkata, “Jangan beri aku pekerjaan ekstra ketika aku sudah sangat sibuk sampai aku bisa mati.”
Aku sekarang memiliki lebih dari cukup pengalaman untuk mengetahui bahwa aku sekitar lima detik lagi akan menerima beberapa semburan— semburan yang tidak perlu diragukan lagi akan dilepaskan seandainya aku bukan putri angkat archduke.
“Aku kira aku harus memikirkan dengan baik ide pembayaran manuskrip sebelum menerapkannya. Untuk saat ini, kita cukup menurunkan biaya sewa. Ohohoho,” kataku untuk menghindari kemarahan Benno, menuliskan semua itu ke dalam diptych di hatiku. Aku akan mempertimbangkan untuk menyewakan materi-materi tersebut kepada laynoble sebagai dasar untuk bisnis persewaan buku di masa depan atau perpustakaan pribadiku.
_____________
Hari dimana kami akan menjual produk kami tiba dalam sekejap mata. Aku mengeluarkan Pandabus-ku di pintu depan gereja dan melihat semua orang menumpuk muatan ke dalamnya, dan seketika itu, kotak itu penuh dengan peti kayu yang masing-masing berisi seratus set karuta, buku gambar, dan dek kartu remi.
Karena Fran dan Fritz akan menemani kami sebagai pedagang dari Perusahaan Gilberta, Benno memberi mereka pakaian yang mirip dengan yang dikenakan Mark dan Leon. Tapi Fran sudah terbiasa memakai pakaian biasa saat mengunjungi kota bawah, Fritz terlihat tidak nyaman saat memakainya.
“Rozemyne, apakah kamu benar-benar berniat untuk membuat orang-orang dari Perusahaan Gilberta naik ini?” Ferdinand bertanya, mengerutkan kening saat dia melihat Lessy manisku.
“Well, di luar sedang turun salju. Kereta mungkin macet di ditengah jalan jika kita memakainya, benar kan?” kataku, menunjuk lapisan salju tebal yang menutupi tanah.
Ferdinand menyilangkan tangan dan bergantian melihat salju dan para pedagang. “Argumenmu masuk akal, tetapi di Ehrenfest tidak ada bangsawan yang mengizinkan pedagang dan produk mereka untuk menaiki highbeast mereka.”
"Tidak apa-apa. Aku sepenuhnya siap untuk menjadi pelopor dalam segala hal, dikenang dalam sejarah selamanya sebagai sumber dari semua tren.”
“Tidak ada bangsawan masa depan yang akan mengikuti teladanmu; kamu akan berdiri sendiri dalam sejarah,” dia membalas sambil menghela nafas, sebelum melihat ke anak-anak lain. “Fran, Fritz—kurasa tidak mudah dipaksa untuk mengakomodasi keinginan tuanmu, tapi aku percaya kalian berdua akan melakukan yang terbaik. Adapun Kau, Benno, aku mengerti stres yang Kau rasakan lebih baik daripada siapa pun. Tetapi berjalan dengan Rozemyne berarti berurusan dengan ide-ide tak terhitung jumlahnya yang dia keluarkan entah dari mana. Ini adalah takdir yang Kau pilih sendiri, dan Kau harus pasrah menerimanya.”
Mendengar itu, semua orang melirik ke arahku, lalu mengangguk serius dan kalah.
Haruskah akumencemaskanbetapa mudahnyamerekasemua menerima itu? Maksudku, kaliansemua bertahan karenakalianingin, bukan karena pasrah pada nasib atausemacamnya .. kan?
Aku menggembungkan pipiku dengan cemberut, tapi tetap saja membukakan pintu Pandabusku untuk mereka. "Jika persiapan kalian sudah selesai, silakan masuk."
Fran naik lebih dulu karena dia sudah terbiasa, diikuti oleh Benno, yang menunjukkan seringai seseorang yang baru saja melihat sesuatu yang benar-benar menyeramkan. Mark tersenyum seperti biasa, sementara Leon mulai menyentuh seluruh Lessy dan mengeluarkan suara terkejut begitu dia berada di dalam. Fritz, sebaliknya, tampak sangat ketakutan saat dia masuk, bahkan berteriak kaget saat aku menutup pintu.
“Semuanya, tolong kencangkan sabuk pengaman kalian. Fran, ajari mereka caranya.”
"Sesuai kehendak anda," jawab Fran. Dan sementara dia menunjukkannya, Brigitte naik ke kursi depan penumpang. Tampaknya membawa serta pengawal merupakan hal penting, karena aku bepergian bersama pedagang.
Begitu kami terbang melintasi langit didalam Lessy, kursi belakang menjadi berisik. Masuk akal, mengingat biasanya tidak terpikirkan bahwa rakyat jelata akan memiliki kesempatan untuk terbang, tetapi kebanyakan dari mereka mengatakan sesuatu seperti "Aku merasa mual" atau "Aku pusing." Berdasarkan betapa gembiranya Gil dan Nicola saat mereka mengendarai Pandabus-ku, dapat dikatakan bahwa reaksi negatifnya adalah karena kebanyakan pengendara saat ini adalah pria tua yang keras kepala.
“Selamat datang kembali, Lady Rozemyne,” Norbert memulai saat kami tiba, langsung berhenti dan melebarkan matanya ketika dia melihat berapa banyak orang yang keluar dari highbeastku. Seperti yang diperkirakan, bagi bangsawan biasa, gagasan tentang highbeastku yang penuh dengan rakyat jelata benar-benar mengejutkan. Dia melihat mereka menurunkan peti, memejamkan mata, dan kemudian menarik napas dalam-dalam. "Lady Rozemyne, apakah ini orang-orang dari Perusahaan Gilberta?"
"Tepat sekali. Ini adalah izin yang diberikan kepadaku oleh Aub Ehrenfest. Norbert, kita akan langsung bergerak ke ruang bermain. Tolong bimbing kami ke sana.”
Norbert berhenti sejenak, lalu tersenyum. "Sesuai kehendak anda. Silakan ikuti saya."
Ferdinand, yang baru saja selesai menyingkirkan highbeastnya, menekan pelipisnya dan menghela nafas berat. “Rozemyne, ini bukan pintu untuk rakyat jelata. Pedagang dan sejenisnya memiliki pintu masuk terpisah.”
Ah. Tentu saja rakyat jelata tidak akan menggunakan pintu masuk yang sama dengan anggota keluarga archduke, pikirku, dengan sedih menundukkan kepala. Itu adalah sesuatu yang seharusnya aku ketahui sekarang. Aku memakai gerbang yang berbeda dari para pedagang saat memasuki Area Bangsawan, jadi masuk akal jika aku juga menggunakan gerbang yang berbeda untuk memasuki kastil. Pedagang seharusnya masuk melalui pintu biasa yang digunakan oleh pelayan dan semacamnya.
“Um… Maaf? aku, ah..." Aku terdiam, bahkan tidak tahu harus berkata apa.
Ferdinand menggelengkan kepala. “Maaf, Norbert. Aku tidak menyadari bahwa Rozemyne berniat menerbangkan para pedagang dengan highbeastnya sampai aku melihatnya bersiap untuk melakukan hal itu beberapa saat sebelumnya. Sudah terlambat untuk mengatur kereta, dan sekarang, sudah begini. Rozemyne, Kau dapat dimaafkan kali ini, tetapi berhati-hatilah untuk tidak mengulangi kesalahan ini di masa depan. Sekali lagi aku minta maaf, Norbert, tapi aku minta Kau membawa mereka melewati pintu ini sekali ini saja.”
"Sesuai kehendak anda, Lord Ferdinand."
Aku masuk ke Pandabus single seat-ku dan mengikuti Norbert dan Ferdinand. Para anggota Perusahaan Gilberta berada dekat di belakangku, membawa peti-peti produk dagangan.
“Selamat pagi, Lady Rozemyne,” semua anak berkata begitu aku tiba.
"Selamat pagi semuanya. Kami akan membutuhkan waktu untuk bersiap, jadi kalian dipersilakan untuk bermain sampai kami siap.”
Anak-anak menatapku dengan mata penuh harap seperti biasanya, dan aku bisa melihat bahwa ada banyak orang tua. Mereka mungkin menganggap ini sebagai kesempatan sempurna untuk menjalin hubungan denganku.
“Kau terlambat, Rozemyne,” kata Wilfried dengan tangan menyilang dan kepala terangkat tinggi. Aku telah memintanya untuk membantuku menjual barang hari ini, dan karena ini adalah pertama kalinya dia dipercaya untuk bekerja, dia menjadi sedikit terlalubersemangat.
“Wilfried, silakan bermain karuta dengan yang lain sebagai demonstrasi untuk orang dewasa. Ini pekerjaan yang sangat penting, karena mereka cenderung membeli sesuatu ketika mereka mengerti cara menggunakannya.”
“Itu masuk akal. Kalau begitu, ayo main!” seru Wilfried kepada para pengikutnya, yang semuanya dengan penuh semangat setuju dan mulai mengantre karuta.
Para bangsawan berkumpul dan menyaksikan demonstrasi karuta dengan penuh minat. Ini berarti bahwa gadis-gadis itu tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan, jadi aku memanggil mereka. “Bolehkah aku meminta kalian semua membacakan buku bergambar dengan keras kepada ayah dan ibu kalian?” Aku bertanya. “Dengan begitu, mereka akan melihat seberapa jauh perkembangan keterampilan membaca kalian.”
"Sesuai kehendak anda, Lady Rozemyne!"
Gadis-gadis, mengobrol dengan suara gembira, berlari ke orang tua mereka dengan buku bergambar yang dipeluk di dada mereka. Kemudian, mereka mulai membaca dengan suara keras. Aku bisa mendengar ketegangan merayapi suara mereka saat mereka mulai melakukannya, karena mereka terbiasa dibacakan daripada sebaliknya.
“Dan Cornelius, kumohon ajak teman-temanmu bermain kartu,” kataku, menyerahkan satu bungkus kartu padanya.
"Tapi aku pengawalmu," katanya, menatap mereka dengan sedih. Sayang sekali, meskipun, semua pengikutku ada disana, dia adalah satu-satunya yang bisa berbaur dengan para siswa.
“Karena Angelica hari ini tidak ikut, kamu adalah satu-satunya murid yang kumiliki. Aku mengandalkanmu.”
"Baiklah aku mengerti. Aku kira aku satu-satunya orang untuk pekerjaan itu, kalau begitu. Aku akan melakukan apa yang Kau inginkan.”
Angelica belum kembali dari Akademi Kerajaan, jadi aku tidak punya orang lain untuk dimintai bantuan. Cornelius melakukan seperti yang diinstruksikan, menarik beberapa siswa dan memulai permainan blackjack dengan aturan yang sedikit diubah, di mana para bangsawan dewasa terdekat berkumpul untuk menyaksikan.
Sementara mereka fokus menyaksikan demonstrasi, aku mengalihkan perhatianku ke Perusahaan Gilberta dan memberi isyarat agar mereka memulai persiapan. Aku dapat melihat bahwa stan telah didirikan di salah satu sudut seperti permintaan kami, jadi aku mengambil kesempatan untuk berterima kasih kepada penanggungjawab ruang bermain.
“Saya rasa tribun sudah siap. Terima kasih. Sekarang, Benno—bariskan produknya, jika Kau mau berbaik hati.”
"Sesuai kehendak anda, Lady Rozemyne."
Benno menjajarkan produk di stand seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, lalu menyiapkan uang receh untuk mempermudah proses pembayaran. Ada dua kursi dan meja di dekat tribun, di mana Wilfried dan aku akan duduk untuk berbicara dengan para bangsawan yang ingin membeli bahan ajar.
Di ujung ruangan terdapat kursi untuk Ferdinand, ditempatkan disana sehingga dia bisa melihat keseluruhan ruangan dan mengamati proses penjualan. Dia akan mengawasi kami seperti elang, melacak perilaku bangsawan, apakah Perusahaan Gilberta cukup baik untuk kembali ke kastil di lain waktu, dan apakah aku akan membuat kesalahan konyol. Saat kami dalam tahap persiapan, dia berjalan berkeliling dan mengamati setiap demonstrasi dengan penuh ketertarikan.
Leon berdiri di stan kartu remi, Fran di stan buku bergambar, dan Fritz di stan karuta, sementara Benno dan Mark berdiri di belakang mejaku, siap berbicara dengan bangsawan mana pun yang ingin terlibat dalam diskusi bisnis yang lebih detail.
"Lady Rozemyne, semuanya sudah siap," kata Benno.
Aku mengangguk, menunggu Wilfried memenangkan permainan, dan kemudian berbicara di ruangan itu. “Terima kasih atas kesabaran kalian, semuanya. Perusahaan Gilberta sekarang akan memulai penjualan bahan ajar.”
Saat itu, Wilfried mendorong tanggung jawab membersihkan karuta ke anak di sampingnya, berlari mendekat, dan duduk di kursi di sampingku.
“Bagi yang berminat untuk membeli, silakan datang langsung,” sambungku sambil tersenyum. “Karena kami menjual bahan ajar, kami akan memprioritaskan pelanggan yang membawa serta anaknya.”
Tidak lama kemudian para bangsawan mulai mendekati stand kami, secara alami muncul dalam urutan status mereka. Anak pertama berjalan bersama ayahnya; lalu mereka berdua berlutut. Semua anak telah memperkenalkan diri kepadaku sebelumnya, tetapi tidak dengan orang tuanya, jadi mereka semua perlu membuka dengan salam panjang bengsawan. Salam ini sangat panjang sehingga aku tidak akan bisa menangani semuanya sendiri, itulah sebabnya aku meminta Wilfried untuk membantu.
Agak cepat menjadi jelas bahwa ada lebih banyak anak laki-laki dengan orang tua mereka berbaris di depan Wilfried, sementara lebih banyak anak perempuan mengantri di depanku. Mereka mungkin mengira bahwa ini memberi mereka kesempatan terbaik untuk akhirnya menjadi pengikut kami.
Setelah perkenalan panjang pertama selesai, aku menginstruksikan ayah dan anak itu untuk berdiri, lalu mengulurkan slip pesanan. “Apa yang ingin anda beli hari ini, Giebe Groschel?”
“Putriku meyakinkanku bahwa buku gambarmu sangat indah, Lady Rozemyne, dan dia yakin adiknya juga akan tertarik dengan karuta dan kartu remi. Apa dayanya aku untuk bisa menyangkal putri kecilku? Aku akan membeli semuanya,” katanya, mengambil pena dan tersenyum ketika dia melihat putrinya, yang sedang meneliti slip pesanan.
Gadis itu menyeringai bangga, rambut merahnya yang khas sedikit bergoyang-goyang saat terkikik puas. “Lady Rozemyne, buku bergambar anda sangat mudah dibaca. Anda dapat membacanya juga, Ayah.”
Aku tersenyum lebar padanya karena memuji buku-buku itu, memeriksa formulirnya, dan kemudian menyerahkannya kepada Benno.
“Ini barang-barang kalian,” kata Benno, menyerahkan produk yang dipesan kepada pelayan Count Groschel sebagai ganti sejumlah uang yang dibutuhkan. Dan begitulah.
“Semuga semua itu membantumu belajar.”
"Terima kasih, Lady Rozemyne."
Begitu Count Groschel pergi, bangsawan berikutnya melangkah maju. Aku melirik ke samping saat mendengarkan sapaan lain untuk melihat Wilfried menangani bangsawan di hadapannya dengan sikap percaya diri. Dia mengambil slip pesanan dan memberikannya kepada Mark.
“Giebe Kirnberger, semua yang dijual di sini cocok untuk belajar. Berkat materi-materi ini, saya mempelajari semua huruf dannama-nama dewa. Jaga agar anak-anak anda tetap fokus dan mereka akan belajar juga.”
"Terima kasih atas saran anda, Lord Wilfried."
Lambat laun, antrean panjang yang menunggu untuk dilayani oleh aku dan Wilfried mulai berkurang. Seperti yang diperkirakan, hanya para bangsawan cukup berada yang mampu membeli semua bahan ajar. Ketika kami melayani mednobles, sebagian besar tampaknya lebih tertarik pada karuta dan kartu, karena semua anak mereka dapat bermain bersama dengan mereka. Hanya sedikit yang membeli buku bergambar, mengingat betapa mahalnya setiap volume, alih-alih memprioritaskan karuta sebagai pilihan yang lebih murah untuk belajar tentang para dewa. Kemudian, ketika tiba antrian laynoble, kebanyakan hanya membeli satu produk, tampaknya berjuang untuk membelinya. Namun, semuanya tampak berharga; anak-anak berkobar dengan motivasi saat menggenggam karuta atau kartu remi mereka, bertekad untuk menang tahun depan.
Namun kemudian ada beberapa anak yang tidak punya apa-apa, terpaksa iri melihat anak-anak yang sudah dibelikan bahan ajar oleh orang tuanya. Tampaknya mereka yang sejak awal tahu bahwa mereka tidak akan mampu membeli apa pun tidak membuang waktu untuk bertanya kepada orang tua mereka.
Di antara anak-anak yang tampak sedih adalah Philine.
"Philine, apakah orang tuamu tidak datang hari ini?" Aku bertanya.
"Tidak. Sepertinya, mereka sibuk hari ini,,,,” katanya dengan senyum dipaksakan. Semua anak-anak terdekat tanpa orang tua memalingkan muka, tidak mau mengakui hal yang sama.
"Jadi begitu. Well, di akhir musim dingin kami akan meminjamkan buku bergambar dan karuta yang saat ini digunakan, jadi sekaranglah waktunya untuk mendiskusikan peminjaman dengan orang tuamu.”
“Lady Rozemyne, aku menghargai pemikiran itu, tapi...” Philine terdiam, bibirnya sedikit gemetar saat dia berjuang untuk mengatakan bahwa dia bahkan tidak punya uang untuk itu.
“Asal tahu saja, kamu tidak perlu uang untuk meminjam bahan ajar dariku.”
"Apa?" semua orang bertanya, mendongak dengan ekspresi terkejut.
Aku tersenyum kecil melihat reaksi yang sudah aku perkirakan itu, lalu menutup mulutku dengan tangan dan merendahkan suaraku agar terdengar seperti sedang berbagi rahasia. “Yang aku inginkan adalah cerita yang belum aku ketahui. Tolong kumpulkan semua jenis cerita untukku.”
"Um... Akankah... Apakah cerita seperti yang ibuku ceritakan padaku masuk hitungan?"
“Ya, Philine. Kau telah mengajariku tiga cerita. Jadi, aku akan meminjamkanmu tiga buku bergambar.”
Pertama Philine, lalu semua anak laynoble lain, bersorak gembira.
“Lady Rozemyne, maukah anda meminjamkan saya satu set karuta juga sebagai ganti beberapa cerita yang saya tahu?”
"Tentu saja. Selama aku belum tahu ceritanya, akan ku pikirkan set karuta untukmu. Namun berhati-hatilah agar tidak kotor atau rusak; Kau akan dikenakan biaya jika sesuatu terjadi.”
"Oke!"
Aku akan meminta orang tua meneken perjanjian yang menyatakan bahwa mereka akan memperlakukan barang dengan baik dan membayar segala kerusakan. Dan sebagai imbalan cerita baru, aku akan meminjamkan mereka bahan ajar dari musim semi hingga musim dingin berikutnya.
Post a Comment