Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 9: 16. Buntut Kejadian

 


16. Buntut Kejadian



Ternyata, feybeast itu sama sekali tidak meledak. Sebaliknya, itu tumbuh lebih dari sepuluh kali ukurannya aslinya dalam sekejap, berubah dari setinggi lutut menjadi menjulang di atas kami. Itu sangat besar, sampai-sampai, aku berada di bawah kepalanya bahkan saat terbang di udara. Itu sepenuhnya menutupi bulan, membuat bayangan di atas kami.

“Goltze?!” Eckhart, yang melesat mengejar feybeast itu untuk mengambil ruelle, segera melompat mundur dan menaiki highbeast-nya. Damuel dan Brigitte melakukan hal yang sama, menatap feybeast dengan kagum.

"Apa itu goltze?" Aku bertanya.

“Evolusi tinggi zantze, tetapi ini pertama kali aku benar-benar melihat evolusi itu terjadi,” kata Justus.

Feybeasts mirip kucing yang menyerang kami tampaknya disebut zantz, dan dengan menyerap mana, itu berevolusi melalui berbagai wujud hingga akhirnya menjadi goltze. Zantze biasanya akan membesar dengan memakan ruelle dan feybeast lain, tetapi mereka paling banter akan berevolusi menjadi fetze, yang merupakan tahap evolusi berikutnya. Itu bukan Darwinisme ilmiah, tapi terminologinya tetap masuk akal.

“Ini pasti terjadi karena menyerap mana anda, putri. Tetapi tingkat evolusi ini biasanya tidak terpikirkan.”

Goltze setinggi dua lantai itu mulai bergerak dengan lamban. Itu membuka mulutnya yang besar lebar-lebar, lalu mulai memakan semua feybeast kecil di sekitarnya. Feybeast yang lebih kecil ini panik karena kemunculan tiba-tiba dari goltze yang sangat kuat. Beberapa segera melarikan diri, sementara sisanya mencoba melahap yang ada di sekitar mereka bahkan demi sebagian kecil kekuatan ekstra, yang dengan cepat berubah menjadi kekacauan.

"Ordonnanz," kata Justus, membuat ordonnanz untuk mengirim permintaan bantuan mendesak kepada Ferdinand. “Lord Ferdinand, seekor zantze memakan ruelle yang diisi dengan mana Lady Rozemyne dan berevolusi menjadi goltze. Itu perlu segera dimusnahkan. Saya meminta bantuan Ordo Ksatria."

Mendengarkan laporan Justus dengan gigi terkatup, Eckhart mengubah schtappe menjadi claymore dua tangan yang cukup besar. Justus melihat di antara dia dan bilahnya, lalu menyipitkan mata.

"Eckhart, apa kau bisa menanganinya?"

“Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti sampai aku mencobanya. Karena evolusi dadakan, golze tidak akan memiliki pemahaman yang tepat tentang mana dan ukurannya. Jika hendak menyerang, itu harus sekarang ketika itu masih bergerak dengan lamban.”

Eckhart memelototi goltze, tidak mengalihkan mata darinya bahkan sedetik pun saat dia mengalirkan mana ke dalam claymore. Makhluk itu menjilati feybeast yang lebih kecil dengan lidah besarnya, menarik dan memasukkannya ke dalam mulut. Eckhart menerbangkan highbeast-nya di atas kepalanya, melihat ke bawah, lalu mengayunkan pedangnya.

“HAAAAAA!”

Seberkas cahaya menyilaukan melesat dari pedangnya ke arah golze. Itu terlihat seperti serangan yang sama persis dengan yang Karstedt gunakan saat kami disergap saat Doa Musim Semi, terlebih karena Eckhart dan Karstedt sangat mirip. Meskipun serangan Eckhart memang tampak lebih lemah.

Melihat cahaya menyilaukan mendekatinya dengan cepat, golze itu mendongak, tepat pada saat tebasan itu mengenai wajahnya. Itu meraung kesakitan dan kemarahan, mengungkapkan bahwa serangan itu sebenarnya cukup untuk merusaknya. Tapi tidak dipertanyakan lagi bahwa Eckhart tidak akan bisa mengalahkannya seorang diri.

Tetap saja, terdorong oleh beberapa demage, Eckhart mengayunkan kembali claymore-nya. Feybeast-feybeast yang lebih kecil mundur ke semak-semak, entah takut cahaya atau terjebak dalam pertempuran.

Di tengah semua itu, Justus mulai meraih ruelle demi ruelle, sembari mengeluarkan instruksi. “Brigitte, Damuel! Bawa Lady Rozemyne dan segera lari! Standby di kota pertanian!”

Dengan tuntunan Brigitte, aku melayang jauh di atas highbeastku. Kami melewati hutan dan kembali ke kota pertanian yang lengang, di mana kami berhenti dan berbalik. Bahkan dari sana, kami dapat melihat goltze itu masih mengamuk dari goyangan tidak wajar pepohonan.

Well, apa yang harus kita lakukan sekarang?

Mengalahkan zantz kecil adalah hal mudah karena mereka hanya menimbulkan sedikit ancaman, tapi goltze yang bahkan terlalu berlebihan untuk dibunuh oleh seorang ksatria archnoble seperti Eckhart. Yang jelas-jelas menjadi masalah disini adalah manaku—aku hanya pernah memakainya ketika kesadaranku lepas kendali atau ketika aku memberi berkah, jadi aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengamati ukurannya dari sudut pandang objektif.

Ferdinand seringkali membicarakan tentang bagaimana aku perlu belajar mengendalikan manaku —aku perlu menjaga diriku terlindungi darinya karena manaku terlampau banyak, dan dia perlu memastikan aku tidak menimbulkan ancaman bagi archduke. Tapi aku tidak pernah benar-benar mengerti apa yang dia maksud. Aku selama ini belum mampu benar-benar mengukur seberapa besar manaku sebenarnya.

“Aku tidak tahu manaku bisa melakukan itu pada feybeast. Ini semua salahku, bukan?”

“Tidak, Lady Rozemyne, ini kesalahan kami karena gagal melindungi anda,” kata Brigitte datar, menyebabkan Damuel memegangi perutnya karena stres saat dia menatap ke dalam hutan.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Aku bertanya. "Kita tidak bisa meninggalkan goltze begitu saja."

“Lady Rozemyne, serahkan masalah ini pada Ordo Ksatria. Inilah alasan keberadaan mereka,” kata Brigitte dengan bangga, sedikit membusungkan dadanya. Tapi dilihat dari betapa tidak efektifnya serangan Eckhart, aku tidak terlalu optimis.

“Lihat, Lady Rozemyne—Lord Eckhart akan kembali. Sekarang semuanya seharusnya baik-baik saja," katanya. Dan memang, dua highbesat melesat keluar dari pepohonan dan terbang ke arah kami. Itu Justus dan Eckhart.

Tepat ketika mereka mencapai kami, ordonnanz tiba. Itu mendarat di lengan Justus, lalu berbicara dengan suara Ferdinand. “Aku menuju ke sana sekarang juga. Buat rott. Kita perlu membereskan goltze sebelum menyebabkan kerusakan lebih jauh. Pertama, Eckhart harus menyerang makhluk itu. Jika itu tidak cukup untuk membunuhnya, Rozemyne perlu membuat perisai angin terbalik, membentuk sangkar yang feybeast tidak bisa melarikan diri darinya. Rozemyne, dari semua orang yang ada disana, hanya kamu yang mampu menahan feybeast yang telah mengkonsumsi manamu.”

Ordonnanz mengulangi pesan Ferdinand tiga kali, lalu kembali ke wujud feystone. Damuel segera mengeluarkan schtappe dan berkata "rott," mengirimkan seberkas cahaya merah yang melesat ke langit.

“Membuat sangkar dari Angin...? Apakah hal seperti itu bisa dilakukan?” Eckhart bergumam.

“Dia memberitahuku cara bagaimana melakukannya—aku hanya perlu membalikkan cara kerja perisai angin secara normal,” kataku. "Kurasa ini kekacauanku, jadi aku sendiri yang harus membereskannya."

Ada kemungkinan situasi ini bisa terjadi lagi selama misi pengumpulan mendatang jika kami bertemu dengan kawanan feybeast lain, atau jika feystone yang diisi dengan manaku dirampas, jadi aku perlu belajar menangani masalah semacam ini lebih cepat daripada nanti. Dan sejujurnya, aku tidak merasa terlalu gugup tentang hal itu, karena Ferdinand telah menasihatiku tentang apa yang harus dilakukan. Ini adalah masalah yang disebabkan manaku, dan aku merasa lebih baik membantu memperbaikinya daripada hanya menunggu orang lain membereskannya untukku.

“Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, Rozemyne. Menurutmu berapa banyak mana yang terpendam di dalam tubuh kecilmu itu? Kau memberkati banyak ksatria dan mengalirkan banyak mana ke dalam ruelle. Bagaimana Kau bisa memiliki cukup waktu untuk berdoa kepada para dewa untuk membuat perisai Angin? Ini sembrono,” kata Eckhart, menggelengkan kepala dengan acuh.

Aku memiliki lebih dari cukup mana dalam diriku untuk membuat perisai Angin, tetapi bagi kebanyakan orang, itu tampaknya sembrono sampai pada titik berbahaya. Dengan kata lain, tidak banyak orang yang diberitahu tentang berapa banyak mana yang sebenarnya aku miliki. Semua orang tahu bahwa manaku sangat melimpah sampai berterima kasih atas berkah yang aku berikan selama upacara pembaptisan, tetapi mereka tidak tahu persis berapa kapasitasnya.

Yang artinya, aku tidak pernah membandingkan manaku dengan mana orang lain, jadi aku juga tidak memiliki titik referensi yang jelas. Sementara aku berpikir tentang cara bagaimana membalasnya, Justus menyilangkan tangan dan menatap Eckhart.

“Eckhart, dari semua orang di sini, Lord Ferdinand tahu lebih baik daripada siapa pun seberapa kuat feybeast itu sekarang setelah mengkonsumsi mana Lady Rozemyne. Dan kita semua barusan mendengar dia mengatakan bahwa hanya dia yang mampu menghadapinya kan? Yang perlu Kau lakukan d adalah mengikuti Perintah Lord Ferdinand dan bantu Lady Rozemyne ​​memancing goltze itu ke sangkar Angin.”

Eckhart menatapku dengan khawatir, tapi dengan cepat menepisnya dan mengangguk. "Kamu benar. Aku akan bantu sebisaku. Rozemyne, singkirkan feybeast untuk menghemat mana demi membuat perisai Angin. Terbanglah bersama Brigitte. Semuanya, kita akan mengikuti highbeast kita dan melawan highbeast kecil mana pun yang coba menyerangnya. Paham?"

"Ya pak!"

Aku mengubah Lessy menjadi feystone dan naik ke highbeast Brigitte, sebelum kembali ke hutan tempat golze terus mengamuk. Itu bergerak lebih cepat dari sebelumnya, kemungkinan karena semakin terbiasa dengan mana melihpahnya atau seberapa besar tubuhnya.

Begitu kami mendekat, kepalanya menyalak ke arah kami. Dua pupil memanjang secara vertikal mengunciku, sebelum terbuka lebih lebar dalam menunjukkan dengan jelas bahwa golze itu telah mengidentifikasiku sebagai mangsa. Tatapan karnivora di matanya membuatku bergidik.

Saat itu melesat ke depan, setelah mengidentifikasiku sebagai gumpalan mana, Eckhart memukul mundurnya dengan tebasan dan berteriak. "Rozemyne, berdoalah kepada para dewa!"

“Wahai Dewi Angin Schutzaria, pelindung semuanya. Wahai dua belas dewi yang melayaninya...” Aku pun berdoa, mengalirkan mana ke dalam cincinku seperti yang selama ini selalu kulakukan.

Untuk sepersekian detik, rasanya seolah-olah sang dewi itu sendiri berada tepat di sebelahku. Aku secara refleks menatap bulan ungu, bulu kudukku berdiri. Aku tidak tahu apakah itu karena bulan atau apakah ada sesuatu yang benar-benar ada di dekatnya, tetapi entah bagaimana aliran mana terasa sedikit berbeda.

“Tolong dengarkan doaku dan pinjamkan kekuatan sucimu. Berikan aku perisai Angin-mu, sehingga aku mampu menerbangkan mereka yang bermaksud jahat,” lanjutku, membayangkan payung terbalik saat aku membuat perisai Angin untuk mengurung goltze. Dan, seperti yang kubayangkan, perisai amber tembus pandang muncul di udara. Bahkan memiliki desain yang sama di bagian dalam.

Sekarang terkurung di dalam kubah raksasa, goltze itu menyerang perisai, yang segera dipukul mundur. Semua orang menghela nafas lega, tapi aku memegang dadaku; Aku telah merasakan sepotong manaku tersedot oleh dampaknya. Untuk sesaat, kupikir itu hanya firasatku, tapi tidak—mana-ku terkuras setiap kali golze mengamuk dan mengenai perisai Angin.

“Rozemyne, kamu tidak terlihat baik. Apakah manamu menahannya dengan baik?”

“Aku masih baik-baik saja. Hanya saja... ini sangat berbeda dari yang biasa ku lakukan. Aku sebelumnya pernah membuat beberapa perisai Angin, tapi manaku tidak pernah tersedot setiap kali diserang.”

“Itu karena goltze menyerang dengan mana yang dibatalkan oleh perisaimu. Aku kira semua orang yang Kau hadapi sebelumnya tidak memiliki banyak mana,” jawab Eckhart.

Aku mengangguk. Dia benar. Pertama kali aku menggunakannya adalah saat Doa Musim Semi ketika aku melawan petani, dan ketika memakainya untuk melindungi para penghuni gereja, aku tidak terkena mana Ferdinand secara langsung; perisaiku hanya memblokir percikan api mana yang diarahkan pada jumlah katak.

Aku tidak pernah berpikir bahwa mempertahankan perisai Angin melawan musuh yang kuat akan membutuhkan mana sebanyak ini. Aku menggertakkan gigi dan melotot ke arah goltze yang berulang kali menghantam perisai, mencoba menerobos. Jika terus menguras manaku pada tingkat ini, aku tidak tahu apakah aku mampu mempertahankan perisai dan mengulur waktu sampai Ferdinand tiba.

Datanglah secepat mungkin, Ferdinand.

“Rozemyne, kamu terlihat pucat. Kamu belum kehabisan mana kan?” tanya Eckhart.

"Aku masih punya mana," jawabku.

Pasti butuh banyak waktu untuk mempertahankan perisai di tengah-tengah serangan, tapi masalah yang lebih besar bagiku saat ini adalah konsentrasi. Dulu, yang perlu aku lakukan hanyalah membuat perisai dan hanya itu, tetapi sekarang aku harus tetap fokus dan mempertahankan aliran manaku untuk mencegah agar perisai tidak pecah.

“Tapi aku melawan musuh yang bahkan lebih hebat dari golzte sekarang.” “Musuh yang bahkan lebih besar ?! Apa itu mungkin?!” seru Eckhart.

"Tidur."

Kelelahan dan berlalunya waktu telah menyatu menjadi salah satu musuh terbesar umat manusia: kantuk. Meskipun aku tidur lebih awal malam itu, kami tidak meninggalkan kota sampai lama setelah bel ketujuh. Waktu sudah larut malam ketika ruelles mulai tumbuh dan aku bisa memanennya, dan sejak saat itu terjadi konflik tanpa henti. Tubuh mudaku sudah mencapai batasnya.

Selain itu, aku berkendara dengan Brigitte. Salah satu lengannya melilitku, dan karena dia melembutkan pelindung dadanya agar tidak menyakiti kepalaku, aku memiliki bantal payudara yang paling luar biasa menarikku untuk tertidur.

Nnngh. Aku hanya ingin tidur!

“Bertahanlah, Rozemyne! Di sini tidak ada orang lain yang mampu membuat dan mempertahankan perisai sebesar itu!”

"Aku tahu itu! Itu sebabnya aku menawarkan kesepakatan. Seseorang, siapa pun— ceritakan beberapa cerita lucu dan menarik untuk mengusir kantukku!” Aku membuka kelopak mataku yang terkulai untuk terus memelototi goltze, meminta para ksatria untuk tidak hanya menjatuhkan feybeast lebih kecil yang sesekali melompat ke arah kami, tetapi untuk membuatku tetap terjaga.

“Itu perintah yang sulit. Justus mungkin adalah orang untuk pekerjaan itu, dengan semua informasi yang dia miliki. Ladeni itu, teman.”

“Sebentar. Aku pandai mengumpulkan informasi, bukan menceritakannya. Belum lagi, aku tidak cukup mengenal Lady Rozemyne untuk memilih cerita yang bagus untuknya. Damuel sudah lama melayaninya, jadi pasti dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan ini.”

Kedua archnoble itu menatap ke arah Damuel, yang memucat dan menggelengkan kepalanya dengan keras. “Lady Rozemyne ​​tertarik pada buku dan perpustakaan. Saya tidak tahu cerita apa pun yang bisa memuaskannya!” dia berseru.

Justus segera mengangkat alis. “Perpustakaan? Kalau begitu, haruskah aku menghiburmu dengan cerita tentang perpustakaan Akademi Kerajaan?”

"Ya! Kumohon! Katakan padaku berapa banyak buku yang ada disana, tentang apa buku-buku itu... Apa saja!”

Rasa kantukku hilang seketika. Akademi Kerajaan adalah sekolah untuk anak-anak bangsawan yang akan ku masuki ketika aku genap berusia sepuluh tahun, dan memiliki perpustakaan sekolah yang lengkap. Aku ingin menggunakan kesempatan itu untuk belajar sebanyak mungkin tentang hal itu.

Justus tertawa. "Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan bertemu seseorang yang begitu tertarik pada hal-hal sesepele ini."

Dari sana, Justus mulai memberitahuku segala sesuatu tentang perpustakaan Akademi Kerajaan. Itu mungkin hal sepele yang tidak berarti bagi kebanyakan orang, tetapi bagiku, itu adalah informasi yang berharga dan menarik. Tahun dibangun, jumlah buku yang disimpan, tentang buku-buku itu, siapa yang paling banyak menyumbangkannya, nama dan usia pustakawan yang bekerja di dalamnya, dan akhirnya, rak buku terlarang—setiap detail membuat hatiku terenyuh.

“Maaf membuat kalian menunggu!”

Saat keinginanku untuk pergi ke Akademi Kerajaan meledak, Ferdinand tiba. Singa putihnya membubung ke tempat kami berada, sebelum mengepakkan sayap untuk berhenti di tempat.

“Jadi itu goltzenya, kalau gitu. Kau telah melakukannya dengan baik untuk membuatnya tetap terkurung di sana, Rozemyne. Itu pasti membutuhkan banyak konsentrasi dan mana. Bagus sekali,” kata Ferdinand, memujiku ketika dia melihat perisaiku dan goltze yang mengamuk di dalamnya.

“Aku bisa fokus berkat Justus yang memberi tahuku banyak hal menarik.”

"Jadi begitu. Dilihat dari raut wajah orang lain, aku akan menahan diri untuk tidak menanyakan detailnya. Eckhart, ayo kita hancurkan goltze itu sekarang juga.”

"Laksanakan!"

Ferdinand segera mengalihkan pandangan dariku ke Eckhart, lalu mengeluarkan schtappe dan mengubahnya menjadi claymore. Dia kemudian terbang melesat ke udara, mengalirkan lebih banyak mana daripada yang pernah aku lihat sebelumnya ke pedangnya. Eckhart menatap Ferdinand dengan tegang, lalu berdiri dengan protektif di depan kami dan perlahan mengangkat claymorenya, turut mengalirkan mana ke dalamnya.

Begitu Ferdinand berada di atas kepala goltze, claymorenya mulai bersinar dengan warna-warni pelangi. "Kita serang habis-habisan!" dia meraung. "Siapkan pedang kalian!"

Pada saat itu, dia mengangkat pedangnya di atas kepala dan melesat ke arah makhluk itu seolah-olah berencana untuk menabraknya. Saat turun, sepertinya pelangi bersinar yang menyelimuti pedangnya semakin terang.

"Rozemyne, singkirkan perisainya!"

Aku segera menyingkirkan perisaiku, dan dalam sekejap, baik Ferdinand dan Eckhart mengayunkan pedang mereka. Tebasan cahaya yang sangat besar turun ke kepala Goltze, dengan cepat diikuti oleh ledakan memekakkan telinga, dan gelombang kejut yang sangat sangat kuat hingga membuatku terhuyung-huyung. Pohon-pohon tercabut dari tanah dan runtuh saat tanah dan batu beterbangan di udara.

“HAAAAAA!” Aku menyilangkan tangan ke depan wajah tepat saat Brigitte menyapukan jubahnya ke sekeliling kami untuk berlindung. Aku mendengar suara puing-puing menghantam tanjung, tapi sepertinya tebasan Eckhart telah melindungi area di belakangnya dari sebagian besar kerusakan.

Ayunan tunggal Ferdinand telah memusnahkan goltze, membuatnya meleleh menjadi kehampaan total. Yang tersisa hanyalah feystone besar, yang dia ambil dan lihat sebelum menggelengkan kepala. "Seperti yang diperkirakan. Itu tidak bisa digunakan.”

Feystone yang kami peroleh dengan membunuh goltze, tentu saja, adalah feystone goltze, bukan ruelle. Batu itu berisi mana sekelompok feybeast di atas manaku sendiri, artinya itu tidak akan bisa digunakan untuk ramuan.

"Eckhart, bagikan ini nanti," kata Ferdinand sambil melemparkan batu feystone ke arahnya. Eckhart menangkapnya, lalu dengan hati-hati memasukkannya ke dalam salah satu kantong kulitnya.

Ketika aku melihat ke atas pohon-pohon yang tumbang, aku melihat pohon ruelle yang sebelumnya masih berdiri. Namun, tidak ada satu pun ruelle yang tersisa— mereka semua telah dikumpulkan oleh Justus atau dimakan oleh para feybeast.

“Aku gagal.....” gumamku.

Meskipun telah sejauh ini bersama mereka semua dan berhasil mengisi ruelle dengan mana, zantze merampasnya dari kami. Karenanya kami terpaksa memanggil Ferdinand kemudian berubah menjadi goltze, meninggalkannya untuk membereskan kekacauan, dan apa yang harus kami pamerkan untuk itu? Sama sekali tidak ada.

Aku merasakan sebuah tangan besar bertumpu di atas kepalaku. “Kau tidak bisa disalahkan; kita hanya kekurangan informasi tentang Malam Schutzaria. Tahun depan, kita akan sepenuhnya siap untuk situasi ini. Jadi... jangan menangis," kata Ferdinand.

“A-aku tidak menangis. Aku hanya menguap karena aku sangat lelah,” kataku, buru-buru mengucek mata dan menatap Ferdinand, yang tertawa pendek dan angkuh.

Post a Comment