Aku duduk di kursi tepat di tengah kantor Sylvester. Keringat dingin mengalir di punggungku saat mataku beralih dari Sylvester, ke Ferdinand, ke Karstedt.
Urk. Mengapa semua orang terlihat sangat marah dan menakutkan?
"Bersihkan kamar," Sylvester memberi perintah. “Selain Rozemyne, hanya kami bertiga yang dibutuhkan di sini.”
"Lord Sylvester, apakah anda tidak membutuhkan seseorang untuk menjelaskan apa yang terjadi ketika dia sakit dan tidak sadarkan diri?" tanya Rihyana.
“Mundur, Rihyarda. Kami dapat meminta lebih banyak detail nanti jika kami membutuhkannya,” jawab Sylvester, mengerutkan alis sedalam yang biasanya Ferdinand lakukan. Semua pengikutku patuh, menatapku dengan tatapan cemas saat mereka pergi.
Tidak! Jangan tinggalkan aku di sini untuk mati!
Mendengar pintu tertutup tanpa ampun di belakang mereka membuatku ingin menangis. Rasanya seperti aku menghadiri salah satu wawancara tekanan di mana majikan mencoba menyingkirkan orang lemah dengan menghancurkan emosional mereka. Aku mencari-cari jalan keluar, akan tetapi Ferdinand menggelengkan kepalanya.
“Kami tidak punya pilihan. Kau berbicara dengan pangeran tanpa pengikut, dan dengan demikian kami dapat menyimpulkan bahwa keluarga kerajaan lebih suka mereka tidak tahu apa yang kalian diskusikan. Kami ingin menghormati keputusan itu sebaik mungkin.”
"Dengan kata lain, Kau ingin aku memberi tahu kalian semua yang aku bicarakan dengan Pangeran Anastasius...?"
"Ya," kata Sylvester. “Kita perlu mengetahui segalanya jika kita ingin merencanakan langkah Ehrenfest selanjutnya.”
Dan dia mengatakannya, tapi aku merasa tidak enak hati untuk mengungkapkan kehidupan asmara Anastasius setelah dia mengumpulkan keberanian untuk membicarakannya. Lagipula, entah apa yang akan dia lakukan padaku jika dia sampai tahu?
“Apa yang kami diskusikan sangat pribadi, sehingga aku tidak berpikir Pangeran Anastasius akan menghargaiku jika aku memberi tahu seseorang,” kataku.
“Itu tidak diperlukan jika kau bangsawan normal, tetapi kamu diluar perkiraan di setiap kesempatan. Semuanya harus kau katakan. Tidak ada yang boleh disembunyikan, kalau tidak Kau akan terus melakukan kesalahan yang sama,” jawab Ferdinand. Sungguh dia ada benarnya —aku pasti butuh beberapa petunjuk tentang bagaimana melanjutkan dari sini. Sangat mungkin aku melakukan beberapa hal abnormal tanpa menyadarinya.
Aku mengangguk, pada saat itu Sylvester mengambil tempat duduk. Karstedt bergerak untuk berdiri di belakangnya, sementara Ferdinand duduk di kursinya yang biasa untuk merekam pertemuan seperti cendekiawan, mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.
“Well, tolong jelaskan bagaimana kamu menumbuhkan hubungan yang begitu dekat dengan keluarga kerajaan, meski baru menghabiskan setengah musim dengan mereka?” tanya Ferdinand. "Mengingat Pangeran Anastasius mengirim keluar pengikutmu, kalian pasti telah mendiskusikan sesuatu yang sangat pribadi."
"Tunggu apa? Hubungan dekat...?” Aku sangat terkejut sampai aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulangi kata-kata itu. Kami sama sekali tidak dekat—aku sendiri telah berjanji untuk tidak pernah mendekatinya, artinya aku hanya berbicara dengannya ketika dia memanggilku, dan diskusi kami hanya terfokus pada Eglantine. “Aku hanyalah korban keadaan. Aku tidak bisa menentang perintah keluarga kerajaan, jadi aku tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi.”
"Serius?" Sylvester bertanya, memelototiku meskipun faktanya jawabanku benar-benar serius.
Maaf, tapi fakta adalah fakta.
Ferdinand mulai membolak-balik surat-surat yang tertumpuk di atas meja, jelas tidak puas dengan jawabanku. "Kapan pertama kali kau berkontak dengan pangeran?" Dia bertanya. "Laporan kami menyebutkan itu selama latihan whirling, tetapi jika Kau ingat sesuatu sebelum itu, katakan sekarang."
“Um... Kurasa kau bisa katakan itu saat aku menyapanya saat gathering. Dia mengeluh kepadaku, mengatakan bahwa aku tidak seperti rumor yang dia dengar.” Aku melanjutkan untuk merinci sisa percakapan kami, yang membuat ketiga waliku membuai kepala mereka sekaligus. Sylvester khususnya mengeluarkan erangan saat menggosok pelipisnya.
“Tidak ada yang memberitahuku tentang itu, Rozemyne. Apakah Kau benar-benar bersitegang dengan keluarga kerajaan?”
“Hm...? Aku hanya sedikit kesal, karena dia terus mengeluh. Aku tidak bersitegang atau semacamnya,” aku menjawab, mataku beralih ke seluruh ruangan. Saat itulah Ferdinand tersenyum yang membuat tulang punggungku membeku.
“Apa yang Kau katakan mengandung lebih banyak ironi dan sarkasme daripada apa pun yang pernah aku dengar Kau katakan sebelumnya. Kepalaku sakit untuk berpikir Kau bicara seperti itu kepada seorang pangeran," katanya.
Aku menarik napas kecil, di mana Karstedt menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. "Pangeran pasti sangat terkejut karena seseorang berbicara kepadanya seperti itu selama pertemuan pertama mereka."
Ups... Sepertinya sejak awal aku membuat kesalahan.
“Oke, akhirnya aku mengerti. Itu sebabnya Pangeran Anastasius bersikap begitu dengki selama latihan whirling. Aku memilih bersitegang dengannya terlebih dahulu.”
“Kami membutuhkan lebih banyak detail. Tampaknya perspektifmu sangat bervariasi dari laporan yang kami terima,” kata Ferdinand sambil mengetuk-ngetuk surat itu dengan tidak sabar.
Aku menjelaskan peristiwa latihan whirling: Anastasius menuduhku berencana mendekatinya, mendorongku untuk menjawab bahwa aku akan memastikan untuk menghindarinya sepenuhnya sejak saat itu.
Sylvester memelototiku; kemudian dia mulai menggosok dahinya dalam upaya yang gagal untuk mengendurkan alisnya yang berkerut rapat. "Aku mulai bersimpati dengan pangeran sekarang," katanya. “Dia tidak tahu bencana apa yang dia alami. Kamu pasti orang paling aneh yang pernah dia temui seumur hidupnya, Rozemyne.”
Aku tidak ingin mendengar itu darimu, Sylvester. Kau sendiri orang yang paling sinting.
"Kurasa itu cara yang efisien untuk menghindari masalah —cara untuk memberi tahu orang-orang pengikut Pangeran Anastasius bahwa aku bukan saingan."
“Hatimu berada di tempat yang tepat, karena kadipaten lemah seperti Ehrenfest yang ikut campur dalam urusan kerajaan tidak akan mendatangkan sesuatu selain masalah, tetapi seperti biasa, metodemu mengerikan. Cobalah untuk mengungkapkan sesuatu secara lebih diplomatis,” kata Sylvester, sambil menyebutkan bahwa aku perlu menjalani pelatihan sosialisasi di musim semi. Memikirkannya saja sudah membuat depresi. “Tetap saja, bagaimana penolakan terang-teranganmu yang tak terpikirkan membuatnya malah lebih banyak berbicara denganmu?”
“Seperti yang sudah kukatakan, itu terjadi begitu saja. Kesempatan berikutnya kami bertemu adalah di jamuan teh dengan profesor musik. Lady Eglantine hadir, jadi Pangeran Anastasius memaksa masuk untuk bergabung dengannya. Tentu saja, ketika mereka meminta izin kepadaku untuk mengizinkan kehadiran pangeran, aku tidak bisa menolak.”
Sylvester mengangguk, sedikit memegangi perutnya. "Ya, itu keputusan yang bagus, setidaknya."
Aku kemudian menjelaskan bagaimana Anastasius telah memerintahkanku untuk membuat sebuah lagu dan kemudian menolaknya dengan cara yang sangat kaku dan seperti sikap pangeran. Dia kemudian bergegas keluar ruangan dengan ribut, menyebabkan Eglantine bergegas mengejarnya.
“Oh, dan para profesor berbicara kepadaku tentang hari-hari siswamu di Akademi Kerajaan, Sylvester. Tampaknya Pangeran Anastasius bersikap tidak berbeda darimu ketika Kau mendambakan Florencia.”
"Lupakan semua yang mereka katakan sekarang!" Seru Sylvester, sekarang memeluk kepalanya untuk alasan yang berbeda dari sebelumnya. “Gaaaah!”
Aku menggelengkan kepalaku sebagai penolakan. Pengikutku telah menghadiri jamuan teh itu, yang berarti bahkan Rihyarda telah mendengar cerita itu. "Tidak mungkin melupakannya, tapi setidaknya aku bisa merahasiakannya dari Wilfried dan Charlotte untukmu."
“Semua orang di atas usia tertentu di Ehrenfest tahu tentang sejarah Sylvester, tetapi ini adalah informasi berharga tentang sang pangeran. Hatinya tertuju pada gadis dari Klassenberg, hm?” Ferdinand bertanya padaku, sinar di mata keemasannya. Sepertinya waliku sama sekali tidak menyadarinya, meskipun ini adalah pengetahuan umum di Akademi Kerajaan, jadi aku bisa melihat alasan mengapa pengumpulan informasi adalah bisnis yang menonjol di sana. Aku memberi tahu mereka apa yang aku ketahui, termasuk apa yang aku dengar dari profesor musik.
"Apakah ini informasi yang berharga?" Aku bertanya. “Lady Eglantine adalah putri mendiang pangeran ketiga yang gugur dalam perang saudara, dan dia menjadi seperti sekarang ini setelah kakeknya, Aub Klassenberg sebelumnya, mengadopsinya.”
Sylvester, Ferdinand, dan Karstedt semua menarik napas dalam-dalam, mata mereka terbelalak.
“Kakeknya telah memberi tahu para pangeran bahwa Lady Eglantine ingin kembali ke kerajaan,” lanjutku, “jadi pangeran pertama dan kedua melamar untuk menikahinya. Tampaknya siapa pun yang dia pilih akan mendapatkan keuntungan besar dalam perebutan takhta.”
“Rozemyne, kamu terlalu dalam... Kurasa ini informasi yang hanya diketahui oleh bangsawan yang sangat dekat dengan keluarga kerajaan. Sylvester, sekarang pilih pihak mana yang akan Kau pilih. Posisi Rozemyne di dalam semua ini mau tak mau sekarang menunjukkan bahwa kita akan terseret dalam tindakan keluarga kerajaan,” kata Ferdinand.
Sylvester berekspresi tegas dalam sekejap, membuatku menjatuhkan bahu. Ehrenfest berhasil menghindari bahaya apa pun selama perang saudara sebelumnya justru karena tetap netral. Tapi sekarang, karena aku terlalu dekat dengan Anastasius, kemungkinan besar kami akan terlibat dalam insiden kedepannya.
Bagaimana jika kadipaten kami celaka atau bahkan hancur karenaku...?
“Rozemyne, kami belum mendengar tentang panggilanmu dari pangeran. Kamu bertemu dengannya lagi setelah jamuan teh, kan?” tanya Sylvester.
"Untuk menjelaskan itu, pertama-tama aku harus mulai dengan Schwartz dan Weiss..."
“Maksudmu ketika kamu menjadi tuan mereka saat mendaftarkan diri di perpustakaan? Laporan tentang itu tidak masuk akal,” kata Sylvester, mendesakku.
Aku mengangguk saat memulai penjelasan lain. “Wilfried mengatakan kepadaku bahwa aku tidak dapat mendaftarkan diri di perpustakaan sampai seluruh tahun pertama kami menyelesaikan pelajaran tulis, jadi aku membuat mereka belajar sekeras yang mereka bisa. Aku sangat gembira saat mereka semua lulus sehingga emosiku benar-benar lepas kendali, dan karena aku masih belum terbiasa mengendalikan mana setelah jureve, doa syukurku malah menjadi berkah yang mengaktifkan Schwartz dan Weiss.”
“Sudah kuduga... Mereka pasti sudah memiliki tuan. Apakah Kau mencurinya melalui kapasitas mana yang tipis?” tanya Ferdinand.
Saat itulah aku menyadari sangat sedikit orang yang tahu tentang perubahan di perpustakaan. Orang-orang yang telah lulus di masa lalu dan akrab dengan Akademi Kerajaan lama menganggap Schwartz dan Weiss bergerak sebagai sesuatu yang diberikan, sedangkan sebagian besar siswa saat ini bahkan tidak tahu keberadaan mereka. Aku menjelaskan kepada Ferdinand bahwa pembersihan Kedaulatan telah menyingkirkan pustakawan archnoble, hanya menyisakan satu-satunya pustakawan mednoble yang tidak mampu menyuplai mana dengan baik kepada keduanya.
“Mereka adalah individu-individu terampil yang mengetahui buku-buku dengan baik dan sering memberiku dukungan, tapi... begitu. Mereka sekarang sudah tiada,” kata Ferdinand dengan jelas.
Sylvester menyandarkan kepala ke meja dan menghela nafas berat. “Aku tahu pembersihan menyebabkan masalah di semua tempat, tetapi jika mereka bahkan tidak bisa mencari pustakawan untuk Akademi Kerajaan, Kedaulatan pasti benar-benar berantakan.”
Kedaulatan terdiri dari pemenang perang saudara, dan karena Ehrenfest tetap netral, hubungan kami dengan mereka lemah. Selain itu, beberapa siswa Ehrenfest memiliki nilai yang cukup mengesankan untuk menjamin mereka diundang ke jamuan teh orang-orang kadipaten berstatus tinggi, jadi informasi semacam itu sangat terbatas.
“Profesor Solange benar-benar berjuang dalam kesulitan tanpa Schwartz dan Weiss. Aku menyarankan agar aku sendiri yang memberikan bantuan, tetapi kandidat archduke tidak dapat pindah ke Kedaulatan. Pada akhirnya, kami sepakat bahwa aku hanya akan memberikan mana saat aku menghadiri Akademi. Pangeran berkata bahwa aku boleh berbuat sesukaku selama aku di sana.”
“Sepertinya mengadopsi Rozemyne adalah ide yang tepat, Sylvester. Jika dia hanya archnoble dan putriku, Kedaulatan pasti sudah mengambilnya,” komentar Karstedt saat kesadaran itu muncul di benaknya.
"Ya. Aku jenius, oke,” Sylvester membual, membusungkan dada karena adopsi adalah idenya atau semacamnya. Aku pribadi akan senang pindah ke Kedualatan dan bekerja di perpustakaan Akademi Kerajaan.
“Tetap saja, tak habis pikir kamu akan menjadi tuan mereka bahkan tanpa menyentuh mereka. Kamu benar-benar sesuatu...” Ferdinand merenung dengan keras. “Tapi apapun itu, laporan Hirschur mengatakan dia menemukan banyak lingkaran sihir yang disusun pada kedua alat sihir itu. Kita akan membahasnya secara mendalam nanti.”
“Oh, itu membuatku ingat—aku sebenarnya punya banyak paket untukmu dari Profesor Hirschur. Dia ingin Kau memperbaiki alat sihir yang Kau buat untuknya di masa lalu. Juga, ternyata kami membutuhkan bantuanmu untuk Schwartz dan Weiss.”
Jejak senyum senang bermain di bibirnya. Sekarang sepertinya saat yang tepat untuk memberitahunya tentang hal-hal lain yang aku miliki untuknya.
“Untuk hadiah, aku membawakan lagu-lagu yang didedikasikan untuk Dewi Cahaya dan Kebijaksanaan yang aku ciptakan bersama Rosina. Aku akan sangat menghargai jika Kau mempertimbangkan untuk mengaransemen lagu Dewi Cahaya akan diberikan kepada Lady Eglantine oleh Pangeran Anastasius.”
Sylvester mengerutkan kening. “Kau tidak menyebutkan itu, Rozemyne....”
“Tidakkah aku menyebutkannya beberapa saat yang lalu? Sudah kubilang bahwa Pangeran Anastasius menyuruhku membuat lagu, hanya untuk kemudian mengatakan dia tidak menginginkannya dan heboh sendiri. Tidak mengherankan jika seseorang yang sedang jatuh hati bersikap seaneh itu, dan melihat saat dia mengirimiku permintaan itu sebelum siapa pun, aku pikir yang terbaik adalah mengirimkan lagu itu kepadanya. Apakah Kau lebih suka aku memberikannya langsung kepada Eglantine?” tanyaku, membuat Ferdinand menekan pelipisnya.
“Kamu harus lebih dulu menanyakan maksud pangeran. Jangan membuat keputusan ini sendiri.”
“Hm? Tapi aku tidak bisa melakukan itu,” jawabku sambil menggelengkan kepala. "Aku berjanji untuk tidak menghubunginya sendiri, ingat?" Aku tidak akan mengingkari janji dengan keluarga kerjaan.
“Rozemyne, apa kau benar-benar berniat mengabaikan permintaan seorang pangeran untuk alasan sepele semacam itu?!”
“Aku tidak mengabaikannya—itu cara menyesatkan untuk mengungkapkannya. Aku hanya... menunggunya. Aku dengan sabar menunggu Pangeran Anastasius menghubungiku. Dia akan mendatangiku saat ingat dia membutuhkannya.”
“Apakah kamu akhirnya kehilangan akal terakhirmu? Pangeran tidak akan pernah mendatangimu.”
“Dia akan mendatangiku. Maksudku, dia datang ke perpustakaan ketika aku sedang membaca sekali dan menyeretku pergi,” kataku, merasakan frustrasi bukan hanya satu sore, tetapi empat hari penuh waktu membaca diambil dariku lagi. Ketiga waliku menatapku dengan kaget.
“Rozemyne!” seru Sylvester. “Apakah maksudmu dia tidak memanggilmu saat kamu berada di perpustakaan, tapi benar-benar datang untuk menjemputmu secara langsung?! Kau membuatnya mendatangimu ?! Itu gila!"
“Hm? Tapi aku sendiri tidak ingin berbicara dengannya. Seperti yang sudah kukatakan berkali-kali, aku berjanji untuk tidak menghubunginya, jadi...”
"Rozemyne, tarik kembali janji itu," kata Ferdinand. “Apakah kamu ingin pangeran muncul dan menyeretmu pergi setiap kali dia membutuhkanmu? Apakah Kau ingin orang-orang memastikan bahwa Kau cukup penting bagi pangeran sampai-sampai dia sendiri yang mendatangimu? Tindakanmu di sini membuka jalan bagi rumor yang tidak terpikirkan, dan Kau akan membuat banyak musuh yang mengganggu sehingga Kau tidak akan punya waktu lagi untuk membaca.”
Sekarang menyadari bahwa memaksa Anastasius untuk memanggilku saat mendapati masalah yang dapat dengan mudah diselesaikan melalui ordonnanze atau surat akan memakan jam bacaku yang berharga, aku menekankan tangan ke pipi dan menjerit. “Aku akan menariknya begitu aku kembali ke Akademi Kerajaan! Aku tidak ingin kehilangan lebih banyak jam baca!”
"Astaga... Dengan miskinnya skill sosialmu, mungkin yang terbaik untuk semua orang jika Kau tetap bersembunyi di perpustakaan setiap saat," kata Ferdinand, kelelahannya tidak salah lagi. Apresiasiku untuknya segera melonjak.
Adakah orang lain yang setuju bahwa sebaiknya aku tinggal di perpustakaan? Sial ya! Kita harus membuat ini sebagai liburan tahunan! Aku tidak pernah ingin melupakan momen ini!
Aku begitu terbawa kegembiraan sehingga aku tiba-tiba berdiri dan menembakkan kedua tangan ke udara. “Aah, astaga! Kamu seperti dewa bagiku sekarang, Ferdinand! Puji—”
“Aku tidak butuh doa. Duduk."
Itu terlalu buruk, kurasa.
“Rozemyne, apakah kamu membuat kesalahan kepada keluarga kerajaan lagi?” Sylvester bertanya, suaranya hampir seperti tangis kesakitan. "Tolong, katakan padaku hanya itu yang telah kamu lakukan!"
Aku merinci kejadian setelah Anastasius datang untuk membawaku dari perpustakaan. Dia telah menyeretku pergi, aku menenggak ramuan, dan kemudian kepalaku menjadi sangat samar sehingga aku pingsan.
"Mengapa pangeran membawamu pergi?" Ferdinand bertanya.
"Cinta telah membutakannya," jawabku. "Dia ingin tahu apa yang aku dan Lady Eglantine diskusikan di jamuan teh kami."
Aku menjelaskan bahwa Eglantine takut menjadi katalis perang dan dia tidak ingin salah satu pangeran mengawalnya selama upacara kelulusan. Aku juga menyebutkan bahwa Anastasius telah menyadari sesuatu setelah mendengar keinginan itu.
“Mari kita lihat, apa lagi...? Aku mengajari Pangeran Anastasius lagu yang didedikasikan untuk Dewi Bumi. Juga, karena aku mengatakan beberapa hal yang cukup lancang kepadanya, aku menawarkan untuk memberinya jepit rambut untuk Eglantine sebagai permintaan maaf. Dia menerimanya dengan senang hati. Itu saja. ”
"Tunggu. Mengapa Kau tidak berbicara dengan kami sebelum menawarkan jepit rambut?”
“Hm? Itu hanya terlintas di benak sebagai cara untuk mendapatkan beberapa poin dengannya sambil mengirim surat terima kasih atas perhatiannya dan memberi tahu dia bahwa aku akan absen dari Akademi.”
Semua waliku mengangkat alis mereka sekaligus, terkejut bahwa aku telah berhasil mengacaukan segalanya lebih jauh dalam tiga hari yang mereka berikan kepadaku. Ferdinand berdiri dari kursinya dengan suara gemerincing, berjalan ke arahku dengan senyum dingin, lalu mencubit kedua pipiku.
“Rozemyne, bukankah aku sudah mengajarimu berpikir sebelum bertindak? Tidak langsung melakukan sesuatu yang terlintas dalam pikiran? Aku pikir Kau sudah belajar pentingnya menjaga kontak dan membicarakan segala hal, tetapi tampaknya ajaranku sama sekali tidak cukup. Atau apakah itu sudah meleleh bersama dengan gumpalan manamu selama dua tahun terakhir?”
“Aku-!”
Dia meneriakiku untuk tidak membuat keputusan sendiri ketika tidak pasti, dan malah mengirim pesan ke rumah untuk berkonsultasi. Wilfried sudah melakukannya; dia rupanya mengirim banyak pertanyaan ke Ehrenfest saat mencari cara untuk menahanku. Aku menepuk tangan, tidak menyadari adanya pilihan semacam itu, dan semua waliku meletakkan kepala mereka di tangan sebagai kesatuan, sekarang benar-benar sadar bahwa mereka tidak cukup menyiapkan diriku untuk pergi Akademi Kerajaan.
“Kau tertidur selama dua tahun. Ini bisa dimengerti. Kami perlu mengajarimu sosialisasi yang benar sebelum tahun depan,” kata Ferdinand. Tampaknya sikapku saat ini adalah hasil dari memprioritaskan nilai dan Ritual Persembahan.
“Dalam keadaan normal, tahun pertama Ehrenfest tidak akan pernah sedekat ini dengan keluarga kerajaan. Itu tidak terpikirkan,” Ferdinand melanjutkan. “Selain itu, Kau memiliki masalah dengan kesehatan, dan aku pikir Kau akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan kelas. Rencanaku adalah menutupi buruknya keterampilan sosialmu dengan mengizinkanmu bersenang-senang di perpustakaan untuk waktu yang singkat setelah kelasmu selesai, kemudian memanggilmu pulang sebelum dimulainya musim bersosialisasi dan memintamu kembali hanya ketika Turnamen Antar Kadipaten sedang berlangsung. Dan belum lagi..."
“Sepertinya kamu melampaui ekspektasinya,” kata Sylvester sambil menyeringai.
Ferdinand merespon dengan tatapan dingin. “Kaulah yang akan bekerja keras untuk membereskan kekacauan ini di Konferensi Archduke, Aub Ehrenfest,” katanya datar, tapi fokus Sylvester sepenuhnya tertuju padaku.
“Harus ku katakan, Rozemyne, aku terkesan Kau telah menangani banyak bencana ini dalam waktu yang singkat. Musim bersosialisasi bahkan belum dimulai, dan kamu sudah melakukan semua ini?”
"Sylvester, tidakkah kita akan mengenang di masa lalu?" Aku bertanya. "Sekarang adalah waktu untuk menghadapi masa depan."
“Bodoh. Masa lalu akan tetap bersama kita entah kita mengenangnya atau tidak. Hubungan kita dengan keluarga kerajaan dan kadipaten besar akan berdampak besar pada masa depan Ehrenfest,” katanya dengan tatapan tajam. Aku sudah bisa melihatnya membuatku berkicau "pooey" lagi, jadi aku bergegas mengubah topik pembicaraan.
“Kalau begitu, akankah kita mendiskusikan masalah ini dengan Benno dan guildmaster, Gustav, untuk mendorong segala sesuatu ke arah yang menguntungkan Ehrenfest? Rinsham, jepit rambut, dan kue pon, kesemuanya mendapat banyak perhatian di Akademi Kerajaan. Aku membayangkan pangeran memberi jepit rambut kepada wanita yang dia dambakan akan menjadi pemasaran yang luar biasa bagus, tapi mungkin itu hanya firasatku.”
“Memang, tetapi meskipun demikian: Dasar bodoh! Bagaimana Kau bisa seceroboh ini ?! Sudah kuberitahu untuk tidak bertindak sembarangan dalam hal hadiah dan penjualan barang. Kenapa kamu menarik omong kosong ini di luar Konferensi Archduke?!” Sylvester menyalak. Dia benar sekali —tawaran membuat jepit rambut kepada Anastasius terlalu dini.
"Maaf... Haruskah aku menolaknya?"
"Aku marah justru karena tidak mudah menolak seorang keluarga kerajaan."
"Sylvester, 'tidak mudah' adalah pernyataan yang meremehkan —tidak mungkin," kata Ferdinand dengan gelengan kepala lelah. “Kita tidak punya pilihan selain mengeksploitasi situasi ini untuk kepentingan kadipaten. Memang benar kandidat Klassenberg yang mengenakan jepit rambut selama upacara kelulusannya akan menjadi pemasaran yang berharga.”
“Oh, jika kita lakukan sejauh itu, bagaimana kalau kita mencetak dan menjual kisah asmara tentang mereka di samping jepit rambut? Itu akan menyebarkan pencetakan dalam sekejap,” saranku.
Meskipun kami belum ingin menyebarkan bahan ajar kami ke kadipaten lain, karena kami perlu mempertahankan keunggulan nilai kami—kami lebih tertarik pada penyebaran percetakan secara keseluruhan. Kisah asmara tentang keluarga kerajaan sempurna dalam hal ini. Gosip selalu menyebar lebih cepat dari apapun. Jika kami mencetaknya di selembar kertas, mirip dengan pamflet, kami juga bisa menekan harganya.
Semakin aku memikirkannya, semakin baik kesempatan ini. Kami dapat menjual lebih banyak lembaran setiap kali ada berita terkini, sehingga seseorang hanya dapat membeli lembaran yang mereka minati, dan kemudian kami dapat mulai menjual berbagai jenis map untuk menyimpannya. Bahkan mungkin menyenangkan untuk coba mengumpulkan seluruh lembaran dicetak dalam satu tahun atau semacamnya.
“Rozemyne, apakah maksudmu kau berniat berpihak pada pangeran kedua mulai sekarang?” tanya Ferdinand.
“Hm? Tidak. Aku di pihak Lady Eglantine. Sepertinya aku bisa menulis cerita laris manis tentangnya terlepas dari pangeran mana yang dia pilih, atau bahkan jika dia tidak memilih keduanya. Ditambah lagi, mengingat betapa berharganya pemasaran tusuk rambut dan rinsham-nya, aku merasa dia adalah kesempatan terbaik bagi kita untuk menyebarkannya di kalangan wanita berstatus tinggi.”
Kue pon juga cenderung laris di kalangan wanita yang sering menghadiri jamuan teh. Singkatnya, Eglantine sangat cantik, berstatus tinggi, dan tertarik pada rinsham dan tusuk rambut. Dia adalah papan iklan terbaik yang bisa aku minta.
Terlepas dari deretan alasanku, Sylvester hanya menggelengkan kepala. “Kamu terlalu banyak berpikir seperti pedagang, Rozemyne. Pikiranmu sepenuhnya terfokus pada keuntungan.”
“Aku khawatir aku masih tidak mengerti apa lagi yang diharapkan bangsawan untuk keluar dari situasi semacam ini. Bukankah seharusnya aku berpihak pada Lady Eglantine?” tanyaku sambil menatap Ferdinand. Dia merenungkan beberapa hal sebelum menurunkan matanya dan menghela nafas pelan.
“Keputusanmu pada dasarnya tidak buruk. Jika kita ingin memercayai kata-katamu, maka pertanyaan tentang siapa yang menjadi raja berikutnya sebagian besar berada di tangan kadipaten besar Klassenberg. Tidak salah jika berpihak pada Eglantine daripada salah satu pangeran, tapi Aub Ehrenfest yang akan membuat keputusan akhir,” katanya, melihat ke arah Sylvester.
Aku sedikit mengernyit saat Sylvester berpikir bahwa ini adalah masalah besar untuk diperdebatkan. Fakta bahwa aku tidak bisa membawa diriku untuk peduli tentang politik faksi benar-benar menunjukkan bahwa aku sama sekali tidak seperti bangsawan biasa.
“Kurasa kita bisa memutuskan dengan siapa nanti saja,” kataku.
“Rozemyne?”
“Yang penting untuk sekarang adalah apa yang harus kita lakukan saat orang menanyakan rinsham, tusuk rambut, kertas pohon, dan kue pon di Konferensi Archduke. Pangeran Anastasius dan Lady Eglantine sama-sama tertarik pada hal-hal ini, dan kurasa kesepakatan bisnis akan diprioritaskan daripada pertikaian faksi mana pun.”
Selama Eglantine tidak segera menentukan pilihan, segalanya akan tetap kurang lebih sama untuk sementara waktu. Itu adalah keputusan yang akan mempengaruhi pertarungan perebutan takhta, tapi kami tidak tahu siapa yang berpeluang dia pilih. Karena alasan itu, tampaknya lebih baik untuk fokus pada masalah yang mendekat dengan cepat yang sebenarnya bisa kami tangani sendiri.
“Tidak seperti banyak workshop kertas pabrik di Perusahaan Plantin, Perusahaan Gilberta saat ini hanya memiliki satu worshop untuk rinsham, dan dibutuhkan banyak waktu untuk membuat satu tusuk rambut. Ada banyak hal yang perlu kita diskusikan sebelum dapat mulai mengekspor salah satu produk sebagai spesialisasi Ehrenfest. Haruskah kita membuat workshop baru? Pekerjakan lebih banyak pedagang untuk memindahkan produk? Apakah ada sesuatu yang akan bertentangan dengan kontrak sihirku dengan Benno? Jika demikian, haruskah kita membatalkan kontrak itu? Haruskah kita bertujuan menjual metode produksi? Bagaimana kita akan menyediakan penginapan untuk para pedagang yang berkunjung? Bagaimana kita akan menjaga perdamaian? Bagaimana kita akan mendistribusikan keuntungan? Seperti yang sudah ku katakan, ada banyak hal untuk didiskusikan.”
Adalah kepentingan terbaik kami untuk melihat sejumlah besar pedagang yang datang ke Ehrenfest, tetapi sebelum kami dapat melakukannya, kami perlu memastikan kami memiliki cukup produk yang tersedia, jika tidak, kami mempertaruhkan pedagang yang telah melakukan perjalanan jauh hanya untuk kembali dengan tangan kosong. Ketertiban kota akan dengan mudah berantakan jika sekelompok orang luar memperebutkan pasokan yang sedikit, dan meskipun aku tidak memiliki pola pikir seorang bangsawan, semua orang yang akan berjuang sebagai hasilnya adalah mereka yang dekat denganku: Perusahaan Gilberta, Perusahaan Plantin, dan penjaga kota. Itulah mengapa aku ingin menghentikan masalah itu bahkan sebelum dimulai.
“Daripada mencemaskan di mana Kedaulatan akan berdiri bertahun-tahun dari sekarang, kita harus fokus pada masalah yang akan kita hadapi tanpa gagal di musim semi mendatang,” aku mengakhirinya.
Sylvester mengangguk setuju. "Benar. Panggil Benno dan Gustav. Aku perlu berbicara dengan mereka sebelum Konferensi Archduke musim semi ini.”
Kami masih berada di tengah musim dingin, sebelum perburuan rutin Lord of Winter. Tidak akan mudah untuk memanggil bahkan pedagang biasa di negara bagian ini.
“Rozemyne, beri tahu Benno dan yang lainnya bahwa mereka akan menerima surat panggilan dari Aub Ehrenfest. Tidak ada gunanya bagi kita untuk memanggil mereka tanpa peringatan,” kata Ferdinand, tidak diragukan lagi mengingat betapa para pedagang berjuang dengan panggilan mendadak mereka dari Giebe Haldenzel. Aku ingat diberitahu betapa menderitanya mereka saat berdiskusi bisnis dengan para bangsawan, karena Elvira menginginkan workshop yang dibangun di provinsi asalnya, Haldenzel. Tampaknya itu adalah situasi yang sangat buruk sehingga bahkan Ferdinand turut bersimpati pada Benno. “Selanjutnya atur dan berikan laporan lengkap siapa yang akan menemani Benno ke kastil,” lanjut Ferdinand. “Para pendeta perlu membuat surat undangan sebanyak itu.”
"Baik," jawabku. “Sylvester, aku yakin Perusahaan Gilberta memiliki perwakilan baru sekarang. Apakah Kau ingin aku memanggil mereka juga?”
"Tentu. Aku akan menyerahkan detail yang lebih baik kepadamu. Lagipula itu akan lebih baik untukmu, kan?”
"Aku berterima kasih padamu."
"Benar. Rozemyne, kamu besok akan kembali ke gereja. Kita perlu bersiap sebelum Lord of Winter menjadi aktif sepenuhnya.”
"Oke."
Post a Comment