Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 15; 11. Jamuan teh Seluruh Kadipaten



“Kursinya sudah diatur. Lady Rozemyne, tolong hafalkan semua nama dan kadipatennya,” kata Lieseleta, sambil menyodorkan meja berisi semua kandidat archduke yang akan menghadiri jamuan teh kami, serta seluruh archnoble yang hadir menggantikan kandidat archduke. Tabel itu berisi nama, kadipaten asal, deskripsi penampilan mereka, dan preferensi pribadi apa pun yang mungkin muncul dalam percakapan.
 

“Berikut adalah daftar kebiasaan dan produk khusus masing-masing kadipaten. Saya harap akan berguna,” kata Philine, menambahkan dokumen lain ke dalam tumpukan. Dia rupanya mengatur semua informasi ini bersama Hartmut setelah mengumpulkannya di jamuan teh.

Guh. Aku harus menghafal semua ini?

Motivasiku rendah, tetapi aku tidak akan menginjak-injak niat baik pengikutku. Aku tidak punya pilihan selain mengerahkan segalanya untuk mengingat semua yang telah mereka persiapkan untukku.

“Ini pasti berat untuk anda, karena anda dikirim kembali ke Ehrenfest sebelum sempat bersosialisasi...” kata Philine.

“Aku harus menghitung berkahku dan berterimakasih Wilfried akan membantu ketika saatnya tiba. Seandainya aku sendirian di sini, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.”

Wilfried dan aku bersama-sama mengadakan jamuan teh, karena semua kadipaten lain akan terlibat. Orang bisa menebak bahwa keikutsertaannya memudahkan kandidat archduke laki-laki untuk hadir, karena ada beberapa anak laki-laki yang akan datang. Tentu saja, daftar ini secara alami tidak memiliki foto, jadi aku tidak tahu seperti apa kebanyakan orang nantinya; Aku hanya memelototi nama-nama itu dan berusaha keras mengingat ciri-ciri yang menempel dengannya. Pada awalnya, aku berpikir semua informasi ini setidaknya akan sedikit membantu, tetapi aku sudah merasa seperti tercekik.

Mari kita lihat... Klassenberg mengirim Lady Eglantine, tentu saja. Dan Dunkelfelger mengirim... Oh? Bukan Lord Lestilaut, tapi Lady Hannelore, tahun pertama. Sial. Dia sekelas denganku, tapi aku tidak mengingatnya sama sekali. Aku ingin tahu gadis seperti apa dia. Tapi, lanjutkan... Ku rasa Drewanchel akan mengirim Lord Ortwin, tahun pertama, tetapi mereka tampaknya mengirim kakak perempuan tahun kelimanya. Menarik.

Mungkin karena aku telah menyelesaikan kelasku sangat cepat, aku hampir tidak ingat sesama kandidat archduke tahun pertamaku sama sekali; dan beberapa yang aku ingat memiliki saudara kandung yang akan hadir menggantikan mereka. Fakta bahwa Dunkelfelger mengirim Hannelore daripada kakaknya mungkin karena Lestilaut menaruh dendam padaku.

Yah, kuharap setidaknya bisa menjalin hubungan yang baik dengan Lady Hannelore. Oh, tapi dia juga kandidat archduke Dunkelfelger... Apakah dia akan menjadi agresif dan terobsesi dengan ditter juga? Eeh...

“Lady Rozemyne, Lord Wilfried, kita telah menerima balasan dari Ehrenfest,” Justus mengumumkan. “Mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan dapat memberikan lebih banyak dukungan material untuk Turnamen Antar Kadipaten. Hanya ini yang bisa mereka berikan saat ini.”

Kami meminta perbekalan untuk Turnamen Antar Kadipaten, tetapi apa yang sebenarnya bisa mereka berikan tampaknya sangat terbatas.

“Itu tidak mungkin! Lalu apa yang mereka harapkan dari kita?!” teriak Wilfried, alisnya terangkat karena marah. Namun, dari sudut pandangku, rasanya seolah-olah orang-orang di Ehrenfest telah melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu dengan cara apa pun yang mereka bisa. Turnamen Antar Kadipaten adalah pagelaran tahunan, yang berarti sebagian dari anggaran kadipaten kami disisihkan untuk itu setiap tahun. Tidak mungkin mereka bisa menyulap lebih banyak sumber daya; mereka tidak ragu melakukan semua yang mereka bisa dengan Konferensi Archduke dan bisnis yang sudah mendekat.

“Mereka memberikan lebih banyak bantuan daripada yang kita perkirakan, bukan?” Aku bertanya. “Kita meminta tanpa berharap apa-apa.”

“Rozemyne? Ini sama sekali tidak cukup.”

“Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu; gula terlalu mahal. Mempertimbangkan betapa tidak masuk akalnya permintaan untuk memperbesar anggaran dalam waktu sesingkat itu, mereka pasti telah bekerja sangat keras untuk mencapai hal ini. Kita tidak punya pilihan selain mengurus sisanya sebaik mungkin.”

Perdagangan gula terus berkembang selama dua tahun aku tertidur, tetapi harganya tetap mahal dan lebih jarang daripada tidak. Sudah bisa diduga bahwa Ehrenfest tidak bisa mengirimkan seluruh persediaannya untuk Turnamen Antar Kadipaten kami.

“Kita tidak akan bisa memuaskan pengunjung jika seperti ini,” protes Wilfried. "Ini tidak seperti kita bisa membuat sesuatu dari ketiadaan."

"Wilfried, apakah kamu tahu berapa banyak anggota kerajaan yang akan berkunjung?" Aku bertanya.

“Aku cukup yakin Ignaz mencaritahunya untuk kita,” jawab Wilfried, di mana cendekiawannya mulai mencari dokumen.

“Jika kita memiliki cukup kue pon untuk menjamu keluarga kerajaan dan pasangan archduke, maka aku berpendapat itu sudah memuaskan. Kita sudah menjamu mereka dengan cukup kan?”

"Ya, tapi apa yang akan kita lakukan dengan bangsawan lain?"

"Siapa cepat dia dapat. Kita memprioritaskan tamu berdasarkan urutan kedatangan dan berhenti melayani ketika kita kehabisan.”

“Bah?” Wilfried melebarkan matanya yang hijau tua seperti kucing yang baru saja ditampar hidungnya. "'Siapa cepat dia dapat'? Apakah itu diperbolehkan...?”

“Terlepas dari diperbolehkan atau tidak, kita tidak bisa menyajikan makanan yang tidak ada. Kita harus memastikan layanan hanya untuk keluarga kerajaan dan suami-istri archduke, sambil melayani kedatangan bangsawan lain. Kemudian, ketika kita kehabisan kursi, kita bisa menyajikan kue pon untuk dibawa pulang. Setelah kita kehabisan itu juga, kita akan dengan sopan meminta mereka pergi, sambil mengatakan bahwa kami menunggu kunjungan mereka tahun depan.

"Itu terlalu tidak sopan," sela Justus, menolak gagasan itu juga. Memastikan layanan untuk keluarga kerajaan dan suami-istri archduke adalah ide yang memuaskan, karena mengikuti kebiasaan berdasarkan status, tetapi mengabaikan bangsawan lain secara langsung bukanlah pilihan. Tampaknya orang tua dari beberapa siswa yang bertunangan akan berkunjung, dan kami benar-benar perlu mengakomodasi mereka sampai tingkat tertentu.

“Kalau begitu, bagaimana jika kita menghitung berapa banyak tamu penting yang akan berkunjung dan kemudian memesan kursi atau semacam hadiah untuk mereka?” aku menyarankan. “Hanya para bangsawan yang berkeliaran di jalan kita tanpa diminta yang akan ditolak.”

“Itu setidaknya agak lebih baik,” Justus mengakui. Persetujuannya sudah cukup bagi kami untuk melanjutkan gagasan itu. Kami kekurangan personil.

“Mengenai bagaimana mendandani apa yang kita miliki sebaik mungkin, dan bagaimana memuaskan pengunjung kita... Aku akan menyerahkan itu semua padamu, Wilfried. Aku sendiri bukan sosialita,” kataku, mengarahkan pekerjaan sesuai seleranya.

Wilfried meringis dan menatapku tidak senang, tapi apa yang dia harapkan? Semua saranku akan ditolak begitu saja, jadi jauh lebih mudah dan lebih cepat jika seseorang dengan ide yang lebih memahami bangsawan yang menangani berbagai hal.

“Karena kita hanya dapat menampung pengunjung sebanyak itu, satu-satunya solusi yang muncul di benakku adalah menolak pengunjung,” lanjutku. “Tentu saja, aku punya beberapa ide kecil seperti mengiris kue pon kita menjadi gigitan tunggal dan membagikan tempat duduk prioritas untuk tahun depan, tetapi tidak lebih.”

"Ah. Aku akan mencaritau apakah aku bisa memikirkan sesuatu.”

__________



Persiapan untuk jamuan teh skala besar berlangsung bersamaan dengan persiapan Turnamen Antar Kadipaten, sampai akhirnya, hari jamuan teh.

Ruang jamuan teh yang ditetapkan untuk Ehrenfest berada di lantai pertama, dekat dengan tangga menuju ke dapur bawah tanah, yang membuatnya mudah untuk menyiapkan kudapan dan teh. Pintu pengunjung terhubung ke gedung pusat Akademi Kerajaan, yang berarti siapa pun bisa masuk, tetapi pintu yang terhubung ke asrama sangat mirip dengan pintu depan asrama di mana hanya siswa dari kadipaten terkait yang bisa masuk.

Aku memasuki ruangan yang telah disiapkan oleh pelayanku dan memeriksa apakah semuanya sudah beres, termasuk apakah kami memiliki cukup teh dan kudapan. Setelah itu, aku berdiskusi dengan Wilfried bagaimana kami akan membagi tamu. Akan ada banyak pengunjung di sini dari setiap kadipaten; Aku tidak bisa berharap menjalankan jamuan teh seorang diri.

“Aku akan menyerahkan Klassenberg dan teman-teman sekolahnya padamu, Rozemyne. Aku akan memprioritaskan menjadi tuan rumah tahun pertama yang aku kenal dari kelas dan mereka yang aku tahu sedikit dari menghadiri jamuan teh lainnya.”

“Itu akan sangat membantu, Wilfried.”

Lonceng ketiga berbunyi ketika aku memeriksa ulang daftar yang telah dibuat oleh cendekiawan magang. Para siswa sekarang akan meninggalkan asrama, jadi semua orang mulai mengambil posisi. Kami harus bersiap menghadapi badai yang akan datang.

Bahkan sebelum bel berhenti, bel yang lebih kecil yang digunakan untuk menandai kedatangan seorang pengunjung berbunyi dari seberang pintu. Seorang tamu telah tiba, dan pelayan magang yang berdiri di samping untuk membuka pintu menoleh untuk menatapku dengan terkejut.

“Lady Detlinde dari Ahrensbach telah tiba,” terdengar suara dari luar. Semua orang yang belum masuk ke posisinya segera melakukannya saat pintu mulai terbuka. Kami sebagian besar telah menyelesaikan persiapan kami, tetapi kedatangan mendadak berarti kami merasa sedikit cemas.

Detlinde melihat ke sekeliling ruang jamuan teh sebelum menurunkan matanya dengan malu-malu dan menempelkan tangannya ke pipinya yang sedikit memerah. “Ya ampun, sepertinya aku datang lebih awal. Kurasa aku sangat bersemangat untuk bertamu. Sungguh memalukan... Haruskah aku pergi dan kembali?” dia bertanya. Ekspresinya membuat sangat sulit untuk mengatakan apakah dia benar-benar bersemangat, atau apakah dia hanya meledek kami karena belum sepenuhnya siap pada waktu yang dijadwalkan.

"Tidak apa-apa, Lady Detlinde," kataku. “Saya senang anda sangat menantikan jamuan teh ini sehingga anda tiba sebelum bel berbunyi. Silakan masuk."

“Oh, tentu saja. Aku benar-benar tidak sabar untuk melihat Wilfried,” jawabnya.

Okeee... Itu jelas hanya karena dia pendendam.

Aku mengambil kesimpulan dalam sekejap —matanya yang hijau tua tidak menunjukkan kegembiraan atau cahaya di atas senyum yang dia berikan kepadaku. Di satu sisi, dia sangat mudah dimengerti. Aku memutuskan untuk menyerahkan penanganannya kepada Wilfried.

“Wilfried, sepertinya Lady Detlinde ingin bertemu denganmu,” kataku, mendorongnya untuk melangkah maju.

“Senang bertemu denganmu,” katanya padanya, setelah sepenuhnya melupakanku. "Aku yakin terakhir kali kita bertemu adalah di jamuan teh antara sepupu kita, atau mungkin yang diselenggarakan Dunkelfelger."

"Aku juga senang bertemu denganmu, Lady Detlinde."

"Astaga. Formal hari ini, bukan? Aku percaya aku memintamu untuk menjadi lebih santai, tapi kurasa akan banyak yang datang.”

Sementara Wilfried sibuk menyambut Detlinde, aku memerintahkan pelayanku untuk mulai menyiapkan teh dan kudapan untuknya. Wilfried kemudian mengantar dan menawarinya tempat duduk, secara demonstratif menyeruput teh dan menggigit kudapan begitu pelayannya menyiapkan hidangan dan peralatan makan yang sesuai.

“Ini kue pon yang populer di Ehrenfest. Tiga macam sudah kami siapkan hari ini,” jelasnya. Ada kue pon madu, apfelsige, dan rumtopf, serta beberapa panganan tradisional yang telah disajikan pada tahun-tahun sebelumnya. "Mereka ditemukan oleh Rozemyne."

"Astaga. Jadi mereka adalah kudapan yang disajikan di gereja, kalau begitu? Itu menjelaskan penampilan katrok, tetapi rasanya pasti luar biasa.”

"Aku senang kamu menyukainya."

Wilfried... Kamu memberikan senyum bangga di sini, tapi dia benar-benar hanya mengatakan itu kudapan yang tampak buruk, dia akan mengharapkan seseorang yang dibesarkan di gereja sepertiku untuk menciptakannya. Dia menghina mereka. Perhatian!

Wilfried menggambarkan jamuan teh antara sepupu sebagai jamuan yang sangat damai, tapi sekarang aku mulai berpikir Detlinde telah menyuarakan segala macam pesan kode dan hinaan yang langsung terlintas di kepalanya. Pada kenyataannya, itu mungkin bencana. Sekarang bahkan aku mulai mencemaskannya.

Segera setelah Detlinde duduk, pengunjung mulai berdatangan satu demi satu. Wilfried dan aku berdiri di pintu masuk untuk menyambut mereka, sementara pelayan kami membawa mereka ke tempat duduk.

“Terima kasih banyak telah datang, Lord Rudiger.”

“Terima kasih telah mengundang saya, Lady Rozemyne. Saya berpikir saya ingin berdiskusi santai dengan anda. Ehrenfest dan Frenbeltag berhubungan baik, dan itu juga berlaku bagi kita kerabat jauh,” jawab Rudiger sambil tersenyum. Dia sangat mirip dengan Wilfried, mungkin karena orang tua mereka berkerabat kandung, dan ini Wajah yang familiar membuatku secara naluriah merasa lebih dekat dengannya. Aku juga bersyukur dia sedikit membungkuk ke depan untuk mengimbangi ketinggian semataku, karena kebanyakan orang puas melihat dari atas ke bawah ke arahku.

"Anda akan menganggap saya kerabat meskipun saya anak adopsi, Lord Rudiger?"

“Saya ingin bersikap seramah mungkin,” jawabnya. Aku juga ingin berhubungan baik dengan Frenbeltag, mengingat itu adalah kampung halaman Florencia.

Saat kami saling bertukar senyum, Wilfried menyambut pengunjung lain. “Lady Hannelore. Terima kasih sudah datang."

“Terima kasih banyak telah mengundang, Lord Wilfried. Saya benar-benar menantikan hari ini. Lady Rozemyne... sedang sibuk, begitu. Saya akan menyapanya nanti.”

Saat aku berbicara dengan Rudiger, aku melirik Hannelore. Dia gadis yang tampak pendiam, sama sekali tidak sebanding dengan kakak agresifnya, Lestilaut. Rambut merah mudanya yang hampir keunguan dikuncir dua ekor, satu di kedua sisi kepalanya. Dia tampak sedikit tegang, dan cara matanya yang merah melihat sekeliling ruangan mengingatkanku pada seekor kelinci.

Lady Eglantine tiba ketika lebih dari setengah tamu kami sudah duduk. “Lady Rozemyne, saya sangat berterima kasih karena telah mengundang saya hari ini. Saya bertekad untuk memperkenalkan anda kepada teman-teman saya,” katanya, memberi isyarat kepada orang-orang yang masuk bersamanya. Mungkin karena dia tahun keenam, hampir semua temannya adalah siswa senior.

Gadis-gadis itu segera mulai mengelilingiku. “Bahkan dari dekat, kamu benar-benar kecil, Lady Rozemyne,” kata seseorang. Mereka menatapku seolah-olah senang dengan keimutan boneka binatang, meski sebagai kandidat archduke, tidak diragukan lagi ada yang merencanakan sesuatu di balik senyum mereka.

Aku bertanya-tanya apakah mereka seramah ini karena aku sangat kecil...? Atau karena Eglantine memperkenalkan aku sebagai teman? Aku tidak yakin bagaimana harus berinteraksi dengan mereka.

Aku percayakan Wilfried untuk menangani pengunjung kami yang tersisa saat aku membawa gadis-gadis itu ke tempat duduk mereka; peringkat kadipaten diprioritaskan di sini. Aku kemudian mengantar Adolphine, kandidat archduke dari Drewanchel kadipaten ketiga, yang tersenyum kepadaku ketika aku menunjuk ke tempat duduknya.

"Kamu terpaksa menghabiskan dua tahun tertidur di jureve setelah upaya keracunan yang serius, ya?" tanya Adolfin. “Adik laki-lakiku telah memberi tahuku bahwa Kau cukup terpelajar terlepas dari kenyataan ini. Dia ingin datang ke sini sebagai siswa tahun pertama, tapi aku sangat ingin bertemu denganmu.”

Eh, maaf... Aku tahu namanya "Ortwin", tapi aku sama sekali tidak ingat seperti apa dia!

Aku tersenyum, akan tetapi aku berteriak dalam hati. "Saudara saya memberitahu bahwa Lord Ortwin cukup cerdas dan benar-benar merasa terhormat menjadi teman sekelasnya."

Diskusi santai sedang berlangsung di seluruh ruangan; ini hampir akhir dari musim sosialisasi, jadi sekarang kandidat archduke dan archnoble yang dikirim menggantikan mereka sudah cukup mengenal satu sama lain. Aku dikelilingi Eglantine dan teman-teman sekolahnya, sementara Wilfried mendekati orang-orang yang paling dia kenal.

“Kue pon Ehrenfest memiliki tampilan yang sederhana, tetapi sebenarnya cukup enak. Bahkan Pangeran Anastasius menyukainya,” kata Eglantine sambil memperkenalkan kudapan. Beberapa wajah teman-temannya langsung berseri-seri seolah-olah mereka telah menunggu topik ini.

“Saya sudah memakannya di jamuan teh sebelumnya, Lady Eglantine. Rasa apfelsige sangat menyenangkan,” kata seorang gadis.

“Kue pon itu adalah hadiah dari Lady Rozemyne, yang membuatku ingat—jepit rambut yang akan aku kenakan saat wisuda dibuat di Ehrenfest atas instruksi Pangeran Anastasius. Itu pada akhirnya terlihat sangat bagus.”

Eglantine menjadi salesku untuk semua temannya... Sungguh dewi yang sebenarnya.

Dia lebih baik dariku dalam hal sanjungan, dan dia jauh lebih berpengaruh. Aku ingin belajar dari teladannya yang cemerlang, tetapi itu tampaknya cukup sulit.

“Rambut anda terlihat lebih berkilau dari biasanya, Lady Eglantine. Apakah itu juga berkat Ehrenfest?” salah satu gadis bertanya. "Saya tidak bisa tidak memperhatikan bahwa para wanita Ehrenfest memiliki rambut yang sangat berkilau hari ini."

Untuk tujuan periklanan, setiap gadis kadipaten kami menggunakan rinsham untuk persiapan jamuan teh, seperti yang mereka lakukan sebelum upacara kenaikan tingkat. Bahkan rambut pelayan yang melayani semua orang berkilau.

“Rambut anda sangat berkilau, Lady Rozemyne. Bisakah saya menyentuhnya?” tanya gadis lain.

"Tentu saja."

Teman-teman Eglantine bergantian menyentuh rambutku, memujinya, dan mengungkapkan kecemburuan. Tentu saja, mereka juga bertanya apakah aku akan menjual rinsham kepada mereka, tetapi aku tidak diizinkan untuk terlibat dalam perdagangan apa pun di sini.

“Sayang sekali, saya sendiri tidak dapat mengambil keputusan semacam itu, karena saya memerlukan izin aub untuk terlibat dalam perdagangan. Namun, apakah kalian menginginkan botol testing? Saya bisa berbagi sebanyak itu, setidaknya.”

"Astaga. Anda tidak keberatan?”

"Tidak juga. Jumlahnya terbatas, jadi saya harus memprioritaskan teman.”

Di mataku, seseorang hampir tidak dapat menyebut hubungan yang didasarkan pada suap sebagai persahabatan, tetapi ini hanyalah fakta kehidupan bagi kandidat archduke. Ehrenfest berada dalam posisi yang hampir tidak menguntungkan di peringkat kadipaten tengah, dan kecuali ada manfaat untuk berteman denganku, tidak ada yang mau repot-repot untuk mencoba. Aku perlu menjalin pertemanan sebanyak mungkin dengan kadipaten lain selama pengaruh Eglantine ada di pihakku.

"Aku akan meminta pelayanku menyiapkannya," kataku, "dan kemudian aku akan menyapa pengunjung kami yang lain."

“Jamuan teh sebesar ini selalu sangat sibuk. Kami harap anda beruntung.”

Dengan dorongan Eglantine dan teman-teman sekolahnya, aku menyelinap keluar dari lingkaran dan memberi isyarat sekilas kepada Brunhilde. Dia akan mengantar botol testing rinsham sementara aku menyapa orang-orang yang aku lewatkan pada izin pertamaku.

“Saya ingin menjalin hubungan baik dengan kalian semua sesegera mungkin, tetapi takdir mengharuskan saya untuk kembali ke Ehrenfest, jadi baru sekarang saya sanggup mengadakan jamuan teh. Saya ingin menyampaikan permintaan maaf dan terima kasih banyak telah berkunjung selama pekan-pekan yang sibuk ini.”

“Anda tumbuh besar di gereja sebelum diadopsi oleh archduke, bukan, Lady Rozemyne?” tanya Detlinde, tampak dan terdengar prihatin. “Anda harus berpartisipasi dalam ritual gereja bahkan sekarang. Saya tidak dapat membayangkan betapa sulitnya itu, karena saya secara alami tidak pernah menginjakkan kaki di gereja, dari semua tempat, akan tetapi saya turut bersimpati dengan perjuangan anda.”

Para pengunjung bergejolak. Banyak yang sudah tahu bahwa aku diadopsi, tetapi tampaknya aku tidak dibesarkan di gereja dan terus melayani sebagai Uskup Agung bahkan sampai sekarang. Beberapa orang dengan sinis bergumam, "Di gereja?" satu sama lain. Mata mereka menyipit seperti predator yang baru saja menemukan kelemahan untuk dieksploitasi.

Menggunakan perhatian palsu untuk mengumbar aibku, hm? Memang keji...

Ini juga bukan satu kali—aku harus kembali ke Ritual Persembahan setiap tahun mulai sekarang. Membiarkan asal muasal gereja menjadi kelemahan abadi bagi orang lain untuk menyerang hanya akan membuat kesulitanku bertahan lama; Aku perlu memilikinya di sini, jadi aku melihat ke semua orang dan tersenyum.

"Benar. Seperti yang Lady Detlinde katakan, saya tumbuh besar di gereja karena kondisi keluarga. Namun, atas permintaan aub saya terus berpartisipasi dalam upacara keagamaan. Ehrenfest sangat menderita karena paceklik mana sehingga bahkan seorang anak kecil seperti saya diperlukan untuk mengabdikan diri sebagai santa dan berpartisipasi dalam upacara. Saya memang cukup iri dengan kadipaten besar yang tidak memiliki masalah mana untuk ditangani. Benar kan, Wilfried?”

"Ya. Saya juga telah berpartisipasi dalam upacara gereja, mengisi kadipaten dengan mana. Berat akan tetapi bermanfaat, karena sudah tugas keluarga archduke mengisi bumi dengan mana. Tentu saja, saya juga iri pada kadipaten besar yang sangat kaya dengan mana sehingga kandidat archduke mereka tidak perlu melakukan pekerjaan ini.”

Aku mengangguk setuju dan kemudian menatap Detlinde dengan iri, yang mengatakan, “Aku ingin rumahmu berbagi mana yang berlimpah itu.” Itu adalah pukulan yang ironis, karena Ahrensbach merosot peringkatnya meski merupakan kadipaten besar, dan dia tampaknya memahaminya—dia mengerutkan alisnya dengan frustrasi, dan tatapan keras di mata hijau gelapnya semakin intensif.

“Banyak kadipaten menengah dan bawah menderita saat ini; Frenbeltag juga iri pada kadipaten besar,” kata Rudiger sambil tersenyum tenang. “Namun, terlepas dari kesulitan yang kita semua alami, Lady Rozemyne membantu Frenbeltag ketika kami meminta bantuan. Kadipaten kami tidak memiliki sesuatu selain rasa terima kasih untuk Santa Ehrenfest.”

"Saya bersyukur warga anda sangat menghargainya, Lord Rudiger."

“Semoga Ehrenfest dan Frenbeltag dapat terus saling membantu kedepannya.”

Apakah itu hanya ucapan terima kasih yang umum, atau apakah dia mencoba mengarahkan ke proposal yang sudah ku tolak dengan waliku ...?

Niat Frenbeltag belum jelas. Aku menghargai dukungan itu, akan tetapi aku tidak bisa mengatakan apakah mereka mengharapkan bantuan lebih jauh. Untuk menghindari masalah yang mungkin datang dengan klarifikasi lebih lanjut, aku mengakhiri percakapan dengan tersenyum.

“Rasanya kita semua sama-sama berjuang akhir-akhir ini...” kata-kata persetujuan dari mereka yang berada di kadipaten menengah dan lebih rendah. Didikan jelataku berarti bahwa aku tidak bisa benar-benar berempati dengan mereka, akan tetapi perang saudara telah secara dramatis mengubah kehidupan bangsawan yang tak terhitung jumlahnya. Kedaulatan juga telah mengalami perubahan yang mencolok dan cukup luas, sampai-sampai Justus berkomentar tentang betapa berbedanya Akademi Kerajaan tidak lama setelah tiba di sini. Ehrenfest berjuang karena keterbatasan personil, tapi kadipaten lain lebih terpengaruh.

“Kamu mengatakan bahwa Ehrenfest sedang berjuang karena paceklik mana, Lady Rozemyne, akan tetapi nilai kadipaten anda terus meningkat. Anda bahkan menyebarkan tren baru,” kata seorang gadis.

“Itu karena kami melakukan upaya terbaik kami ke area yang tidak membutuhkan mana,” jawabku. “Tentu saja, kami juga sedang menguraikan problem mana sebaik mungkin.”

Memang nilai tulis kami telah meningkat, tetapi itu tidak membutuhkan mana, dan semua tren baru kami adalah aksesoris mode dan kudapan, bukan alat sihir baru. Semua orang tampaknya mengangguk sebagai tanggapan, memahami maksudku sepenuhnya.

"Saya menganggap jepit rambut anda sangat cantik, Lady Rozemyne," kata gadis lain. “Tak habis pikir seseorang dapat membantu kadipaten tanpa memerlukan mana... Saya yakin perlu belajar dari teladan anda dan memikirkan sesuatu.”

"Oh? Tapi Lady Rozemyne juga sedang mengerjakan hal-hal yang memang membutuhkan mana,” datang sanggahan tak terduga. Aku menoleh untuk melihat seorang anak laki-laki menatapku dengan mata menyelidik—seorang archnoble yang hadir karena kadipatennya tidak memiliki kandidat archduke saat ini. “Adik perempuan tahun pertamaku membuat highbeast yang bisa dinaiki dan dikendarai seperti kereta. Sepertinya anda yang memikirkan desain itu sendiri, Lady Rozemyne. Bagaimana seseorang bisa mendapatkan ide semacam itu?”

“Saya selalu memiliki kesehatan yang buruk, jadi saya menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan metode untuk bepergian sambil meminimalkan kontak dengan dunia luar. Highbeast yang bisa dikendarai adalah solusi saya,” jawabku. Itu kebohongan sempurna dan tidak tahu malu. Aku tentu merasa tidak enak hati kepada semua orang yang mengangguk pada diri mereka sendiri pada logikaku yang jelas —sebenarnya, aku hanya bisa membayangkan mobil setelah diperintahkan untuk membuat kendaraan.

“Seseorang bisa naik highbeast yang bisa dikendarai tanpa perlu berganti pakaian berkuda, ditambah lagi bisa digunakan untuk membawa barang bawaan,” lanjutku. “Aku percaya itu adalah desain yang cukup nyaman untuk wanita, tetapi dinding di sekitarnya menghalangi pemakaian senjata, jadi ksatria pengawalku telah menyatakan bahwa itu tidak cocok untuk ksatria.”

Ada beberapa suara yang terkesan dari antara mereka yang berkumpul.

“Idenya cukup bagus, tapi bukankah dikatakan bahwa anda menyerang seorang pengawas asrama dengan highbeast anda?” tanya Detlinde, sekali lagi menarik perhatian. “Itu pada akhirnya tidak lebih dari rumor, tetapi desainnya yang seperti feybeast pasti harus disalahkan. Apakah tidak ada yang mencoba menghentikan anda, atau apakah anda hanya menyukai makhluk yang menakutkan semacam itu?”

Aku tahu dari pengalaman bahwa mencoba meyakinkan semua orang bahwa Lessy itu imut tidak akan membantuku. Ketika aku berhenti untuk memikirkan sesuatu yang harus dilakukan, Wilfried menunduk dan kemudian mengangkat kepalanya kembali seolah-olah dia baru saja mendapat ide yang luar biasa.

“Rozemyne memprioritaskan ketangguhan saat membuat highbeast-nya; konstitusinya yang lemah telah membuatnya tertarik pada orang-orang yang memancarkan kekuatan. Pertimbangkan saja berapa banyak komandan ksatria yang dia sukai. Ada Lord Bonifatius, Lord Ferdinand, Karstedt...”

Tunggu apa...? Aku tahu kau mencoba mendukungku di sini, Wilfried, tapi itu sama sekali tidak benar. Kapan aku pernah mengatakan bahwa aku mencintai orang yang kuat?! Itu sangat salah!

Artinya, dukungan melenceng itu tampaknya memiliki beberapa efek— Detlinde sekarang menatapku yang dipenuhi dengan kekhawatiran dan rasa kasihan.

"Jadi begitu. Yang lemah mengagumi yang kuat dapat dimengerti, tetapi sebagai wanita, saya menyarankan anda mencari keimutan daripada kekuatan,” katanya. Beberapa mengangguk setuju, tetapi yang lain angkat bicara untuk mendukungku.

“Bagi saya terdengar seperti Lady Rozemyne akan berhubungan baik dengan Dunkelfelger, kalau begitu. Tidakkah anda setuju, Lady Hannelore? Oh, ke mana Lady Hannelore pergi...?”

“Sepertinya dia pergi sebentar untuk cuci tangan.”

Kesempatan lain yang terlewatkan untuk menyapa Hannelore... Waktuku benar-benar buruk hari ini.

Saat itulah Brunhilde berbisik, "Semuanya sudah siap, Lady Rozemyne." Aku mengakhiri salamku dan mulai berjalan kembali ke tempat dudukku, sambil menatap kursi kosong Hannelore. Aku sekarang akan membagikan botol testing rinsham kepada teman-teman Eglantine. Gadis-gadis itu menemuiku dengan tatapan penuh harap; mereka melihat rambut berkilau gadis-gadis Eglantine dan Ehrenfest dengan mata kepala mereka sendiri, jadi masuk akal jika mereka ingin mengamankan beberapa rinsham untuk diri mereka sendiri.

Brunhilde membawa botol kecil itu dengan setengah tersenyum, saat itu aku melihat Hannelore kembali dari sudut mataku. Kami benar-benar melewatkan satu sama lain. Aku ingin berbicara dengannya setidaknya sekali sebelum pesta ini selesai, tetapi untuk saat ini aku membagikan botol-botol itu kepada teman-teman yang telah diperkenalkan Eglantine kepadaku. Aku mulai dengan Adolphine dan dengan hati-hati menurunkan hierarki status dari sana.

"Silahkan, ini untuk anda," kataku. "Pelayan saya akan menjelaskan cara menggunakannya."

"Astaga. Saya sangat berterima kasih.”

Saat aku membagikannya, aku perhatikan bahwa aku juga menarik perhatian orang-orang yang diajak bicara oleh Wilfried. Namun, mereka tidak mengatakan apa-apa padaku, jadi aku terus membagikan botol kepada teman-teman baruku.

"Itu berbau harum, bukan?" tanya Eglantine. “Aku sendiri sangat menyukai aromanya.”

Gadis-gadis lain membuka penyumbat yang menyegel botol dan mencoba sendiri aromanya. Mereka semua langsung terengah-engah karena takjub. Mereka mungkin memiliki preferensi tersendiri, akan tetapi untuk acara khusus ini, aku telah memberi mereka semua jenis yang sama seperti yang aku berikan kepada Eglantine.

"Brunhilde, ajari pelayan semua orang cara memakai rinsham."

“Dimengerti, Lady Rozemyne.”

Saat Brunhilde mengumpulkan pelayan dari teman-teman baruku dan mengajari mereka menggunakan rinsham, mereka yang belum diberi botol mencondongkan tubuh ke arahku, seolah tak mampu menahan godaan.

"Lady Rozemyne, apa yang ada di dalam botol itu?" tanya seseorang. “Aromanya sangat menyenangkan.”

“Itu adalah rinsham, cairan yang mengeluarkan kilau pada rambut seseorang. Saya khawatir jumlahnya terbatas, jadi saya membagikan botol ini hanya kepada teman-teman saya hari ini.”

"Astaga. Apakah anda tidak membagikannya kepada teman-teman Lord Wilfried juga?” tanya Detlinde. Matanya yang lebar beralih ke Wilfried, dan tak lama kemudian, lebih banyak lagi mata yang tertuju padanya.

“Yah, Rozemyne-lah yang pertama kali menciptakan rinsham,” Wilfried membalasnya dengan tersenyum, mendukungku. “Dan tidak seperti perempuan, saya tidak terlalu tertarik dengan rambut berkilau. Saya biasanya menyerahkan semua hal yang berkaitan dengan produk kecantikan kepadanya.”

Beberapa anak laki-laki memberikan senyum masam untuk menunjukkan bahwa mereka merasakan hal yang sama. Sama seperti Wilfried, mereka kemungkinan besar gagal memahami mengapa wanita sangat terobsesi dengan rinsham.

"Saya mengerti," jawab Detlinde. “Jadi itu artinya anda akan memberi rinsham kepada saya juga bukan, Lady Rozemyne?”

Um... Apa? Dari mana datangnya kepercayaan diri itu? Apa dia, seperti... mencoba menggunakan otoritasnya sebagai kandidat archduke kadipaten tinggi untuk memerintahkanku untuk memberinya? Aku memiringkan kepalaku ke satu sisi dengan bingung, tidak yakin bagaimana harus merespon.

“Ya ampun, Lady Detlinde. Apakah Lady Rozemyne tidak mengatakan bahwa dia hanya membagikannya kepada teman-temannya? Aku tidak percaya kata-katamu sejauh ini setidaknya ramah,” kata Eglantine, menegurnya dengan senyum lembut. Dia berbicara sebagai kandidat archduke dari Klassenberg, kadipaten dengan peringkat tertinggi, dan teman-teman kami yang baru saja menerima rinsham semuanya mengangguk setuju.

Aah, begitu... Jadi inilah mengapa para mednoble dan laynoble berduyun-duyun ke kekuatan yang lebih besar—itu membuat mereka aman dari penyalahgunaan wewenang secara tirani.

Sebagai kadipaten berstatus lebih rendah, Ehrenfest harus mematuhi perintah Ahrensbach... tetapi jika kadipaten berperingkat lebih tinggi seperti Klassenberg menyela, maka Ahrensbach harus mundur. Baru sekarang Eglantine melindungiku, meskipun bukan kerabat atau waliku, aku mulai benar-benar tahu bagaimana rasanya menjadi mednoble atau bahkan laynoble di sini. Pada saat yang sama, aku memahami sendiri apa yang diharapkan anggota faksi dari orang-orang yang mereka ikuti.

Di Akademi Kerajaan, aku harus berhati-hati untuk menjaga sikap seramah mungkin dengan kadipaten yang lebih besar. Dan di Ehrenfest, aku harus berhati-hati untuk melindungi mednoble dan laynoble di faksiku.

Bahkan setelah interupsi Eglantine, Detlinde tetap bersikukuh. Dia melebarkan mata hijau gelapnya seolah-olah dialah yang diperlakukan secara tidak adil, berkedip karena terkejut, dan kemudian dengan sedih melihat ke bawah. “Saya terkejut bahwa hubungan kami tampak begitu dingin di luar. Saya selalu, selalu mengkhawatirkan Lady Rozemyne; dia adalah sepupu berharga saya, dan hati ini perih ketika mengetahui bahwa dia diserang bangsawan lain di kampung halamannya.”

Um. Um. Apa? "Sepupu berhargamu"? Dari mana itu?

“Kata-kata saya mungkin tampak kasar bagi kebanyakan orang, tetapi ketajaman seperti itu adalah cerminan dari cinta keluarga kami. Lady Rozemyne ​​mengerti kan?”

Tidak. Sama sekali tidak.

Dia melompat-lompat begitu terang-terangan sehingga rahangku benar-benar jatuh saat dia berbicara. Namun, aku dengan cepat tersentak kembali ke kenyataan. Aku harus menolaknya di sini, jika tidak semua orang akan menerima pernyataannya yang salah sebagai fakta.

“Ini pertama kalinya saya mendengar hal semacam itu. Saya ingat anda pernah berkata di hadapan saya bahwa saya bukan sepupu anda.”

"Astaga. Tampaknya bahkan anda salah paham dengan saya, Lady Rozemyne. Tragis sekali...” kata Detlinde, merosot ke depan. Anak laki-laki yang menonton tampaknya telah jatuh pada sandiwaranya, dan aku mulai khawatir bahwa para gadis akan menyimpulkan bahwa telah terjadi kesalahpahaman tragis... Namun, ketika aku mengalihkan perhatianku kepada mereka, menjadi jelas bahwa mereka telah memilih berbohong dan mulai kesal. Mereka secara halus memberi isyarat kepadaku untuk mengakhirinya.

“Lady Rozemyne, itu semua salah paham. Anda adalah sepupu berharga saya,” Detlinde mengulangi, tampaknya berniat melanjutkan sandiwara ini meskipun dia menerima tatapan datar dan geli dari semua gadis lain.

Tidak, aku cukup yakin aku mengerti dengan baik, Detlinde. Tapi, hm... Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana orang ingin aku mengakhiri ini?

Aku berhenti, tidak yakin dengan apa yang akan seorang bangsawan lakukan dalam situasi ini, dan saat itulah Gudrun muncul dengan salah satu botol kecil di tangan. "Lady, bolehkah saya menyarankan anda memberi hadiah kepada sepupu anda, Lady Detlinde, beberapa rinsham juga?" dia bertanya sambil tersenyum, menyodorkan rinsham kepadaku sambil menunjukkan secarik kertas di telapak tangannya yang bertuliskan,

“Gunakan kesempatan ini untuk menekankan posisimu sebagai sepupu dari kandidat Archduke Ahrensbach.”

Dia benar—tidak ada salahnya aku mengeksploitasi statusnya. Alasan utamaku membagikan rinsham kepada teman-temanku adalah untuk memastikan keamanan diriku sendiri.

Meskipun menjengkelkan harus memberinya rinsham setelah dia menyerangku bertubi-tubi.

“Saya tidak tahu anda menganggap saya sebagai anggota keluarga yang sangat berharga, Lady Detlinde. Sungguh, maafkan saya. Jika berkenan, maka saya akan menyambut hubungan kita sebagai sepupu,” kataku. Dia sekarang mungkin tidak akan bisa mundur dari hubungan kami sebagai keluarga karena dia sendiri telah mengumumkannya di depan kandidat archduke setiap kadipaten. Aku tersenyum dan mengulurkan botol, yang Detlinde ambil sambil tersenyum.

"Benar. Semoga hubungan kita langgeng dan berbuah manis, Lady Rozemyne.”

Memberikan rinsham kepada Detlinde menyebabkan sejumlah gadis dari kadipaten lain melangkah maju, mereka semua meminta botol testing. Aku menghitung, dan kami memiliki cukup untuk semua orang yang berkerumun di sekitarku.

Setelah botol rinsham dibagikan dan pelayanku telah menjelaskan cara menggunakannya, topik beralih ke Eglantine yang menerima permintaan Anastasius untuk mendampinginya selama upacara kelulusan.

“Sebenarnya, aku mendapatkan pengawalan Pangeran Anastasius berkat bantuan Lady Rozemyne,” ungkap Eglantine.

"Apakah begitu? Tolong ceritakan detailnya,” ada yang menimpali. Itu sangat penting bahkan dari perspektif politik yang dipilih oleh para keluarga kerajaan untuk dikawal, jadi anak laki-laki dan perempuan sama-sama tertarik pada apa yang Eglantine katakan.

“Lady Rozemyne, cukup menarik anda dapat bertemu dengan Lady Eglantine meskipun telah kembali ke Ehrenfest sebelum musim sosialisasi dimulai,” kata seorang gadis.

“Saat itulah profesor musik mengundang saya ke jamuan teh,” jawabku. “Lady Eglantine mengundang saya ke jamuan teh terpisah sesudahnya. Saya memiliki waktu yang terbatas di Akademi Kerajaan, jadi cukup menyenangkan saya bisa diberi kesempatan untuk berteman dengannya.”

Beberapa gadis merespon dengan ekspresi terkejut, tidak diragukan lagi karena aku sudah mulai bersosialisasi jauh lebih awal dari biasanya, tapi Detlinde menunjukkan ekspresi simpati yang khawatir. "Kalau begitu, anda pasti merasa sangat khawatir," katanya, "mengingat Lady Eglantine akan segera lulus."

"Astaga. Anda cenderung cemas, bukan, Lady Detlinde? Jangan takut—Lady Rozemyne dan saya telah berjanji untuk tetap berteman lama di masa depan, bukan?” Eglantine menjawab, dengan mudah menahan Detlinde dan mengarahkan senyum ke arahku. Itu adalah senyum lembut seorang dewi, dan aku membalasnya dengan anggukan.

“Um, Lady Rozemyne...” terdengar suara kecil gemetar. Aku berbalik dan melihat Lady Hannelore dari Dunkelfelger, mengatupkan tangannya di depan dadanya dan memasang ekspresi tegas. “Ada yang ingin saya tanyakan pada anda, Lady Rozemyne...” Wah... Akhirnya aku bisa menyapanya.

Aku meminta seorang pelayan membantuku turun dari kursiku sehingga aku bisa berdiri di depan Hannelore. Dia tentu saja berada di sisi yang lebih kecil untuk siswa tahun pertama, tetapi dia masih jauh lebih tinggi dariku, seperti yang mungkin diperkirakan. Aku mendongak dan melihat matanya yang merah seperti kelinci basah dan gemetar.

“Saya pikir penting untuk menyapa anda dengan benar, Lady Hannelore. Rasanya kita baru saja melewatkan satu sama lain hari ini,” kataku sebelum memberikan salam bangsawan. Namun, yang sangat mengejutkanku, Hannelore tampak lebih berkonflik daripada senang ketika menyapaku secara bergantian.

Tunggu... Apakah dia tidak datang ke sini untuk menyambutku? Apakah aku mengacau?

Aku mulai merasa khawatir, dan Hannelore juga melihat sekeliling dengan ekspresi cemas. Orang-orang mulai memperhatikan kami dengan tatapan ingin tahu, seolah-olah sesuatu akan terjadi.

“Aku ingin membicarakan tentang saudara laki-lakiku denganmu, Lady Rozemyne. Tapi setelah dipikir-pikir, ini bukan tempat yang tepat untuk itu. Aku akan menyimpan masalah ini untuk lain waktu. ”

Hm...? Apakah Lestilaut menyebabkan lebih banyak masalah atau semacamnya?

Kami mengalahkan Dunkelfelger dalam permainan ditter memakai sesuatu yang dianggap sebagai rencana yang tidak biasa, sehingga menghindari upaya mereka untuk mengambil hak asuh Schwartz dan Weiss, dan kemudian kami menolak pertandingan ulang melalui pengawas asrama kami. Mungkin Lestilaut akan membuat permintaan yang tidak masuk akal dariku yang tidak bisa disebutkan oleh Hannelore di depan umum.

“Namun bukan itu saja—saya juga ingin bertanya apakah kita bisa berteman...” Hannelore bertanya dengan gugup. Aku melirik Brunhilde dan merasakan perutku jatuh ketika dia dengan halus menggelengkan kepalanya.

Oh tidak... Ini bahkan lebih buruk dari permintaan tidak masuk akal! Kami kehabisan botol testing! Aku berasumsi Hannelore tidak tertarik, karena dia sibuk berbicara dengan Wilfried sementara semua orang berkerumun di sekitarku. Apa yang harus ku lakukan? Mungkin aku seharusnya menyimpan satu botol untuk setiap kadipaten besar. Jelas jadi masalah bahwa kadipaten besar meminta rinsham setelah kami memberikan semuanya. Sheesh! Kadipaten besar harus meminta botol terlebih dahulu; begitulah seharusnya mereka bertindak!

Berjuang dengan masalah yang mustahil di depanku, aku memutuskan untuk menyatakan kebenaran dengan jelas. "Lady Hannelore, saya sungguh minta maaf, tapi kami kehabisan botol untuk dibagikan."

"Apa...?" Hannelore melebarkan mata karena terkejut; kemudian dia menunduk dan perlahan menggelengkan kepala dari sisi ke sisi. Aku ragu orang lain bisa melihat wajahnya, mengingat dia sedang menundukkan kepalanya, tapi aku cukup pendek untuk melihat ekspresi hancurnya dari dekat. Dia tampak seperti akan menangis.

TIDAAAAAK! Aku belum pernah melihat orang yang lebih kecewa dalam hidupku! Justus, selamatkan aku!

Aku menyalakan insting dan melihat Gudrun diam-diam berjalan untuk berdiri di belakangku. Dia meletakkan tangan di bahuku dan dengan lembut mendorongku ke depan. “Lady Rozemyne, saya yakin Profesor Solange menyebutkan bahwa Lady Hannelore sering mengunjungi perpustakaan. Mungkin anda bisa meminjamkan salah satu buku anda, sebagai bukti persahabatan kalian?”

Aku membelalakkan mata karena terkejut, dan Gudrun mengangguk untuk memastikan bahwa itu benar tanpa perlu diragukan. Ada saat di mana pertanyaan tentang kapan dia mendengar informasi semacam itu dari Solange terlintas di benakku, akan tetapi dengan cepat terlupakan di tengah intensitas pencerahan.

"Astaga! Anda pecinta buku, Lady Hannelore?”

"Y-Ya, well... saya tidak membencinya," kata Hannelore, mendongak dan mengangguk. Sebagian besar kandidat archduke tidak pernah repot-repot keluar dari kebiasaan untuk berkunjung ke perpustakaan, akan tetapi Hannelore tampaknya cukup sering pergi ke sana. Dia mungkin mulai pergi ke sana setelah pelajarannya selesai, yang mungkin tepat saat aku kembali ke Ehrenfest. Aku tahu kami akan cepat berteman jika saja kami tidak saling melewatkan.

Aah! Aku telah menemukan kutu buku imut! Aku ingin berteman dengannya. Aku sangat ingin berteman dengannya. Ini pasti tuntunan Mestionora sang Dewi Kebijaksanaan! Woo hoo!

Mana panas mulai mengalir ke seluruh tubuhku saat aku dikejutkan dengan keinginan untuk mengucapkan doa syukur saat itu juga. Aku berhasil menahan diri, bagaimanapun juga, karena akan baik dan benar-benar canggung bagiku untuk berdoa di tengah-tengah semua kandidat archduke ini begitu cepat setelah pendidikan gerejaku diejek.

“Lady Hannelore, saya punya banyak cerita ksatria, tapi mana yang anda pilih—cerita yang berfokus pada romansa atau tentang pertarungan? Sebagai kandidat archduke dari Dunkelfelger, saya menganggap yang terakhir?”

Hannelore berhenti berpikir. “Jika harus memilih, saya akan mengatakan bahwa saya lebih suka cerita tentang romansa,” akhirnya dia menjawab dengan suara yang tenang dan pendiam. Memikirkan gadis pemalu yang menikmati romansa itu sendiri sudah cukup untuk membawa kedamaian di hatiku.

Begitu... Dia suka keduanya tapi lebih suka cerita cinta. Menarik. Menarik...

Dalam hal ini, aku akan meminjamkannya buku cerita romansa ksatria yang telah ditulis Elvira dan kemudian menyelidiki pendapatnya. Mungkin kita bahkan bisa membuat buku bersama suatu saat. Ada banyak kemungkinan.

“Kalau begitu, saya akan segera mengirimkannya. Saya cukup senang memiliki teman sesama pecinta buku,” kataku sambil tersenyum penuh.

Hannelore membalas dengan senyum manis, tampak lega; kemudian dia bertepuk tangan dalam kesadaran. “Um, kalau begitu, sebagai imbalannya saya akan meminjamkan buku juga kepada anda. Apa yang akan membuat Anda tertarik, Lady Rozemyne?”

Um. Astaga. Hannelore mungkin benar-benar malaikat. Malaikat berharga yang meminjamkan buku. Dia diutus oleh Mestionora. Aah, teman sejatiku!

Lenganku mulai terangkat dalam doa saat aku mempercayakan tubuhku pada semangat dan sukacita yang membara bersamaku. Namun, kurangnya pengendalian ini berumur pendek—Gudrun memperkuat cengkeramannya di pundakku, dengan cukup jelas memberi isyarat agar aku menahan diri. Aku memaksakan mana di tubuhku yang sedang mencari jalan keluar dan menatap Hannelore.

“Saya suka semua buku, tetapi lebih ingin membaca cerita tentang ksatria atau romansa yang kaya dengan budaya Dunkelfelger,” aku menjawab.

“Saya akan mengirimkannya sesegera mungkin. Saya sangat senang kita bisa berteman, Lady Rozemyne.” Hannelore tersenyum hangat dan kemudian menggenggam tanganku yang setengah terangkat ke tangannya.

Astaga! Apa?! Dia sangat imut! Dia kutu buku yang sangat menggemaskan! Apa yang harus ku lakukan?! Aku pikir aku baru saja menemukan sahabatku di seluruh dunia!

Aku menyunggingkan senyum konyol, terpesona oleh keimutan Hannelore.





“Saya juga senang menjadi teman anda, Lady Hannelore. saya... ah...?”

Tiba-tiba, semuanya menjadi hitam.

___________



Ketika aku bangun, aku sudah di tempat tidur. Aku menghela nafas melihat betapa akrabnya seluruh pengalaman ini.

“Rasanya sudah lama sejak terakhir kali aku kacau seperti ini...”

Sepertinya aku terlalu bersemangat untuk menemukan sahabat baru dan jatuh pingsan. Jumlah besar mana yang mengamuk didalam diriku tidak memiliki bentuk pelepasan apa pun, baik melalui doa atau feystone, jadi bahkan kapasitas jureveku yang diperluas belum cukup untuk menahannya.

Setelah merasa baikan, aku harus membawa buku ke Hannelore dan meminta maaf...

Post a Comment