Update cookies preferences

Ascendance of A Bookworm Vol 15; 12. Turnamen Antar Kadipaten





Setelah aku mengompresi ulang manaku dengan benar dan mendapatkan kembali kemampuan untuk bergerak secara normal, aku meraih bel yang ada di meja di samping bantalku. Akan tetapi, sebelum aku sempat membunyikannya, Rihyarda mendorong tirai di sekitar tempat tidur; dia pasti mendengar gemerisikku.
 

“Akhirnya bangun, Lady? Anda tertidur selama dua hari penuh, jadi kami benar-benar mulai khawatir. Kami bahkan akhirnya berhasil meyakinkan kekeraskepalaan Ferdinand untuk datang melakukan pemeriksaan.”

Ketika Justus melaporkan kepada Ferdinand bahwa aku pingsan karena terlalu bersemangat, satu-satunya respon yang dia terima adalah mendorong feystone kosong ke arahku dan menunggu mana-ku menjadi tenang. Bahkan aku jengkel dengan kenyataan bahwa aku telah bekerja cukup keras untuk jatuh pingsan selama dua hari penuh. Pada saat yang sama, aku bertanya-tanya bagaimana reaksi Ferdinand ketika, setelah dengan enggan melakukan perjalanan ke sini, dia mendapati bahwa aku sudah bangun. Wajahku memucat saat aku membayangkan dia memelototiku dan melontarkan badai kritik.

“Rihyarda, aku ingin pingsan lagi. Sampai Ferdinand tiba, jika memungkinkan.”

“Apa yang anda katakan, Lady? Semua mencemaskan anda setengah mati. Jika mana anda sudah tenang, kita harus ke ruang makan untuk sarapan.”

Dan kami pun berjalan menuju ruang makan. Saat aku tiba, semua orang menoleh untuk melihatku.

“Lady Rozemyne!”

“Akhirnya bangun, ya?” kata Wilfried. "Paman bilang kamu akan baik-baik saja, tapi aku masih khawatir."

"Apa yang terjadi dengan jamuan tehnya?" tanyaku sambil duduk dan mulai sarapan. Karena Gudrun berada di jamuan teh, Rihyarda segera bergerak untuk mengarahkan pelayanku dan merawatku, jadi dia tidak bisa memberi tahuku apa yang terjadi selanjutnya—atau lebih tepatnya, ketika aku bertanya, dia hanya mengatakan kepadaku untuk menanyakannya kepada orang-orang yang melihatnya.

“Bukan berarti seseorang yang bisa dengan tenang melanjutkan jamuan dan menikmati percakapan setelah tuan rumah pingsan,” kata Wilfried. Aku menunjukkan kelemahan untuk dilihat oleh semua kandidat archduke yang hadir dan pengikut mereka, dan jamuan teh segera diakhiri, memberi kesan kepada semua orang bahwa aku akan pingsan jika disentuh tanpa peringatan.

"Lady Hannelore merasakan yang terburuk, karena kau pingsan tepat setelah dia memegang tanganmu," lanjutnya. “Kau harus pergi meminta maaf padanya. Dia mencoba yang terbaik untuk tetap tenang, tetapi dia akhirnya menangis.”

Hannelore tampaknya panik, sama sekali tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan. Wilfried telah berusaha keras untuk menghiburnya, setelah mengalami trauma serupa di masa lalu —saat dia memegang tanganku dan lari selama upacara pembaptisanku, yang berakhir dengan aku tidak sadarkan diri dan agak berdarah. Ada juga insiden lain saat musim dingin di tahun yang sama, ketika satu bola salju menjatuhkanku, yang juga membuat teman-teman dan pengawalnya ketakutan. Aman untuk mengatakan bahwa kesehatanku telah melahirkan banyak legenda di Ehrenfest.

“Aku mengatakan kepada Lady Hannelore berulang-kali bahwa dia tidak perlu merasa sedih, karena tidak peduli seberapa mengejutkan kelihatannya, kamu selalu baik-baik saja ketika bangun. Pengikutmu juga mengatakan kepadanya bahwa itu bukan salahnya, tetapi itu hanya terlihat dangkal. Itu sama sekali tidak membantunya merasa lebih baik,” jelas Wilfried. “Aku akhirnya mengantarnya sampai ke Asrama Dunkelfelger, menjelaskan kepada Lord Lestilaut apa yang terjadi di jamuan teh, dan kemudian dengan hati-hati meminta maaf karena telah mengganggu Lady Hannelore. Mengerti apa artinya?”

Jamuan teh diadakan tidak berselang lama setelah pertandingan treasure-stealing ditter kami, jadi Lestilaut, yang dengan pahit menyebutku penipu dan menggambarkan aku jauh dari santa, tampaknya memelototi Wilfried dan yang lainnya dengan intensitas yang luar biasa.

"Ngh... aku minta maaf karena membuat semua orang kesulitan."

“Aku tidak berpikir akan membutuhkan dua hari penuh untuk siuman; Turnamen Antar Kadipaten besok, kau tahu. Selain itu, mengapa Kau sampai pingsan kali ini? Sepertinya tidak terjadi apa-apa.”

Sederhana saja—Lady Hannelore adalah gadis manis yang menggemaskan sampai-sampai hatimu membara. Aku membuka mulut untuk mengatakan itu padanya, akan tetapi kemudian aku berhenti. Tunggu sebentar... Bukankah itu membuatku terdengar seperti hidung belang? Aku mungkin harus sedikit menghiasinya. Mm... Bisa dibilang aku sangat senang mendapat teman baru. Tidak, tidak... Aku menunjukkan terlalu banyak kegembiraan untuk hal semacam itu.

Saat aku berjuang untuk menemukan jawaban yang terdengar bagus, suara melodi yang rendah datang dari belakangku. "Aku juga ingin mendengar alasan pingsanmu, Rozemyne." Jantungku berdegup kencang, dan rasa dingin yang begitu kuat mengalir di tulang punggungku sehingga aku berani bersumpah itu telah berubah menjadi es.

“F-Ferdinand...?!” Aku sangat terkejut sehingga suaraku pecah, dan aku berbalik untuk melihat pria itu sendiri memelototiku. Matanya dipenuhi dengan iritasi dan praktis berteriak, "Kamu berani menyebabkan masalah saat aku sangat sibuk?" Eckhart juga ada di sana, bertugas sebagai ksatria pengawalnya.

“Aku dengan enggan datang atas desakan keras Rihyarda,” lanjut Ferdinand, “tetapi sekarang yang kulihat malah Kau telah pulih dengan sendirinya.”

“Dia bangun tepat sebelum sarapan,” Rihyarda memberitahunya dengan tenang.

Mendengar kata-kata itu, Ferdinand berubah dari senyum dingin menjadi ekspresi datarnya yang biasa. “Terlepas dari itu, aku akan mendengar detailnya. Ayo,” katanya padaku.

"Um, tapi... Turnamen Antar Kadipaten akan diadakan besok, dan ada banyak hal yang harus kupersiapkan." Aku secara tidak langsung meminta Ferdinand untuk menyimpan kuliah untuk lain waktu, tetapi dia hanya melihat sekeliling ruang makan dan menyuarakan pengumuman kering.

“Kau tidak perlu mengkhawatirkan Turnamen Antar Kadipaten. Sudah diputuskan bahwa Kau tidak akan ikut.”

"Tunggu apa?"

"Kau tidak akan mengikuti Turnamen Antar Kadipaten," ulangnya.

“Ini adalah keputusan aub, dan yang sekarang akan kita diskusikan. Rihyarda dan Justus akan cukup sebagai pelayanmu. Yang lain, bersiaplah untuk besok.”

Bingung, aku membiarkan Rihyarda mendorongku ke ruang samping untuk berdiskusi. Eckhart berdiri di luar pintu; hanya Ferdinand, Rihyarda, Justus, dan aku yang masuk ke dalam.

"Periksa Lady sebelum kamu mulai bicara, Nak."

"Aku tahu. Ayo, Rozemyne.”

Aku berjalan ke arah Ferdinand, yang perlahan duduk di kursi. Dari sana, dia bersikap seperti dokter keluargaku—dia menyentuh leher, pergelangan tangan, dan menginvestigasi seluruh tubuhku.

"Kurasa manamu sudah tenang," katanya. “Apakah kamu mengerti apa yang terjadi padamu? Menurut laporan Justus, mereka hanya bisa berasumsi Kau terlalu bersemangat atas pinjaman dan peminjaman buku yang diusulkan.

"Pada dasarnya memang begitu........"

Ini pertama kalinya aku berteman dengan sesama kutu buku, dan kegembiraanku semakin membuncah. Buku adalah barang langka dan mahal di dunia ini, sehingga sangat sedikit yang memiliki hobi membaca. Aku ragu apakah aku akan menemukan gadis lain seusiaku yang merupakan pecinta buku dan memiliki status yang cukup mirip denganku sehingga kami dapat berinteraksi dengan santai. Bagiku, Hannelore adalah teman berharga yang tidak bisa aku biarkan terlepas dari jariku dalam keadaan apa pun.

“Aku sangat senang berteman dengan sesama kutu buku sehingga mulai memanjatkan doa. Justus menghentikanku, karena berdoa dan memberi berkah adalah perilaku ganjil di jamuan teh, tapi mana sudah dilepaskan dalam diriku. Itu mengamuk di seluruh tubuhku sampai, entah dari mana, semuanya menjadi gelap.”

“Jadi itu melebihi batas toleransimu. Seperti yang diperkirakan. Itu seharusnya baik-baik saja, sekarang manamu sudah tenang. Masalahnya adalah persahabatan barumu ini. Siapa sebenarnya gadis ini?” Ferdinand bertanya, kembali menatapku dengan tatapan tajam. Aku mengingat apa yang aku ketahui tentang Hannelore.

“Dia Lady Hannelore, kandidat archduke Dunkelfelger. Fiturnya yang seperti (kelinci) membuatnya benar-benar menggemaskan, ditambah lagi dia sangat suka membaca. Kami berjanji untuk bertukar buku. Aku punya teman yang dengannya aku bisa mendiskusikan buku sekarang! Aah, ini luar biasa!”

"Bodoh. Kamu terlalu bersemangat,” kata Ferdinand, nada frustrasinya jelas dalam suaranya. Dia menarikku ke depan, menempelkan feystone ke kepalaku, dan kemudian segera menggantinya dengan feystone lain. “Sepertinya kamu harus menghindari teman ini. Kalau terus begini, kamu akan pingsan lagi suatu saat.”

"Ah." Aku menyaksikan feystone dengan cepat berubah warna, pertanda yang jelas bahwa aku memang terlalu bersemangat. Rihyarda menggelengkan kepalanya seolah mengatakan bahwa aku tidak punya harapan.

“Lady Hannelore cukup berkonflik ketika anda pingsan, Lady. Mungkin bijaksana untuk menjaga jarak demi kebaikan dirinya juga.”

“Aku akan menahan kegembiraanku, jadi tolong jangan katakan hal kejam seperti itu. Jangan ambil teman kutu buku pertamaku.” “Apakah anda tidak pernah memiliki teman yang menyukai buku sebelumnya?”

Aku dekat dengan sejumlah orang aneh semasa Urano-ku, yang kesemuanya memiliki obsesi berbeda tetapi sangat kuat. Namun, sejak datang ke dunia ini, aku tidak memiliki teman semacam itu, baik sebagai Myne maupun sebagai Rozemyne. Bahkan Lutz, yang telah menghabiskan begitu banyak waktu membuat buku denganku, tidak bisa digambarkan sebagai kutu buku. Baginya, buku adalah produk, bukan barang untuk dibaca dan dinikmati.

“Dia teman pecinta buku pertama yang aku miliki sejak pindah ke sini,” jawabku. “Buku sangat mahal sehingga bahkan bangsawan cenderung tidak menyimpan banyak, bukan?”

Saling menghargai membaca adalah alasanku berhubungan baik dengan Philine, tetapi aku adalah kandidat archduke dan dia laynoble; kami tidak bisa melihat satu sama lain, atau berbagi buku satu sama lain. Dia pengikutku, dan aku tidak bisa memperlakukannya lebih dari itu. Dari sudut pandangnya, aku adalah tuan-nya dan seseorang yang harus dia jaga dengan sangat hati-hati; dia perlu mengawasi sekelilingnya setiap saat dan menghindari terlalu dekat. Kami bukan teman, melainkan tuan dan pelayan.

“Lady Hannelore, bagaimanapun juga, adalah kandidat Archduke Dunkelfelger; dia hampir pasti memiliki perpustakaan yang mengesankan. Aku harus terus membuat buku sebanyak mungkin sehingga aku bisa meminjamkannya sebanyak mungkin.”

“Sepertinya kamu tidak akan tenang untuk beberapa waktu. Rihyarda, kuras dia dengan feystone setiap kali dia bersemangat agar mana-nya tidak meluap,” kata Ferdinand sambil meletakkan tas kulit di atas meja. Aku bisa tahu dari gumpalan yang terlihat di bahan itu bahwa itu berisi tiga batu feystones besar.

“Itu membuatku ingat, Ferdinand—mengapa diputuskan aku tidak akan mengikuti Turnamen Antar Kadipaten? Aku sudah merasa baikan.” “Aub yang memutuskannya setelah membaca laporan Justus. Aub kadipaten lain dan keluarga kerajaan akan menghadiri Turnamen Antar Kadipaten, dan mengingat bahwa Kau bahkan tidak dapat melewati jamuan teh-mu sendiri tanpa jatuh pingsan secara memalukan, dia telah menyimpulkan bahwa yang terbaik adalah Kau tetap di tempat tidur dan menghindari menyebabkan masalah lebih lanjut.”

Turnamen Antar Kadipaten seperti persilangan antara festival olahraga dan festival budaya, untuk memasukkannya ke dalam istilah Bumi. Itu adalah acara terbesar tahun ini dan semua orang nanti-nantikan. Tidak diizinkan untuk hadir benar-benar kejam.

Ketidakpuasanku pasti terlihat di wajahku; Ferdinand menyilangkan tangannya dan mengangkat bahu ke arahku. “Rozemyne, Turnamen Antar Kadipaten secara politis dapat dianggap sebagai tahap pertama dari Konferensi Archduke, dan sejujurnya, dengan begitu banyak ketidakpastian tahun ini, kami tidak ingin seseorang yang tidak terduga sepertimu terlibat. Akan lebih baik jika kau mengembangkan skill bersosialisasi dan stamina terlebih dahulu. Jika seorang aub kadipaten lain berbicara kepadamu, apakah Kau yakin dengan kemampuanmu dalam menanganinya sendiri dengan tepat? Dan apakah Kau bisa berusaha agar tidak pingsan terlepas dari afinitasmu yang terbukti untuk jatuh pingsan secara spontan?”

Ferdinand berhenti untuk menatapku, menunggu jawaban. Aku menarik napas dalam-dalam; Aku tidak yakin bahwa aku bisa melakukan salah satu dari semua itu. Baru beberapa hari yang lalu, caraku berbicara sudah cukup untuk membuat Justus membuai kepalanya dengan kesakitan.

“Apakah skill bersosialisasiku benar-benar seburuk itu...?” Aku bertanya.

“Justus mengatakan bahwa kau secara umum kompeten dan dapat bersosialisasi sambil menjaga penampilan yang tepat. Namun, ada kalanya Kau mengatakan hal-hal aneh yang membuat orang merasa terdorong untuk bertanya apa yang mengilhaminya. Fakta bahwa Kau berpikir dan bertindak berdasarkan hal itu yang sama sekali berbeda kemungkinan akan disalahkan untuk itu.”

Aku dengan sedih menundukkan kepala; seperti biasa, pola pikirku tidak begitu umum di sini. Lebih buruk lagi, aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang proses berpikirku yang dianggap aneh oleh semua orang, dan tanpa pemahaman itu, aku tidak bisa berhati-hati dan menghindari membuat kesalahan serupa untuk terus maju.

“Ferdinand, anakku... Lady sedang berusaha sebaik mungkin dengan tubuh kecil malangnya itu. Nilainya sangat tinggi sehingga orang akan ragu bahwa dia benar-benar menghabiskan dua tahun di jureve, dia menyelesaikan Ritual Persembahan, dan bahkan mengambil bagian dalam beberapa sosialisasi. Apa lagi yang bisa Kau minta dari seseorang yang baru saja terbangun dari koma?” Rihyarda bertanya, melangkah maju dengan protektif.

Ferdinand menatapnya dengan ekspresi datar seperti biasanya. “Aku memintanya untuk beristirahat. Rozemyne dengan mudah menyelesaikan semua yang diminta archduke sebelum memasuki Akademi Kerajaan—atau lebih tepatnya, dia melampaui harapan kami jauh lebih dari yang masuk akal. Kami tidak punya rencana baginya untuk bersosialisasi dengan keluarga kerajaan, kami juga tidak mengharapkan dia untuk menjalin banyak koneksi dengan kadipaten besar. Pada tingkat ini, jika dia menghadiri Turnamen Antar Kadipaten besok, kita dapat memperkirakan dia untuk terikat lebih jauh dengan keluarga kerajaan dan aub kadipaten lain. Orang-orang di sekitarnya tidak bisa mengikuti itu lebih lama lagi, dan itulah sebabnya aku memintanya beristirahat, dan menghindari kontak dengan keluarga kerajaan dan aub dari kadipaten berstatus tinggi.

Ferdinand kembali mengalihkan perhatiannya padaku sebelum melanjutkan. “Laporan Justus juga termasuk saran bahwa kamu pingsan karena kelelahan bersosialisasi dan bersiap-siap untuk Turnamen Antar Kadipaten. Karena itu aku memilih untuk membawa beberapa buku untuk Kau baca saat beristirahat, karena pertimbangan kesehatanmu, tetapi apakah Kau masih lebih suka menghadiri turnamen?”

Beberapa buku, katamu? Itu artinya... WOOHOO! Membaca seharian!

Beristirahat di satu panci skala internalku adalah Turnamen Antar Kadipaten, dan istirahat di sisi lain adalah membaca seharian di kamar. Mempertimbangkan bahwa aku bahkan dilarang memasuki perpustakaan karena sosialisasi dan turnamen, hanya ada satu jawaban yang bisa aku berikan.

“Aku masih dalam kondisi kesehatan yang buruk, jadi aku percaya dari lubuk hatiku bahwa akan lebih baik bagiku untuk beristirahat di asrama bersama Rihyarda. Namun, apa yang akan pengikutku lakukan? Kami memperkirakan akan kekurangan personil, dan aku ingin mereka semua berpartisipasi dalam Turnamen Antar Kadipaten.”

Istirahatku berarti bahwa beberapa pengikutku perlu tinggal di asrama, dan itu tentu saja tidak ideal ketika kami kekurangan tenaga dan sumber daya.

“Aku akan tetap di asrama sebagai pengawasmu, jadi Kau tidak perlu pengikut. Kamu seharusnya bisa bertahan hari ini hanya dengan Rihyarda.”

Tunggu apa? Ferdinand mengawasiku? Tidak, terima kasih.

Itu adalah cara yang pasti untuk mengubah hari membacaku menjadi hari kuliah tanpa henti. Aku sekeras mungkin memikirkan cara untuk menyingkirkannya.

“Ferdinand, bukankah seharusnya kamu menghadiri Turnamen Antar Kadipaten? Tolong, jangan merasa harus tinggal di sini bersamaku.”

“Rencananya adalah aku menghadiri turnamen sebagai walimu dan mendukungmu selama negosiasi apa pun dengan kadipaten berstatus tinggi, tetapi tampaknya segalanya menjadi terlalu merepotkan untuk itu,” katanya dengan tatapan tajam, tetapi aku hanya sedikit membalasnya dengan tatapan bertanya-tanya. Apa yang begitu merepotkan tentang situasi kami?

“Justus telah memberitahuku tentang kenyataan yang membuat kepalaku pusing bahwa legenda aneh dari masa laluku beredar di Akademi,” lanjut Ferdinand, menjawab pertanyaanku bahkan sebelum aku sempat menanyakannya. “Itu telah mencapai titik di mana dia percaya penampilan biasaku di turnamen dapat menyebabkan insiden yang cukup besar, dimana itu sama sekali tidak masuk akal. Apa yang sebenarnya kamu lakukan?”

Aah. Legenda Ferdinand.

“Tolong jangan coba-coba menyalahkanku untuk setiap masalah kecil,” jawabku. “Profesor Hirschur secara terbuka menyebutku sebagai muridmu, dan semua orang mulai membicarakan masa-masa siswamu di Akademi Kerajaan. Aku tidak akan menyangkal bahwa legendanya sedikit bercampur, dengan eksploitasi orang lain sekarang dikaitkan dengan Kau dan semacamnya, tetapi aku sama sekali tidak terlibat.”

"Aku diberitahu bahwa Kau menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan cerita tentang Lord Ferdinand, karena Kau mengharapkan dia menjadi topik pembicaraan yang mudah di jamuan teh, Lady."

"Justus! Sst!” Dengan panik aku coba membungkamnya, tapi sudah terlambat— Ferdinand sudah menatap tajam ke arahku.

__________



Saat itu adalah hari Turnamen Antar Kadipaten—dan yang lebih penting, hari pertama aku membaca setelah sekian lama. Semua orang selesai sarapan lebih awal dan kemudian bergegas untuk melanjutkan persiapan.

Aroma manis telah memenuhi asrama selama beberapa hari sekarang saat orang-orang di dapur menyiapkan banyak sekali irisan kue pon. Aroma surga yang sama juga tercium dari sejumlah kotak berisi kue pon; kami baru-baru ini menerima aliran paket yang konsisten dari Ehrenfest yang berisi perbekalan untuk Turnamen Antar Kadipaten. Pelayan magang memeriksanya, memberi instruksi yang diperlukan, dan kemudian meminta para pelayan membawanya ke tempat tujuan masing-maing kue.

Wilfried saat ini sedang berada di luar stadion tempat turnamen itu akan diadakan, juga memberikan instruksi.

Para cendekiawan magang dengan rajin menuliskan poin-poin penting yang diberikan Ferdinand dan Justus kepada mereka tentang presentasi penelitian. Yang paling penting dari semuanya, tampaknya, adalah menyembunyikan fakta kehadiran Ferdinand di sini: "Profesor Hirschur akan meninggalkan presentasinya dan bergegas ke asrama untuk mendiskusikan penelitian jika dia mengetahui keberadaanku, jadi jangan membicarakan keberadaanku kepada siapa pun."

Para ksatria magang telah keluar dari asrama melalui pintu samping dan sekarang menerima semacam ceramah dari Eckhart tentang titik lemah dari berbagai feybeast dan bagaimana cara menyerang mereka. Tampaknya sekarang para siswa lebih mudah untuk dihadapi karena mereka telah mengatasi ketidaktahuan mereka dan menyadari kurangnya keterampilan koordinasi mereka. Eckhart cukup senang dengan itu, karena dia bertanggung jawab untuk melatih rekrutan baru di Ordo Ksatria. Murid-murid ini dengan rendah hati mendengarkan ajarannya; mereka tampaknya tahun depan akan jauh lebih terampil begitu Bonifatius melatih mereka di musim semi.

“Aub Ehrenfest telah tiba!” datang pengumuman.

Yang pertama adalah pasangan archduke, kemudian wali siswa yang lulus tiba di asrama yang sibuk. Mereka semua mengenakan pakaian mewah untuk bersosialisasi dan melewati asrama dalam perjalanan ke stadion. Mereka semua sebelumnya telah lulus dari Akademi Kerajaan sehingga mereka tidak membutuhkan bimbingan apapun.

“Akhirnya bangun, Rozemyne?” tanya Sylvester. “Kamu harus menghabiskan hari istirahat di asrama. Kau masih terlihat sedikit pucat.”

“Aku sangat berterima kasih atas perhatianmu,” aku menjawab. Aku pribadi berpikir bahwa aku terlihat lebih sehat dari sebelumnya—kebahagiaan semata-mata karena sekarang memiliki satu hari penuh untuk membaca telah menghasilkan keajaiban—akan tetapi jika Aub Ehrenfest mengatakan Kau tampak pucat, maka Kau tampak pucat, tidak ada pertanyaan yang diajukan. Aku akan beristirahat di kamarku.

“Ferdinand, jaga Rozemyne. Jangan biarkan dia meninggalkan asrama.”

"Sesuai kehendak anda."

Asrama agak tenang setelah semua pengunjung lewat, kemudian para ksatria magang kembali. Sepertinya sekarang mereka harus mulai standby di stadion.

"Lady Rozemyne, bisakah kami meminta berkah?"

“Jika Kau berkenan untuk berlutut maka tentu saja; Aku akan memberi kalian semua berkah Angriff.”

Para ksatria magang berlutut dan menundukkan kepala mereka, dengan Angelica tahun keenam di depan. Seperti biasa, aku menyulap schtappe di tangan kananku, mengangkatnya ke atas, dan mulai mengisinya dengan mana.

“Wahai Dewa Perang Angriff, dari dua belas agung Dewa Api Leidenschaft, aku berdoa agar kalian memberi mereka perlindungan suci kalian.” Cahaya biru melesat dari schtappe-ku dan menghujani para murid. “Aku minta kalian semua menggunakan apa yang telah kalian pelajari dengan kemampuan terbaik kalian—awasi lingkungan kalian dan saling bekerjasama. Semoga Ehrenfest dapat mengamankan hasil terbaik.”

"Dimengerti!"

Setelah semua orang pergi, aku menghabiskan waktuku dengan santai membaca buku-buku yang Ferdinand berikan kepadaku di ruang rehat. Selain cendekiawan magang dan Justus yang mampir untuk meminta instruksi Ferdinand, hari itu hari yang damai. Ferdinand sedang membaca laporan dari Justus, tentu saja, serta berbagai dokumen yang telah diatur oleh Wilfried, cendekiawan magang Charlotte, dan cendekiawan magangku. Dokumen-dokumen itu tampaknya adalah "pekerjaan rumah" yang diberikan Ferdinand melalui Justus sebagai bagian dari pelatihan cendekiawan mereka.

Bel ketiga berbunyi dan aroma lezat mulai tercium dari dapur. Tidak lama kemudian para cendekiawan dan pelayan kembali terhuyung-huyung untuk makan siang.

"Lady Rozemyne," kata salah satu dari mereka, "turnamen tahun ini ternyata sesuatu yang luar biasa."

“Aku belum pernah melihat Ehrenfest menerima begitu banyak pengunjung sebelumnya,” jawab yang lain.

Para siswa yang kembali dengan bersemangat memberi tahuku tentang Turnamen Antar Kadipaten. Ternyata, bahkan para peneliti dari Kedaulatan mendekati kami dengan mata berbinar untuk membahas penelitian tentang Schwartz dan Weiss. Hirschur dengan senang hati menjelaskan apa yang telah dia pelajari, dan mereka terlibat dalam diskusi yang hidup tentang solusi untuk celah yang tersisa dalam lingkaran sihir.

Tampaknya variasi shumil dari highbeast yang bisa dikendarai juga telah dipamerkan, dan gagasan untuk tidak harus berganti pakaian berkuda telah menarik perhatian banyak wanita.

“Meskipun anda tidak ada di sana, rasanya nama anda dikenal semua orang, Lady Rozemyne.”

"Komandan ksatria Dunkelfelger juga datang, bertanya tentang kandidat archduke yang dianggap sebagai murid Lord Ferdinand."

Aku bukan satu-satunya yang meringis mendengar berita itu—Ferdinand juga. Kerutannya seperti menunjukkan bahwa dia tahu persis siapa komandan ksatria ini. Mungkin mereka pernah menghadiri Akademi bersama-sama dan inilah orang yang telah dihajar Ferdinand hingga babak belur menggunakan strategi liciknya.

“Sepertinya aku bijaksana untuk tidak hadir,” kata Ferdinand.

“Karena kami belum membicarakan kesembuhan anda, Lady Rozemyne, Kandidat Archduke Klassenberg dan Dunkelfelger datang bersama wali mereka dan menawari kita hadiah untuk membantu penyakit anda. Aub Ehrenfest cukup tegang saat dia menghadapi mereka.” Woo! Semangat, Sylvester, semangat!

Saat kami bicara, semua ksatria magang kembali serempak; sepertinya pertempuran mereka telah berakhir. Suasananya muram, tidak bersemangat, dan semua orang selain Angelica menatapku dengan ekspresi bertentangan. Apakah berkahnya tidak cukup untuk membantu mereka?

“Cornelius, bagaimana permainan ditter berjalan?” Aku bertanya.

“Masih tidak sebagus yang diharapkan untuk peringkat kita, tetapi dibandingkan dengan latih tanding sebelumnya, kami membunuh feybeast dengan sangat cepat.”

“Kalian semua tampak agak serius untuk pencapaian seperti itu.”

Cornelius melirik murid-murid lain dan kemudian meringis. “Kami harus melawan seekor grun, dan mengingat bahwa kamu menggunakan salah satunya sebagai highbeast-mu, itu sedikit...”

“Aku sebenarnya tidak tahu apa itu grun. Seperti apa feybeast mereka?”

"Mereka berbau busuk dan benar-benar ganas."

"Tunggu. Bau...?” Aku terpukul dengan gelombang penyesalan yang tiba-tiba, tetapi Ferdinand menyela sebelum aku kembali bisa berbicara.

“Magang, simpan diskusi lancang untuk nanti. Selesaikan makan siang kemudian bantu para pelayan. Aku diberitahu bahwa ada banyak sekali tamu sehingga mereka bahkan tidak memiliki tenaga untuk mengusir orang dengan benar.”

Ksatria magang tersentak perhatian; mereka melahap makan siang mereka dan kemudian bergegas kembali ke luar lagi. Setelah ruang makan sedikit tenang, Ferdinand dan aku mulai makan siang sendiri, dengan Rihyarda melayani kami.

"Aku merasa ini tidak adil untukmu," gumam Ferdinand saat kami makan.

"Apa maksudmu?"

“Melarangmu menghadiri Turnamen Antar Kadipaten. Melewatkan turnamen berarti Kau juga akan melewatkan upacara penghargaan.”

Menurut Ferdinand, bagian kompetisi dari Turnamen Antar Kadipaten berakhir sekitar bel kelima, di mana mereka akan mengumumkan siswa teladan setiap tahun.

“Hirschur mengatakan dalam sebuah surat bahwa kamu kemungkinan besar akan menjadi yang terbaik. Dalam situasi normal, Kau akan menerima pujian langsung dari raja dan bergemilang pujian semua orang; namun, karena siatusi kita, Kau telah ditolak.”

"Sejatinya, aku senang aku melewatkannya... Aku tidak bisa berbicara dengan raja seperti sekarang ini."

Aku praktis akan mati berbicara kepada raja setelah dinobatkan sebagai yang terbaik di tempat di mana semua pasangan archduke dan keluarga kerajaan hadir. Memikirkan segala macam cara dimana aku bisa mengacaukannya saja sudah menakutkan.

“Aku harap Kau dapat menghadiri Turnamen Antar Kadipaten tahun depan, akan tetapi memikirkan cara untuk mendidikmu adalah perjuangan yang cukup berat. Pola pikir dan budayamu berbeda secara fundamental dari kita, dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku sudah mencoba, dan hasilnya seperti yang Kau lihat.”

“Lady dibesarkan di gereja, jadi wajar saja jika dia berpikir berbeda dari kebanyakan bangsawan. Dia hanya perlu membiasakan diri. Waktu menyembuhkan semua luka,” kata Rihyarda sambil tersenyum tenang. “Dia hidup sebagai putri archduke selama satu setengah tahun sejak dibaptis, dan kemudian dia tidur selama dua tahun sebelum memasuki Akademi Kerajaan. Jika Kau mengurangi waktu yang dia habiskan di gereja, dia hanya hidup sebagai bangsawan selama sekitar setengah tahun. Semuanya pasti akan segera membaik.” Ferdinand memiliki ingatan yang cukup akurat; dia mulai menghitung jumlah hari yang sebenarnya aku habiskan di kastil sebagai bangsawan. “Hm... Sudah lebih dari setengah tahun, tapi dia jelas-jelas hanya menghabiskan sedikit waktu di kastil. Itu tidak terasa singkat bagiku, karena aku juga mendidiknya di gereja, tapi...”

“Kau satu-satunya bangsawan di gereja, Nak—pendeta biru secara teknis tidak masuk hitungan. Lady tidak akan pernah belajar bagaimana berpikir seperti bangsawan saat dia di sana. Kastil, di sisi lain, dipenuhi dengan bangsawan.”

"Aku mengerti," kata Ferdinand sambil mengangguk.

“Kau selalu menginginkan hasil langsung, akan tetapi membesarkan manusia membutuhkan waktu. Tidak usah buru-buru."

Rihyarda benar—membesarkan manusia membutuhkan waktu, dan gereja sama sekali tidak seperti kastil. Di sana, aku tidak perlu tegang setiap saat, karena tidak ada bangsawan di sekitarku. Maka, aku dapat menebak bahwa rencana pendidikan apa pun yang diciptakan kembali dari Ferdinand akan membuatku menghabiskan lebih sedikit waktu di gereja.

Itu menyebalkan...

Aku tahu Rihyarda benar, dan bahwa aku perlu memilah keterampilan bersosialisasiku... akan tetapi jika solusinya melibatkan perampasan satu tempat dimana aku bisa merasa damai, maka aku tidak merasakan apa-apa selain sengsara.

Post a Comment